scholarly journals Trial for a trial: Is there hope? – Optic neuritis treatment trial protocol in patients with traumatic optic neuropathy

2020 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 258
Author(s):  
Smita Narayan ◽  
JainyJoseph Emmatty ◽  
RajiniK Cherayath
2019 ◽  
pp. 3-8
Author(s):  
Matthew J. Thurtell ◽  
Robert L. Tomsak

Optic neuritis is the most frequent cause of acute-onset optic neuropathy in young adults and is often encountered in clinical practice. In this chapter, we begin by reviewing the cardinal signs of optic neuropathy. We review the clinical characteristics and workup of optic neuritis. We review factors that increase the risk for developing multiple sclerosis. We discuss atypical clinical and imaging findings that should prompt further evaluation for other causes of optic neuritis, such as neuromyelitis optica. Lastly, we discuss the management options for optic neuritis, with reference to the findings from the Optic Neuritis Treatment Trial, and the prognosis for visual recovery.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 73-79
Author(s):  
Okta Della Susmitha ◽  
Muhammad Yusran

Pendahulan: Neuritis Optik (ON) didefinisikan sebagai inflamasi pada saraf optik, yang sebagian besar idiopatik. Namun dapat dikaitkan dengan penyebab lain seperti lesi demielinasi, gangguan autoimun, infeksi dan inflamasi. Dari semua ini, multiple sclerosis (MS) adalah penyebab paling umum dari demielinasi ON. Tujuan: Untuk mengetahui diagnosis dan tatalaksana neuritis optik demielinasi. Metode: Artikel ini dibuat dengan metode literature review, melibatkan 29 pustaka baik buku dan jurnal nasional atau internasional. Hasil: ON terjadi karena proses inflamasi yang mengarah pada aktivasi sel-T yang dapat melewati sawar darah otak dan menyebabkan reaksi hipersensitivitas terhadap struktur saraf. Mekanisme pastinya belum diketahui. Diagnosis klinis ON terdiri dari tiga gejala klasik yaitu kehilangan penglihatan, nyeri periokular dan dischromatopsia. Hal ini membutuhkan pemeriksaan oftalmik, neurologis dan sistemik yang cermat untuk membedakan antara ON spesifik dan tidak. Diagnosis banding diperlukan untuk membuat rencana tatalaksana yang tepat. Pembahasan: Menurut Optic Neuritis Treatment Trial (ONTT), pengobatan pertama adalah metilprednisolon intravena dengan pemulihan yang lebih cepat dan lebih sedikit kemungkinan kasus relaps dan konversi ke MS. Namun prednisolon oral saja dikontraindikasikan karena peningkatan risiko relaps. Controlled High-Risk Subjects Avonex® Multiple Sclerosis Prevention Study (CHAMPS) dan Early Treatment of MS study (ETOMS) dan telah melaporkan bahwa pengobatan dengan interferon β-1a, dengan hasil pengurangan risiko karakteristik MS dari MRI. Sensitivitas kontras, penglihatan warna dan bidang visual adalah parameter yang sebagian besar tetap terganggu bahkan setelah pemulihan ketajaman visual yang baik. Simpulan: Tatalaksana pada neuritis optik demielinasi dominan diberikan steroid dan interferon β-1a.   Kata kunci: demielinasi, multipel skeloris, neuritis optik, tatalaksana  


2017 ◽  
Vol 256 (1) ◽  
pp. 209-218 ◽  
Author(s):  
Mohsen Bahmani Kashkouli ◽  
Sahar Yousefi ◽  
Marzieh Nojomi ◽  
Mostafa Soltan Sanjari ◽  
Farzad Pakdel ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document