Indonesian Journal of Chemical Research
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

52
(FIVE YEARS 7)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Indonesia (Islamic University Of Indonesia)

2614-5081, 2354-9610

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Farah Khilma Yustica ◽  
Nur Intan Widiastuti ◽  
Nava Sapitri ◽  
Dhina Fitriastuti

Jerawat merupakan penyakit radang yang terjadi di kulit wajah, leher, dada dan punggung yang salah satunya disebabkan oleh bakteri. Salah satu bahan yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu minyak lengkuas merah. Minyak atsiri diperoleh dengan cara distilasi uap-air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia minyak atsiri lengkuas merah Alpinia purpurata (Zingiberaceae) dan formulasi krim dari minyak atsiri lengkuas merah sebagai krim anti jerawat. Sediaan krim dipilih karena merupakan sistem emulsi yang mudah dioleskan dengan tekstur yang lembut dan dapat digunakan pada bagian kulit yang luas dan berfungsi sebagai pelindung yang baik bagi kulit. Minyak atsiri diformulasikan dalam sediaan krim dengan perbandingan konsentrasi minyak atsiri F1(0 persen), F2 (2,5persen), F3 (5persen), F4 (10persen). Minyak atsiri lengkuas merah diuji sifat fisik meliputi warna, bau, rendemen, berat jenis, indeks bias serta dianalisis menggunakan GC-MS. Berdasarkan hasil GC-MS minyak lengkuas merah didominasi oleh senyawa Beta-sesquiphellandrene dan Beta-bisabolene yang merupakan golongan terpenoid. Evaluasi sediaan krim meliputi pemeriksaan organoleptis seperti bau, warna, bentuk serta pengujian daya sebar, daya serap, homogenitas, pH, dan antibakteri. Hasil evaluasi sediaan krim menunjukkan sediaan homogen, pH sesuai dengan pH kulit, daya sebar yaitu meningkat untuk setiap penambahan beban. Kata kunci: Alpinia purpurata, minyak atsiri, formulasi, krim anti jerawat


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 9-13
Author(s):  
Ika Yanti

Verifikasi metode analisis TBC (P-Tert Butylcatechol) dalam air limbah menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan acuan ASTM D 1157-59 telah dilakukan. Verifikasi metode dilakukan untuk  membuktikan bahwa metode yang digunakan dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabakan. Parameter dari verifikasi metode berupa linieritas, presisi, akurasi, dan limit deteksi. Hasil verifikasi metode TBC dalam air limbah industri telah memenuhi syarat dengan hasil uji linieritas sebesar 0,99999~1, uji akurasi standar 10 ppm; 15 ppm; dan 20 ppm sebesar  104,34%; 101,36%; 98,16%,  hasil presisi standar 10 ppm; 15 ppm; dan 20 ppm sebesar 0,12903; 0,08430; 0,08429, uji  limit deteksi sebesar 0,09447, dan pemantauan konsentrasi sampel air limbah masih berada di bawah ambang batas dengan rata-rata konsentrasi sampel IH-7004 sebesar 3,23 ppm dan sampel S-8503 sebesar 2,28 ppm hasilnya menunjukkan sudah berada di bawah nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu 16 ppm.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 67-77
Author(s):  
Auliya Ayu Farah Dilla ◽  
Wahyu Rachmi Pusparini ◽  
M. Arsyik Kurniawan
Keyword(s):  

Telah dilakukan penelitian tentang ekstraksi disporsium (Dy) pada konsemtrat itrium dalam keasaman klorida menggunakan cyanex 572 dari logam tanah jarang hasil olah pasir senotim menggunakan ekstraktan campuran cyanex 572 dengan kerosen serta campuran cyanex 572 dengan dodekan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kondisi optimum proses dengan variasi konsentrasi keasaman umpan (HCl), variasi konsentrasi ekstraktan, variasi konsentrasi umpan dan variasi konsentrasi penambahan garam (NaCl) menggunakan spektrometer X-ray fluorescence. Kondisi optimum dari proses ekstrasi konsentrat itrium mengandung disporsium (Dy) dengan ekstraktan campuran cyanex 572 dengan kerosen yaitu keasaman umpan 4 M, konsentrasi ekstraktan Cyanex 50%, konsentrasi massa umpan 0.015 g/mL dan konsetrasi penambahan garam NaCl 3.5 M. Dan dengan ekstraktan campuran Cyanex 572 dengan dodekan kondisi optimum dicaai pada keasaman umpan 4 M, konsentrasi ekstraktan Cyanex 60%, konsentrasi massa umpan 0.015 g/mL dan konsetrasi penambahan garam NaCl 3.5 M.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 59-66
Author(s):  
Meike Mulwandari ◽  
Harry Supriadi ◽  
Febi Indah Fajarwati

Telah dilakukan penentuan kadar logam B3 dalam sampel pupuk cair dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Metode ini dilakukan dengan proses penembakan sinar gamma pada selongsong-selongsong yang sudah dipersiapkan. Selongsong yang terdiri dari sampel, standar dan blanko dimasukkan dalam Reaktor Kartini untuk diiradiasi dengan menggunakan sumber neutron (fluks neutron 5,85 . 1010 n cm-2 s-1) pada fasilitasi radiasi Lazy Susan selama 2 x 6 jam dengan daya 100 kW. Setelah itu dilakukan pendinginan sesuai dengan waktu paruh suatu unsur. Kemudian dilakukan pencacahan dengan menggunakan detektor HPGe pada umur menengah dan umur panjang. Berdasarkan hasil analisis secara kualitatif pada umur menengah mengandung unsur-unsur logam B3 seperti Sm, Ce, La, U, Th, Cd, K, As, Br dan Na untuk standar sedangkan unsur-unsur logam B3 yang terkandung didalam sampel 1, sampel 2 dan blanko yaitu Sm, Ce, La, Th, As, Br, K dan Na. Berdasarkan hasil analisis kualitatif pada umur panjang terdapat unsur-unsur logam B3 seperti Cr, Cs, Fe, Zn dan Co pada standar. Pada sampel 1 terdapat unsur-unsur logam Cr, Fe, Zn dan Co. Pada sampel 2 terdapat unsur-unsur logam Fe, Zn dan Co sedangkan pada blanko hanya terdapat unsur logam Cr. Hasil analisis kuantitatif pada umur menengah diperoleh unsur yang paling banyak yaitu unsur K  dengan kadar  sebesar 44121,6370 ± 948,966 dan presisi 2,1508%. Sedangkan unsur yang paling sedikit yaitu unsur Sm diperoleh nilai kadar sebesar 0,0190 ± 0,003 dan presisi 14,3074%. Adapun hasil analisis kuantitatif pada umur panjang diperoleh unsur yang paling banyak yaitu unsur Zn  dengan kadar  sebesar 267,1754 ± 7,384 dan presisi 2,7638%. Sedangkan unsur yang paling sedikit yaitu unsur Cr diperoleh nilai kadar sebesar 0,2250 ± 0,270 dan presisi 0,1215%.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Amirul Mukminin ◽  
Muhammad Firdaus ◽  
Yuniarti Yuniarti ◽  
Muh Wahyu Syabani

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 38-48
Author(s):  
Zahrah Nur Zakiyah ◽  
Cicik Rahmawati ◽  
Is Fatimah

Quantitative analysis in the integrated laboratory of Jombang District Agriculture Office has been done on two samples of organic fertilizer with phosphorus and potassium parameters, considering these two elements are macronutrients which have an important role in the growth and development of plants. Determination of phosphorus level has been done by ascorbic acid method using double beam UV-Visible spectrophotometer, while determination of potassium level has been done by flame photometric method. There are 2 samples code of organic fertilizer, 13/F/16 and 14/F/16. From the result of analysis, the phosphorus level as P2O5 in 13/F/16 sample is 0.275%, while in the 14/F/16 sample is 0.29%. The potassium level as K2O in 13/F/16 sample is 2.58%, while in the 14/F/16 sample is 2.67%. These results meet the requirements for compost quality standards based on SNI 19-7030-2004, because they exceed the minimum requirements, which are 0.10% for phosphorus level and 0.20% for potassium level.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-17
Author(s):  
Dwi Muharani ◽  
Tatang Shabur Julianto ◽  
Dwiarso Rubiyanto

Penelitian terhadap variasi waktu dalam konversi ɑ-pinene menjadi terpeniol menggunakan katalis asam sulfat telah dilakukan. Konverci ɑ-pinene dilakukan menggunakan metode hidrasi dengan variasi waktu; 1 jam, 4 jam,5 jam, 6 jam dan 7 jam. Larutan yang terdiri dari ɑ-pinene, H2SO4 dan aquades dengan perbandingan l:l:5 direfluks dalam medium aseton pada temperatur 80-85°C. Hasil refluks dianalisis menggunakan GC-MS dan GC. Hasil analisis menunjukkan waktu optimum untuk reaksi konversi ɑ-pinene menjadi terpeniol yaitu 6 jam dengan jumlah 82,2 % dan selektifitas terpeniol 60,21 %.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 18-25
Author(s):  
Heni Setiyowati ◽  
Noor Fitri
Keyword(s):  

Modifikasi pH air penyuling pada proses ekstraksi nilam secara destilasi uap telah dilakukan. Daun nilam yang digunakan berasal dari Banjamegara, Jawa Tengah. Variasi pH air penyuling yang digunakan yaitu 7, 9, 10 dan 12 diperoleh melalui penambahan NaOH 1 N. Komponen minyak nilam dianalisis menggunakan GC-MS. Hasil analisis menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri nilam dengan menggunakan air penyuling pH 7,9, 10 dan 12 masing-masing yaitu 1,232 %, 1,717 %, l,071% dan 0,420 % dari penyulingan 2 kg nilam kering dengan metode destilasi uap. Hasil uji fisika menunjukkan karakteristik minyak atsiri nilam dengan pH air penyuling 7, 9, 10 dan 12 yaitu berwarna kuning kecoklatan (jernih), berwarna kuning kecoklatan (keruh), berwarna kuning kecoklatan (keruh) dan merah kecoklatan. Nilai indeks bias masing-masing yaitu 1,505, 1,504, 1,504 dan 1,506. Hasil uji berat jenis dari masing-masing minyak nilam yaitu 0,962, 0,963,0.967 dan0,978.Komponen utama minyak atsiri nilam yang diperoleh dari penyulingan dengan air pH 7 yaitu alpha-guaiene (14,12 %), seychellene (8,16 %), alpha-patchoulene (5,94 %) Delta-guaiene (15,42 %), dan patchouli alcohol (34,5 %). Sedangkan minyak atsiri nilam dengan air penyulingan pada pH 9 yaitu alpha-guaiene (14,56 %), seychellene (7,97 %), alpha-patchoulene (5,89 %) Delta-guaiene (15,78 %), dan patchouli alcohol (35,62 %). Pada pH 10 dan 12 tidak terdeteksi adanya patchouli alcohol. Penelitian ini menunjukkan minyak nilam dengan kandungan patchouli alcohol tertinggi diperoleh dari hasil penyulingan dengan air penyuling pH 9.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document