Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

46
(FIVE YEARS 22)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu

2528-732x

Author(s):  
Karsiwan Karsiwan

Abstrak: Kejayaan Lada Hingga Praktek Perburuhan di Lampung Abad ke XVIII Hingga Abad XX. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kejayan lada Lampung dan praktek perburuhan yang terjadi di dalamnya, dari abad XVIII-XX. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, dengan empat unsur utama yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena menggunakan sumber dari data hasil tinjauan pustaka dan dokumentasi. Berdasarkan hasil pengumpulan data, kejayaan lada Lampung dan praktek perburuhan yang terjadi di dalamnya dari abad XVI-XX merupakan dua hal yang saling mendukung. Lada di Lampung dikenal dengan sebutan Lampung Black Papper karena kualitas dan ketenarannya, di masa Kesultanan Banten budidaya lada berkembang pesat dengan banyaknya perintah penanaman lada oleh Sultan melalui piagam yang dikirimkan ke pemimpin adat (Punyimbang).  Pada awalnya praktek perburuhan di Lampung dilakukan secara sukarela, pada masa awal budidaya lada, dan berubah sejak Lampung berada di bawah Kesultanan Banten dengan perintah penanaman lada yang semakin besar, setelah kedatangan kolonialisme Belanda. Perburuhan masa itu terbagi menjadi tiga kelas yakni, 1) Buruh Lepas, 2) Buruh Bebas, 3) Buruh Kontrak.Kata Kunci: Lada, Buruh, Kolonialisme Belanda, Banten, Lampung


Author(s):  
Muhammad Junaidi Habe ◽  
Agus Salim

Abstrak: Perubahan Perilaku Masyarakat Desa Air Hitam Laut dengan Adanya Tradisi Mandi Safar. Norma dan nilai yang terkandung dalam tradisi Mandi Sapar diyakini dapat membangkitkan rasa aman dan mengubah sikap dan tingkah laku individu. Upacara ini dianut secara tradisional dari generasi ke generasi. Karena itu, tulisan ini dikaji untuk mengetahui upacara Mandi Sapar dan perilaku masyarakat Desa Air Hitam Laut dengan pendekatan kualitatif. Temuan penelitian ini tentang: (1) Tradisi Mandi Safar di Air Hitam Laut sudah diamalkan sejak tahun 1965 atas prakarsa K.H. Arsyad dengan merujuk pada kitab Ta’liqah dan Abwab al-Faraj; dan, (2) Tradisi tersebut, telah membawa efek (berkah) terhadap perubahan perilaku dan social ekonomi masyarakat pantai Babussalam hingga tertanam rasa gotong-royong yang inklusif dan toleran.Kata Kunci: Tradisi, Mandi Safar, Perubahan Perilaku.


Author(s):  
Lailatul Badriyah

Abstrak: Empati dalam Tradisi Membakar “Tunam” dan “Melemang” Saat Malam Nujuh Likur Pada Masyarakat Kabupaten Kaur. Tulisan ini bertujuan untuk memahami konsep empati berbasis budaya dengan mengkaji salah satu kearifan lokal (local wisdom) di Kabupaten Kaur. Kearifan lokal yang diangkat adalah tradisi membakar tunam dan Melemang pada malam nujuh likur (27 Ramadhan) pada masyarakat Kabupaten Kaur. Empati diartikan sebagai kemampuan mental individu dalam merespok secara empatik atas kejadian dari kondisi atau situasi orang lain dengan cara merasakan dan berpikir yang sama dengan orang tersebut. Tunam adalah susunan batok kelapa yang disusun secara vertikal, sedangkan Melemangproses membuat makanan khas yang terbuat dari beras ketan dengan campuran santan dan garam lalu dibakar dan nantinya akan dimakan bersama-sama dengan jiran tetangga dan sanak keluarga. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi dan kajian hermeneutika. Etnografi digunakan untuk memahami lebih mendalam pada konteks budaya sedangkan hermeneutika digunakan untuk mengkaji lebih dalam makna tunam dan melemang yang bukan hanya sekedar untuk penerangan semata. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menetapkan sampel.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi membakar tunam dan melemang memicu munculnya ingatan-ingatan masa lalu serta perasaan-peraasan yang melibatkan emosi yang mendalam (pada usia 40 ke atas). Adapun perasaan yang muncul antara lain perasaan senang, semangat, sedih dan kebanggan diri/harga diri (self esteem). Adapun pada sampel siswa yang berusia 15 tahun (remaja), secara istilah mereka tidak mengetahui apa sebenarnya tunam akan tetapi ketika peneliti mendeskripsikan bentuknya (simbolik), ekspresi yang muncul adalah seperti mendapatkan pengetahuan baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.Kata Kunci: Empati, Tunam, Melemang, Nujuh likur, Etnografi.


Author(s):  
Muchlis Muchlis

Abstrak: Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah (41-132 H / 661-750 M). Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek pendidikan yang telah membangun peradaban di Era Umayyah. Khalifah Umayyah Ibn Abi Sufyan mengubah sistem politik yang awalnya demokratis diubah menjadi Monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Dalam mengendalikan pemerintahannya, Muawiyah memusatkan hampir semua perhatiannya pada masalah politik dan keamananan. Perkembangan gerakan politik dan militer yang terjadi saat ini, baik dalam upaya memperluas wilayah Islam maupun dalam menghadapi pemberontakan, menjadi pemicu pertumbuhan dan perkembangan di ranah pemikiran. Meskipun demikian, di era Dinasti Umayyah juga menghasilkan bangunan peradaban yang layak  untuk dijadikan sebagai bahan studi. Di antara prestasi peradaban yaitu dari aspek pendidikan yang tumbuh dan berkembang dengan baik.Kata Kunci: Bani Umayyah, Peradaban, Pendidikan.


Author(s):  
Imam Ghozali ◽  
Syaifuddin Zuhri

Saat ini, bangunan masjid dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan wisata religi. Banyak unsur dalam arsitektur Islam yang mempengaruhi bentuk arsitektur masjid yang banyak unsur-unsur dekorasi sehingga masjid menjadi daya tarik tersendiri. Pola-pola dekoratif banyak muncul pada beberapa komponen bangunan masjid, seperti mihrab, dinding kiblat, kolom dan lain-lain.Dan seberapa jauh pengaruh tersebut muncul dalam arsitektur masjid. Oleh karena itu makalah ini akan menyajikan tinjauan literatur dan lapangan tentang ornamentasi yang muncul dalam beberapa masjid. Makalah ini akan membahas beberapa tampilan ornamentasi dan pola dekoratif pada bangunan masjid


Author(s):  
Fajar Syarif

This study is aimed to find out how the journey of madrasah's history from classical to modern times, from middle east to Indonesia, as well as the challenges for the sake of existence. To achieve these objectives, the author uses library research, using written materials that have been published as books and international journals. This study uses a historical approach and science education. The results of this study indicate that growth and development of madrasah's history in Indonesia there are two momentum determines the existence of Madrasah. First, SKB 3 minister in 1975 that became the entrance of madrasah recognition as an islamic educational institution equivalent to public shcools. Second, UU SISDIKNAS no. 2/1989 makes madrasah not only as an educational institution equivalent to public schools, more than that, madrasah is an islamic educational institution or public institution that has islamic characteristic. And well known as a PLUS public school. but on the other hand is also a challange that needs to be evidence, whether madrasah able to assume the dual status.


Author(s):  
Een Syaputra

Sejak awal kedatangan Islam di Nusantara, pendidikan telah memainkan peran penting dan strategis, terutama dalam proses pengislaman atau islamisasi berbagai masyarakat di Nusantara. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejarah dan perkembangan madrasah di Bengkulu sejak masa pergerakan kebangsaan hingga reformasi. Penelitian dilakukan dengan metode sejarah, yang terdiri dari empat tahap: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa: Pertama, madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berdiri di Bengkulu pada masa pergerakan nasional, yakni didirikan oleh organisasi keagaamaan seperti Muhammadiyah, PERTI dan Jamiatul Khair; Kedua, pada awal kemerdekaan, perkembangan madrasah di Bengkulu mengalami banyak hambatan, terutama mengalami peran kemerdekaan. Keadaan mulai membaik setelah revolusi fisik selesai, dimana beberapa madrasah mulai beraktivitas kembali dan juga muncul beberapa madrasah baru; ketiga, pada masa Orde Baru, di Bengkulu mulai muncul beberapa madrasah negeri dan beberapa madrasah swasta yang merupakan milik pesantren. Meskipun secara jumlah bertambah, namun secara kualitas, madrasah mada masa Orde Baru mengalami kemunduran, terutama karena kalah bersaing dengan sekolah umum; keempat, pada era Reformasi, madrasah di Kota Bengkulu mengakami perkembangan yang cukup pesat. Secara jumlah, banyak bertambah dengan munculnya madrasah swasta. Secara kualitas, beberapa madarasah negeri dan madrasah swasta juga mampu bersaing dengan sekolah umum.


Author(s):  
Nurul Atsna Qonita ◽  
Citra Sonia ◽  
Nurul Embun Isnawati ◽  
Urfun Nadhiroh ◽  
Sania Rahmatika ◽  
...  

This study aims to examine the relationship between the meaning of the song and sluku dolanan lir ilir-sluku bathok planting anak.Tembang children dolanan character is a creation of Sunan Kalijaga as one method of preaching. The method used in this study is the historical method with kualitatif.Sedangkan approach to data retrieval techniques do with literature and documentation. Sunan Kalijaga is one walisongo influential in the process of Islamization in Java. Java community who originally was held the belief that the ancestors of the Hindu-Buddhist belief is not merely willing to convert to Islam, but with the method performed by Sunan Kalijaga namely cultural and educational approach to attract the Java community little by little. One method of propaganda Sunan Kalijaga namely the creation of a song-song dolanan which contains the meaning of moral values that can be used in the cultivation of character in children as human anak.Karakter not necessarily be obtained from birth but can be shaped by their environment. Therefore, planting the characters should be done as early as possible due to the nature / character of children who are still malleable and directed. Through songs of dolanan, Sunan Kalijaga slipping moral values that can be used as one of the media in the character formation of children. Human characters do not necessarily obtained at birth but can be shaped by their environment. Therefore, planting the characters should be done as early as possible due to the nature / character of children who are still malleable and directed. Through songs of dolanan, Sunan Kalijaga slipping moral values that can be used as one of the media in the character formation of children. Human characters do not necessarily obtained at birth but can be shaped by their environment. Therefore, planting the characters should be done as early as possible due to the nature / character of children who are still malleable and directed. Through songs of dolanan, Sunan Kalijaga slipping moral values that can be used as one of the media in the character formation of children.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 173
Author(s):  
Fatonah Nurdin ◽  
Mahdi Bahar ◽  
Selfi Mahat Putri

Abstract: Malay Culture in Historical Perspective during the New Order: Javanese Transmigrant Art and Culture In Sungai Bahar District, Muaro Jambi. This study looks at how the culture of Javanese transmigration in Sungai Bahar District in the New Order. The long history of transmigration has given color to one of the Sungai Bahar, Province of Jambi. How do the transmigration (migrants) who are mostly Javanese people can survive in a new place with a new environment in terms of geography different from their areas of origin. Early life in transmigration areas which was quite difficult made these communities have to work together. Some of their activities are done so they can feel at home and stay in the placement area. Art and culture (Art) which is a place that gets enough attention and enthusiasm is quite high. Where every activity or event in the area of Java, this can always be performed. The high interest of the community has also encouraged the Sungai Bahar transmigration community to create communities of art as a place for them to be creative and to preserve their original culture.Keyword: art, culture, transmigration, java, sungai bahar. Abstrak: Budaya Melayu Dalam Perspektif Sejarah Pada Masa Orde Baru: Seni Budaya Suku Jawa Transmigran Di Kecamatan Sungai Bahar, Muaro Jambi. Penelitian ini melihat bagaimana seni budaya transmigran Jawa di Kecamatan Sungai Bahar masa orde baru. Sejarah transmigrasi yang cukup panjang telah memberikan warna bagi daerah penempatan salah satunya daerah Sungai Bahar, Provinsi Jambi. Bagaimana  para transmigran (pendatang) yang kebanyakan adalah masyarakat Jawa bisa bertahan di tempat baru dengan lingkungan baru dari segi geografis berbeda dari daerah asal mereka. Kehidupan awal di daerah transmigran yang cukup sulit membuat masyarakat ini harus saling bekerja sama. Beberapa kegiatan mereka lakukan supaya bisa betah dan bertahan di daerah penempatan. Seni budaya (Kesenian) yang menjadi wadah yang cukup mendapat perhatian dan antusias yang cukup tinggi. Dimana setiap ada kegiatan atau acara kesenian daerah jawa ini selalu bisa tampil. Tingginya minat masyarakat juga mendorong masyarakat transmigrasi Sungai Bahar membuat paguyuban-paguyuban kesenian sebagai wadah mereka berkreasi dan tetap melestarikan kebudayaan asal mereka. Kata kunci: seni,budaya, transmigrasi,jawa,sungai bahar 


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Nurrohim, Lc. M.Hum.

Sriwijaya adalah satu dari beberapa kerajaan besar yang  pernah berjaya di wilayah Nusantara. Letaknya diyakini berada di pinggiran sungai Musi menguatkan beberapa teori tentang penguasaan Sriwijaya terhadap jalur perdagangan di Nusantara kala itu. Penelitian ini bertujuan untuk menggali kembali berbagai teori dan versi sejarah tentang berkembangnya komunitas bahari di wilayah kerajaan Sriwijaya. Metode yang digunakan adalah metode historis analisis objek kajian berkenaan dengan peristiwa atau objek masa lampau. Analisis komparatif juga dibutuhkan karena berkenaan dengan teori tentang keberadaan masyarakat bahari. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kemungkinan adanya masyarakat bahari pada masa kerajaan Sriwijaya adalah sangat kuat. Hal ini didukung dengan data historis dari beberapa catatan pelawat ke wilayah Sriwijaya saat itu. Salah satu di antaranya adalah Chau Ju-Kua, seorang pegawai resmi Dinasti Song yang menuliskan dalam bukunya Chu-fan-chi tentang masyarakat Sriwijaya yang saat itu tinggal di atas rumah-rumah apung meski ia sendiri hanya mendapatkan informasi tersebut dari para pelancong yang datang ke Sriwijaya dan bertemu dengannya di Guangzhou, salah satu kota terbesar di Cina selatan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document