scholarly journals PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSA KEKURANGAN VITAMIN PADA MANUSIA (APOTIK SARI WARAS)

Author(s):  
Ade Indriani ◽  
Budi Sutomo ◽  
Muhammad Adie Syaputra
Keyword(s):  

Metode forward chaining dipilih karena metode ini menentukan vitamin apa yang dibutuhkan oleh tubuh oleh tubuh yang berpengaruh pada daya tahan tubuh, kemudian dilanjutkan dengan proses pertanyaan (fakta-fakta) dengan gejala-gejala yang akan menyeleksi solusi terbaik dari sejumlah solusi, dalam hal ini solusi yang dimaksud adalah vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh berdasarkan faktor yang ditentukan. Jenis kekurangan vitamin yang terdapat dalam sistem pakar ini terdiri dari vitamin A,B (B1,B2,B3,B5,B6,B12),C,D,E dan K. Adapun masalah yang dapat dirumuskan yang nantinya akan mencocokan fakta-fakta, sehingga dapat merancang sebuah sistem pakar dengan menggunakan metode forward chaining untuk menentukan kepakaran proses kekurangan vitamin serta bagaimana penerapan metode forward chaining untuk membantu dalam pengambilan kepakaran proses dalam kekurangan vitamin dalam tubuh. Dengan adanya sistem pakar berbasis website ini, bisa mempermudah orang mendapatkan pelayanan informasi diagnosa kekurangan vitamin pada tubuh untuk pencegahan awal sebelum orang datang ke dokter spesialis, karena konsultasi menggunakan sistem pakar dapat dilakukan kapan dan dimana saja,serta lebih efisien waktu.

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 268-279
Author(s):  
Mega Laely ◽  
I Gede Pasek Suta Wijaya ◽  
Arik Aranta

Tanaman cabai (Capsicum Annum) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang buahnya mempunyai nilai gizi cukup tinggi terutama kandungan vitamin A dan C. Secara nasional produktivitas dan luas panen cabai menjadi yang tertinggi dibandingkan komoditi hortikultura lainnya. Salah satu masalah pada tanaman cabai adalah serangan penyakit cabai yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pakar yang dapat mendiagnosis penyakit tanaman cabai berdasarkan pengetahuan 3 pakar dengan menggunakan 7 data penyakit cabai dan 32 data gejala. Metode yang digunakan untuk memperoleh hasil diagnois yaitu, Forward Chaining dan Dempster Shafer. Penelitian ini menggunakan 4 teknik pengujian yaitu pengujian black box dengan hasil yang secara fungsionalitas sudah berjalan sesuai perancangan, pengujian dengan perhitungan teoritis pada 1 contoh kasus menghasilkan hasil perhitungan yang tepat dengan hasil perhitungan sistem, pengujian Akurasii sistem pada 30 contoh kasus menghasilkan Akurasii sistem berdasarkan rata-rata nilai belief 3 pakar sebesar 90% dan Akurasii sistem berdasarkan nilai belief masing-masing pakar sebesar 95,56%, pengujian Mean Opinion Score (MOS) menghasilkan nilai MOS sebesar 4,35 untuk mahasiswa Teknik Informatika, nilai MOS sebesar 4 untuk Pertanian, nilai MOS sebesar 4,68 untuk Penyuluh Pertanian, nilai MOS sebesar 4.54 untuk Petani.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 254-258
Author(s):  
Agung Ramadhanu ◽  
Rizky Gusrianto
Keyword(s):  

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak. Di Indonesia, jumlah kasus penyakit ini meningkat di akhir tahun 2014. Gejala klinis terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium prodromal, eksantem, dan konvalesens. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan antibodi IgM campak dalam darah. Tatalaksana bersifat suportif disertai pemberian vitamin A. Komplikasi yang sering menyebabkan kematian pada anak adalah pneumonia. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin.


Author(s):  
Odell T. Minick ◽  
Hidejiro Yokoo ◽  
Fawzia Batti

Vacuolated cells in the liver of young rats were studied by light and electron microscopy following the administration of vitamin A (200 units per gram of body weight). Their characteristics were compared with similar cells found in untreated animals.In rats given vitamin A, cells with vacuolated cytoplasm were a prominent feature. These cells were found mostly in a perisinusoidal location, although some appeared to be in between liver cells (Fig. 1). Electron microscopy confirmed their location in Disse's space adjacent to the sinusoid and in recesses between liver cells. Some appeared to be bordering the lumen of the sinusoid, but careful observation usually revealed a tenuous endothelial process separating the vacuolated cell from the vascular space. In appropriate sections, fenestrations in the thin endothelial processes were noted (Fig. 2, arrow).


Author(s):  
J.C.S. Kim ◽  
M.G. Jourden ◽  
E.S. Carlisle

Chronic exposure to nitrogen dioxide in rodents has shown that injury reaches a maximum after 24 hours, and a reparative adaptive phase follows (1). Damage occurring in the terminal bronchioles and proximal portions of the alveolar ducts in rats has been extensively studied by both light and electron microscopy (1).The present study was undertaken to compare the response of lung tissue to intermittent exposure to 10 ppm of nitrogen dioxide gas for 4 hours per week, while the hamsters were on a vitamin A deficient diet. Ultrastructural observations made from lung tissues obtained from non-gas exposed, hypovitaminosis A animals and gas exposed animals fed a regular commercially prepared diet have been compared to elucidate the specific effect of vitamin A on nitrogen dioxide gas exposure. The interaction occurring between vitamin A and nitrogen dioxide gas has not previously been investigated.


1973 ◽  
Vol 107 (2) ◽  
pp. 296b-296
Author(s):  
A. M. Kligman

1973 ◽  
Vol 107 (2) ◽  
pp. 277-277 ◽  
Author(s):  
S. H. Gunther

1958 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
pp. 381-386 ◽  
Author(s):  
Sidney M. Fierst ◽  
Saul M. Feldman ◽  
Nathan Solomon ◽  
Abraham Lanosam
Keyword(s):  

1952 ◽  
Vol 20 (4) ◽  
pp. 587-594 ◽  
Author(s):  
Frederick Steigmann ◽  
Hans Popper ◽  
Hattie Dyniewicz ◽  
Irene Maxwell

1950 ◽  
Vol 34 (2) ◽  
pp. 413-424 ◽  
Author(s):  
J.M. Lewis ◽  
Sidney Q. Cohlan
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document