Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

196
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Jurnal Teknologi Perikanan Dan Ilmu Kelautan

2549-3841, 2087-4871

2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 81-91
Author(s):  
Cici Dianita ◽  
Ernani Lubis ◽  
Mustaruddin Mustaruddin

Aktivitas di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha tidak berjalan dengan baik dan optimal dikarenakan fasilitas yang ada sangat tidak memadai, sehingga perlu ditingkatkan kembali. Tujuan penelitian ini untuk menentukkan strategi peningkatan fasilitas PPI Kuala Tuha. Penelitian dilaksanakan di PPI Kuala Tuha pada Februari-Maret 2020 dengan metode studi kasus. Analisis yang digunakan adalah analisis tingkat pemanfaatan dan SWOT. Hasil penelitian terdapat 2 fasilitas pokok dan 3 fasilitas fungsional yang diteliti, dimana semua fasilitas masih tidak memadai. Hasil perhitungan tingkat pemanfaatan terhadap fasilitas pokok dan fungsional yang diperoleh belum mencapai optimal. Analisis SWOT menghasilkan 8 strategi alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan fasilitas pokok dan fungsional di PPI Kuala Tuha.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 29-43
Author(s):  
Muhammad Firdaus ◽  
Gazali Salim ◽  
Jimmy Cahyadi ◽  
Encik Weliyadi

Pulau Bunyu di Propinsi Kalimantan Utara memiliki sumberdaya hayati ekosistem perairan laut yang berlimpah dan bernilai ekonomis yang tinggi, dimana masyarakat pulau Bunyu memanfaatkan potensi ekosistem perairan laut digunakan sebagai potensi perikanan dalam hal penangkapan dengan menggunakan alat tangkap bubu dasar (bottom fish pot). Hasil tangkapan yang bernilai ekonomis berupa ikan kakap merah dan ikan kerapu yang terdapat di perairan ekosistem laut pulau Bunyu. Tujuan penelitian adalah menganalisis pertumbuhan dan struktur ukuran ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) serta ikan kerapu lumpur (Epinephalus malabaricus) yang berasal dari perairan pulau Bunyu. Data yang diteliti berupa parameter pertumbuhan yaitu panjang total dan panjang standar, berat total, jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, dan berat gonad. Hasil penelitian ikan kakap paling banyak tertangkap ukuran panjang 40,49-47,61 cm dan bobot 990,05-1.451,68 gram. Pada ikan kerapu lumpur dengan ukuran panjang 43,73-50,13 cm dan berat 800,94-1.308,70 gram. Sifat pertumbuhan pada ikan kakap merah adalah allometrik negatif. Nilai indeks kondisi berbentuk kurus pada sampel ikan kakap merah. Sifat pertumbuhan pada sampel ikan kerapu pada variabel panjang total dengan berat total bersifat allometrik positif dan pada variabel panjang standar dan panjang cagak dengan berat total bersifat allometrik negatif.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 93-98
Author(s):  
Rifatul Masrikhiyah ◽  
Anggray Duvita Wahyani

Kabupaten Brebes merupakan salah satu wilayah penghasil rumput laut di provinsi Jawa Tengah dengan areal rumput laut sebesar 4.350 ha dari areal tambak seluas 12.748 ha yang menghasilkan 200 ton rumput laut kering per bulan. Rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Brebes yaitu Gracilaria sp. Pengolahan rumput laut masih sangat terbatas hanya dikeringkan dan belum diketahui karaktersitik kimia/nilai gizi rumput laut Gracilaria sp dari Brebes. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pengaruh penggunaan agen pemucat NaOCl terhadap karakteritik kimia dan fisik bubuk rumput laut. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu yaitu proses pemucatan menggunakan agen pemucat berupa NaOCl 1% selama 30 menit dan tanpa agen pemucat. Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Ada perbedaan karakteristik kimia dan fisik dari bubuk rumput laut Gracilaria sp Brebes terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan warna dengan penggunaan agen pemucat dan tanpa penggunaan agen pemucat.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 53-62
Author(s):  
Hendrik Anggi Setyawan ◽  
Bambang Argo Wibowo ◽  
Abdul Kohar Mudzakir

Ikan Tenggiri menjadi salah satu target tangkapan utama bagi nelayan gill net multifilament di PPI Tanjungsari dikarenakan harganya yang tinggi dan juga permintaan pasar dari dalam maupun luar Kabupaten Pemalang yang banyak. Usaha pemasaran ikan Tenggiri dilakukan dan dikembangkan oleh berbagai pihak, diantaranya adalah nelayan, pedagang besar, pedagang pengecer, dan pedagang luar kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran serta menganalisis nilai marjin pemasaran dan efisiensi pemasaran ikan Tenggiri di PPI Tanjungsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dan metode pengambilan sampel adalah metode purposive sampling. Analisis data yang dilakukan berupa analisis marjin pemasaran, fisherman’s share, dan analisis efisiensi pemasaran. Terdapat dua bentuk saluran pemasaran ikan tenggiri, yaitu dari nelayan-pedagang sedang-pedagang kecil-konsumen akhir dan dari nelayan-pedagang besar-pedagang luar kota-konsumen. Total marjin pemasaran pada saluran kedua lebih besar dibandingkan saluran pertama, yaitu sebesar Rp 33.243,-/kg dikarenakan biaya pemasaran yang lebih besar. Analisis efisiensi pemasaran yang didapatkan pada kedua saluran termasuk dalam kategori tidak efisien dengan nilai 20% pada saluran 1 dan 33% pada saluran 2.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 45-52
Author(s):  
Frets Jonas Rieuwpassa ◽  
Ely John Karimela ◽  
Marnens Christianto Karaeng

Ikan nila belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Sangihe dan menjadi pilihan terakhir untuk dikonsumsi. Pemanfaatan daging ikan nila sebagai bahan baku sediaan protein seperti konsentrat protein dirasa sangat tepat sehingga dapat mengoptimalkan potensi ikan nila di Sangihe. Konsentrat protein dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut organik seperti etanol. Tujuan penelitian ini adalah ekstraksi konsentrat protein dari ikan nila dengan menggunakan pelarut etanol dan menganalisis sifat fisiko-kimianya. Tahapan penelitian terdiri dari ekstraksi dengan pelarut etanol dan analisis sifat fisiko-kimianya. Data-data dibahas secara deskriptif. Rendemen KPI yang diperoleh berkisar 16,53% dengan kadar protein 61,13%, kadar lemak 7,11%, derajat putih 74,77%, dan nilai bau 2. Hasil ini menunjukkan KPI nila yang diekstrak menggunakan pelarut etanol masih tergolong KPI tipe C. Walaupun demikian, hasil pengujian asam amino menunjukkan KPI nila mengandung 20 jenis asam amino dengan lysine sebagai asam amino terbanyak (55,70 mg/g), sedangkan pengujian asam lemak menunjukkan KPI nila mengandung 27 jenis asam lemak dengan jumlah asam lemak omega-3 sebanyak 5 jenis (C18:4 n-3, C18:3 n-3, C20;4 n-3, C20:5 n-3, C22:6 n-3), omega-6 sebanyak 7 jenis (C18:2 n-6, C18:2 n-6, C18:3 n-6, C20:2 n-6, C20:3 n-6, C20:4 n-6, C22:5 n-6), dan omega-9 sebanyak 4 jenis (C18:1 n-9, C18:1 n-9, C20:1 n-9, C22:1 n-9). Jumlah asam lemak tertinggi adalah asam lemak oleic acid (14,31 mg/g). Hasil penelitian ini dirasa belum optimal sehingga perlu dilakukan modifikasi metode ekstraksi untuk memperoleh kualitas KPI yang lebih baik.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 11-27
Author(s):  
Mario Putra Suhana ◽  
Risandi Dwirama Putra ◽  
Leica Febby Shafitri ◽  
Muhamad Muliadi ◽  
Khairunnisa Khairunnisa ◽  
...  

Wilayah pesisir sangat unik, dinamis, dan kompleks karena merupakan zona interaksi antara daratan, lautan, dan atmosfer. Hal ini menjadikan wilayah pesisir sebagai wilayah yang paling rentan di Bumi. Untuk mengetahui seberapa besar kerentanan di suatu wilayah pesisir, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kerentanan wilayah pesisir dan faktor yang mempengaruhi. Penelitian mengenai tingkat kerentanan pesisir di lokasi ini pernah dilakukan pada tahun 2016 dan diperoleh simpulan bahwa tingkat kerentanan pesisir berada pada kategori sedang. Dengan semakin berkembangnya pemanfaatan potensi di daerah tersebut maka dirasa perlu dilakukan penelitian serupa dengan tahun 2016 untuk mengetahui apakah terdapat perubahan tingkat kerentanan antara tahun 2016 dengan tahun 2020. Data-data yang digunakan terdiri dari Data-data yang digunakan terdiri dari  geomorfologi pantai, pasang surut, citra satelit Landsat 7 ETM+ dan 8 OLI, kenaikan muka laut dan DEM. Analisis data menggunakan metode Coastal Vulnerability Index (CVI). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kerentanan pesisir di lokasi penelitian berada pada kategori rendah-sedang, dengan kisaran skor CVI 9,93-25,86. Topografi, geomorfologi, intensitas perubahan garis pantai, dan kemiringan pantai merupakan faktor yang dapat menyebabkan tingkat kerentanan di lokasi penelitian menjadi sangat tinggi. Namun, keterhubungan antara parameter lain yang dapat menjadi faktor penghambat tingginya tingkat kerentanan, menyebabkan tingkat kerentanan pesisir di lokasi penelitian hanya berada dalam kategori rendah-sedang. Terdapat perubahan kondisi tingkat kerentanan antara tahun 2016 dengan tahun 2020 dimana pada tahun 2020 tingkat kerentanan di pantai timur mengalami penurunan menjadi kategori rendah.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 63-79
Author(s):  
Daniel Julianto Tarigan ◽  
Agung Setyo Sasongko ◽  
Ferry Dwi Cahyadi ◽  
Lio Yonanto ◽  
Bella Dinda Rahayu

Ikan kembung merupakan spesies yang dominan tertangkap di Perairan Selat Sunda. Daerah penangkapan ikan memiliki karakteristik yang sangat dipengaruhi kondisi oseanografi seperti suhu dan klorofil-a. Suhu permukaan laut merupakan indikator untuk mengukur fenomena-fenomena yang terjadi di lautan seperti fenomena arus, upwelling, front sedangkan klorofil-a yang merupakan indikator kesuburan suatu perairan. Aspek ukuran panjang ikan menjadi fokus utama dalam menentukan daerah penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan berdasarkan klorofil-a, suhu permukaan laut, dan ukuran panjang ikan yang menghasilkan pemetaan daerah penangkapan ikan kembung di Perairan Selat Sunda. Penelitian ini dilakukan dengan metode kasus. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skoring terkait dengan klorofil-a, suhu permukaan laut, ukuran panjang ikan, dan CPUE. Ukuran panjang ikan merupakan aspek yang memiliki bobot terbesar. Kategori daerah penangkapan ikan terdiri dari kategori daerah penangkapan ikan potensial, potensial sedang, dan tidak potensial. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah hasil tangkapan ikan kembung di Perairan Selat Sunda selama penelitian yaitu 741 kg. Kategori ukuran ikan layak tangkap terdapat di daerah penangkapan Pulau Peucang, Pulau Panaitan, Teluk Paraja, dan Tanjung Alang-Alang. Kandungan klorofil-a secara keseluruhan termasuk kategori tinggi. Daerah penangkapan yang termasuk kategori potensial yaitu Pulau Peucang, Pulau Panaitan, Tanjung Alang-Alang, dan Teluk Paraja sedangkan daerah penangkapan yang tidak potensial yaitu Tanjung Lesung, Sumur, Sebesi, Tanjung Ketapang, dan Rakata.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 99-109
Author(s):  
Agung Nugraha ◽  
Prihatin Ika Wahyuningrum ◽  
Domu Simbolon

Nelayan memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi perubahan musim, termasuk nelayan trammel net di PPS Cilacap. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung indeks musim penangkapan udang yang ditangkap menggunakan alat tangkap trammel net, mengindentifikasi dampak perubahan musim terhadap pendapatan nelayan trammel net, dan mengindentifikasi pola adaptasi nelayan trammel net terhadap perubahan musim udang. Data yang dikumpulkan yaitu keragaan unit penangkapan trammel net, cara adaptasi nelayan trammel net, data investasi, penghasilan, dan modal nelayan serta data trip dan data produksi udang hasil tangkapan trammel net selama 5 tahun (2012-2016). Indeks musim penangkapan ikan dihitung menggunakan rata-rata bergerak, analisis pendapatan digunakan untuk menghitung dampak musim penangkapan ikan terhadap pendapatan nelayan, dan analisis deskriptif digunakan untuk melihat adaptasi nelayan terhadap perubahan musim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musim penangkapan udang di PPS Cilacap terjadi selama lima bulan yaitu bulan Juni, September, Oktober, November, dan Desember. Perubahan musim berdampak terhadap penurunan pendapatan nelayan trammel net sebesar Rp 6.185.800/kapal/trip. Rata-rata pendapatan ketika musim penangkapan udang sebesar Rp 6.591.495/kapal/trip, sedangkan rata-rata pendapatan nelayan ketika tidak musim penangkapan udang sebesar Rp 405.695/kapal/trip. Pola adaptasi nelayan trammel net terhadap perubahan musim penangkapan udang yaitu meminjam uang dan menjual barang-barang sebanyak 37%, memperbaiki alat tangkap sebanyak 33%, penganekaragaman alat tangkap sebanyak 13%, perubahan lokasi DPI sebanyak 10%, dan penganekaragaman pendapatan sebanyak 7%. Nelayan yang memilih pola adaptasi penganekaragaman alat tangkap diidentifikasi memiliki pendapatan tertinggi dibandingkan dengan nelayan yang memilih opsi adaptasi lainnya.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Mohammad Imron ◽  
Sulaeman Martasuganda ◽  
Anshar Kurniawan
Keyword(s):  

Kapal perikanan di Indonesia khususnya kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan secara umum dibangun oleh galangan kapal tradisional. Pembangunan kapal yang dilakukan oleh galangan kapal tradisional biasanya tidak dilengkapi dengan perencanaan teknis. Perencanaan teknis dalam pembangunan kapal diantaranya adalah general arrangement, lines plan, construction plan, dan perhitungan hidrostatis dan stabilitas. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah badan klasifikasi nasional yang memiliki wewenang dalam mengatur ukuran konstruksi, cara penyambungan, dan penentuan jenis kayu pada kapal. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kajian terhadap kesesuaian ukuran konstruksi utama kapal dengan aturan BKI. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian ukuran konstruksi utama kapal perikanan dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia, dan mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesesuaian ukuran konstruksi utama kapal perikanan dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia di Beberapa Pelabuhan Perikanan di Pulau Jawa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survei. Ukuran konstruksi kapal dibandingkan dengan ukuran konstruksi berdasarkan aturan BKI. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dan analisis deskriptif. Ukuran konstruksi kapal di beberapa pelabuhan perikanan di pulau Jawa beragam, tergantung pada dimensi utama kapal. Rata-rata ukuran konstruksi 47,68% lebih besar dari standar BKI, 52,16% lebih kecil dari standar BKI, dan 0,19% sesuai dengan standar BKI. Rata-rata tingkat selisih ukuran konstruksi sebesar 9,25% lebih besar dari standar BKI. Konstruksi yang rata-rata ukurannya masih di bawah standar BKI adalah galar balok, galar kim, dan kulit luar.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 111-123
Author(s):  
Retno Muninggar ◽  
Ernani Lubis ◽  
Budhi Hascaryo Iskandar

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia, sebagai pusat industri dan ekspor hasil perikanan. Namun di sisi lain, PPSNZJ menghadapi berbagai permasalahan lingkungan seperti penurunan kualitas air dan pengolahan limbah cair. Permasalahan lingkungan pelabuhan dapat diatasi melalui penerapan konsep ecofishingport (pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan). Tujuan penelitian adalah melakukan penilaian terhadap kondisi eksisting PPSNZJ berdasarkan parameter ecofishingport. Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2017. Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan purposive dan accidental sampling. Metode analisis data menggunakan standar parameter ecofishingport yang terdiri dari aspek lingkungan fisik, sosial ekonomi, hasil tangkapan, kelembagaan dan pengawasan. Hasil penelitian menunjukkan skor aspek lingkungan 0,63, skor aspek sosial ekonomi 0,27, skor aspek hasil tangkapan 0,40, skor aspek kelembagaan dan pengawasan 0,50. Analisis indeks ecofishingport menunjukkan PPSNZJ mendapat skor 1,77 (PPSNZJ perlu peningkatan menuju kriteria ecofishingport).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document