Agrikultura
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

211
(FIVE YEARS 83)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Padjadjaran

2685-3345, 0853-2885

Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Murdhiani Murdhiani ◽  
Maria Heviyanti ◽  
Silvia Anzitha ◽  
Rina Maharany

Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam keluarga tanaman Solanaceae merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Teknologi Proliga (Produksi Lipat Ganda) merupakan suatu paket teknologi yang tujuannya melipatgandakan produksi cabai baik pada saat on season maupun saat off season. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat adaptasi, pertumbuhan dan perkembangan serta produksi dari beberapa varietas cabai merah yang dibudidayakan pada lahan marginal melalui penerapan teknologi Proliga. Penelitian ini menerapkan lima komponen teknologi proliga yaitu penggunaan varietas unggul, persemaian sehat dengan pemangkasan pucuk, meningkatkan populasi tanaman dengan sistem tanam dua satu zig zag, pengolahan tanah dan pemupukan, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Varietas-varietas unggul cabai merah keriting yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Lado F1, PM 999 F1, Taro F1 dan Kastilo F1. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Lado F1, PM 999 F1, Taro F1 dan Kastilo F1 berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 2 dan 4 minggu setelah tanam (MST), umur berbunga dan jumlah cabang umur 5 MST, akan tetapi berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang umur 4 MST. Jumlah cabang terbanyak terdapat pada perlakuan V2 (Varietas PM 999 F1) yaitu 57,50 cabang. Produksi cabai merah per plot plot tertinggi terdapat pada perlakuan V2 (Varietas PM 999 F1) dengan berat buah per plot yaitu 267,88 g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari empat varietas unggul cabai merah yang di tanam pada lahan marginal dengan menerapkan teknologi proliga, varietas PM 999 F1 merupakan varietas unggul cabai merah keriting yang mampu beradaptasi pada lahan marginal.m keluarga tanaman Solanaceae merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Teknologi Proliga (Produksi Lipat Ganda) merupakan suatu paket teknologi yang tujuannya melipatgandakan produksi cabai baik pada saat on season maupun saat off season. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat adaptasi, pertumbuhan dan perkembangan serta produksi dari beberapa varietas cabai merah yang dibudidayakan pada lahan marginal melalui penerapan teknologi Proliga. Penelitian ini menerapkan lima komponen teknologi proliga yaitu penggunaan varietas unggul, persemaian sehat dengan pemangkasan pucuk, meningkatkan populasi tanaman dengan sistem tanam dua satu zig zag, pengolahan tanah dan pemupukan, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Varietas-varietas unggul cabai merah keriting yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Lado F1, PM 999 F1, Taro F1 dan Kastilo F1. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Lado F1, PM 999 F1, Taro F1 dan Kastilo F1 berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 2 dan 4 minggu setelah tanam (MST), umur berbunga dan jumlah cabang umur 5 MST, akan tetapi berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang umur 4 MST. Jumlah cabang terbanyak terdapat pada perlakuan V2 (Varietas PM 999 F1) yaitu 57,50 cabang. Produksi cabai merah per plot plot tertinggi terdapat pada perlakuan V2 (Varietas PM 999 F1) dengan berat buah per plot yaitu 267,88 g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari empat varietas unggul cabai merah yang di tanam pada lahan marginal dengan menerapkan teknologi proliga, varietas PM 999 F1 merupakan varietas unggul cabai merah keriting yang mampu beradaptasi pada lahan marginal.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Tarkus Suganda ◽  
Sofia Kholifatu Wahda
Keyword(s):  

Penyakit blas (Pyricularia oryzae) merupakan faktor pembatas utama produksi padi di seluruh areal pertanaman padi di dunia.  Pestisida nabati dieksplorasi sebagai salah satu alternatif pengendalian untuk mengurangi dampak negatif fungisida yang selama ini digunakan secara intensif. Berbagai jenis tanaman telah diketahui dapat digunakan sebagai pestisida nabati terhadap penyakit blas namun tanaman porang (Amorphophallus sp.) yang diketahui memiliki kandungan senyawa antijamur dan antibakteri serta telah banyak digunakan sebagai obat untuk penyakit manusia belum pernah diujicoba terhadap P. oryzae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh air rebusan daun dan batang porang dalam menghambat pertumbuhan koloni dan perkecambahan jamur P. oryzae secara in vitro. Percobaan dilakukan di Laboratorium Fitopatologi, Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman dan Laboratorium Pestisida dan Toksikologi Lingkungan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran di Jatinangor pada bulan Januari 2021 sampai Maret 2021. Penelitian  menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol (0%), ekstrak air rebusan daun dan batang porang dengan konsentrasi masing-masing 3%; 4%; 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun dan batang porang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan koloni P. oryzae dengan penghambatan tertinggi sebesar 30,6% oleh air rebusan batang konsentrasi 5%. Penghambatan tertinggi terhadap perkecambahan konidia, yaitu sebesar 60,6% diperlihatkan juga oleh perlakuan air rebusan batang porang 5%.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Muhammad Milzam Abdurrahman ◽  
Roni Kastaman ◽  
Totok Pudjianto

Indonesia masih belum bisa memenuhi permintaan kopi nasional maupun internasional. Total produksi kopi Indonesia pada tahun 2017 sebesar 717.961 ton yang lebih rendah dari kebutuhan kopi Indonesia untuk pasar nasional dan internasional yang mencapai 747.790 ton. Penelitian ini berujuan untuk memperbaiki layout yang ada di PT Sinar Mayang Lestari agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopi PT Sinar Mayang Lestari demi menciptakan produksi yang optimal dan berupaya membantu memenuhi kebutuhan kopi Indonesia. PT Sinar Mayang Lestari merupakan perusahaan penanaman dan pengolahan kopi yang berlokasi di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Perancangan ulang tata letak fasilitas produksi PT Sinar Mayang Lestari dilakukan dengan metode Systematic Layout Planning (SLP) dan software Blocplan. Dihasilkan 20 layout alternatif yang dapat dibuat yang kemudian diseleksi untuk menentukan satu layout alternatif yang paling efisien berdasarkan ongkos material handling terkecil. Hasil penelitian menunjukkan layout alternatif hasil metode SLP dengan minimalisasi jarak antar departemen sekitar 33,65% dan pengurangan ongkos material handling sekitar 62,94% dari layout aktual. Perancangan ulang tata letak fasilitas produksi PT. Sinar Mayang Lestari dinilai lebih efektif menggunakan metode SLP dibanding Blocplan karena metode SLP memperhitungkan lebih banyak faktor pendukung daripada metode Blocplan. 


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 182
Author(s):  
Muhammad Alqamari ◽  
Abdul Rahman Cemda ◽  
Muhtar Yusuf

Penggunaan zat pengatur tumbuh auksin seperti Indole Acetic Acid (IAA) sangat potensial mendukung peningkatan perkecambahan benih cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan lama perendaman benih cabai merah (Capsicum annuum L.) varietas lokal Sumatera Utara dengan menggunakan IAA terhadap pertumbuhan bibitnya. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan kebun percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada Maret-Mei 2020. Metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial yaitu lama perendaman benih dalam IAA (L0= 0 jam; L1= 3 jam; L2= 6 jam; L3= 9 jam; L4= 12 jam; L5= 15 jam; dan L6= 18 jam) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati meliputi: persentase daya berkecambah, tinggi bibit, jumlah daun bibit, berat basah, dan berat kering bibit. Data diolah menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan DMRT level 5% ± standart error dengan menggunakan software IBM SPSS statistics v.20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman benih dalam IAA dapat meningkatkan persentase daya kecambah, tinggi bibit, jumlah daun, berat basah, dan berat kering bibit cabai merah varietas lokal Sumatera Utara. Peningkatan tertinggi terdapat pada lama perendaman benih 12 jam dengan nilai pada setiap parameter yang diamati tersebut di atas masing-masing sebesar 64,51%; 49,04%; 57,14%; 117,50%; dan 157,89%. Nilai tersebut lebih baik dibandingkan kontrol.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 190
Author(s):  
Sri Hartati ◽  
Suryo Wiyono ◽  
Sri Hendrastuti Hidayat ◽  
Meity Suradji Sinaga

Identifikasi khamir dapat dilakukan secara konvensional maupun molekuler. Identifikasi secara konvensional membutuhkan waktu yang lama dan interpretasi hasilnya seringkali bersifat subyektif. Sementara identifikasi khamir dengan metode molekuler dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan cepat. Khamir yang berperan sebagai agens antagonis harus aman terhadap organisme nontarget agar dapat diaplikasikan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isolat-isolat khamir berpotensi antagonis dengan metode molekuler dan mengetahui kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin sebagai salah satu indikator potensi resiko terhadap mamalia. Identifikasi dan pengujian kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin dilakukan pada 15 isolat khamir berpotensi antagonis terhadap patogen antraknosa cabai (Colletotrichum acutatum). Identifikasi khamir dilakukan secara molekuler dengan PCR menggunakan primer ITS1 dan ITS4. Penyediaan khamir menggunakan mediaYeast Malt Extract Broth (YMB) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Pengujian kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin menggunakan media blood agar base (Oxoid CM55) ditambah darah domba 5%. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa isolat khamir dapat teramplifikasi dengan primer ITS1 dan ITS4 dengan ukuran  fragmen   produk   antara  500-800 pb. Hasil analisis sekuensing didapatkan 6 spesies khamir yaitu Candida tropicalis, Rhodotorula minuta, Aureobasidium pullulans, Pseudozyma hubeiensis, Pseudozyma aphidis, dan Pseudozyma shanxiensis. Uji kemampuan khamir dalam menghasilkan hemolisin menunjukkan bahwa seluruh khamir yang diuji tidak menghasilkan toksin hemolisin sehingga diduga isolat-isolat tersebut tidak patogenik terhadap manusia.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Tira Anggit Drupadi ◽  
Dwi Priyo Ariyanto ◽  
Sudadi Sudadi

Perubahan tutupan lahan hutan mengakibatkan penurunan biomassa dan sekuestrasi karbon pada vegetasi. Penurunan biomassa dapat dipengaruhi faktor kemiringan lereng. Lereng yang curam diketahui menurunkan pertumbuhan vegetasi dan berdampak pada biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tutupan dan kemiringan lahan terhadap biomassa pohon, serasah dan karbon tersimpan serta mengetahui kadar biomassa pohon, serasah dan karbon tersimpan. Penelitian ini menggunakan metode survey dan penentuan titik pengamatan secara purposive sampling pada empat tutupan (Campuran, Mahoni, Pinus-Mahoni, Pinus) dan tiga kelas kemiringan lahan (0-15%, 15-30%, dan >30%). Estimasi biomassa menggunakan metode non-destructive dan dihitung menggunakan persamaan allometrik. Petak ukur dibuat berukuran 20 m x 20 m dengan jumlah 48 petak untuk pengamatan pohon dengan diameter ≥ 5 cm, kemudian dibuat sub petak untuk pengamatan serasah berukuran 1 m x 1 m. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tutupan lahan Pinus menghasilkan biomassa pohon dan karbon tersimpan tertinggi bila dibandingkan dengan tutupan lahan lainnya dan variasi kemiringan menghasilkan biomassa pohon dan karbon tersimpan yang seragam atau sama. Kadar biomassa pohon dan karbon pada setiap tutupan lahan masing-masing berkisar antara 171,72–385 ton/ha dan 80,71–181,12 tonC/ha. Kadar biomassa serasah pada setiap tutupan berkisar antara 0,60–1,60 ton/ha/bulan.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Risal Latutoibin ◽  
Suwandi Suwandi

Salah satu penyebab menurunnya produksi karet adalah gangguan kering alur sadap (KAS). KAS dipicu oleh ketidakseimbangan antara regenerasi lateks di dalam pembuluh lateks dengan pengambilannya melalui penyadapan yang berlebihan atau kelelahan fisiologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi biostimulan dalam memperlambat aktivitas senesen bidang sadap tanaman karet yang  terserang penyakit kering alur sadap. Penelitian dilaksanakan di kebun karet Desa Tambangan Kelekar Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim dan Laboratorium Fitopatologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada bulan Desember 2016 sampai Februari 2017.  Penelitian terdiri dari 3 percobaan terpisah, percobaan pertama pada pohon sehat, kedua pada pohon terserang KAS parsial, dan yang ketiga pada pohon terserang KAS total. Setiap percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 perlakuan yaitu biostimulan (formula M dan S) dan satu perlakuan kontrol. Setiap formula dioles pada 10 pohon sebagai ulangan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pelambatan senesen ekstrak metanol kulit tanaman yang dikumpulkan dari panel bidang sadap ialah sangat beragam dan tidak terkait dengan kesehatan tanaman. Penyakit KAS menyebabkan berat kering lateks menurun drastis yaitu dengan kehilangan hasil 75,6 dan 98% untuk tanaman terserang KAS parsial dan total. Tingkat pelambatan senesen dan berat kering lateks tanaman karet terserang KAS tidak dipengaruhi secara nyata oleh aplikasi biostimulan.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Didik Pudji Restanto ◽  
Budi Kriswanto ◽  
Nafisah Iqmatullah ◽  
Parawita Dewanti

Phalaenopsis merupakan anggrek yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena warna yang menarik. Permintaan selalu meningkat sehingga  tehnologi kultur jaringan sangat dibutuhkan dalam perbanyakan anggrek ini. Perbanyakan tanaman anggrek menggunakan sumber eksplan protocorm-like body (PLB) merupakan salah satu cara yang tepat untuk menghasilkan anggrek dalam jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi NAA dan Kinetin terbaik pada perkembangan PLB di kultur cair serta PLB yang disubkultur di media regenerasi. Bahan tanam menggunakan PLB umur 2 bulan yang ditanam pada media Vacin & Went (VW) cair dengan perlakuan kombinasi NAA dan Kinetin masing-masing pada konsentrasi 2,5 mg/L, 5 mg/L dan 7,5 mg/L. Media regenerasi menggunakan VW padat dengan suplemen 15% air kelapa, 5% pisang, 5% kentang dan 0,2% arang aktif. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi NAA dan kinetin tidak berpengaruh terhadap jumlah dan berat PLB. Sementara itu, warna PLB hampir semua menunjukkan warna yang sama yaitu hijau kekuningan (5GY 7/6) hanya pada kombinasi perlakuan NAA 5 mg/L + Kinetin 7,5 mg/L terjadi klorosis berwarna kuning pucat (5Y8/4).  Perubahan warna planlet terjadi dari hijau kekuningan terang (7.5GY8/8) menjadi hijau kekuningan (7.5GY7/6) dan hijau kekuningan tua (7.5GY6/10) masing-masing pada awal aklimatisasi, serta pada dua dan empat minggu. Bibit anggrek tumbuh dengan baik dan menjadi tanaman dewasa setelah dipindahkan pada media moss hitam.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Syaiful Asikin ◽  
Izhar Khairullah
Keyword(s):  

Serangga hama ulat grayak merupakan jenis hama yang sangat sulit dikendalikan.  Hama ini dapat menyerang beberapa jenis tanaman terutama jenis tanaman sayuran.  Pada umumnya dalam mengendalikan hama ini, petani selalu bertumpu dengan pestisida kimiawi.  Akibat penggunaannya yang kurang bijak, pestisida kimiawi dapat berdampak negatif bagi lingkungan dan bagi pengguna dan hewan peliharaan.  Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari alternatif pengendalian yang ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan tanaman sebagai pestisida/insektisida nabati. Tanaman gulma pada umumnya selalu dianggap bersifat negatif karena dapat menjadi sairangan dalam pengambilan hara dan dapat menggganggu proses fotosintesa karena persaingan dalam mendapatkan sinar matahari.  Namun, di lain pihak ada juga gulma yang dapat dijadikan bahan insektisida botani/nabati.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis gulma tegari, babadotan, kirinyuh, peletekan dan  anting-anting pada konsentrasi …% dapat digunakan sebagai  insektisida nabati dalam mengendalikan ulat grayak dengan mortalitas larva masing-masing sekitar 81,33%, 80,0%, 82,66%, 80,00% dan 81,33%.  Dengan demikian tanaman gulma tersebut perlu dilestarikan untuk bahan penggunaan insektisida nabati dalam mengendalikan hama ulat grayak.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Fahri Rijal Giffari ◽  
Agus Susanto ◽  
Ramadhani Eka Putra ◽  
Agus Dana Permana

Lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF), Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae) telah banyak dimanfaatkan sebagai agen biokonversi berbagai limbah organik. H. illucens telah banyak dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak unggas dan ikan, karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi reproduksi BSF yang diberi pakan limbah kulit pisang. Penelitian dilakukan di laboratorium pada kisaran suhu 18-28℃, kelembaban relatif 55-90%, dan periode waktu pencahayaan 12:12 jam terang:gelap. Larva BSF diberi pakan limbah kulit pisang dan pakan ayam komersil sebagai kontrol. Data mortalitas dan periode hidup setiap stadia, rasio kelamin, dan fekunditas dianalisis berdasarkan perhitungan tabel hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertambahan intrinsik (r) adalah 0,073 dan 0,106  per hari, laju kenaikan terbatas (λ) adalah 1,080 dan 1,112 per hari, laju reproduksi bersih (R0) adalah 52,57 dan 118,40 keturunan, serta waktu generasi rata-rata (T) adalah 50,85 dan 44,75 hari, masing-masing pada limbah kulit pisang dan pakan ayam.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa H. illucens yang diberi pakan ayam memiliki parameter reproduksi yang lebih baik daripada limbah kulit pisang. Walaupun demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa BSF dapat digunakan sebagai biokonverter limbah kulit pisang.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document