Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

308
(FIVE YEARS 136)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 1)

Published By Department Of Agronomy And Horticulture

2337-3652, 2085-2916

2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 105-111
Author(s):  
Rina Hapsari Wening ◽  
Willy Bayuardi Suwarno ◽  
Bambang Sapta Purwoko ◽  
Indrastuti Apri Rumanti ◽  
Amy Estiati

Seleksi secara fenotipik, terutama terhadap cekaman abiotik, seringkali sulit dilakukan. Kegiatan seleksi secara molekuler diperlukan untuk mengidentifikasi hingga taraf molekuler bahwa suatu sifat toleran terbukti secara genotipik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengkonfirmasi sifat toleransi kekeringan galur-galur padi secara molekuler menggunakan marka SSR RM164, RM228, RM248, dan RM328. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi LIPI, Cibinong pada bulan November hingga Desember 2017, menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa marka RM228 terkait dengan karakter skor menggulung, panjang malai, tinggi tanaman dan umur berbunga, sedangkan RM328 terkait dengan panjang malai, jumlah anakan, jumlah gabah isi per malai, dan produktivitas. Marka tersebut diduga dapat digunakan untuk seleksi toleransi kekeringan. Tujuh dari sepuluh galur yang terindikasi toleran terhadap cekaman kekeringan fase generatif berdasarkan skrining secara artifisial terkonfirmasi secara molekuler berada dalam satu kelompok dengan varietas pembanding toleran ‘Limboto’. Ketujuh galur tersebut ialah B13983E-KA-12-2, B13507E-MR-19, B14366E-KY-50, BP20452e-PWK-0-SKI-1-1, BP20452e-PWK-0-SKI-2-4, BP20452e-PWK-0-SKI-3-3, dan BP29790d-PWK-3-SKI-1-5. Kata kunci: marka, toleransi kekeringan, polymerase chain reaction


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 212-218
Author(s):  
Inda Hidayati Rachmani ◽  
Arifah Rahayu ◽  
Sulassih
Keyword(s):  

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan tanaman perkebunan penghasil minyak atsiri. Perbanyakan nilam secara in vitro dilakukan sebagai upaya memenuhi permintaan pasar. Penggunaan sistem fotoautotrofik pada kultur in vitro dilakukan melalui pengaturan konsentrasi gula dan jumlah ventilasi untuk mendapatkan pertumbuhan bibit terbaik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2020. Bahan tanaman yang digunakan berupa planlet steril nilam varietas Tapak Tuan koleksi BALITTRO. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan kelompok Lengkap Teracak dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi gula (10, 20, dan 30 g L-1) dan faktor kedua adalah jumlah ventilasi (0, 2, dan 4 lubang). Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara perlakuan konsentrasi gula dan jumlah ventilasi berpengaruh terhadap jumlah eksplan berkalus dan jumlah daun tanaman nilam. Hasil terbaik dalam multiplikasi tanaman nilam menggunakan media penambahan 20 g L-1 gula tanpa ventilasi yang meningkatkan jumlah daun sebanyak 9-61% dan jumlah buku sebanyak 20% pada 6 MSP dibandingkan perlakuan lainnya. Pemberian ventilasi 2 lubang meningkatkan jumlah akar 10-20%, jumlah dan kerapatan stomata 28-57% pada 6 MSP dibandingkan perlakuan lainnya. Peningkatan jumlah akar, jumlah dan kerapatan stomata pada eksplan yang tumbuh dalam sistem fotoautotrofik secara in vitro menunjukkan kemampuan untuk mengintegrasikan lingkungan dan diduga lebih mampu bertahan pada aklimatisasi untuk produksi bibit. Kata kunci: aklimatisasi, fotosintesis, in vitro, pengakaran, stomata


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 112-119
Author(s):  
Yenni Marnita ◽  
Ainul Mardiyah ◽  
Muhammad Syahril

Peningkatan luas lahan terdampak kekeringan akibat perubahan iklim menuntut pemulia untuk merakit varietas padi yang adaptif pada kekeringan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi heritabilitas populasi famili F3 hasil persilangan kultivar Sileso (tetua berdaya hasil tinggi toleran kering) dengan varietas Ciherang (tetua berumur genjah) dan untuk mendapatkan genotipe yang berdaya hasil tinggi berumur genjah. Metode penelitian yang dilakukan adalah menanam populasi F3, resiprokalnya, dan tetua. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Samudra, Langsa, Aceh, mulai Agustus sampai Desember 2020. Nilai heritabilitas tinggi pada karakter hasil pertanaman dan umur panen hanya diperoleh pada famili A1B dan A2B. Populasi A1B memiliki nilai heritabilitas hasil per tanaman sebesar 0.61 dan umur panen sebesar 0.85. Populasi A2B memiliki nilai heritabilitas hasil per tanaman sebesar 0.68 dan umur panen sebesar 0.63. Hasil seleksi diperoleh 11 genotipe dengan hasil tinggi berumur genjah yaitu: A3B(13), A1B(25), A1B(201), A1B(208), A1B(282), A1B(297), A1B(303), A2B(38), A2B(221), A2B(358), dan A2B(424) dengan rata-rata hasil per tanaman 90.67 g dan umur panen 117 hari setelah tanam. Kata kunci: resiprokal, toleran kering, umur genjah


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 129-135
Author(s):  
Heni Herdiyanti ◽  
Eko Sulistyono ◽  
Purwono
Keyword(s):  

Peningkatan produksi padi pada saat musim kemarau dapat dilakukan melalui manajemen pengairan dan penggunaan varietas efisien pengunaan air. Penelitian bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan dan produksi enam varietas padi terhadap interval irigasi yang berbeda dan mendapatkan nilai efisiensi pemakaian air irigasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni - November 2019 di lahan sawah petani Kabupaten Indramayu, mengunakan rancangan petak terbagi. Faktor pertama sebagai petak utama adalah 4 interval irigasi yaitu A= kontrol (irigasi terus menerus), B = interval 4 hari, C = interval 8 hari dan D = interval 12 hari, serta faktor kedua sebagai anak petak yaitu 6 varietas padi yaitu V1 = Ciherang, V2 = Mekongga, V3 = INPARI 32, V4 = IPB 3S, V5 = INPAGO 11 dan V6 = Situ Bagendit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil dipengaruhi oleh interval pemberian air dan varietas. Interval pemberian air yang lebih lama menurunkan pertumbuhan dan hasil yang semakin besar. Varietas IPB 3S memiliki efisiensi pemakaian air irigasi tertinggi dan INPAGO 11 memiliki efisiensi terendah. Interval irigasi terbaik untuk seluruh varietas adalah interval 8 hari, atau irigasi perlu diberikan saat tinggi muka air 1.62 cm di bawah permukaan tanah. Kata kunci: efisiensi pemakaian air irigasi, irigasi berselang, tinggi muka air


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 162-168
Author(s):  
Deviona ◽  
Yunandra ◽  
Wardati ◽  
Mulyani

Pengembangan varietas cabai toleran lahan gambut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi cabai di lahan gambut yang cukup luas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kriteria seleksi cabai toleran lahan gambut. Penelitian dilaksanakan di KP Rimbo Panjang, Fakultas Pertanian UNRI pada bulan November 2020 hingga Maret 2021. Penelitian menggunakan 20 genotipe cabai meliputi sembilan cabai besar, enam cabai keriting, dan lima cabai rawit. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan genotipe berpengaruh nyata terhadap semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali umur panen dan diameter batang. Tinggi tanaman, lebar tajuk, tinggi dikotomus, diameter buah, panjang buah, bobot buah, tebal daging buah, umur berbunga, jumlah buah, dan bobot buah per tanaman memiliki nilai heritabilitas tinggi. Hasil analisis lintas menunjukkan bahwa ketebalan daging buah, bobot buah, panjang buah, dan diameter buah berpengaruh langsung terhadap bobot buah per tanaman. Karakteristik diameter buah, panjang buah dan bobot buah secara tidak langsung mempengaruhi bobot buah per tanaman melalui karakteristik daging buah. Karakter yang dapat digunakan sebagai kriteria seleksi cabai toleran lahan gambut adalah ketebalan daging buah (0.71), bobot buah (0.80) dan panjang buah (0.74). Kata kunci: heritabilitas, karakter kuantitatif, korelasi, sidik lintas


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 136-146
Author(s):  
Purwono ◽  
Dulbari ◽  
Edi Santosa
Keyword(s):  

Kajian kehampaan gabah pada berbagai varietas padi dikaitkan dengan deraan angin dan curah hujan tinggi masih jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian bertujuan mengevaluasi tingkat kehampaan beberapa genotipe padi pada perlakuan angin dan hujan selama masa generatif. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Bogor, Indonesia pada Oktober 2017-Januari 2018 menggunakan pot ember ukuran 13.9 L. Genotipe Ciapus, Fatmawati, HIPA 6, Inpari 10, dan Way Apo Buru (WAB) pada fase generatif didera angin kecepatan 10-40 km jam-1 pukul 07.00-17.00 WIB, hujan pukul 07.00-12.00 WIB, dan hujan pukul 07.00-17.00 WIB selama dua minggu. Perlakuan angin dan hujan meningkatkan jumlah gabah hampa, dengan tingkat kehampaan malai tergantung genotipe. Tanaman memperoleh perlakuan hujan pukul 07.00-17.00 memiliki persen gabah hampa lebih besar dari hujan pukul 07.00-12.00 khususnya pada genotipe WAB. Kehampaan malai pada genotipe WAB sensitif terhadap curah hujan, dan Ciapus, HIPA 6 dan Inpari 10 sensitif terhadap angin. Fatmawati relatif lebih tahan deraan angin dan hujan dibandingkan genotipe lain. Penelitian menunjukkan perlunya memilih genotipe untuk mengurangi dampak deraan angin dan curah hujan selama masa generatif. Kata kunci: adaptasi perubahan iklim, angin kencang, hujan, Oryza sativa, smart climate


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 206-211
Author(s):  
Riski Meliya Ningsih ◽  
Eny Widajati ◽  
Endah Retno Palupi
Keyword(s):  

Benih srikaya yang bermutu sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan bibit tanaman srikaya. Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat kemasakan dan posisi benih dalam buah yang tepat guna mendapatkan benih bermutu dan mendapatkan perlakuan terbaik untuk meningkatkan performa bibit melalui penggunaan rizobakteri dan CaCO3. Percobaan pertama menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor dengan faktor pertama adalah warna kulit buah dan faktor kedua adalah posisi benih dalam buah. Percobaan kedua menggunakan RAL dengan rizobakteri, CaCO3, dan kombinasi keduanya sebagai faktor tunggal. Waktu hitungan pertama pengamatan daya berkecambah pada 36 hari setelah tanam (HST) dan hitungan akhir pada 56 HST. Kualitas benih terbaik diperoleh dari warna kulit buah kuning berdasarkan bobot kering benih, daya berkecambah, indeks vigor, bobot kering kecambah normal, dan kecepatan tumbuh benih. Vigor tumbuh benih tertinggi diperoleh dari buah dengan warna kulit kuning dari bagian ujung dan pangkal buah. Perlakuan CaCO3 mempengaruhi pemanjangan akar, lebar daun, diameter batang, dan panjang daun. Aplikasi CaCO3 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan bibit diikuti dengan perlakuan Pseudomonas + Actimomycetes + CaCO3. Kata kunci: Annona squamosa, batang bawah, hitungan akhir, indeks vigor, rizobakteri


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Baiq Arriyadul Badi'ah ◽  
Sobir ◽  
Muhammad Syukur ◽  
Yudiwanti Wahyu Endro Kusumo
Keyword(s):  

Penelitian tentang respon cabai rawit terhadap salinitas perlu dilakukan untuk pengembangan varietas yang toleran salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon morfologi dan fisiologi empat genotipe cabai rawit pada kondisi cekaman salinitas. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Tajur 2 IPB Bogor pada bulan Oktober 2019-Maret 2020. Rancangan kelompok lengkap teracak dua faktor dengan lima kelompok sebagai ulangan digunakan dalam percobaan ini. Faktor pertama yaitu genotipe cabai rawit (Sigantung, CR10, CSR1, dan CRK1) dan faktor kedua adalah taraf salinitas (0-1, 2-4, 5-7, dan 8-10 mS cm-1). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa salinitas secara signifikan berpengaruh terhadap peubah morfologi dan fisiologi tanaman cabai rawit. Salinitas 8-10 mS cm-1 pada peubah morfologi menyebabkan penurunan hasil tertinggi pada jumlah bunga (74.65%), jumlah daun (71.23%), bobot buah (58.48%), dan panjang akar (49.81%). Selain itu, pada konsentrasi 8-10 mS cm-1 juga menyebabkan penurunan hasil tertinggi pada peubah fisiologi. Penurunan hasil tertinggi terjadi pada konduktansi stomata (29.37%), laju transpirasi (26.47%), konsentrasi CO2 interseluler (21.83%),dan indeks klorofil (20.19%). Berdasarkan nilai rata-rata indeks sensitivitas cekaman (ISC), genotipe Sigantung (1.2) dan CSR1 (1.0) termasuk katagori peka salinitas (ISC >1.0). Akan tetapi, CR10 dan CRK1 memiliki nilai rata-rata ISC sebesar 0.8, sehingga termasuk ke dalam katagori moderat toleran salinitas (0.5<ISC<0.1). Kata kunci: indeks sensitivitas cekaman (ISC), konduktansi stomata, konsentrasi CO2 interseluler, panjang akar


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 177-183
Author(s):  
Musadia Afa ◽  
Marlina Mustafa ◽  
Yolanda Fitria Syahri ◽  
Juniaty Arruan Bulawan ◽  
Musdalifa

The utilization of saline soil for chili pepper production might be established by selecting tolerant varieties so that the growth and production remain stable even though they are planted on marginal lands. The purpose of this study was to determine the selection criteria for tolerant chili pepper to salinity and select a chili pepper genotype that are tolerant to salinity based on morphological characters and yield components. This study was carried out in Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, from November 2020 to May 2021. The study was carried out on saline land nearby the coast with an average of electrical conductivity (EC) of 6.66 dS m-1. The study used a randomized complete block design with 22 lines of elite chili pepper and three replications. The results showed that characters as selection criteria for salinity tolerant were plant height, days to flowering, days to harvest, and fruit length because they had a significant effect on fruit weight per plant and high broad-sense heritability of 81.53%, 94.75%, 95.05%, and 87.45%, respectively. Based on these characters, the genotype selected as a candidate for the tolerant variety was G17. This genotype can be recommended for the development of chili pepper in saline soil. Keywords: heritability, saline land, tolerance, yield


2021 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 192-198
Author(s):  
Rika Sri Rahmawati ◽  
Muhamad Syukur ◽  
Awang Maharijaya

Konsumsi kentang di Indonesia terus meningkat namun belum sepenuhnya diperoleh dari dalam negeri. Hal ini disebabkan produktivitas kentang nasional masih rendah akibat kultivar impor yang tidak adaptif. Perakitan kultivar yang berpotensi hasil tinggi dan tahan penyakit layu bakteri merupakan upaya untuk meningkatkan produksi kentang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan penyakit layu bakteri secara in vitro dan potensi hasil genotipe kentang IPB. Penelitian dilakukan di laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB untuk uji ketahanan penyakit dan di lahan pertanaman kentang milik petani di Pangalengan, Kabupaten Bandung untuk uji daya hasil pada bulan Januari sampai Juni 2018. Sebanyak tujuh genotipe uji yang terdiri dari terdiri dari PKHT 4, PKHT 6, PKHT 9, PKHT 10, PKHT 12, Intan, dan Medians, serta dua pembanding yaitu Atlantik dan Granola digunakan dalam penelitian ini. Uji ketahanan penyakit layu menggunakan metode in vitro dengan cara menginokulasi plantlet dengan metode gunting pucuk dilanjutkan dengan mengamati periode inkubasi, tingkat kejadian penyakit dan derajat ketahanan. Adapun uji daya hasil dilakukan dengan cara membandingkan pertumbuhan tanaman dan produksi umbi di lapangan. Hasil uji ketahanan menunjukkan genotipe PKHT 4 dan PKHT 9 mempunyai tingkat ketahanan, yaitu agak tahan, yang lebih baik dibandingkan Atlantik dan Granola sebagai kultivar pembanding. Uji daya hasil menunjukkan terdapat dua genotipe yang memiliki potensi hasil tinggi yaitu PKHT 6 (38.91 ton ha-1) PKHT 10 (28.75 ton ha-1) yang melebihi Atlantik dan Granola sebagai pembanding. Kata kunci: kultivar, produktivitas, Ralstonia solanacearum, seleksi in vitro, Solanum tuberosum  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document