p2 protein
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

92
(FIVE YEARS 4)

H-INDEX

25
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
Author(s):  
Sudipta Das ◽  
Bhaskar Roy ◽  
Saswata Chakrabarty

Author(s):  
Sudipta Das ◽  
Bhaskar Roy ◽  
Saswata Chakrabarty

The enormous complexity of the eukaryotic ribosome has been a real challenge in unlocking the mechanistic aspects of its amazing molecular function during mRNA translation and many non-canonical activities of ribosomal proteins in eukaryotic cells. While exploring the uncanny nature of ribosomal P proteins in malaria parasites Plasmodium falciparum, the 60S stalk ribosomal P2 protein has been shown to get exported to the infected erythrocyte (IE) surface as an SDS resistant oligomer during the early to mid trophozoite stage. Inhibiting IE surface P2 either by monoclonal antibody or through genetic knockdown resulted in nuclear division arrest of the parasite. This very strange and serendipitous finding has led us to explore more about un-canonical cell biology and structural involvement of P2 protein in Plasmodium in the search for a novel biochemical role during parasite propagation in the human host.


Author(s):  
H. G. Rahmawati ◽  
R. Muryani ◽  
S. Kismiati
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level protein dalam ransum dan lama pencahayaan terhadap bobot daging, bobot tulang dan nisbah daging tulang karkas burung puyuh jantan. Materi yang digunakan penelitian ini adalah 270 ekor puyuh jantan umur 2 hari dengan bobot badan 8,6 ± 0,50 g (CV = 5,81%), mulai perlakuan puyuh berumur 4 minggu dengan bobot badan 82,5 ± 0,80 g (CV = 0,97%). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan pola Rancangan Petak Terbagi. Lama pencahayaan sebagai petak utama, meliputi C1 : lama pencahayaan lampu selama 4 jam, C2 : selama 6 jam dan C3 : selama 12 jam. Level protein dalam ransum sebagai anak petak, meliputi P1 : kadar protein ransum 18%, P2 : protein ransum 20% dan P3 : protein ransum 22%. Parameter yang diamati bobot daging, bobot tulang dan nisbah daging tulang karkas. Pengambilan data dilakukan pada minggu ke-8. Data yang didapat dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara level protein dalam ransum dan lama pencahayaan terhadap bobot daging, bobot tulang dan nisbah daging tulang karkas. Simpulan penelitian ini adalah pemberian level protein dan lama pencahayaan yang berbeda tidak mempengaruhi bobot daging, bobot tulang dan nisbah daging tulang karkas.


Author(s):  
Suparman Saepul Mubarok Tati Rohayati Iman Hernaman

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Imbangan Protein dan Energi terhadap Performa Domba Garut Betina. Penelitian dilaksanakan di BPPTDK Margawati, Desa Margawati Kecamatan Garut kota Kabupaten Garut pada bulan Mei 2017 sampai September 2017.Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 3 perlakuan dan 6 ulangan. Jenis perlakuan yang dicobakan yaitu tingkat protein ransum 13% dengan berbagai tingkat energi yang dinyatakan dalam Total Digestible Nutrients (TDN), P1 (Protein 13 % dan TDN 60%), P2 (Protein 13 % dan TDN 65%) dan P3 (Protein 13 % dan TDN 70%). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam terhadap konsumsi bahan kering ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Apabila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan protein dan energi dalam ransum secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi bahan kering ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Kata kunci : protein, energi, domba garut Abstract This study aims to determine The Effect of Protein and Energy Balance on Garut Females Performance. The research was conducted in BPPTDK Margawati, Margawati Village, Garut City Sub-district, Garut Regency in May 2017 until September 2017. The research used experimental method with Completely Randomized Design (CRD) consisted of 3 treatments and 6 replications. Treatment type was 13% protein ration level with various energy level stated in Total Digestible Nutrients (TDN), P1 (Protein 13% and TDN 60%), P2 (Protein 13% and TDN 65%) and P3 (Protein 13 % and TDN 70%). The data of the research were analyzed using the analysis of the variety of consumption of dry matter ration, body weight gain and the conversion of the ration. If the results of the variance analysis show a significant effect, then proceed with Duncan Multiple Range Test. The results showed that the protein and energy balance in the ration did not significantly affect the consumption of dry matter ration, body weight gain and ration conversion. Keywords : protein, energy, garut sheep


2012 ◽  
Vol 40 (10) ◽  
pp. 4520-4529 ◽  
Author(s):  
David Cárdenas ◽  
Jesús Revuelta-Cervantes ◽  
Antonio Jiménez-Díaz ◽  
Hendricka Camargo ◽  
Miguel Remacha ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document