Sentani Nursing Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

43
(FIVE YEARS 43)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayapura

2615-286x

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 89-96
Author(s):  
Tri Mei Wulandari ◽  
Harnanik Nawangsari ◽  
Dovi Dwi M

Tidur merupakan masalah yang sering dikeluhkan pada bayi yang berusia di bawah satu tahun. Tetapi masalah yang dialami adalah bayi yang sulit tidur dimalam hari dan jika tidak ditangani dengan serius ada gangguan perilaku. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara dengan 10 ibu yang memiliki bayi usia 3-12 bulan 7 ibu bayinya sering rewel, dan 3 orang tua mengatakan bayinya tidur lebih lelap karena sering dilakukan baby spa. Tujuan penelitian adalah Mengetahui Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan kualitas tidur bayi usia 3-12 bulan. Jenis penelitian ini adalah “Cross Sectional” dengan rancangan “Analitik Correlational”. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 3-12 bulan di BPM Ny. Farochah Kalami, SST Desa Pulo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Sampel penelitian sebagian ibu yang memiliki bayi usia 3-12 bulan, diambil secara “Simple Random Sampling”. Variabel independent adalah Frekuensi Baby Spa dan variabel dependent adalah Kualitas tidur bayi. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating dan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi baby spa sebagian besar dilakukan secara rutin yaitu 24 responden (60,0%) kualitas tidur bayi menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami nyenyak yaitu 23 responden (57,5%). Uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa nilai signifikan p value = 0,006 <  α (0,05), sehingga H1 diterima. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan frekuensi baby spa dengan kualitas tidur bayi usia 3-12 bulan di BPM Ny. Farochah Kalami, SST Desa Pulo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Kata kunci : Bayi Usia 3-12 bulan, Frekuensi Baby Spa, Kualitas Tidur.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 97-103
Author(s):  
Hartini Hartini ◽  
Hariyono Hariyono ◽  
Ucik Indrawati

Pendahuluan : Osteoarthritis merupakan penyakit tersering yang menyebabkan timbulnya nyeri dan disabilitas gerakan. Osteoarthritis lebih banyak ditemukan pada perempuan jika dibandingkan dengan laki-laki yaitu 68,67%. Osteoarthritis dapat menyerang semua sendi, namun predileksi yang tersering adalah pada sendi-sendi yang menanggung beban berat badan seperti panggul, lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal bawah. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kompres rimpang bangle terhadap penurunan intensitas nyeri osteoarthritis di Dusun Lebak. Metode : Desain penelitian Quasi eksperimen dengan one group pre test – post test desain jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebagian penderita oesteoarthritis di Dusun Lebak sejumlah 60,  sampel 56 responden, menggunakan simple random sampling. Variabel independent kompres rimpang bangle (zingiber purpureum roxb.) dan variabel dependen penurunan intensitas nyeri osteoarthritis, pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Uji statistiknya  menggunakan uji statistic Wilcoxon.  Hasil : Hasil penelitian tingkat  intensitas nyeri osteoarthritis sebelum diberikan kompres rimpang bangle (zingiber purpureum roxb.)  adalah sebagian besar nyeri berat  sejumlah 46  responden (82,1%) . Tingkat intensitas sesudah diberikan kompres rimpang bangle (zingiber purpureum roxb.) adalah sebagian besar Nyeri sedang  sejumlah 36  responden  (63,4%). Berdasarkan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai signifikansi p=0,000 < α (0,05) , sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan : Kesimpulan ada pengaruh kompres rimpang bangle (zingiber purpureum roxb.)  terhadap penurunan intensitas nyeri pada penderita osteoarthritis di Dusun Lebak Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Saran : Dengan adanya penggunaan kompres rimpang bangle (zingiber purpureum roxb) diharapkan dapat membantu mengurangi intensitas nyeri pada penderita osteoarthritis di Dusun Lebak. Kata Kunci : Osteoarthritis , Rimpang Bangle, Intensitas Nyeri


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 92-100
Author(s):  
Dyah Ayu Intan Permata Dewi ◽  
Sri Sayekti ◽  
Darsini Darsini
Keyword(s):  

Pendahuluan : Terapi bermain merupakan kegiatan yang baik untuk mengatasi cemas akibat hospitalisasi, sehingga mempercepat proses penyembuhan sakit anak. Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain plastisin terhadap penurunan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun). Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan pra-eksperimental dengan pendekatan one group  pretest postest design. Populasi semua pasien berusia 3-6 tahun di Paviliun Seruni RSUD Jombang berjumlah 56 pasien, jumlah sampel sebanyak 49 responden dengan teknik Purposive sampling. Variabel independen terapi bermain plastisin dan variabel dependen kecemasan akibat hospitalisasi. Pengolahan data dengan Editing, Coding, Skoring, Tabulating, analisis data dengan uji t. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan dari 49 responden sebelum diberikan terapi bermain plastisin mengalami kecemasan berat 24 responden (49,0%) dan setelah diberikan terapi bermain plastisin kecemasan turun menjadi  kecemasan sedang sebanyak 22 responden (44,9%). Hasil uji statistic dengan uji t  diperoleh nilai p=0,000 jika  α=0,05 maka p< α dan H1 diterima. Kesimpulan : Ada pengaruh terapi bermain plastisin terhadap penurunan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di Paviliun Seruni RSUD Jombang tahun 2018. Terapi bermain plastisin dapat dijadikan terapi non farmakologi bagi anak-anak, karena dengan bermain plastisin dapat menurunkan kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi Kata kunci : Terapi bermain plastisin, Kecemasan, Hospitalisasi, Anak prasekolah


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 84-91
Author(s):  
Yuli Kristyaningsih ◽  
Arif Wijaya

Pendahuluan  Beban kerja sangat berkaitan dengan stres kerja, karena dengan meningkatnya beban kerja memungkinkan  meningkatnya emosi perawat. Tujuan penelitian  untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat. Metode penelitian  menggunakan desain cross sectional. Populasi semua perawat di ruang Dahlia RSUD Jombang dengan simple random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 44 responden. Variabel independen yaitu beban kerja dan variabel dependen yaitu stres kerja perawat. Instrument penelitian dengan kuesioner dan analisa menggunakan spearman rank. Hasil penelitian  sebagian besar perawat memiliki beban kerja ringan dengan 26 perawat (59,1%), stres kerja ringan sebagian responden dengan 27 perawat (61,4%), hampir setengahnya responden memiliki beban kerja ringan dengan stres kerja ringan dengan 27 perawat (61,4%). Kesimpulan  beban kerja dengan stres kerja perawat di ruang Dahlia RSUD Jombang berbasis teori burnout syndrome rata-rata dalam kategori ringan, sehingga stres kerja ada hubungan antara beban kerja perawat, karena jika beban kerja terlalu sedikit ataupun banyak dapat memicu timbulnya stres pada perawat. Rekomendasi untuk beban kerja dengan stres kerja yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan profesinya dan kemampuan yang dimiliki perawat tersebut. Kata Kunci     : Beban Kerja, Stres Kerja, Perawat, Burnout Syndrome.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 46-51
Author(s):  
Harnanik Nawangsari

Latar Belakang: Coronaviru Disease 2019 (Covid-19) saat ini menjadi permasalahan dunia yang serius dengan jumlah kasusnya yang selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto tentang pencegahan Covid-19 beserta faktor karakteristik individu. Metode: Desain cross sectional dengan sampel berjumlah 1192 orang yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner google form. Hasil: Dari 1192 masyarakat yang menjadi responden merupakan masyarakat dengan kategori umur remaja yaitu sebesar 93,7%, status pekerjaan tidak bekerja sebesar 77,2%, berjenis kelamin perempuan sebesar 66,3%, posisi dalam keluarga sebagai anggota rumah tangga yaitu sebesar 97,8%, dan mempunyai pengetahuan yang baik tentang pencegahan Covid-19 sebesar 69,2%. Hasil uji chi square menunjukan nilai p antara umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan dan posisi dalam keluarga dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 adalah 0,386, 0,013, 0,428, 0,515, dan 0,999. Kesimpulan: Umur, pendidikan, status pekerjaan dan posisi dalam keluarga dengan tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19. Namun, jenis kelamin memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19. Kata Kunci : Pengetahuan, Pencegahan Coronavirus Disease


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 23-31
Author(s):  
Salis Nur Hanafi ◽  
Eko Julianto ◽  
Sudiarto Sudiarto
Keyword(s):  

Latar belakang : Apendiksitis dapat didefinisikan sebagai radang usus buntu dan merupakan penyebab paling umum dari abdomen akut apendiksitis membentuk peradangan pada apendiks atau usus buntu yang berakibat penyempitan atau penyumbatan. Di Indonesia peristiwa apendikitis berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk yaitu kurang lebih 179.000 orang. Tindakan pada pasien apendiksitis salah satunya adalah dengan cara pembedahan atau yang disebut appendiktomi. Penatalaksanaan appendiktomi ini dapat dilakukan dengan farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologisnya yaitu dengan cara relaksasi genggam jari. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi appendiktomi. Hasil : Pada jurnal I setelah diberikan intervensi genggam jari terdapat penurunan tingkat nyeri dari nyeri sedang menjadi tidak nyeri sebanyak 8 orang. Dan pada jurnal II setelah diberikan intervensi genggam jari terdapat penurunan tingkat nyeri dari skala nyeri sedang menjadi skala nyeri ringan. Hal ini dikarenakan pada setiap jari-jari yang terhubung dengan berbagai organ terdapat saluran atau meridian energi. Kondisi relaksasi alamiah akan memicu pengeluaran hormon endorfin atau hormon analgesik alami yang berada di tubuh sehingga menjadikan nyeri berkurang. Kesimpulan : Adanya pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post apendiktomi. Kata Kunci: Apendiksitis,  Tingkat Nyeri, Relaksasi Genggam Jari


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 32-45
Author(s):  
Apri Danu Pangestu ◽  
Christina Trisnawati Setiawan ◽  
Roni Purnomo
Keyword(s):  

Latar belakang : Menurut WHO pada tahun 2017 terdapat ±450 juta penderita gangguan jiwa didunia termasuk skizofernia. Tingginya angka halusinasi perlu solusi dari perawat dengan melakukan tindakan asuhan keperawatan untuk pasien gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. Terapi kognitif mengacu pada pemrosesan informasi serta perilaku seseorang yang depresif. Penatalaksanaan halusinasi pendengaran salah satunya dengan terapi kognitif, individu diarahkan agar dapat berfikir lebih logis, sehingga individu mampu mengidentifikasi pikiran yang muncul sebagai sebuah gejala psikologis yang dialamin, bukan suatu hal fakta atau realita yang sedang terjadi, sehingga frekuensi halusinasi dapat turun Tujuan : Untuk mengetahui tentang gambaran tentang tindakan asuhan keperawatan pada pasien halusinasi pendengaran terapi kognitif. Metode : Penelitian deskriptif hanya menggambarkan atau memaparkan variable yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antar variable . Hasil : Pada penelitian literature review ini didapatkan hasil terjadinya penurunan frekuensi halusinasi Tn. A dari 5 kali sehari menjadi 2 kali sehari, sedangkan pada Ny.Y tidak ditemukan adanya penurunan frekuensi halusinasi dengan frekuensi halusinasi tetap 4 kali dalam sehari. Kesimpulan : Adanya pengaruh terapi kognitif terhadap penurunan frekuensi halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran. Terapi kognitif dapat digunakan sebagai pengobatan non-farmakologi bagi pasien dengan halusinasi pendengaran untuk menurunkan frekuensi halusinasi pendengaran. Kata kunci : Gangguan Persepsi Sensori, Terapi Kognitif, Halusinasi Pendengaran


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 77-83
Author(s):  
Endah Putri R ◽  
Harnanik Nawangsari

Masa remaja berhubungan dengan suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas merupakan suatu bagian penting dari masa remaja yang lebih menekankan proses biologis yang mengarah pada kemampuan reproduksi. Pada saat ini perempuan akan mengalami ovulasi dan menstruasi yang terkadang juga disertai nyeri haid (dysmenorrhea). Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan peneliti didapatkan hasil wawancara dari 15 siswi, terdapat 13 siswi yang mengalami dysmenorrhea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Senam Yoga terhadap Nyeri Haid pada Remaja Putri Kelas X MAN 2 Kota Probolinggo. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan one group pretest posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X MAN 2 Kota Probolinggo yang berjumlah 172 siswi. Sampel penelitian ini sejumlah 35 siswi dengan tekhnik sampling  Proportional Random Sampling. Variable independent adalah Senam Yoga dan variable dependent adalah Nyeri Haid. Instrumen penelitian menggunakan pengukuran skala nyeri Face Pain Scale – Revised (FPS-R). Pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring, tabulating dengan analisa data spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan senam yoga hampir setengah dari responden mengalami nyeri haid dengan skala 3 (lebih nyeri) dengan jumlah 16 responden (45,7%). Sedangkan setelah dilakukan senam yoga  hampir setengah dari responden mengalami nyeri haid dengan skala 2 (sedikit nyeri) sebanyak  12 responden (34,3%). Uji statistik Spearman rank menunjukan bahwa r value = 0,000 < α (0,05) sehingga H1 diterima.Kesimpulan penelitian ini ada Pengaruh Senam Yoga terhadap Nyeri Haid pada Remaja Putri Kelas X MAN 2 Kota Probolinggo. Kata Kunci : Senam Yoga, Nyeri Haid, Siswi Kelas X


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 9-22
Author(s):  
Alfi Nur Isnaeni ◽  
Sudiarto Sudiarto ◽  
Fida Dyah P
Keyword(s):  

Latar belakang : Penuaan merupakan salah satu fase dalam kehidupan manusia yang dalam prosesnya seseorang akan mengalami  penurunan fungsi berbagai organ tubuh yang salah satunya terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu jantung dan pembuluh darah. Penyakit yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah salah satunya yaitu hipertensi yang diakibatkan dari menurunnya elastisitas pembuluh darah. Penatalaksanaan hipertensi salah satunya yaitu dengan metode komplementer rendam kaki air hangat yang mengakibatkan pembuluh darah vasodilatasi dan melancarkan aliran darah sehingga tekanan darah menurun. Tujuan : Untuk mengetahui efek dari rendam kaki menggunakan air hangat untuk menurunkan tekanan darah pada lansia. Hasil : Pada penelitian literature review  ini didapatkan hasil  terjadi penurunan sebanyak 3,27 mmHg untuk sistolik dan 2,75 mmHg untuk diastolik yang dilakukan selama 7 kali berturut-turut dalam 2 minggu. Terjadi penurunan setelah dilakukan terapi rendam kaki selama 3 minggu dengan nilai mean pada minggu ketiga 19,444 dengan P Value 0,000 untuk sistolik dan nilai mean 13,333 dengan P Value 0,000 untuk diastolik. Berdasarkan data diatas terapi rendam kaki air hangat efektif menurunkan tekanan darah pada lansia. Kesimpulan : Adanya pengaruh dari terapi rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Rendam kaki air hangat dapat menjadi salah satu pengobatan non farmakologi bagi lansia dengan hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Kata kunci : Rendam Kaki Air Hangat, Lansia, Hipertensi


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 80-88
Author(s):  
Maharani Tri Puspitasari
Keyword(s):  

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Relaksasi progresif merupakan intervensi untuk mengendalikan hipertensi yang tidak menimbulkan efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten Jombang. Desain penelitian ini menggunakan (Pre-Experimental) dengan pendekatan one-group pra test-post test desaign. Variable dependennya adalah tekanan darah tinggi, sedangkan variable independennya adalah relaksasi progresif. Pengambilan sample dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, jumlah populasi sebanyak 32 responden dan jumlah sampel sebanyak 20 responden. Untuk menguji pengaruh relaksasi progresif antar variabel menggunakan uji statistic  wilcoxon tingkat kemaknaan α = 0,05. Berdasarkan uji statistik wilcoxon dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk tekanan darah setelah observasi hari ketiga didapatkan nilai signifikan ρ =0,000 (α<0,05) sehingga Ho ditolak, berarti ada pengaruh relaksasi progresif terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Disimpulkan ada pengaruh pemberian relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten Jombang. Sehingga relaksasi progresif dapat digunakan sebagai intervensi untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia. Kata Kunci: Lansia, Relaksasi Progresif, Tekanan Darah Tinggi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document