Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

180
(FIVE YEARS 179)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Tanjungpura University

2302-9854

Author(s):  
Titania Aurellia, Hendra Perdana

Kritik dan saran masyarakat dalam hal pelayanan, mendorong unit penyelenggara pelayanan publik dituntutuntuk memenuhi harapan masyarakat. Masyarakat menilai pelayanan publik yang dilakukan tidak sesuaiharapan, sehingga perlunya tindakan yang dapat memperbaiki hal tersebut, jika tidak ditangani dapatmenimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat. Salah satu unit penyelenggara pelayanan publik yaituKepolisian Daerah Kalimantan Barat yang melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap pelayananpublik. Ada beberapa aspek yang menjadi variabel yaitu aspek penegakan hukum () , aspek pemeliharaankamtibmas 2 ( ) , aspek pelayanan publik 3 () , dan aspek kepercayaan masyarakat () . Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah structural equation modeling partial least square (SEM-PLS), denganmenggunakan SEM-PLS dimungkinkan menggunakan ukuran sampel relatif kecil dan tidak membutuhkanasumsi normalitas. Penelitian ini menggunakan software smartPLS 3.0 dengan penerapan SEM-PLS untukmenganalisis hubungan variabel laten endogen dan variabel laten eksogen. Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan, didapatkan model persamaan yaitu , dengan variabel yangdiperoleh mempengaruhi aspek kepercayaan masyarakat () secara signifikan adalah variabel aspekpemeliharaan kamtibmas 2 () dan aspek pelayanan publik 3 ( ) . Nilai R untuk model persamaan strukturalyaitu sebesar 46,5%.Kata Kunci : Pelayanan Publik, Kepolisian, SEM-PLS


Author(s):  
Dhea Trinandya Wijayanti, Helmi, Nurfitri Imro’ah

 Pada umumnya peta kendali yang sering digunakan dalam pengendalian kualitas statistik adalah peta kendali Shewhart. Peta kendali ini bekerja hanya dengan menggunakan informasi yang terkandung dalam titik sampel terakhir dan mengabaikan informasi dari seluruh barisan titik sampel sebelumnya. Hal ini membuat peta kendali Shewhart kurang efektif dalam mendeteksi pergeseran rata-rata yang relatif kecil pada proses produksi. Sebagai alternatif, dikembangkan peta kendali Cumulative Sum (Cusum) dan peta kendali Exponentially Weighted Moving Average (EWMA). Penelitian ini menerapkan peta kendali Cusum dan peta kendali EWMA serta membandingkan kinerjanya dalam mendeteksi pergeseran rata-rata yang relatif kecil pada data produksi. Tahapan pengerjaan dimulai dari melakukan analisis peta kendali Cusum dan peta kendali EWMA dengan menghitung nilai statistik, batas kendali, dan membentuk grafik setiap peta kendali. Selanjutnya, dihitung nilai Average Run Length (ARL) sebagai acuan untuk membandingkan kinerja kedua peta kendali. Berdasarkan hasil penerapannya pada produksi wajan nomor 18 di CV. XYZ, pada peta kendali Cusum tidak terdapat titik-titik yang berada di luar batas kendali. Namun, pada peta kendali EWMA mampu mendeteksi adanya 9 titik yang berada di luar batas kendali sehingga proses produksi tidak terkendali secara statistik. Selain itu berdasarkan perolehan nilai ARL, diketahui nilai ARL peta kendali EWMA menunjukkan hasil yang lebih kecil yaitu sebesar 45,832 dibandingkan dengan nilai ARL peta kendali Cusum yang sebesar 69,108. Dari hasil analisis didapat kesimpulan bahwa peta kendali EWMA lebih efektif daripada peta kendali Cusum dalam mendeteksi adanya pergeseran rata-rata yang relatif kecil pada produksi wajan nomor 18 di CV. XYZ. Kata Kunci: Cusum, EWMA, ARL                                       


Author(s):  
Maria Regina Vindasari, Helmi, Nurfitri Imro’ah
Keyword(s):  

Setiap perusahaan pasti menginginkan proses produksi yang terkendali. Terkait hal itu, pemilihan peta kendali sebagai alat pengendalian kualitas statistik merupakan keputusan yang penting. Umumnya produk yang dihasilkan sebuah perusahaan memiliki jumlah yang bervariasi setiap periodenya serta pengendalian kualitas yang dilakukan lebih sering menghitung kecacatan dari produk yang dihasilkan. Peta kendali yang sesuai pada kasus tersebut adalah peta kendali atribut. Peta kendali atribut adalah peta kendali yang digunakan apabila karakteristik yang digunakan bersifat cacat atau tidak cacat. Pada kasus ini, dapat dipilih peta kendali 15u">  karena jumlah produksi yang dihasilkan bervariasi dan cacat yang dihitung adalah jumlah cacat pada per satuan produk. Perkembangan peta kendali atribut yang semakin pesat memunculkan peta kendali baru yang dinamakan peta kendali Decision on Belief (DOB). Peta kendali ini dikatakan lebih cepat dalam melihat pergeseran data. Terkait hal itu, dilakukan perbandingan kinerja antara peta kendali DOB dan peta kendali 15u">  untuk menganalisis proses produksi crumb rubber pada PT. PQL. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu membuat peta kendali 15u">  dan peta kendali DOB. Setelah itu dilakukan analisis perbandingan kinerja dari peta kendali DOB dan peta kendali 15u"> . Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja dari peta kendali DOB lebih cepat mendeteksi pergeseran data sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya proses yang tidak terkendali. Kata Kunci: Pengendalian kualitas statistik, Peta kendali 15u"> , Peta kendali DOB.


Author(s):  
Yuli Rahayu, Evi Noviani, Yudhi

Metode Newton merupakan metode iterasi yang digunakan untuk mencari akar-akar persamaan nonlinear maupun sistem persamaan nonlinear dengan orde konvergensi dua. Pada penelitian ini dibahas tentang penyelesaian sistem persamaan nonlinear dengan modifikasi metode Newton. Metode yang diperoleh dengan modifikasi metode Newton mempunyai orde konvergensi tiga. Langkah-langkah untuk mencari solusi sistem persamaan nonlinear  dengan menggunakan metode ini adalah mencari nilai  sebagai solusi dari iterasi ke-  dengan toleransi error . Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tersebut dapat menyelesaikan sistem persamaan nonlinear dengan orde konvergensi tiga.Kata kunci: Metode Newton, Orde konvergensi, Galat, Norm, Sistem Persamaan Nonlinear


Author(s):  
Ika Novira Zulianti, Shantika Martha, Nurfitri Imro’ah

Grey Double Exponential Smoothing (GDES) merupakan gabungan dari metode grey dan double exponential smoothing yang digunakan untuk melakukan peramalan data deret waktu yang berpola trend dengan keacakan, ketidakteraturan dan keterbatasan informasi data yang ada. Grey accumulated generating operator (r-AGO) yang dapat memuluskan gangguan acak data dimasukkan ke dalam metode double exponential smoothing sehingga kecenderungan pola data dapat dilihat dengan jelas. Hasil peramalan metode GDES diperoleh dengan cara mentransformasikan balik data transformasi r-AGO menggunakan inverse accumulated generating operator (IAGO). Penelitian ini bertujuan meramalkan harga emas batangan pada bulan Januari sampai Juni tahun 2020 menggunakan metode GDES serta mengukur kesalahan peramalan yang dihasilkan metode tersebut. Keakuratan hasil peramalan yang digunakan adalah mean absolute precentage error (MAPE). Dataset yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-rata harga  emas batangan per gram dari bulan Januari 2016 sampai Desember 2019. Hasil peramalan harga emas yang diperoleh menggunakan metode GDES menunjukkan trend naik setiap bulannya dengan hasil peramalan terendah adalah Rp.755.340,39 pada bulan Januari 2020 dan hasil peramalan tertinggi adalah Rp.763.833,70 pada bulan Juni 2020. Nilai MAPE yang dihasilkan sebesar 1,53% yang berarti bahwa peramalan GDES untuk harga emas batangan termasuk dalam kategori peramalan yang sangat baik. Kata Kunci : peramalan, exponential smoothing, grey, r-AGO, IAGO, MAPE


Author(s):  
Rizki Nur Rahmalita, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki

Dana pensiun diandalkan oleh para karyawan untuk menunjang kesejahteraan hidup dimasa tua. Penelitian ini menerapkan tingkat suku bunga konstan dan model suku bunga stokastik untuk melakukan perhitungan program dana pensiun. Model suku bunga stokastik yang digunakan adalah model Vasicek. Berdasarkan rata-rata suku bunga tahunan BI, langkah awal perhitungan dimulai dengan mengestimasi parameter model Vasicek meliputi kecepatan tingkat suku bunga menuju titik keseimbangan, titik keseimbangan, dan volatilitas dengan metode maximum likelihood estimation (MLE). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perhitungan nilai iuran normal (NC) dan kewajiban aktuaria (AL) pada tingkat suku bunga konstan dan model Vasicek,  dengan metode perhitungan dana pensiun traditional unit credit (TUC). Data yang digunakan adalah data guru honorer Kementerian Agama (Kemenag) di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau dengan asumsi jumlah gaji per bulan tetap. Proporsi dari gaji yang disiapkan untuk manfaat pensiun sebesar 2,5% dari total gaji peserta per tahun. Kesimpulan yang dihasilkan adalah pada suku bunga model Vasicek dihasilkan nilai NC dan AL yang lebih kecil sehingga cadangan manfaat pensiun yang disediakan instansi akan lebih kecil, begitu pula iuran normal yang harus dibayarkan peserta. Kata Kunci: guru honorer, manfaat pensiun tetap, usia pensiun normal.


Author(s):  
Lidia Karnelia, Dadan Kusnandar, Shantika Martha
Keyword(s):  

Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Prosedur pengelompokan yang digunakan dalam analisis cluster yaitu metode hierarki dan non hierarki. Metode hierarki terdiri dari divisive dan alggomerative. Pembentukan jumlah cluster optimum yang tepat untuk digunakan diperoleh melalui identifikasi pola pergerakan varians pada cluster yang mencapai global optimum. Penemuan posisi cluster yang mencapai global optimum pada pola pergerakan varians diperoleh melalui penerapan metode valley-tracing. Pada penelitian, digunakan penerapan  analisis cluster hierarki divisive untuk  mengelompokkan 13 desa di Kecamatan Nanga Taman berdasarkan kelompok pendidikan yang ditamatkan tahun 2019. Dari hasil analisis pembentukan cluster optimum  pada metode hierarki divisive, diperoleh  sebanyak empat cluster. Informasi tersebut akan mempermudah pemerintah Kecamatan Nanga Taman dalam menanggulangi permasalahan  pendidikan karena tidak meratanya jumlah penduduk berdasarkan kelompok pendidikan yang ditamatkan. Anggota cluster pertama Desa Nanga Taman  tidak memiliki kemiripan dengan desa lainnya, karena  jumlah penduduk tamatan sarjana, diploma dan SMA terbanyak. Anggota cluster kedua Desa Nanga Mentukak dan Sungai Lawak, memiliki kemiripan berdasarkan jumlah penduduk tamatan diploma dan pada kelompok pendidikan lainnya tidak jauh berbeda. Anggota cluster ketiga Desa Nanga Koman dan Lubuk Tajau, memiliki kemiripan berdasarkan jumlah penduduk tamatan sarjana dan pada kelompok pendidikan lainnya tidak jauh berbeda. Anggota cluster keempat Desa Rirang Jati, Senangak, Nanga Kiungkang, Tapang Tingang, Nanga Mongko, Nanga Engkulun, Pantok dan Meragun, memiliki kemiripan berdasarkan kelompok pendidikan tidak/belum tamat SD dan tamatan SD.  Kata Kunci : Analisis Multivariat, Pendidikan, Global Optimum, Valley-Tracing.


Author(s):  
Paula, Yundari, Fransiskus Fran

Aljabar pada pewarisan genetik merupakan aljabar  atas . Aljabar  merupakan aljabar dengan realisasi genetik jika  memuat suatu segregasi Mendel. Hukum Mendel dalam pewarisan genetik menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet tiap pasang gen disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk. Secara umum, dalam pewarisan genetik memungkinkan terjadinya suatu mutasi. Dalam penelitian ini dibahas tentang aljabar mutasi yang merupakan left almost algebra. Lebih lanjut dibahas pula tentang left almost algebra yang berkaitan dengan aljabar alternatif dan aljabar Jordan. Kata Kunci : aljabar mutasi, aljabar alternatif, aljabar Jordan.


Author(s):  
Dwi Nining Indrasari, Neva Satyahadewi, Hendra Perdana
Keyword(s):  

Strategi yang dapat dilakukan investor dalam berinvestasi, yaitu dengan membentuk portofolio optimal. Portofolio optimal dapat dibentuk menggunakan metode multiobjektif, dimana metode tersebut dapat memaksimalkan return dan meminimalkan risiko pada waktu bersamaan. Pada metode multiobjektif terdapat koefisien pembobot yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar seorang investor mengambil risiko atas expected return. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis besarnya nilai return dan risiko yang terbentuk dalam pembentukan portofolio optimal saham menggunakan metode multiobjektif. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data penutupan harga saham harian yang selalu masuk dalam indeks saham LQ-45 pada periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2018. Saham yang dipilih untuk pembentukan portofolio optimal ada empat saham, diantaranya PTBA.JK, BBCA.JK, ICBP.JK, dan SMGR.JK. Pada kasus ini diambil contoh dengan menginvestasikan modal sebesar Rp50.000.000,00 dengan periode waktu 20 hari dan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis menggunakan koefisien pembobot , maka diperoleh nilai return sebesar Rp4.962.680,00 dengan risiko sebesar Rp4.352.279,00. Kata Kunci: Metode Multiobjektif, Portofolio Optimal, Koefisien Pembobot


Author(s):  
Syarifah Ratih Eka Wahyuni, Mariatul Kiftiah, Yudhi

LPG (Liquid Petrolium Gas) adalah salah satu komoditas sektor migas yang diproduksi oleh PT. Pertamina (Persero). Salah satu permasalahan yang dihadapi Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Kalimantan Barat yaitu mendistribusikan tabung gas LPG dari Stasiun Pengisian  Bahan Bakar Elpiji (SPBE) ke setiap pangkalan. Permasalahan rute pendistribusian termasuk dalam Vehicle Routing Problem (VRP) yaitu permasalahan penentuan rute kendaraan untuk melayani beberapa pelanggan. Salah satu variasi VRP yaitu Capacitated Vehicle  Routing Problem (CVRP) dimana permasalahan setiap kendaraan yang mempunyai kapasitas terbatas. Variasi ini dapat diselesaikan menggunakan algoritma Sequential Insertion dimana terdapat empat kriteria dalam pemilihan pelanggan pertama yaitu earliest deadline, earliest ready time, shortest time window dan longest travel time. Penyelesaian permasalahan pendistribusian Gas LPG 3 kg di Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Kalimantan Barat dengan algoritma Sequential Insertion memiliki hasil perhitungan dengan total jarak dan waktu tempuh yang berbeda untuk setiap kriteria yaitu untuk kriteria earliest deadline didapat total jarak dan waktu tempuh adalah 280.3 km dan 15.071 jam, Kriteria earliest ready time didapat total jarak dan waktu tempuh 293.66 km dan 15.4055 jam, Kriteria Shortest time window didapat total jarak dan waktu tempuh 276.54 km dan 14.6355 jam dan kriteria longest travel time didapat total jarak dan waktu tempuh 256.16 km dan 14.468 jam. Pada permasalahan ini dalam penentuan pelanggan awal dengan Kriteria longest travel time menghasilkan jarak dan waktu yang lebih optimal sehingga sistem pendistribusian lebih efisien dan juga menghemat biaya dalam  penggunaan bahan bakar bensin dan waktu dalam mendistribusikan LPG.Kata Kunci: Vehicle Routing Problem, Capacitated Vehicle Routing Problem, Sequential nsertion


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document