SALINGKA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

44
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa

2615-3963, 0216-1389

SALINGKA ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 55-65
Author(s):  
Titian Berkat Gea ◽  
Kunjana Rahardi

Abstrak Pengalaman masyarakat leluhur Nias terhadap alam menciptakan beragam leksikon tumbuhan obattradisional dalam li niha (bahasa daerah Nias). Kearifan leluhurnya dalam menggunakan alamseharusnya tetap diteruskan oleh generasi penerus agar tetap menjadi kekayaan dan ciri khas yangmelekat bagi masyarakat Nias. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui leksikon tumbuhan obattradisional dan mendeskripsikan makna leksikon tumbuhan obat tradisonal yang digunakan dalamtuturan masyarakat Nias. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulandata berupa studi pustaka dan wawancara. Data berupa leksikon tumbuhan obat tradisional. Datadianalisis dengan tahapan: identifikasi data, klasifikasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkanterdapat leksikon tumbuhan obat tradisional dalam bahasa Nias yaitu langu wato , giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawa danö, mbala. Sepuluh leksikontersebut ditemukan dalam tuturan masyarakat Nias dan mengandung makna teguran atau nasihat,sindiran, ajaran hidup, dan amarah atau kekesalan.Kata-kata kunci: ekolinguistik, leksikon, tumbuhan obat tradisional   Abstract The ancestral experience of Nias community on nature has created a variety of lexicons oftraditional herbal medicine in li niha (Nias regional language). Wisdom of ancestral in the useof nature should have been passed on by succeeding generations to remain a wealth andcharacteristic inherent to Nias community. The purpose of the study is to know about lexiconsof traditional herbal medicine and to describe the meaning of the lexicons of traditional ofherbal used in utterance of Nias community. The research using a qualitative approach withdata collection techniques of library studies and interviews. The research data is lexicons oftraditional herbal medicine. Data analyzed with steps: data identification, classification, andinterpretation. The research results show the lexicons of traditional herbal medicine in niasare langu wato, giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawadanö, mbala. Ten lexicon is found in utterance of Nias community and contains the sense ofreproof or advice, insinuation, life lesson, and anger or resentment.Keywords: ecolinguistic, lexicon, traditional herbal medicine 


SALINGKA ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 89-102
Author(s):  
Emawati Emawati ◽  
Achmad Wahidy ◽  
Kiki Aprillianti Rifai

AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian antropologi sastra yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam berbagai nilai budaya masyarakat suku Banjar dan Dayak yang direpresentasikan dalam novel Jendela Seribu Sungai karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli. Pendekatan yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan antropologi sastra, suatu pendekatan interdisipliner yang secara khusus mengkaji berbagai aspek kebudayaan manusia yang tercermin melalui karya sastra. Selanjutnya, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Untuk menganalisis data, digunakan teknik analisis isi yang meliputi tahapan identifikasi data, klasifikasi data, dan interpretasi data. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan lima nilai budaya masyarakat suku Banjar yang direpresentasikan dalam novel Jendela Seribu Sungai karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli. Pertama, percaya adanya kekuasaan Tuhan dan senantiasa terus berdoa kepada Tuhan. Kedua, manusia harus dapat menjaga dan menggunakan alam dengan sebaik-baiknya agar dapatbermanfaat dalam kehidupan. Ketiga, manusia tidak dapat hidup sendiri karena merupakan makhluk sosial. Keempat, musyawarah, saling membantu dan saling mengasihi antarsesama. Kelima, manusiabertanggung jawab terhadap kelangsungan hidupnya sendiri untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik.Kata kunci: kebudayaan, nilai budaya, antropologi sastra  AbstractThis study aims to describe the cultural values of the people of Banjar and Dayak tribes are represented in the novel of Jendela Seribu Sungai by Miranda Seftiana and Avesina Soebli.The method used in this research is literary anthropology approach. It examines various aspects of human culture which is reflected through literary works. Furthermore, the research used qualitative descriptive method and content analysis technique are used to analyze the data, they are respectively, data identification, data classification, and data interpretation. The results found five cultural values of the people of Banjar tribe and Dayak that is representedin the novel of Jendela Seribu Sungai by Miranda Seftiana and Avesina Soebli. First, believe in the power of God and always continue to pray to God. Second, humans must be able to maintain and use nature as well as possible so that it can be useful in life. Third, humans cannot live alone because the people are social creatures. Fourth, deliberation, helping each other and sharing among each other. Fifth, humans are responsible for their own survival to make their lives better.Keywords: cultural, cultural value, literary anthropology


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document