Author(s):  
Seyed Yaghoub Hosseini ◽  
Khodakaram Salimifard ◽  
Shahrbanoo Yadollahi

Electronic readiness is an important issue in developing organizational e-learning. It focuses on organizational capabilities and capacities to use electronic resources in the learning process. Organizational culture is an important factor in successful e-learning readiness. This research is aimed to evaluate the impacts of organizational culture on e-learning readiness. A sample of 68 questionnaires consisting of both culture and readiness questions was analyzed. To test the research hypothesis, a Beta coefficient test was used. Research results indicate a significant positive impact of clan and adhocracy cultures on e-learning readiness. It also found that market culture has a negative impact on e-learning readiness, while findings cannot justify a relationship between hierarchy culture and e-learning readiness.


Author(s):  
Seyed Yaghoub Hosseini ◽  
Khodakaram Salimifard ◽  
Shahrbanoo Yadollahi

Electronic readiness is an important issue in developing organizational e-learning. It focuses on organizational capabilities and capacities to use electronic resources in the learning process. Organizational culture is an important factor in successful e-learning readiness. This research is aimed to evaluate the impacts of organizational culture on e-learning readiness. A sample of 68 questionnaires consisting of both culture and readiness questions was analyzed. To test the research hypothesis, a Beta coefficient test was used. Research results indicate a significant positive impact of clan and adhocracy cultures on e-learning readiness. It also found that market culture has a negative impact on e-learning readiness, while findings cannot justify a relationship between hierarchy culture and e-learning readiness.


Author(s):  
Seyed Yaghoub Hosseini ◽  
Khodakaram Salimifard ◽  
Shahrbanoo Yadollahi

Electronic readiness is an important issue in developing organizational e-learning. It focuses on organizational capabilities and capacities to use electronic resources in the learning process. Organizational culture is an important factor in successful e-learning readiness. This research is aimed to evaluate the impacts of organizational culture on e-learning readiness. A sample of 68 questionnaires consisting of both culture and readiness questions was analyzed. To test the research hypothesis, a Beta coefficient test was used. Research results indicate a significant positive impact of clan and adhocracy cultures on e-learning readiness. It also found that market culture has a negative impact on e-learning readiness, while findings cannot justify a relationship between hierarchy culture and e-learning readiness.


Author(s):  
Seyed Yaghoub Hosseini ◽  
Khodakaram Salimifard ◽  
Shahrbanoo Yadollahi

An organization’s success in implementing e-learning depends on the supports provided by the organizational culture. This paper is aimed to evaluate the impacts of organizational culture on e-learning readiness. To test the research hypothesis, Beta coefficient test was used. Research results indicated a significant positive impact of Clan and Adhocracy cultures on e-learning readiness. It was found that Market culture has a negative impact on e-learning readiness. Research findings cannot justify a relationship between Hierarchy culture and e-learning readiness.


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 29-35
Author(s):  
Novita Mariana ◽  
Agus Prasetyo Utomo ◽  
Rara Sri Artati Rejeki

Penelitian ini hanya sampai pada hasil rancangan instrument (kuesioner) untuk mengukur kesiapan (readiness) mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas Stikubank Semarang. Dasar dari perancanngan kuesioner adalah adanya  hal-hal penting dalam untuk mendapatkan informasi penting tentang kesiapan mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas. Untuk menghasilkan instrumen pengukur kesiapan e-learning yang sesuai harus dipahami terlebih dahulu konsep e-learning, kesiapan e-learning, dan penilaian kesiapan e-learning (e-learning readiness assessment). Konsep elearning yang diterapkan saat ini di Universitas Sikubank yaitu proses penyampaian materi kuliah yang meliputi penempatan materi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa melalui Internet, yang difasilitasi oleh suatu learning management system (LMS) yang berbasis Web. Berangkat dari konsep e-learning yang diterapkan, maka dibuat studi eksploratori untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesiapan e-learning mahasiswa. Agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai suatu masalah dan faktor-factor utama penentunya, dapat dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat eksploratori, tidak terstruktur, dan berdasar pada sampel yang kecil. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mendayagunakan teknik seperti focus group (wawancara berkelompok), word association (bertanya pada responden untuk mengindikasikan respon pertama mereka pada kata-kata stimulus yang disampaikan), dan depth interview (wawancara satu-satu untuk mengetahui pikiran responden secara detil). Hasil dari suatu studi yang bersifat eksploratori sebaiknya diikuti oleh penelitian eksploratori lain atau oleh penelitian yang bersifat konklusif. Dalam studi eksploratori yang dilakukan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Wawancara (interview).Tujuan utamanya adalah mendapatkan pengertian mendalam akan hal yang menjadi minat peneliti dengan mendengarkan sekelompok orang yang relevan dengan minat tersebut. Langkah untuk menjalankan wawancara adalah menentukan sasaran atau pertanyaan yang harus dijawab. Dalam hal ini, sasaran wawancara adalah harus dapat mengidentifikasi pandangan mahasiswa mengenai e-learning, kondisi kesiapan e-learning, dan beberapa instrument pengukur kesiapannya. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Pada mahasiswa, faktor yang dianggap mempengaruhi kesiapan mahasiswa adalah kemampuan komputer mahasiswa, fasilitas yang disediakan universitas, dan kekuatan motivasi mahasiswa menggunakan Learning Managemen System.  


Author(s):  
Acwin Hendra Saputra

E-learning readiness adalah aspek penting yang menentukan kesuksesan suatu organisasi untuk menerapkan e-learning. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat e-learning readiness Politeknik Keuangan Negara STAN dalam menerapkan e-learning. Data diperoleh dari sampel yang terdiri dari 48 dosen, 201 mahasiswa, dan 63 orang staf akademis kemudian dianalisis dan dimasukkan dalam kategori “siap” atau “tidak” sesuai dengan standar penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dan dosen PKN STAN secara umum telah siap untuk menerapkan e-learning, sedangkan lembaga masuk dalam kategori perlu ditingkatkan. Sumber daya yang dianggap masih perlu ditingkatkan dan membutuhkan beberapa perbaikan meliputi sumber daya manusia, dukungan teknis, dan infrastruktur teknis.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document