scholarly journals Perubahan Muara Bodri Periode 1972-2017 Diinterpretasi pada Citra Landsat, dan Pengaruhnya Terhadap Pantai Kendal

2020 ◽  
Vol 21 (4) ◽  
pp. 165
Author(s):  
Sidarto Sidarto ◽  
Indra Sanjaya ◽  
Jamal Jamal

Dataran Kendal mempunyai peran sangat penting dalam transportasi di pantai utara Jawa Tengah, sehingga infrastruktur dan populasi daerah ini berkembang dengan cepat. Lima sungai utama mengalir di Dataran Kendal, yaitu Sungai Bodri, Sungai Cangkring, Sungai Blukar, Sungai Damar, dan Sungai Koto. Sungai Bodri mempunyai daerah aliran sungai (DAS) paling luas, dengan perkembangan sangat dinamis. Data penginderan jauh sangat efektif digunakan untuk monitoring permukaan bumi, baik lokal maupun regional. Untuk mengetahui perubahan Delta Bodri digunakan Citra Landsat, yang meliputi citra landsat Multispectral Scanner (MSS) tahun 1972, citra landsat Thematic Mapper (TM) tahun 1992, citra Landsat Enhance Thematic Mapper+ (ETM+)  tahun 2001, dan citra Landsat Data Continuity Mission  (LDCM) tahun  2017. Citra MSS dan TM dilakukan koreksi geometri, sedangkan citra lainnya sudah mempunyai titik kontrol secara otomatis. Pantai dan sungai diinterpretasi pada setiap citra di layar komputer, hasilnya ditumpang-tindihkan dan perbedaannya dianalisis secara ilmiah. Pada citra Landsat MSS, tampak Muara Bodri bercabang dua, yaitu Sungai Badri dan Sungai Kenceng, yang masing-masing membentuk delta cuspate. Penampakan citra Landsat TM menunjukkan Sungai Bodri sudah bermeander, dan  muara sungai agak menjorok ke laut. Sementara itu, muara Sungai Bodri pada citra Landsat ETM+ menjorok ke baratlaut dan membentuk delta kerucut, sedangkan pada citra LDCM sungai ini berbelok ke utara, dan muara sungai menghadap relatif ke utara. Muara Sungai Badri warnanya makin pekat, yang ditunjukkan oleh warna putih pekat, mengidentifikasikan suplai material sungai bertambah. Sebaran pengendapan suspended material makin meluas, menunjukkan energi di laut makin besar. Perubahan Muara Bodri dipengaruhi oleh kondisi DAS Badri Hulu (batuannya mudah tererosi, dipicu oleh tutupan lahan terbuka dan curah hujan tinggi); dan energi laut berupa gelombang barat, yang dipengaruhi oleh  pemanasan global.Katakunci: Muara Bodri, citra landsat, periode 1972-2017,perkembangan Pantai Kendal.

1992 ◽  
Vol 61 (3) ◽  
pp. 527-535 ◽  
Author(s):  
Yoichi TORIGOE ◽  
Tetsuro AMANO ◽  
Kei OGAWA ◽  
Michikazu FUKUHARA

1992 ◽  
Vol 49 (S1) ◽  
pp. 33-39 ◽  
Author(s):  
J. Roger Pitblado

Multivariate statistical procedures are used to establish empirical associations between acidity, visual lake water colour, dissolved organic carbon (DOC) concentrations, and Landsat-5 Thematic Mapper (TM) radiance data. Acidic lakes in an area northeast of Sudbury (Canada) are characterized by their clear, blue colours and very low DOC. With a subjective, three-class water colour grouping, 92% of the study lakes were correctly classified using TM data. Further, it is shown that DOC, the major component of water colour in this area, can be predicted within 1 mg/L of observed concentrations using TM data (multiple r = 0.93, P < 0.01). By deriving interrelationships between pH levels, water colour, and DOC, Landsat data provide a means to discriminate and map the acidic and nonacidic lakes of the study area. Examination of the reflectance characteristics of a single acidic lake (Bowland Lake) that has undergone neutralization suggests that Landsat data may be used to detect optical changes over time. However, the capability for monitoring the temporal dimension of lake acidification using satellite data has yet to be established.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document