JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

121
(FIVE YEARS 60)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STIKES Wira Husada Yogyakarta

2579-7883, 2085-6997

2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Faris U.K Dapamudang ◽  
Dewi Ariyani Wulandari ◽  
Tedy Candra Lesmana

Realisasi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Wairasa Kabupaten Sumba Tengah untuk upaya percepatan pencegahan stunting selama 2017-2019 mengalami kenaikan, namun pada tahun terakhir masih terdapat kasus sebanyak 18,18% dari 1.859 balita. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi BOK pencegahan stunting dari segi input dan proses di Puskesmas Wairasa. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dengan studi kasus. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam melibatkan informan kunci yang berhubungan langsung dengan pembiayaan BOK. Data dianalisis menggunakan triangulasi sumber data danteknik. Dana BOK Puskesmas Wairasa tahun 2019 untuk pencegahan stunting terintegrasi diketahui sebesar Rp402.050.000,00 (44,7%) dari total pagu. Pencegahan stunting di Puskesmas Wairasa tidak saja berfokus pada balita, namun juga memperhatikan kesehatan usia remaja putri, kesehatan ibu, budaya, kesehatan lingkungan, sosial ekonomi dan pendidikan. Proses pencairan dana BOK sudah sesuai dengan juknis BOK, namun terjadi keterlambatan pencairan. Terdapat kendala masih kurangnya dana BOK dan keadaan geografis pelayanan Puskesmas Wairasa yang sulit untuk dijangkau. Pembiayaan BOK pencegahan stunting sudah terintegrasi dengan program kesehatan lainnya. Proses implementasi BOK pencegahan stunting terintegrasi sesuai dengan POA di Puskesmas Wairasa.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Rika Wulandari ◽  
Linda Suwarni ◽  
Selviana Selviana ◽  
Mawardi Mawardi
Keyword(s):  

Pandemi Covid-19 saat ini masih menjadi masalah besar di seluruh dunia. Pandemi ini sangat berdampak besar di segala sektor, salah satunya adalah kegiatan ibadah. Sudah banyak negara yang mempersiapkan New Normal di masa pandemi Covid-19, termasuk Indonesia. Tempat ibadah adalah salah satu tempat umum yang harus dipersiapkan untuk memasuki era New Normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan petugas tempat ibadah di Kota Pontianak memasuki era New Normal. Desain penelitian menggunakan potong lintang. Jumlah sampel penelitian ini adalah 90 tempat ibadah di Kota Pontianak yang dipilih secara proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui kesiapan petugas tempat ibadah selama periode New Normal. Hasil observasi menunjukkan bahwa hanya 2.2% uang membatasi jalur/pintu keluar rumah ibadah, 4,4% yang melakukan pengecekan suhu pada jemaah, 5.6% yang melakukan pengaturan jumlah jemaah, 8.9% yang menerapkan pembatasan jarak minimal satu meter, 8.9% yang mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah, 25.6% yang menyediakan handsanitizer, 47.8% yang mewajibkan penggunaan masker, 73.3% yang memasang himbauan penerapan protokol kesehatan, dan 94.4% yang melakukan pembersihan atau desinfeksi secara berkala, serta 96.7% yang menyediakan fasilitas cuci tangan di rumah ibadah.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Yonditera Wonda ◽  
Agnes Erida Wijayanti ◽  
Heni Febriani

Latar Belakang : Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembuangan tinja yang tidak higienis), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan yang kurang matang, dan penyimpanan makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2013).Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang pencegahan diare dengan kejadian diare pada balita di Posyandu Serejo, Desa Pondowoharjo Sleman Yogyakarta.Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita (Berumur 1-5 tahun) yang bertempat tinggal di Posyandu Serejo yaitu sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel ini adalah total sampling dan uji statistic menggunakan Uji Spearman Rank.Hasil : Hasil penelitian ini sebagian besar responden berpengetahuan baik tentang pencegahan diare dengan kejadian diare sebanyak 28 responden (46,7%) dan kejadian diare sebanyak 37 responden (61,7%). Hasil uji Spearman Rank menunjukan bahwa nilai Signifikasi p= 0,000<0,05 dengan correlation coefisient 0,673.Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pencegahan diare dengan kejadian diare pada balita di Posyandu Serejo, Desa Pondowoharjo, Sleman Yogyakarta.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Fera Siska ◽  
Cindi Lia Ariska

Latar Belakang : Terapi musik (Mozart) adalah penggunaan musik sebagai alat terapi untukmemperbaiki, memelihara, meningkatkan keadaan mental, fisik dan emosi. Bagi penderitahipertensi atau tekanan darah tinggi, musik dapat dijadikan sebagai terapi yang efektif untukmenurunkan tekanan darah.Tujuan Umum : Untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik (mozart) terhadap penurunantekanan darah pada lansia dengan hipertensi grade I di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan KitaPalembangMetode Penelitian : Pre Experimental Design dengan rancangan penelitian One-grouppre and post test designHasil penelitian : Nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan terapi musik klasikdalam sebesar 159,50 dengan standar deviasi 10,990 sedangkan nilai rata-rata tekanan darahsesudah diberikan terapi musik klasik sebesar 137,00 dengan standar deviasi 12,607. Nilai rataratatekanan darah diastolik sebelum diberikan terapi musik klasik dalam sebesar 95,50 denganstandar deviasi 6,048 sedangkan nilai rata-rata tekanan darah sesudah diberikan terapi musikklasik sebesar 91,00 dengan standar deviasi 5,982. Dari hasil uji statistik diketahui nilai p value= 0,000 < dari α = 0,05.Kesimpulan : Ada pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansiadengan hipertensi grade I.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Nurhayati Rumalutur ◽  
Nasiatul Aisyah Salim ◽  
Novi Istanti
Keyword(s):  

Instalasi Gawat Darurat merupakan gerbang utama penanganan kasus gawat darurat di RSyang memiliki peran penting dalam upaya penyelamatan hidup pasien. Oleh karena itu,pertolongan pada pasien yang datang ke IGD memerlukan standar sesuai kompetensi dankemampuan melalui waiting time yang cepat dan penangan yang tepat. Salah satu penyebabwaktu tunggu adalah sarana prasarana. Pemanfaatan dan pengelolaan sarana prasaranayang baik dapat mencegah tertundanya pelayanan dan membantu petugas kesehatan diIntalasi gawat darurat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sarana prasaranadengan waktu tunggu pelayanan di Instalasi Gawat Darurat RS PKU MuhammadiyahYogyakarta. Penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan rancangan cross sectional.Sampel adalah pasien yang datang dan mendapatkan pelayanan di IGD RS PKUMuhammadiyah tahun 2016 sebanyak 98 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakanaccidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi.Analisis data menggunakan uji spearmank rank. Hasil penelitian menunjukkan saranaprasarana pada kategori baik sebanyak 48 %. Hasil uji statistic menunjukkan ada hubunganantara sarana prasarana dengan waktu tunggu pelayanan di Instalasi Gawat Darurat RSPKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan nilai (sig 0,00)


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Patria Asda ◽  
Anida Anida

Angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular dan tidak menular masih tinggi disebabkan oleh masih buruknya kondisi kesehatan lingkungan, perilaku masyarakat yang masih belum mengikuti pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan belum optimalnya upaya-upaya penanggulangan penyakit. Data kondisi lingkungan di pedukuhan Ngemplak dan Caran merupakan daerah pemukiman dengan jarak rumah berdekatan dan merupakan daerah dataran rendah, pedukuhan ini memiliki warga dengan usia resiko tinggi (usia diatas 45 tahun) sejumlah 111 jiwa, dan sebanyak 23% dari warga menderita penyakit hipertensi, rematik 17%, asam urat 7% dan DM 2,13% (data primer puskesmas Ngaglik I, 2016). Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, dan melakukan aktivitas fisik hanya ketika melakukan pekerjaan sehari-hari. Informasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat resiko tinggi terkait pengetahuan penyakit tidak menular (PTM) masih kurang karena kegiatan posbindu tidak aktif dilaksanakan. Penelitian ini bertujan untuk mengukur hubungan sebab akibat/kekuatan hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang aktivitas fisik dengan kejadian penyakit tidak menular di Desa Sinduharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Populasi penelitian adalah lansia dan pra lansia yang berada di Dusun Ngemplak dan caran Sinduharjo Sleman. Rancangan penelitian menggunakan Cross- sectional, teknik sampling dengan purposive sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner baku dari Baecke (1982). Analisa data menggunakan analisa univariate dan bivariate menggunakan rumus chi-square dan dibantu dengan menggunakan software komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar melakukan aktivitas berat. Kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terjadi di masyarakat sebagian besar adalah Hipertensi, dan tidak di temukan hubungan antara aktivitas fisik masyarakat dengan kejadian penyakit tidak Menular di Dusun Ngemplak dan Caran.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Hana Ike Dameria Purba ◽  
Ester Saripati Harianja
Keyword(s):  
P Value ◽  

Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam penentu status gizi balita. Provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi permasalahan status gizi balita lebih tinggi dari rata-rata nasional pada seluruh indikator ditinjau dari data Riskesdas 2007, 2013 dan 2018. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh penyuluhan dengan buklet dan tanpa buklet menu gizi seimbang terhadap peningkatan pengetahuan ibu pekerja tentang penyajian makanan balita. Metode penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre-test post-test with control group. Populasi penelitian adalah ibu pekerja yang ada di kecamatan Medan Helvetia dengan jumlah sample sebanyak 58 ibu pekerja. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari dua kelurahan yang berbeda untuk menghindari terjadinya bias. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terjadi peningkatan skor pengetahuan secara signifikan pada kelompok kontrol (p-value = 0,003) dan kelompok eksperimen (p-value = 0,000). Namun, tidak terdapat perbedaan selisih nilai pengetahuan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen pada post-test (p-value = 0,703). Penggunan buklet tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh dalam membantu peningkatan pengetahuan ibu pekerja dalam penyajian makanan balita dibandingkan dengan metode ceramah. Namun, buklet dapat digunakan sebagai panduan dalam menyajikan makanan yang tepat bagi balita untuk menangani masalah status gizi balita


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Susi Damayanti ◽  
Ariana Sumekar
Keyword(s):  

Latar Belakang : Pangan jajanan merupakan salah satu asupan pangan yang digemari olehmasyarakat, terutama anak-anak usia sekolah dasar (SD). Anak-anak yang mengkonsumsijajanan berakibat nafsu makan yang kurang dan mengalami masalah pada gizinya yaitu 12,2%anak mengalami berat badan kurang, 11,4% anak mengalami berat badan lebih dan 14,6% anakmengalami obesitas (Centers for Diseases Control, 2015). Pendidikan gizi diperlukan olehanak usia sekolah terutama untuk meningkatkan pengetahuan, dan sikap pemilihan jajananyang baik. Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa intervensi pendidikan gizi dapatmeningkatkan pengetahuan, dan sikap pada anak sekolah dengan efektivitas yang berbeda bedaTujuan : Mengetahui efektivitas edukasi melalui media visual leaflet tentang pemilihan jajanansehat terhadap pengetahuan, dan sikap siswa Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo, KabupatenSleman, YogyakartaMetode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian komparasi denganpendekatan pre-experimental dengan desain one group pre test- post test design. Sampel dalampenelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius sejumlah 36 siswa. Data dianalisis denganmenggunakan paired sample T-test.Hasil : Terdapat peningkatan skor rata-rata tingkat pengetahuan. Sebelum dan setelah diberikanedukasi dengan media leaflet sebesar 3,72%. Terjadi peningkatan pengetahuan jumlah siswasebelum diberikan edukasi dengan media visual leaflet di SD Kanisius Kadirojo KalasanSleman Yogyakarta. Jumlah siswa dengan kategori baik 31 siswa (86,1%) dan setelah diberikanedukasi meningkat menjadi 34 siswa (94,4%). Terdapat peningkatan skor rata-rata sebesar3,34% sikap siswa SD Kanisius Kadirojo sebelum dan setelah diberikan edukasi dengan medialeaflet.Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan siswa SD KanisiusKadirojo Kalasan Sleman antara sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media visualleaflet pada siswa kelas empat SD Kadirojo Kalasan Sleman nilai sig 0,132 (p>0,005). Tidakterdapat perbedaan yang signifikan sikap siswa SD Kanisius Kadirojo Kalasan Sleman antarasebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media leaflet pemilihan jajanan sehat dengannilai p = 0,312 (p>0,05)


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Ignatius Djuniarto ◽  
Murgi Handari

Latar Belakang : Peningkatan usia harapan hidup disatu pihak menjadi indikatorkemajuan suatu bangsa, tetapi dipihak lain akan banyak menimbulkan masalahterutama masalah fisik, mental, ekonomi dan psikososial sehingga dapat menimbulkan persoalan bagi lansia itu sendiri, keluarga, maupun pemerintah. Bagi lansia, hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan mereka diantaranya, kesepian, terasing dari lingkungan, ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, ketergantungan, kurang percaya diri dan keterlantaran terutama bagi lansia yang miskin. Persoalan tersebut bersumber dari menurunnya fungsi fisik dan psikis akibat proses penuaan (Suardirman, 2011). Persoalan-persoalan diatas rawan terjadi pada lansia, karena ketidaksiapan mereka menerima apa yang telah terjadi sehingga dapat merugikan diri dan orang-orang di sekelilingnya. Lansia akan mengalamipenurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkanreaksi dan perilaku lansia menjadi lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif)meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan,tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Penurunan kedua fungsi tersebut, akan menimbulkan perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan kepribadian lansia, termasuk kematangan emosi. Perubahan perubahan tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup lansia (Kartinah dan Agus, S, 2008).Tujuan: Mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan kualitas hidup lansia di dusun Salam kecamatan Pathuk Gunung Kidul.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di dusun Salam kecamatan Pathuk I Gunung Kidul, sejumlah 56 orang..Pemilihan sampel secara total sampling. Data dianalisis menggunakan Spearman Rank dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,5).Hasil Penelitian: Kematangan emosi lansia dusun Salam sebagian besar berada pada kategori sedang (94,6%), dan kualitas hidup sebagian besar di kategori cukup (62,5%). Uji Spearman Rank didapat hasil koefisien korelasi Kematangan Hidup sebesar -0.078 (<0,005), maka Kematangan Emosi tidak berhubungan dengan Kualitas Hidup lansia.Kesimpulan: Kematangan Emosi tidak berhubungan dengan Kualitas Hidup lansia. Hasil uji korelasi didapat nilai negatif (-0,078), yang artinya kekuatan hubungan ke dua variabel sangat lemah dan tidak searah.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Dewi Ariyani Wulandari ◽  
Nasiyatul Aisyah Salim

Evaluasi pelaksanaan JKN memberikan fenomena adverse selection pada peserta non PBI/mandiri. Peserta mandiri yang beresiko tinggi menjadi peserta JKN untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam jangka pendek sehingga menimbulkan rasio klaim pelayanan kesehatan yang tinggi. Pelaksanaan JKN harus mendapatkan respon persepsi postitif dari masyarakat sehingga akan menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat terhadap pelaksanaan program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit dan persepsi pelayanan kesehatan dengan kepatuhan membayar premi pada peserta JKN mandiri di DI Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan desain penelitian crosssectional. Populasi penelitian ini adalah peserta JKN tipe kepesertaan PBPU di wilayah DI Yogyakarta. Sample penelitian ini sejumlah 201 kepala keluarga di wilayah DI Yogyakarta dan teknik pengambilan sample dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan riwayat penyakit dengan kepatuhan membayar premi JKN pada peserta mandiri sektor informal di Provinsi DI Yogyakarta (p=0.000) dan tidak ada hubungan persepsi pelayanan kesehatan dengan kepatuhan membayar premi JKN pada peserta mandiri sektor informal di Provinsi DI Yogyakarta (p=0.395). Saran agar program JKN mengadakan program rutin deteksi dini penyakit kronis, memperbaiki pelayanan kesehatan serta memberikan reward kepada peserta yang rutin membayar premi JKN


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document