scholarly journals ALGORITMA C4.5 UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS

2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Amrin Amrin ◽  
Irawan Satriadi ◽  
Oki Rosanto

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular dan mematikan di dunia, bahkan World Health Organization (WHO) mencanangkan sebagai  penyakit kedaruratan dunia (global emergency). Banyak gejala  yang bisa terjadi pada  seseorang yang terjangkit tuberkulosis, dan  untuk menganalisa gejala tersebut bukan hal yang mudah, perlu dilakukan  tes dahak  pada penderita.  Selain itu,  dibutuhkan  juga  sebuah  metode  yang dapat  mempermudah  saat melakukan  analisa dan  menggali informasi pasien dari data rekam medik  yang tersedia. Pada penelitian ini, penulis akan menerapkan metode klasifikasi data mining, yaitu Algoritma C4.5 untuk mendiagnosa penyakit tuberculosis. Berdasarkan hasil pengukuran performa dari model tersebut dengan  menggunakan  metode pengujian Cross Validation, Confusion Matrix dan Kurva ROC, diketahui bahwa algoritma C4.5 memiliki tingkat akurasi sebesar 84,56% dan nilai area under the curva (AUC) sebesar 0,938. Hal ini menunjukkan bahwa model yang dihasilkan termasuk kategori klasifikasi  sangat baik karena memiliki nilai AUC antara 0.90-1.00.

2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 43-49
Author(s):  
Yudi Ramdhani ◽  
Sari Susanti ◽  
Miftah Farid Adiwisastra ◽  
Salman Topiq

Abstrak Kardiotokografi adalah metode investigasi yang paling disukai, dalam pemerhati penggunaan kesejahteraan janin yang praktis. Informasi yang diperoleh dari kardiotokografi, digunakan untuk mengidentifikasi awal keadaan patologis (gangguan pada janin, perkembangan penyakit pada janin atau hipoksia dan lain-lain). Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. Teknologi data mining merupakan salah satu alat bantu untuk mengoptimalkan data pada basis data yang berukuran besar, Data mining medis memiliki potensi besar untuk dipelajari pola-pola yang tersembunyi dalam kumpulan data utama medis. Dataset Kardiotokografi memiliki fitur/atribut sebanyak 36 dan diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu : kelas Normal, kelas Suspect, dan kelas Pathologic dengan record sebanyak 2126. Metode Neural network dapat mengklasifikasi kardiotokografi dengan baik dibuktikan dengan nilai akurasi yang tinggi yaitu sebesar 99,15%, serta dapat membantu user untuk mengambil keputusan selanjutnya pada Karditokografi tersebut. Kata kunci: Kardiotokografi, Data Mining, Neural network Absract Kardiotokografi is the most preferred method of investigation, in the use of fetal well being observers. Information obtained from kardiotokografi, used to identify the initial state of the pathological (disorders of the fetus, the development of fetal disease or hypoxia and others). World Health Organization estimates approximately 15% of all pregnant women will develop into complications related to her pregnancy and can lead to the death of the mother and the fetus. The technology of data mining is one of the tools for optimizing the data in the data base of large-sized medical. Data mining, has great potential to learn the patterns that are hidden in the main medical data sets. Kardiotokografi DataSet features/attributes as much as 36 and are classified into three classes as follows: Normal class, class Suspect and Pathologic class with the record as much as 2126. Neural network method of classifying kardiotokografi can properly evidenced by high accuracy value of 99,15%, and can help the user to take decisions on the Karditokografi. Keywords: Kardiotokografi, Data Mining, Neural network


2018 ◽  
Author(s):  
Tesfit Brhane Netsereab ◽  
Meron Mehari Kifle ◽  
Robel Berhane Tesfagiorgis ◽  
Sara Ghebremichael Habteab ◽  
Yosan Kahsay Weldeabzgi ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 79 (07) ◽  
pp. 526-527

Coenen M et al. [Recommendation for the collection and analysis of data on participation and disability from the perspective of the World Health Organization]. Bundesgesundheitsblatt Gesundheitsforschung Gesundheitsschutz 2016; 59: 1060–1067 Um eine gleichberechtigte Teilhabe an der Gesellschaft von Menschen mit Behinderung zu ermöglichen, werden zunächst Daten zu vorhandenen Einschränkungen gebraucht. Erst wenn diese detailliert erhoben wurden, können Konzepte zur Beseitigung von Problemen entwickelt werden. Ein standardisiertes Erhebungsinstrument für alle Aspekte der Funktionsfähigkeit fehlte jedoch bisher.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document