Jurnal Spektran
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

87
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Udayana

2302-2590

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Nyoman Martha Jaya ◽  
G.A.P. Candra Dharmayanti ◽  
Dewa Ayu Retnoyasa Ulupie Mesi

Proyek pembangunan Rumah Sakit Bali Mandara merupakan proyek konstruksi gedung bertingkat yang memiliki risiko K3 dalam pelaksanaan pembangunannya. Manajemen risiko K3 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui, menganalisis, memberikan penanganan dan menentukan kepemilikan risiko K3 yang teridentifikasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini pada tahapan identifikasi risiko adalah brainstorming, kuesioner dan wawancara kemudian pada tahap penilaian/klasifikasi risiko dianalisis menurut AS/NZS 4360:2004, tahap penanganan diperoleh dari hasil brainstorming dengan SHE Officer dan tahap pengalokasian risiko menurut Flanagan dan Norman. Hasil identifikasi risiko pada penelitian diperoleh sebanyak 80 item risiko, 54 risiko dari penelitian terdahulu dan 26 risiko dari penelitian ini kemudian dibedakan menjadi 3 kategori/klasifikasi yaitu high risk 21 risiko (26,25%), kategori medium risk 32 risiko (40 %), kategori low risk sebanyak 27 risiko (33,75%). Risiko dominan diperoleh sebanyak 21 risiko seluruhnya dengan kategori high risk. Tindakan penanganan risiko K3 dominan diantaranya perbaikan pondasi dan melakukan sondir untuk mengetahui daya dukung tanah, melakukan perbaikan dan pengecekan kelayakan alat sebelum dipakai bekerja, penyiapan APAR dan menyediakan sistem pemadam yang baik, mempersiapkan petugas untuk segera mengantarkan pasien ke rumah sakit, segera menelepon emergency call (Rumah Sakit), memasang pagar pembatas antara site dan bangunan sekitar, memasang turap pelindung tanah, memasang jaring pengaman, menggunakan sling penjaga baja untuk memegang baja agar tidak bergerak saat dilakukan pengangkutan dengan crane, menggunakan perancah sesuai SNI dan lolos uji kelayakan, menggunakan sistem perancah yang baik, rutin cek kelayakan perancah/alat yang digunakan untuk bekerja, menggunakan formwork yang baik, memasang kornes/pagar pembatas, memakai APD lengkap. Kepemilikan risiko K3 keseluruhan dibebankan kepada pihak kontraktor yaitu petugas K3 atau SHE Officer yang memiliki tanggungjawab pelaksanaan, pengendalian dan penanganan masalah K3 pada pelaksanaan Pembangunan Rumah Sakit Bali Mandara.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
I Made Agoes Megapathi ◽  
I Gusti Agung Adnyana Putera ◽  
Nyoman Martha Jaya

Many countries have established implementation strategies for the use of BIM in construction projects which have resulted in the widespread adoption of BIM. To catch up, the Ministry of PUPR has launched the Indonesia Digital Construction Roadmap 2017-2024 through 4 stages, namely the Adoption, Digitalization, Collaboration, and Integration stages. However, currently at the Adoption stage of the Roadmap, it is still focused on only a few PUPR infrastructure projects. This is due to problems such as the unavailability of policies and regulations for implementing BIM for the entire PUPR infrastructure sector, the lack of mastery of BIM from both Users and Service Providers, the project scale is not yet massive so that the price of BIM software is felt to be still burdening the Provider. This study aims to investigate the mastery of BIM through a study of the level of use, implementation, and identification of the dominant barriers to BIM adoption, especially for construction project actors in Bali. This research is expected to help construction industry practitioners to understand the challenges of BIM adoption in Bali. Data collection was carried out by survey method using a questionnaire. Respondents were selected using the purposive sampling method, namely experts in construction projects in Bali. The method of analysis is descriptive statistics which includes central tendency measurement, variability measurement, and the Relative Importance Index (RII). The survey results from all respondents showed that the adoption rate of BIM for construction project actors in Bali was 19%. Level of BIM implementation of construction project actors in Bali were 89% at BIM level 1 and 11% were at BIM level 2. The dominant obstacles in BIM adoption are the high cost of adoption, lack of experts, lack of government role in encouraging BIM adoption, difficulty changing work processes and there is no standard and protocol in applying BIM in the project.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Ida Bagus Prastha Bhisama ◽  
Made Sukrawa ◽  
Ida Ayu Made Budiwati
Keyword(s):  

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku dari struktur three-sided arch (TSA) yang merupakan salah satu alternatif dari struktur box culvert (BC). Perilaku kedua struktur dibandingkan melalui pemodelan elemen hingga pada program SAP2000. Pemodelan model validasi merupakan tahap awal dalam penelitian ini, yang dibuat berdasarkan pada hasil uji laboratorium oleh peneliti lain. Hasil pemodelan validasi menunjukkan bahwa pemodelan dengan elemen frame (MFR) dan shell (MSH) lebih mendekati hasil uji laboratorium, sedangkan elemen solid (MSO) jauh berbeda sehingga tidak digunakan dalam model aplikasi. Setelah metode pemodelan valid, selanjutnya dilakukan pemodelan aplikasi BC dan TSA yang memiliki panjang bentang bervariasi. Model aplikasi yang dibuat meliputi BC dan TSA dengan bentang 4 m (BC4 dan TSA4), 5 m (BC5 dan TSA5), 7 m (BC7 dan TSA7), 9 m (BC9 dan TSA9) dan 11 m (BC11 dan TSA11) dengan tebal pelat atas 400 mm pada model BC dan 300 mm pada TSA. Deformasi kedua model dianalisis secara non-linier menggunakan pembebanan bertahap, variasi modulus elastisitas (E) dan momen inersia penampang retak (Icr). Untuk mengetahui gaya-gaya dalam lainnya, kedua model dianalisis secara linier dengan beban lalu lintas sesuai SNI 1725:2016. Berdasarkan hasil analisis, perilaku TSA lebih baik dibandingkan BC, dilihat dari deformasi TSA yang mampu menyerupai atau bahkan lebih kecil dari BC meskipun dengan ketebalan pelat atas yang 25% lebih kecil. Pada model dengan variasi bentang, struktur mampu menahan kombinasi pembebanan lajur ‘D’ sampai dengan bentang 7 m. Untuk model bentang 9 dan 11 m, yaitu BC9, TSA9, BC11 dan TSA11 diperlukan penebalan pada pelat atas struktur.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Ni Made Agia Dwita Utami ◽  
Krisna Kurniari ◽  
Kadek Diana Harmayani ◽  
Gusti Ayu Putu Candra Dhamayanti
Keyword(s):  

Keberhasilan sektor pertanian tidak terlepas dari manajemen pengelolaan sistem jaringan irigasi dan peran serta pemangku kepentingan yaitu pemerintah dan pengelola subak. Sampai saat ini masih banyak permasalahan yang dialami dalam pengelolaan jaringan irigasi akibat kurang optimalnya peran serta pemangku kepentingan, lambatnya respon penanganan terhadap masalah pengelolaan jaringan irigasi sehingga berdampak pada tidak meratanya pembagian air dari saluran tersier ke areal pertanian. Hal ini juga terjadi pada Daerah Irigasi (DI) Tiyingtali yang mengalami permasalahan jaringan irigasi seperti terjadinya sedimentasi pada saluran sekunder yang mengakibatkan besarnya volume pelimpahan air saat musim hujan, serta kurang optimalnya pembagian air dari hulu ke hilir. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran serta pemangku kepentingan dalam pengelolaan jaringan irigasi pada DI Tiyingtali. Pendekatan yang digunakan dalam penelitan adalah dengan pendekatan eksploratif dan metode deskritif analitis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner dan wawancara. Teknik pengambilan sampel/responden pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu responden yang menangani pengelolaan jaringan irigasi di DI Tiyingtali yang mecakup pemerintah 25 responden dan pengelola subak 33 responden. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linear untuk menganalisis pengaruh peran serta pemangku kepentingan terhadap pengelolaan jaringan irigasi. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dari hasil wawancara untuk merumuskan upaya peningkatan kinerja dan peran serta pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan pemangku kepentingan berperan sebesar 68,3% dalam pengelolaan jaringan irigasi, sedangkan 31,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya. Pemangku kepentingan secara bersama-sama berpengaruh signifikan secara simultan dan secara parsial terhadap pengelolaan jaringan irigasi artinya peningkatan peran serta pemangku kepentingan secara simultan maupun parsial akan meningkatkan kegiatan pengelolaan jaringan irigasi.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 76
Author(s):  
I Made Alit Karyawan Salain ◽  
Ngakan Made Anom Wiryasa ◽  
I Nym Mahendra Martha Adi Pamungkas

Semen merupakan bahan utama membuat beton, yang menghasilkan gas CO2 pada proses produksinya yang dapat mencemari lingkungan. Kebutuhan  semen yang meningkat setiap tahunnya membuat semen lebih banyak diproduksi, sehingga perlu dilakukan inovasi membuat beton salah satunya beton geopolimer. Penelitian membuat beton geopolimer dengan bahan dasar abu terbang dan aktivator NaOH dan Na2SiO3. Gradasi butiran pasir dan koral dirancang, pada zona 2 dan gradasi koral dengan butiran maksimum 20 mm. persentase agregat dengan abu terbang dan aktivator sebesar 75%:25%. Perbandingan pasir dan koral digunakan 1:1,24. Dibuat 3 campuran C1,C2, dan C3 dengan persentase abu terbang dan aktivator sebesar C1, 70%:30%,  C2 65%:35%, dan C3 60%:40%. Perbandingan Na2SiO3 dan NaOH sebesar 1:1.5 dengan molaritas NaOH 14 M. Beton dicetak kubus 15 cm x 15 cm, kemudian dipanaskan pada suhu 700C selama 24 jam. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 7, 14, dan 28 hari masing masing menggunakan 3 benda uji. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan campuran yang terbaik dan menghasilkan kuat tekan beton yang tertinggi. Hasil menyatakan bahwa pengurangan jumlah abu terbang dan penambahan aktivator meningkatkan nilai slump beton geopolimer, serta menurunkan kuat tekan beton geopolimer. Beton geopolimer mengalami peningkatan kuat tekan hingga 14 hari, hal ini terjadi pada beton C1, C2, dan C3. Pada umur 14 hari hingga 28 hari kuat tekan beton geopolimer tidak mengalami perkembagan, bahkan cenderung mengalami penurunan terutama pada beton C3. Campuran beton geopolimer yang terbaik terdapat pada beton C2, dengan kuat tekan sebesar 48,89 MPa pada umur 28 hari.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Aditya Permana Putra ◽  
Anak Agung Gde Agung Yana ◽  
I Nyoman Yudha Astana
Keyword(s):  

Dalam pembangunan proyek konstruksi, biaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberlangsungan proyek. Pada studi kasus proyek pembangunan RSUD Sanjiwani Gianyar terdapat permasalahan bahwa terjadinya perubahan desain awal pada ruang isolasi terkait protokol COVID-19 yang menyebabkan kurangnya anggaran biaya rencana awal, sehingga perlu dilakukan penghematan biaya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan penghematan biaya yaitu metode Value Engineering (VE). VE adalah suatu metode pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengefisienkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis item-item pekerjaan yang berpotensi dihemat, menganalisis alternatif terbaik pengganti desain awal, dan menghitung besar penghematan biaya setelah dilakukan penerapan VE tersebut. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis VE dilakukan dalam enam tahapan yaitu: tahap informasi, tahap analisis fungsi, tahap kreatif, tahap evaluasi, tahap pengembangan, dan tahap presentasi. Hasil analisis VE menunjukkan bahwa penghematan dapat dilakukan pada pekerjaan struktur beton dengan mengganti balok dan pelat konvensional menjadi balok precast dan pelat metal deck yang menghasilkan penghematan sebesar Rp1.046.477.531,18 atau 4,47%, pada pekerjaan penutup lantai digunakan alternatif lantai keramik sebagai pengganti lantai granite tile didapat penghematan sebesar Rp1.058.532.387,51 atau 34,64%, dan pada pekerjaan kusen, pintu, jendela digunakan alternatif daun pintu aluminium sebagai pengganti daun pintu plywood lapis HPL yang menghasilkan penghematan sebesar Rp117.598.489,53 atau 4,41%. Total penghematan biaya setelah dilakukan analisis VE adalah sebesar Rp2.043.035.163,40 atau 1,50% dari anggaran biaya awal.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Nyoman Martha Jaya ◽  
G.A.P. Candra Dharmayanti ◽  
I Nyoman Dinton Vicky Budi Laksana

Pembangunan proyek jalan masih banyak mengalami kendala penerapan spesifikasi umum 2010 (revisi 3) oleh penyedia jasa, hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan mutu pekerjaan yang di isyaratkan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi terhadap hasil pekerjaan dengan mengetahui penyimpangan dan kegagalan kontraktor untuk memenuhi ketentuan spesifikasi pada divisi 3 sampai dengan divisi 7 yang sering mengalami ketidak sesuaian pada spesifikasi umum 2010. Metode pada penelitian ini menggunakana survey dan kuesioner. Responden dipilih berdasarkan purvosive sampling kemudian dianalisa dengan metode sebab akibat (fishbone Analysis) dan Root Cause Analysis (RCA). pekerjaan yang mengalami kendala ketidasuaian didominasi pekerjaan galian lapis pondasi agregat (95,83%) diikuti dengan pekerjaan galian dan campuran beraspal panas (83,33%), pasangan batu (75%), pekerjaan pelebaran dan perkerasan (70,83%). Kendala yang terjadi karena kurang tegasnya team dari kotraktor untuk melakukan metode pekerjaan, kordinasi kepada masyarakat yang membutuhkan waktu lama, kurangnya pengawasan di base camp dan membeli dari supplier yang membuat campuran berbeda saat bahan sampai di lokasi proyek. Upaya pencegahan yang dilakukan yaitu kontraktor agar bekerja sesuai spesifikasi dan metode kerja untuk mencapai mutu, harus di lakukan kordinasi dan kesepakatan antara PDAM, Desa, dan kontraktor sebelum di lakukan galian, apabila terkena galian tidak meminta ganti rugi, pemilihan bahan harus tepat, dan peningkatan quality control di quarry, baik untuk material, komposisi untuk mencapai spesifikasi yang diminta (PI, CBR, abrasi, ukuran butir), kordinasi atau bersurat, melakukan sosialisasi dan membuat kesepakatan kerja sama.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Daniel Yudha Prayoga ◽  
I Wayan Redana ◽  
Annisa Maria Hidayati
Keyword(s):  

Likuifaksi memiliki dampak terhadap pondasi karena dapat mereduksi nilai daya dukung aksial dan lateral yang akibatnya akan menyebabkan kegagalan infrastruktur. Proyek PLTGU Lombok dipilih menjadi daerah studi karena daerah tersebut diprediksi memiliki potensi likuifaksi. Pada area building, sistem pondasi yang direncanakan adalah tiang pancang. Area tersebut memiliki potensi likuifaksi di lapisan tanah kedalaman berkisar antara 2 sampai 30 meter. Penelitian ini membahas juga perubahan konfigurasi pondasi tiang yang digunakan sebelum dan sesudah likuifaksi. Untuk alternatif mitigasi likuifaksi, dianalisis perbaikan tanah dengan menggunakan stone column yang dapat meningkatkan kuat geser tanah. Analisis potensi likuifaksi dilakukan dengan metode tsuchida chart dan NCEER, sedangkan metode analisis daya dukung tiang tunggal menggunakan Software LPILE v5.0 dan analisis untuk menentukan konfigurasi tiang kelompok menggunakan Software GROUP v8.0. Saat kondisi likuifaksi, hasil penelitian menunjukan daya dukung aksial tekan tidak mengalami reduksi dikarenakan ujung tiang tertanam pada lapisan tanah keras sehingga daya dukung aksial tekan telah mencapai kapasitas maksimumnya. Daya dukung aksial tarik mengalami reduksi berkisar 1 hingga 47%. Daya dukung lateral mengalami reduksi berkisar 0 hingga 48%. Pada analisis daya dukung tiang grup, perbedaan jumlah pile yang diperlukan dengan kondisi sebelum dan setelah likuifaksi cukup signifikan. Jumlah tiang yang diperlukan ketika kondisi sebelum likuifaksi adalah 121 tiang dengan panjang tiang 30 m sedangkan jumlah tiang yang diperlukan untuk kondisi setelah terjadi likuifaksi adalah 169 tiang dengan panjang tiang 30 m. Untuk area non building, perbaikan tanah yang cocok pada lokasi studi adalah stone column dengan diameter 0.6 m, spasi 0.7 m, dan pola segitiga.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
I Gede Indra Mahardika ◽  
I Dewa Ketut Sudarsana ◽  
I Putu Gustave Suryantara Pariartha
Keyword(s):  

Pemeliharaan bangunan dinding penahan tanah (DPT) dan Check Dam ini menjadi bagian yang penting mengingat fungsi bangunan tersebut sangat berpengaruh pada kelancaran aliran sungai Tukad Badung yang memiliki daerah-daerah pemukiman padat penduduk. Penelitian bertujuan mengidentifikasi, memberi penilaian i serta menentukan penerimaan risiko, menentukan risiko dominan dan memberikan mitigasi serta kepemilikan risiko untuk risiko dominan yang akan diperoleh. Studi menggunakan metode deskriptif kualitatif. Brainstorming dan kuesioner dipilih sebagai teknik pengumpulan data, dimana responden sebanyak 24 orang dan dipilih secara purposive sampling. Diperoleh 38 identifikasi risiko valid, dengan 16 risiko dari hasil penelitian terdahulu dan 22 risiko berdasarkan brainstorming dengan pihak-pihak yang terlibat. Hasil penilaian dan penerimaan risiko terdiri dari 12 risiko unacceptable dengan 1 jenis tindakan mitigasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengurangi dampak, dan 26 risiko undesirable dengan 2 jenis tindakan mitigasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengurangi dampak dan menghindari risiko tersebut. Risiko dominan unacceptable adalah sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama pelaksanaan proyek karena akses jalan masuk yang kecil ke lokasi. Mitigasi dilakukan pada risiko dominan tersebut dengan Melakukan pendekatan dengan aparat desa dan masyarakat di wilayah Tukad Badung untuk membantu mencarikan dan memberi akses jalan masuknya alat berat yang digunakan. Pengalokasian kepemilikan risiko terbanyak menjadi tanggungjawab kontraktor sebanyak 23 risiko. Dampak risiko dominan terhadap biaya dan waktu pada pekerjaan pemelihaaraan ini berdampak besar pada aspek teknis dan proyek. Total jumlah pembengkakan biaya sebesar 32.316.200 rupiah dan total keterlambatan waktu selama 41 hari pada proyek.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Putu Gita Widiarsini ◽  
Gustave Suryantara Pariartha ◽  
Mawiti Infantri Yekti

Aliran Sungai Unda mengalir dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Unda dan melalui Kabupaten Klungkung dengan panjang sungai 22,6 km dan luas 230,9 km2 dengan tipe sungai adalah perennial. Pada saat terjadi banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Agung, sempadan sungai dengan tanggul alami di Sungai Unda hilir mengalami kerusakan akibat derasnya arus sungai yang mengalir dari hulu menuju hilir. Selain itu di hilir Sungai Unda ada bekas galian C dari letusan Gunung Agung sebelumnya. Akibat letusan Gunung Agung 2017 menyebabkan perubahan geometri hidrolis penampang sungai, termasuk tanggul alami dan lokasi galian C tersebut. Berdasarkan kondisi ini perlu dilakukan analisis penampang geometri Sunga Unda hilir menggunakan software HEC-HMS dan HEC-RAS. Hasil running awal berdasarkan debit banjir kala ulang 50 tahun sebesar 350,3 m3/detik menyebabkan luapan air pada penampang alami di hilir sungai yaitu antara UD 3 sampai dengan UD 11 setinggi 1,5 meter sampai dengan 3,0 meter sepanjang 1052,34 meter ke arah hilir. Posisi ini berada di hilir jembatan By Pass Ida Bagus Mantra. Running HEC-RAS dilanjutkan dengan merencanakan tinggi tanggul antara 2,0 meter sampai dengan 2,5 meter pada posisi UD 3 sampai dengan UD 11. Hasil running menyatakan sudah tidak terjadi luapan pada desain tanggul antara 2,0 meter sampai dengan 2,5 meter.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document