pseudozyma hubeiensis
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

18
(FIVE YEARS 4)

H-INDEX

8
(FIVE YEARS 1)

Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 190
Author(s):  
Sri Hartati ◽  
Suryo Wiyono ◽  
Sri Hendrastuti Hidayat ◽  
Meity Suradji Sinaga

Identifikasi khamir dapat dilakukan secara konvensional maupun molekuler. Identifikasi secara konvensional membutuhkan waktu yang lama dan interpretasi hasilnya seringkali bersifat subyektif. Sementara identifikasi khamir dengan metode molekuler dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan cepat. Khamir yang berperan sebagai agens antagonis harus aman terhadap organisme nontarget agar dapat diaplikasikan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isolat-isolat khamir berpotensi antagonis dengan metode molekuler dan mengetahui kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin sebagai salah satu indikator potensi resiko terhadap mamalia. Identifikasi dan pengujian kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin dilakukan pada 15 isolat khamir berpotensi antagonis terhadap patogen antraknosa cabai (Colletotrichum acutatum). Identifikasi khamir dilakukan secara molekuler dengan PCR menggunakan primer ITS1 dan ITS4. Penyediaan khamir menggunakan mediaYeast Malt Extract Broth (YMB) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Pengujian kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin menggunakan media blood agar base (Oxoid CM55) ditambah darah domba 5%. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa isolat khamir dapat teramplifikasi dengan primer ITS1 dan ITS4 dengan ukuran  fragmen   produk   antara  500-800 pb. Hasil analisis sekuensing didapatkan 6 spesies khamir yaitu Candida tropicalis, Rhodotorula minuta, Aureobasidium pullulans, Pseudozyma hubeiensis, Pseudozyma aphidis, dan Pseudozyma shanxiensis. Uji kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin menunjukkan bahwa seluruh khamir yang diuji tidak menghasilkan toksin hemolisin sehingga diduga isolat-isolat tersebut tidak patogenik terhadap manusia.


2020 ◽  
Vol 48 (3) ◽  
pp. 300-306
Author(s):  
Mutiara Dwi Lestari ◽  
Ketty Suketi ◽  
Winarso Drajad Widodo ◽  
Suryo Wiyono

Pepaya adalah buah klimakterik yang memiliki umur simpan pendek dan potensi gangguan penyakit antraknosa pada saat tahap pascapanen yang disebabkan oleh patogen Colletotrichum gloeosporioides. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji keefektifan beberapa spesies khamir antagonis untuk memperpanjang umur simpan dan mengendalikan penyakit antraknosa pada pascapanen buah pepaya Callina. Penelitian ini dilaksanakan di kebun pepaya Desa Kanaga, Kabupaten Lebak, Banten pada November 2018 sampai Juli 2019 dan Laboratorium Pascapanen AGH, IPB pada bulan Maret sampai dengan Juli 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan perlakuan lima jenis khamir yaitu Cryptococcus albidus Yp, Aureobasidium pullulans Dmg 30 DEP, Rhodotorula minuta Dmg 16 BEP, Candida tropicalis Lm 13 BE, dan Pseudozyma hubeiensis Dmg 18 BEP, dan sebagai pembanding perlakuan fungisida berbahan aktif azoksistrobin serta tanpa perlakuan sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan khamir Candida tropicalis, Aureobasidium pullulans, dan Cryptococcus albidus dapat memperpanjang umur simpan buah pepaya Callina masing-masing 12.6, 12.4, dan 12.2 hari, lebih lama dibandingkan kontrol yang hanya 7 hari, dan efektif mengendalikan penyakit antraknosa dengan tingkat penekanan secara berturut-turut 58.33%, 54.17%, dan 50.00%, selama penyimpanan. Penggunaan khamir antagonis tidak mempengaruhi mutu fisik dan kimia buah pepaya Callina. Kata kunci: buah klimakterik, Colletotrichum gloeosporioides, pascapanen


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 317 ◽  
Author(s):  
Wilasinee Konsue ◽  
Tida Dethoup ◽  
Savitree Limtong

To select antagonistic yeasts for the control of fruit rot caused by Lasiodiplodia theobromae and anthracnose caused by Colletotrichum gloeosporioides in postharvest mango fruit, 307 yeast strains isolated from plant leaves were evaluated for their antagonistic activities against these two fungal pathogens in vitro. Torulaspora indica DMKU-RP31, T. indica DMKU-RP35 and Pseudozyma hubeiensis YE-21 were found to inhibit the growth of L. theobromae whereas only Papiliotrema aspenensis DMKU-SP67 inhibited the growth of C. gloeosporioides. Antagonistic mechanisms of these four antagonistic yeasts in vitro consisted of the production of antifungal volatile organic compounds (VOCs), biofilm formation and siderophore production. T. indica DMKU-RP35 was the most effective strain in controlling fruit rot on postharvest mango fruits. Its action was comparable to that of the fungicide, benomyl, reducing the disease severity by 82.4%, whereas benomyl revealed 87.5% reduction. P. aspenensis DMKU-SP67 reduced anthracnose severity by 94.1%, which was comparable to that of using benomyl (93.9%). The antifungal VOCs produced by these yeast strains also reduced the severity of these diseases on postharvest mango fruits but at lower rates than using yeast cells. Therefore, these antagonistic yeasts have the potential for use as biological control agents for the control of fruit rot and anthracnose diseases.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Sri Hartati ◽  
S Wiyono ◽  
S H Hidayat ◽  
M S Sinaga

Karakterisasi morfologi khamir penting dilakukan sebagai pengenalan awal suatu isolat khamir. Sedangkan, pengamatan terhadap pemanfaatan sumber karbon digunakan untuk mengetahui sumber karbon yang dapat digunakankan oleh khamir untuk perbanyakan dan peningkatan kemampuannya sebagai agens biokontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi morfologi dan mengetahui pemanfaatan sumber karbon oleh khamir antagonis patogen antraknosa pada cabai (Colletotrichum acutatum). Karakterisasi morfologi khamir dilakukan dengan mengamati secara makroskopis koloni enam spesies khamir dalam medium PDA. Karakterisasi morfologi juga dilakukan dengan mengamati mikroskopis sel khamir di bawah mikroskop cahaya photomicrograph multi eyepiece (Zeiss Axiocam). Pengamatan pemanfaatan sumber karbon oleh khamir dilakukan dengan menggunakan BIOLOGTM (MicrologTM System, Release 5.2). Karakteristik morfologi enam spesies khamir antagonis menunjukkan bahwa koloni khamir didominasi warna krem keputihan dengan permukaan kasar, kusam, dan tepi koloni tidak rata. Karakteristik sel secara mikroskopis menunjukkan bentuk sel didominasi oleh bentuk silinder, dengan ukuran bervariasi. Sebagian besar khamir bersifat dimorfik. Pengamatan pemanfaatan sumber karbon oleh khamir antagonis menunjukkan Aureobasidium pullulans, Pseudozyma hubeiensis, Pseudozyma aphidis dan Pseudozyma shanxiensis dapat memanfaatkan 20 sumber karbon yang sama yaitu Tween 80, Arbutin, D-Gluconic Acid, D-Glucuronic Acid, D-Ribose, Salicin, ɤ-AminoButyric Acid, Bromosuccinic Acid, Fumaric Acid, β-Hydroxy Butyric Acid, L-Lactic Acid, LMalic Acid, Succinamic Acid, Succinic Acid, Alaninamide, L-Alanine, L-Aspartic Acid, LGlutamic Acid, Putrecine, dan Quinic Acid. Sedangkan, dua spesies khamir yaitu Rhodotorula minuta dan Candida tropicalis dapat memanfaatkan dua sumber karbon yang sama yaitu D-Trehalose dan D-Galactose plus D-Xylose.


Mycoscience ◽  
2017 ◽  
Vol 58 (1) ◽  
pp. 60-67 ◽  
Author(s):  
Shinobu Isshiki ◽  
Sachiyo Shitasue ◽  
Tamio Mase ◽  
Tetsuya Kondo ◽  
Shouko Kamino ◽  
...  

AMB Express ◽  
2016 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Ayumi Tanimura ◽  
Masako Takashima ◽  
Takashi Sugita ◽  
Rikiya Endoh ◽  
Moriya Ohkuma ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document