Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Al-Jamiah Research Centre

2655-8750, 2656-0240

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Suryadi Suryadi

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa kelas X pada materi Persamaan Linier tahun pelajaran 2018/2019, melalui penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA2 SMAN 1 Cikijing Kabupaten Majalengka yang berjumlah 31 orang siswa dengan 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi siswa dan guru serta naskah soal tes penguasaan konsep, dokumentasi data yang diperoleh berupa nilai siswa sebagai data primer dan hasil observasi serta dokumentasi sebagai data pendukung. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Terdapat peningkatan penguasaan konsep ditunjukan dengan nilai yang diperoleh pada setiap siklusnya. Pada pratindakan nilai rata-rata penguasaaan konsep siswa 52,5. Pada siklus I nilai rata-rata penguasaaan konsep siswa 66,5,  dan siklus II nilai rata-rata penguasaaan konsep siswa meningkat menjadi 76. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau pratindakan sebanyak  9 orang atau 29%, pada siklus I ketuntasan belajar siswa yaitu 20 orang atau 65%, dan pada siklus II ketuntasan belajar sebanyak  25 orang atau 81 %. Simpulan, penerapan model Pembelajaran PBL dapat meningkatkan penguasaaan konsep siswa pada pelajaran matematika topik sistem persamaan linier. Disarankan kepada guru matematika dan mapel lainnya untuk mencoba menerpakan PBL dalam pembelajaran.Kata Kunci: Problem Based Learning, Penguasaan Konsep, Sistem Persamaan Linier 


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Ambar Gini Permatasari ◽  
Turmudi Turmudi

Komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika sangat penting dan harus Dimiliki siswa, hal ini disebabkan oleh komunikasi matematika mengatur dan mengkonsolidasikan pemikiran matematika siswa baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memiliki gaya belajar auditorial dan gaya belajar visual dalam pembelajaran matematika secara daring (online). Metode penelitian ini yaitu penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan survey. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrument angket gaya belajar dengan menggunakan google forms. Selanjutnya diambil beberapa siswa untuk mengerjakan soal komunikasi matematis yang dibuat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan serta memahami materi yang diajarkan karena pembelajaran matematika secara daring merupakan hal baru bagi siswa serta sebagian siswa tidak senang jika pembelajaran matematika dilakukan secara daring yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya  seperti kendala teknis, tekanan karena banyak tugas dan lain sebagainya. Serta ditemukan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar auditorial dan gaya belajar visual mempunyai cara yang berbeda dalam mengkomunikasikan ide dan gagasannya. Yaitu mampu menyatakan situasi secara tertulis, mampu mengubah situasi ke dalam model matematika, mampu mengungkapkan kesimpulan matematika yang diperolehnya dengan bahasa sendiri.Kata Kunci: komunikasi matematis, gaya belajar, pembelajaran daring (online).


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Luthfi Nur Azizah
Keyword(s):  

Kecemasan matematika merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar matematika siswa.  Kecemasan matematika juga dialami oleh siswa di SMPN 2 Sleman yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar matematika dan mengurangi tingkat kecemasan matematika menggunakan model pembelajaran group investigation dengan metode guided inquiry. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan desain Kemmis dan Mc Raggart yang dilaksanakan selama dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMPN 2 Sleman tahun ajaran 2018/2019. Instrumen yang digunakan adalah angket kecemasan matematika siswa, lembar tes prestasi belajar matematika, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran group investigation dengan metode guided inquiry dapat mengurangi tingkat kecemasan matematika. Penurunan kecemasan matematika dapat dilihat dari peningkatan persentase hasil angket pada akhir tindakan siklus II yakni 58% dari jumlah siswa memiliki kecemasan maetmatika dengan tingkat rendah,. Hal ini didukung juga dengan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada akhir tindakan siklus II yang juga mengalami peningkatan dibanding pra siklus maupun siklus I yaitu, menjadi 93,33%. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika pada akhir siklus II adalah 70,97 atau sebesar 87,10 % siswa yang melebihi KKM. Pembelajaran dengan model pembelajaran group investigation dengan metode guided inquiry dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengurangi kecemasan matematika dan meningkatkan prestasi belajarnya.Kata Kunci: group investigation, guided inquiry, kecemasan matematika


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Agus Prianto
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan, mengekplorasi dan menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui problem posing bersifat open ended. Subjek penelitian ini sebanyak 32 siswa SMP Negeri 1 Jepara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian diskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah memberikan informasi, kemudian meminta siswa membuat soal (pertanyaan) sebanyak mungkin dan selesainnya. Jawaban siswa dianalisis secara diskriptif berdasarkan aspek kemampuan kreatif matematis yang meliputi fluency, flexibility, dan novelty. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek fluency mencapai 78,13%; aspek flexibility mencapai 31,25%; dan aspek novelty hanya mencapai 6,25%. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa umumnya pada dua aspek yaitu fluency dan flexibility.Kata Kunci: berpikir kreatif matematis, problem posing, open ended


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Uswatun Khasanah ◽  
Burhanudin Arif Nurnugroho
Keyword(s):  

Kemampuan berpikir kritis mahasiswa perlu diajarkan sebagai bekal dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Kemampuan ini perlu dilatihkan melalui kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi. Matakuliah Pemodelan Matematika merupakan salah satu matakuliah pada program studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Karakteristik dari matakuliah pemodelan matematika yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi menjadi salah satu alasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar matakuliah pemodelan matematika yang dapat meningkatkan k emampuan berpikir kritis mahasiswa. Dalam menggembangkan bahan ajar matakuliah pemodelan matematika, prosedur penelitian yang digunakan adalah 4-D model. Model pengembangan 4-D meliputi empat tahap yaitu, define, design, develop, dan disseminate. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar penilaian bahan ajar oleh ahli dan juga soal tes kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar matakuliah pemodelan matematika dikatakan dapat memfasilitasi  peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Berdasarkan penilaian ahli terhadap bahan ajar matakuliah pemodelan matematika diperoleh skor rata-rata 80,02 (kategori sangat baik). Selain itu hasil tes kemampuan berpikit kritis mahasiswa menunjukkan adanya peningkatan terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa secara kualitatif. Kata Kunci: bahan ajar, pemodelan matematika, kemampuan berpikir kritis


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Edy Waluyo ◽  
Nuraini Nuraini
Keyword(s):  

Menghadapi perkembangan teknologi pada pembelajaran abad 21 saat ini, guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mampu mengintegrasikan teknologi, pengetahuan pedagogi dan konten dalam pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Melalui pemecahan masalah siswa dituntut berpikir secara sistematis, kritis, logis, serta memiliki sikap pantang menyerah untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran matematika dengan menggunakan model inquiry learning terintegrasi TPACK untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan model Borg & Gall yakni suatu proses sistematis yang dilakukan dalam mengembangkan suatu produk pendidikan dan mengacu pada pengembangan desain pembelajaran meliputi analisis kebutuhan, desain produk, pengembangan produk, implementasi dan evaluasi produk. Penelitian dikenakan pada 60 siswa Madrasah Tsanawiyah Muallimat NW Pancor kelas VII A dan VII D. Pengumpulan data menggunakan instrumen pedoman atau lembar validasi produk, angket kepraktisan produk dan tes hasil belajar untuk mengukur kepraktisan dan efek potensial produk yang dikembangkan. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif. Dari hasil analisis data, desain instruksional yang dikembangkan tergolong produk yang valid dengan rata rata 152,67, praktis dengan rata rata skor kepraktisan 83, efektif dengan prosentase kepraktisan 91,67% sehingga layak untuk diimplementasikan. Produk yang dikembangkan juga potensial dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan N-Gain sebesar 0,75.Kata Kunci: Desain Instruksional, Inquiry, TPACK, Pemecahan Masalah


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 51-60
Author(s):  
Nasha Nauvalika Permana ◽  
Ana Setiani ◽  
Novi Andri Nurcahyono

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran adaptif matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa pemberian tes dan wawancara.  Pengambilan subyek penelitian ini adalah 6 siswa kelas VIII SMP. Pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada soal HOTS dengan indikator mengajukan dugaan, subjek  dengan kemampuan penalaran adaptif matematis tinggi dan rendah mampu mengajukan dugaan. Berbeda dengan  subjek yang memiliki kemampuan penalaran adaptif rendah tidak mampu mengajukan dugaan, 2) Pada soal HOTS dengan indikator memberikan alasan terhadap suatu kebenaran, subjek dengan kemampuan tinggi dan sedang mampu memberikan alasan terhadap suatu pernyataan dengan benar. Berbeda dengan subjek berkemampuan rendah yang tidak dapat memberikan alasan terhadap sebuah pernyataan, 3) Pada soal HOTS dengan indikator menarik kesimpulan pada sebuah pernyataan, subjek berkemampuan tinggi dan sedang mampu menunjukkan penyelesaian dengan memberikan kesimpulan yang benar dan lengkap. Berbeda dengan subjek berkemampuan rendah yang belum mampu mengerjakan soal tersebut dengan benar, 4) Pada soal HOTS dengan indikator memeriksa kesahihan suatu argumen, subjek dengan kemampuan tinggi dan sedang mampu mengecek kesahihan suatu argument dengan menunjukkan letak kebenaran atau kesalahan secara lengkap. Berbeda dengan subjek dengan kemampuan rendah yang tidak mampu mengecek kesahihan suatu argument, 5) Pada soal HOTS dengan indikator menemukan pola pada suatu gejala matematis, subjek berkemampuan tinggi, sedang dan rendah belum mampu menemukan pola dari suatu gejala matematis


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Burhanuddin Latif
Keyword(s):  

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran bermakna telah dilakukan oleh mahasiswsa selama perkuliahan Analisis Real secara daring pada masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Metode yang digunakan adalah metode survey yang terdiri dari 15 pernyataan dengan setiap indikator diwakili oleh 3 buah pernyataan. Survey dilakukan kepada 34 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Analisis Real. Hasil survey dianalisis menggunakan analisis proporsi dengan melihat persentase dari setiap pernyataan untuk setiap indikator. Berdasarkan data, diperoleh hasil bahwa mayoritas (>60%) telah belajar secara active, constructive, intentional, dan cooperative. Sementara sebagaian (>50%) merasa masih belum dapat belajar secara authentic. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini yang memaksa semua proses pembelajaran dilakukan secara daring menuntut dosen untuk cermat memilih media daring yang cocok diterapkan dengan memperhatikan kondisi mahasiswa dan dosen. Dengan hasil peneltian ini diharapkan dosen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan apa yang dialami mahasiswa saat pembelejaran bermakna selama perkuliahan Analisis Real secara daring dilaksanakan dan dapat dijadikan dasar bagi pemilihan media daring lainnya bahkan mengkombinasikannya.Kata kunci : Pembelajaran Bermakna, Analisis Real, Pembelajaran Daring, Covid-19


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 89-97
Author(s):  
Adit Saputra ◽  
Raekha Azka

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan komik yang layak dan mampu memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa SMP/MTs. Pengecekan efektivitas, validitas, dan praktibilitas dilakukan pada komik untuk mengetahui kelayakan produk. Komik dinyatakan valid berdasarkan penilaian ahli yang memperoleh skor total 3,23 dari total skor 4. Komik juga dinilai efektif bersadarkan hasil post-test dan skala yang berturut turut menunjukan ketuntasan 83,87 % dan 70%. Komik dinyatakan praktis pula berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran, komik mampu mencapai keterlaksanaan pembelajaran sebesar 70,24%. Oleh karena itu, komik matematika yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini layak digunakan untuk memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa SMP/MTs.Kata Kunci : komik, pemahaman konsep, motivasi belajar


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 61-70
Author(s):  
Afifah Nur Indah Sari ◽  
Sunarwanto Sunarwanto ◽  
Endang Listyani

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan kerjasama siswa dan kualitas pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pendekatan kualitatif. PTK ini dilaksakan di XI MIA 9 SMA N 1 Yogyakarta. Data yang dikumpulkan dengan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi kemampuan kerjasama siswa, angket kemampuan kerjasama, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran matematika yang diperoleh meningkat dari kondisi awal yaitu pada kategori sedang meningkat menjadi pada kategori tinggi pada siklus pertama dan siklus kedua. Pada kondisi awal, rata-rata skor kemampuan kerjasama siswa adalah 84 sedangkan pada akhir siklus pertama menjadi 87 dan pada akhir siklus kedua 90. Persentase skor rata-rata siswa dalam kategori sangat tinggi diperoleh sebesar 10% dan siswa dalam kategori tinggi mencapai 66,67%. Hasil observasi kemampuan kerjasama siswa diperoleh sebesar 73,33% siswa mencapai kategori minimal tinggi. Persentase kelulusan siswa yang memperoleh nilai hasil belajar lebih dari KKM pada siklus I sebesar 76,67% dan pada siklus II sebesar 90%. Dengan demikian, setelah 2 siklus, pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa. Hal tersebut juga diikuti dengan meningkatnya persentase keterlaksanaan pembelajaran dari sklus I sebesar 84,48% pada kegiatan guru dan 82,76% pada kegiatan siswa meningkat menjadi 88,51% di akhir siklus II baik untuk kegiatan guru maupun kegiatan siswa.Kata kunci : penelitian tindakan kelas, kerjasama, Two Stay Two Stray


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document