Journal of Tropical AgriFood
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Mulawarman University - Agricultural Faculty

2685-3604, 2685-3590

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Maghfirotin Marta Banin ◽  
Yahya Yahya ◽  
Happy Nursyam

Industri pembekuan ikan (cold storage) sangat besar mengkonsumsi air untuk proses pencucian bahan baku dan peralatan sehingga banyak menghasilkan limbah cair. Salah satu pengolahan limbah yaitu secara biologi dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk menurunkan substrat tertentu pada limbah. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah Acinetobacter baumannii, Bacillus megaterium, Nitrococcus sp. dan Pseudomonas putida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kombinasi bakteri terhadap limbah cair industri pembekuan ikan kaca piring (Sillago sihama), dengan melihat perubahan nilai pH, TSS (Total Solid Suspended), amonia, minyak dan lemak, BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan membandingkan kelompok perlakuan dengan kontrol. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan yaitu hari ke-0, hari ke-5 dan hari ke-10. Limbah cair yang berasal dari pabrik pembekuan ikan kaca piring (Sillago sihama) dari PT. Inti Luhur Fuja Abadi, kabupaten Pasuruan. Hasil dari penelitian ini perlakuan kombinasi bakteri Acinetobacter baumannii (A), Bacillus megaterium (B),, Nitrococcus sp. (N), dan Pseudomonas putida (P) memberikan pengaruh yang nyata pada semua parameter. Nilai yang dihasilkan telah memenuhi syarat baku mutu limbah cair pembekuan ikan pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2014. Nilai pH mengalami kenaikan dari kontrol, hari ke 5 sampai hari ke 10. Untuk kombinasi bakteri terbaik adalah A+P dengan nilai TSS sebesar 63,85 mg/L, kadar amoniak sebesar 1,02 mg/L, minyak dan lemak sebesar 1,95 mg/L, BOD sebesar 20,05 mg/L, dan COD sebesar 79,95 mg/L.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Rifda Roswita ◽  
Syahrial Andullah ◽  
Zul Irfan ◽  
Yohan Yohan

PPengaturan populasi tanaman merupakan salah satu komponen teknologi utama dalam PTT untuk meningkatkan produksi kedelai di Indonesia. Populasi tanaman yang optimum berkaitan dengan lingkungan spesifik dan varietas yang ditanam. Penelitian yang bertujuan untuk menentukan populasi tanaman optimal untuk varietas Anjasmoro berdasarkan parameter pertumbuhan dan hasilnya pada lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan dari April sampai September 2018. Tiga perlakuan populasi tanam, yaitu rapat (500 ribu tanaman/ha, jarak tanam 40x10 cm), sedang (333 ribu tanaman/ha, jarak tanam 40x15 cm), dan jarang (250 ribu tanaman/ha, jarak tanam 40x20 cm), ditata menurut rancangan acak kelompok dengan delapan ulangan. Parameter yang diamati meliputi komponen pertumbuhan (tinggi tanaman dan jumlah cabang per tanaman), komponen hasil (jumlah polong dan jumlah polong bernas per tanaman, persentase polong hampa, jumlah biji per tanaman dan bobot 100 biji), dan hasil biji kering per hektar. Data dianalisis menggunakan sidik ragam yang dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang per tanaman. Akan tetapi, pertumbuhan tanaman kedelai varietas Anjasmoro cenderung meninggi dan jumlah cabang per tanaman cenderung berkurang dengan semakin padatnya populasi tanaman. Populasi tanam berpengaruh nyata terhadap komponen hasil kedelai varietas Anjasmoro, kecuali bobot 100 biji. Produksi biji kering tertinggi (3,25 ton/ha) diperoleh dari perlakuan populasi tanam sedang (333.333 tanaman/ha dengan jarak tanam 40x15 cm) yang menghasilkan rata-rata 92,1 polong dan 89,4 polong bernas per tanaman, serta 178,3 biji per tanaman.


Author(s):  
Yuliani Yuliani ◽  
Andre Septiansyah ◽  
Aswita Emmawati

Abon adalah pangan olahan kering daging sapi atau ikan. Bahan tambahan lain seperti bahan kaya serat sering ditambahkan untuk menambah nilai fungsionalnya disamping meningkatkan nilai ekonomis produksinya. Tetapi penambahan bahan kaya serat ini sering menurunkan kualitas abon. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kadar jantung pisang kapok (Musa accuminata x balbisiana) maksimal yang dapat ditambahkan dalam pengolahan abon daging ikan patin (Pangasius pangasius). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal (formula daging ikan patin (DIP) dan jantung pisang kapok (JPK)) dengan 5 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Formula yang dicobakan dalam pembuatan 200 g abon adalah DIP 200 g; 150 g dan 50 g JPK; 100 g DIP dan 100 JPK; 50 g DIP dan 150 JPK; 200 g JPK. Parameter yang diamati adalah karakteristik sensoris hedonik dan mutu hedonik (warna, aroma, tekstur, rasa) serta kadar serat kasar. Data dianalisis dengan sidik ragam dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi DIP dan JPK berpengaruh nyata terhadap karakteristik sensoris dan kadar serat kasar. Abon yang dihasilkan dari formula DIP 150 g dan JPK 50 g mempunyai karakteristik sensoris paling unggul, yaitu mendapatkan respons disukai untuk semua atribut dan mempunyai karakteristik sensoris mutu hedonik berwarna agak kuning, beraroma DIP juga agak beraroma JPK, bertekstur agak kasar, agak berasa DIP juga berasa JPK. Kandungan serat kasar dari abon dengan formula tersebut adalah 0,89%.


Keyword(s):  

Es krim merupakan salah satu produk makanan beku yang pada umumnya dibuat menggunakan sari sapi dan bahan campuran lainnya. Pada penelitian ini dilakukan inovasi pembuatan es krim dari sumber nabati, menggunakan sari kedelai dan pisang mauli. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan respons sensoris dan kecepatan leleh es krim nabati tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal, yaitu. perbandingan pisang mauli (PM) dan sari kedelai (SK), yang terdiri dari lima taraf yaitu SK 700 mL; PM 50 g dan SK 650 mL; PM 100 g dan SK 600mL; PM 150 g dan 550 mL; PM 200 g dan SK 500 mL. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur taraf alfa 5 %. Data respons sensoris ditransformasikan menjadi data interval dengan teknik transformasi Methode of Successive Interval sebelum, dilakukan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pisang mauli berpengaruh nyata terhadap respons sensoris dan kecepatan leleh es krim nabati. Es krim nabati yang diolah menggunakan PM 100 gram dan SK 600 mL mendapatkan respons sensoris terbaik.


Author(s):  
Silvester Gusti Kurniawan Palayukan ◽  
Bernatal Saragih ◽  
Marwati Marwati

At the end of 2019, a new disease emerged in Wuhan, Hubei Province, People's Republic of China, called coronavirus disease 2019 (Covid-19). Prevention and treatment against Covid-19 are not enough but must be followed by basic policies, namely strengthening household food security as its focus. The role of women in maintaining family food security is to manage the family economy to buy food needs such as fruit and vegetable nutrition. This study was conducted to determine the relationship between family food security and the mother's ability to meet nutritional needs (vitamins C and E) from fruits and vegetables during the Covid-19 pandemic in Linggang Jelemuq Village, District of Tering, West Kutai Regency, East Kalimantan Province. The sampling method in this study uses a non-probability method with a purposive sampling technique, which includes inclusion criteria and exclusion criteria. The results of this study indicate that family food security has a significant relationship with the mother's ability to meet nutritional needs (vitamins C and E) from fruits and vegetables before (p=0.014) and during (p=0.025) the Covid-19 pandemic. The better the family food security, the better the mother's ability to meet nutritional needs (vitamins C and E) sources from fruits and vegetables during the Covid-19 pandemic.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Rafly Rizaini ◽  
Anton Rahmadi ◽  
Aswita Emmawati

Buah durian khas daerah beriklim tropika lembab dapat diolah sebagai bagian dari bahan baku pembuatan yoghurt buah.  Fermentasi yoghurt akan berlangsung optimum jika difermentasi pada suhu 35-45oC sesuai karakteristik bakterinya. Penelitian ini bertujuan menentukan suhu dan waktu yang tepat untuk memfermentasi yoghurt durian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor yaitu suhu dan waktu inkubasi. Suhu yang digunakan selama fermentasi yaitu 40oC dan 45oC. Inkubasi dilakukan selama 6 jam dengan pengamatan pada 0, 3, dan 6 jam. Parameter yang diamati adalah total bakteri, bakteri asam laktat (BAL), kapang/khamir, pH, total asam tertitrasi (TAT) dan sifat sensoris yoghurt buah durian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu inkubasi berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap total bakteri, BAL, pH, TAT dan sifat sensoris secara signifikan, tetapi berpengaruh tidak nyata (p > 0,05) terhadap total kapang/khamir. Total bakteri, BAL, TAT dan respons sensoris terbaik diperoleh dari yoghurt durian yang difermentasi pada suhu 45oC dengan waktu inkubasi selama 6 jam yang menghasilkan produk dengan karakteristik berasa asam, berwarna kuning, beraroma khas yoghurt dan durian, serta mempunyai tekstur yang kental.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Marry Christyanto ◽  
Hamdi Mayulu

Kebijakan pangan diperlukan sebagai regulasi mendasar dalam upaya meningkatkan kemandirian pangan, dengan tujuan menjamin ketahanan pasokan, diversifikasi, keamanan, kelembagaan, dan organisasi pangan. Review ini ditujukan untuk mempertegas bahwa pengembangan wilayah perbatasan negara tidak dapat dipisahkan dari pembangunan sektor pertanian. Saat ini ketahanan pangan masyarakat di wilayah perbatasan Pulau Kalimantan (Kabupaten Sanggau, Nunukan, Malinau) masih bergantung pada Negara Malaysia terutama pada produk pertanian dan peternakan karena tersedia cukup, mudah diakses, dan harganya yang terjangkau. Indikator terwujudnya ketahanan pangan mencakup empat aspek, yaitu ketersediaan cukup, distribusi merata, terjangkau, dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat. Pembangunan pertanian di daerah perbatasan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus dapat menjamin ketahanan pangan daerah perbatasan, dan mendukung ketahanan pangan nasional. Kebijakan pengelolaan wilayah perbatasan membutuhkan regulasi yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan hidup memberikan motivasi dan kemauan berkorban demi mempertahankan idealisme dan ideologi negara kesatuan Republik Indonesia.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 90
Author(s):  
Hudaida Syarumsyah ◽  
Hakim Alhafidz ◽  
Marwati Marwati

Tape singkong merupakan salah satu pangan hasil fermentasi yang memiliki rasa manis, sedikit asam dan sedikit mengandung alkohol dan berair. Tape singkong dengan perendaman sari buah nangka (SBN) diolah untuk mengembangkan pemanfaatan buah nangka yang umumnya mengandung senyawa fenolik dari golongan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume SBN yang digunakan untuk perendaman singkong terhadap karakteristik organoleptik dan kimia tapai yang dihasilkan dan untuk mengetahui volume SBN yang tepat dalam proses pengolahan tape singkong. Percobaan factor tunggal dalam Rancangan Acak Lengkap dengan lima taraf perlakuan dan tiga kali ulangan digunakan dalam penelitian ini. Paramater yang diamati adalah karakteristik organoleptik (hedonik dan mutu hedonik untuk warna, aroma, rasa dan tekstur) dan kimia (kadar air, kadar abu dan kadar gula). Data dianalisis menggunakan sidik ragam dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa volume SBN berpengaruh nyata terhadap sifat kimia, serta organoleptik hedonik dan mutu hedonik tape singkong yang dihasilkan. Perendaman dalam 300 mL SBN adalah perlakuan terbaik yang menghasilkan tape singkong dengan karakteristik organoleptik hedonik disukai untuk warna, aroma, rasa dan tekstur. Karakteristik organoleptik mutu hedonik tape singkong yang dihasilkan berwarna kuning, agak beraroma nangka/tape, berasa manis dan bertekstur agak keras. Karakterisitk kimianya adalah mempunyai kadar air 65,21%, kadar abu 0,73%, dan kadar gula pereduksi 4,53%.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Siti Aisah ◽  
Bernatal Saragih ◽  
Yuliani Yuliani
Keyword(s):  

Abon umumnya dibuat dari bahan baku hewani seperti daging dan ikan tetapi juga dapat disubstitusi dengan bahan baku nabati seperti jantung pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jantung pisang kepok dengan ikan patin yang terbaik berdasarkan nilai gizi abon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial dengan 5 taraf perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan yang dikerjakan pada penelitian ini yaitu formula jantung pisang kepok (JPK) dan daging ikan patin (DIP), yaitu 200 g JPK; 150 g JPK, 50 g DIP; 100 g JPK, 100 g DIP; 50 g JPK, 150 g DIP; dan 200 g DIP. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan total energi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam. Perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil dengan tingkat α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan JPK dengan DIP berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan total energi. Perbandingan 50 g JPK dengan 150 g DIP merupakan perlakuan terbaik pada nilai gizi abon dengan kadar air 5,56%, kadar abu 3,07%, kadar lemak 21,33%, kadar protein 25, 62%, kadar karbohidrat 44,41%, dan total energi 541,17 kkal. 


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Apul Sitohang ◽  
Priscila Simorangkir

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula sari biji buah nangka dan sari buah stroberi pada pengolahan susu Nangstro. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan penelitian terpisah yang masing-masing dilakukan dengan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Penelitian tahap pertama adalah menentukan formula biji nangka (SBN) dan sari buah stroberi (SBS) dengan perlakuan SBN 80%, SBS 20%; SBN 70%, SBS 30%; SBN 60%, SBS 40%; dan SBN 50%, SBS 50%. Penelitian tahap kedua menentukan umur simpan susu Nangstro dengan perlakuan 0, 3, 6 dan 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu Nangstro dengan formula SBN 80% dan SBS 20% dapat diterima oleh panelis. Semakin tinggi kadar SBS dalam formula susu Nangstro akan menurunkan kadar protein, kadar kalsium, total padatan terlarut, dan penerimaan sensorisnya. Kadar SBS yang tinggi akan meningkatkan total asam susu Nangstro. Selama penyimpanan, susu Nangstro mengalami penurunan kadar protein, kalsium dan total padatan terlarut, dilain pihak total asamnya semakin meningkat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document