EDUDEENA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Stain Kediri

2580-9989, 2581-2734

EDUDEENA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Nurul Hudha Purnomo

Management of students is an act of managing students since the first time they enroll in the institution until their graduation using effective and efficient ways so that they can achieve the educational goals set by the institution. In the process of management of students, the first thing to do is planning. At the planning stage, there is a process of determining future plan, which one of its methods is education projection. Projections are estimations of future conditions using existing data. The method used in the projection is to use the growth rate (AP), while the data is taken from the number of new students and graduates of the Islamic Education (PAI) study program, using the assumptions of upward targets. The result of the education projections on the number of new students obtained by the AP data is 0.6%. This result was used to carry out projections for the next 9 years so that the target in 2027 would be obtained by 460 students. The AP data for PAI alumni is 9.94%. This data is used to carry out projections, so that by 2027 it is targeted that the number of graduates will increase to 460 students. This data is expected to be useful to determine the planning of the number of lecturers, facilities and infrastructure. Keywords: Projections, Growth Rate, Planning


EDUDEENA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Abdul Khamid

This research is an attempt to find out the implementation of boarding school management in Nurul Amal Islamic boarding school. The question to be answered through this research is how is the implementation of management management at the Islamic Boarding School in Nurul Amal. supporting factors and inhibiting factors in implementing boarding school management. The research method is a descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques are: observation, interviews, and documentation studies. The subjects of the study were the chairman of the foundation, the boarding school headman, the treasurer, and the clerics who were also administrators in the Nurul Amal boarding school. The research findings show that the management of the Nurul Amal boarding school has been carried out well, in accordance with planning (planning), organizing (organizing), driving (actualling) and supervision (controlling). The reality is that the learning program is carried out, initial planning is carried out with clear vision and mission, organizing with the existence of cadres to build a generation of good-hearted people, and responsibilities carried out by every administrator or cleric, a driver in the management of the Nurul Amal Islamic Boarding School and all employment aspects are institutionalized by the education of the Nurul Amal Islamic boarding school, and supervision of the one-roof Islamic boarding school program by conducting evaluations at the end of each month, as well as the implementation of the learning process in accordance with the assignment assigned to the Ustadz from the chairman of the foundation. The inhibiting factor in the management of the Nurul Amal boarding school is the lack of adequate facilities and infrastructure, especially dormitories and classrooms, causing overload or excess of santri during the new school year as well as supporting factors in Nurul Amal Islamic boarding school,which is strategically located foundation, and community.


EDUDEENA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Hasan Bastomi

Dalam kurun waktu 2010-2013 peristiwa intoleransi di Indonesia semakin meningkat, belum ditambah dengan deretan kasus lainnya dari tahun 2014 hingga tahun 2017. Gejolak intoleransi di Indonesia memanas seiring dilaksanakannya aksi yang mengatasnamakan pembelaan agama. Mulai dari aksi damai 411 hingga aksi 212 pada penghujung tahun 2016 dan aksi 212 jilid II di awal tahun 2017. Padahal sebagai masyarakat Indonesia selayaknya menjaga keharmonisan di tengah kebhinekaan dengan sikap toleransi. Toleransi dalam Islam lebih dari sekedar toleransi atau kemauan untuk menerima ketidaksepakatan yang genuine tapi di dalamnya juga terkandung ihsân (kebaikan) kepada orang lain yang membawa kecintaan kepada seseorang yang diberikan kepadanya kebaikan, dan mengarahkan pada kecintaan, keharmonisan, serta menjauhkan manusia dari kekerasan dan alienasi. Berbicara tentang toleransi kita bisa belajar dari potret Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. Gagasan untuk membangun Gontor menjadi pondok pesantren yang menanamkan nilai-nilai toleransi berawal dari situasi sosial dan politik bangsa Indonesia berpengaruh pula pada pendidikan. Wawasan toleransi sesungguhnya telah menjadi pendidikan dasar yang tidak hanya diajarkan dalam pengajar formal di kelas saja tapi juga dilakukan dalam kehidupan sehari-hari santri. Pendidikan toleransi di pondok Gontor juga tercermin dari muatan atau isi kurikulum yang kentara mengajarkan wawasan santri akan keragaman keyakinan. Dalam hal toleransi Pondok Gontor diibarataan sebagai miniatur Indonesia yang terdapat ribuan santri dengan berbeda latar belakang serta ras. Namun dengan perbedaan tersebut, seluruh santri di Gontor bisa saling menghargai. Kata Kunci: Toleransi, Pesantren Gontor


EDUDEENA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Muh Luqman Arifin ◽  
Sutriyono Sutriyono Sutriyono

SD Terpadu Putra Harapan merupakan salah satu sekolah yang menetapkan kompetensi tinggi siswa ajarnya, yaitu kemampuan hafal Al-Qur’an dan hadist Nabi saw., linguistic Arab dan Inggris, leadership, dan pengoperasian MS Word dan Excel. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap upaya SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto dalam menanamkan kecerdasan spiritual siswa, dengan melihat program yang dijalankan melalui program kurikuler dan ekstra kurikuler, serta pembiasaan. Hasilnya adalah pertama, guru bertindak sebagai teladan langsung. Kedua, guru membantu merumuskan cita-cita siswanya dengan memberikan tugas kepada siswanya untuk membuat target dan janji yang akan dicapai. Ketiga, pembiasan ibadah, berdoa, dan membaca Al-Qur’an bersama. Keempat, guru menceritakan kisah tokoh-tokoh agung. Kelima, guru menggunakan perspektif agama dalam penyelesaian masalah, Keenam, guru menanamkan keyakinan bahwa Allah Maha Melihat, Ketujuh, program out door study, yaitu mengajak siswa mengunjungi panti asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data deskriptif. Keyword: Penumbuhan, Kecerdasan Spiritual, Siswa


EDUDEENA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Eko Setiawan

Pada dasarnya pendidikan Islam Multikultural adalah pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraanya diilhami oleh semangat multikulturalisme, agar terwujud kehidupan yang harmonis. Secara spesifik, pendidikan Islam multikultural adalah pendidikan yang berlandaskan sendi-sendi Islam yang ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai sebuah keniscayaan. Model pendidikan multikultural merupakan sebuah tawaran model pendidikan yang mengusung ideologi yang memahami, menghormati, dan menghargai harkat martabat manusia di manapun dia berada dan dari manapun asalnya. Pendidikan Islam multikultural secara inhern merupakan dambaan semua umat manusia, karena sangat membutuhkan pendidikan model pendidikan multikultural ini sebagai proses pengembangan yang tidak mengenal sekat perbedaan dalam interaksi manusia. Pendidikan yang menghargai heterogenitas dan pluralitas, pendidikan yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan, etnis, suku, dan agama.


EDUDEENA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Aisha El husna

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika yang muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunawicara di Sekolah Inklusi. Hal ini diawali dengan pemaparan pelaksanaan proses pembelajaran dan menemukan problematika, serta diakhiri dengan solusi yang sudah dilakukan pihak sekolah dan solusi yang ditawarkan oleh peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah siswa tunawicara, guru kelas, guru agama, guru pendamping khusus, dan orang tua siswa. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah problematika yang muncul adalah Kurangnya tenaga pendidik yang memiliki keahlian khusus dalam menangani siswa tunawicara, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran, khususnya bagi penderita tunawicara, kurangnya alokasi waktu yang diberikan untuk memberikan pembelajaran bagi siswa tunawicara, dan kurangnya dukungan dari orang tua siswa. Sedangkan solusi yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah untuk meminimalisir problematika diatas adalah: Menambah tenaga pendidik yang memiliki kompetensi di bidang Pendidikan Luar Biasa, mengajukan proposal kepada pihak yang berkepentingan agar memberikan bantuan dana untuk memenuhi sarana prasarana yang mendukung proses belajar mengajar, mengkaji ulang kurikulum yang telah berjalan saat ini dan menjalin kerjasama yang intens dengan wali murid.


EDUDEENA ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Zetty Azizatun Ni'mah

ABSTRAK Konsep pendidikan Islam perspektif Ibnu Qayyim masih relevan diaplikasikan dalam pendidikan Islam yang ada di Indonesia. Pembangunan karakter melalui PAI sudah sangat selaras dengan konsep manhaj tarbiyah yang ditawarkan oleh Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah dengan sasaran 9 aspeknya yang mencakup seluruh disiplin ilmu dengan tanpa meninggalkan karakter atau akhlakul karimah pada setiap peserta didik. Problem-problem yang muncul pada PAI baik pada problem konseptual atau problem aplikasinya yang mana das sollennya PAI sebagai agen pembentukan karakter tapi das seinnya mengalami kegagalan. Untuk itu perlu adanya revitalisasi PAI agar khittah awal sebagai pembentuk karakter bisa terealisasikan. Dalam hal ini konsep-konsep yang ditawarkan Ibnu Al Qayyim Al Jauziyyah bisa dijadikan dasar bagi para pembuat kebijakan pendidikan dan para pendidik Muslim. Kata Kunci : Revitalisasi Pendidikan Agama Islam, Konsep Ibnu Al Qayyim Al-Jauziyyah


EDUDEENA ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Awal Aqsha Nugroho

Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Setiap komponen yang menyusun kurikulum saling berhubungan satu sama lain, sehingga dalam proses pengembangan kurikulum harus memperoleh perhatian yang sama besarnya. Komponen-komponen tersebut yaitu komponen tujuan, isi, metode, serta komponen evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan kurikulum PAI di SD Muhammadiyah PK Bayat ditinjau dari prinsip, faktor, pendekatan, organisasi, dan evaluasi pengembangan kurikulum dan masalah yang menghambat pengembangan kurikulum PAI di SD Muhammadiyah PK Bayat. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum serta guru PAI SD Muhammadiyah PK Bayat. Data yang diperoleh dari SD Muhammadiyah PK Bayat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi Berdasarkan penelitian bahwa pengembangan kurikulum PAI di SD Muhammadiyah PK Bayat terlaksana dengan 4 komponen yaitu tujuan, materi, metode dan evaluasi. Ditinjau dari prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum SD Muhammadiyah PK Bayat yaitu prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip relevansi, prinsip kontinuitas/ berkesinambungan, prinsip fleksibilitas, prinsip belajar seumur hidup, dan prinsip sinkronisasi sudah sangat relevan. Ditinjau dari faktor pengembangan kurikulum perguruan tinggi, masyarakat, dan sistem nilai hal tersebut sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum SD Muhammadiyah PK Bayat. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum SD Muhammadiyah PK Bayat adalah kombinasi dari pendekatan subjek akademis, pendekatan humanistis, pendekatan teknologis, dan pendekatan rekonstruksi sosial. Bentuk organisasi kurikulum SD Muhammadiyah PK Bayat menggunakan corelated curiculum. Dalam pengembangan kurikulum kepala sekolah bersama dengan guru sama-sama berkontribusi guna mencapai tujuan sekolah. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kurikulum PAI di SD Muhammadiyah PK Bayat terletak pada terbatasnya ketersediaan guru PAI di sekolah. Kata Kunci: pengembangan kurikulum, PAI, SD Muhammadiyah PK Bayat


EDUDEENA ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Mashudi Mashudi
Keyword(s):  

Abstrak: Salah satu masalah yang memerlukan perhatian dalam kegiatan pembelajaran adalah metode teknik, dan strategi pembelajaran (learning metbod &technique). Strategi pembelajaran kooperatif memiliki beberapa elemen antara lain; (1) Saling ketergantungan positif, (2) Tatap muka, (3) Tanggung jawab individu, (4) Keterampilan kelompok dan interpersonal, dan (5) Keefektifan proses kelompok. Teori yang mendasari pembelajaran kooperatif dengan mengikuti perspektif yang berbeda. Di antaranya adalah teori behavioristik dan teori konstruktivisme. Manfaat pembelajaran kooperatif dilihat dari empat aspek tersebut; (1)Meningkatkan sikap positif terhadap kegiatan pembelajaran, (2)Menggiatkan interaksi antarsiswa, (3)Meningkatkan prestasi belajar, dan (4)Penilaian otentik. Berikutnya Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah produk dari perspektif konstruktivisme sosial. Sebagaimana Slavin menyebutkan teknik yang menggunakan pendekatan yang sesuai dengan pandangan kohesif sosial adalah Jigsaw, Group Investigation, dan Learning Together (LT).


EDUDEENA ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Siti Zumaroh ◽  
Widodo Widodo

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi, kendala, dan solusi implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Surakarta. Jenis penelitian kualitatif di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Surakarta pada bulan Juli – Nopember 2017. Nara sumber penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas 2a, 2b, dan 2c dan siswa kelas 2a, 2b, dan 2c. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis interaktif melalui pengumpulan data, sajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian bahwa (1) Implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Surakarta diimplikasikan dengan sekolah yang nyaman, siswa yang mudah bertanya, tidak sungkan mengkritik guru, terpenuhinya kebutuhan anak, keamanan yang baik, dan berpartisipasi dalam pemilihan guru baru. Sekolah ramah anak sebagai bentuk pendidikan yang menerapkan belajar tanpa tekanan, belajar dalam kondisi yang menyenangkan, dan tidak ada beban dalam proses pembelajaran itu sendiri. Implementasinya antara lain adalah meniadakan PR, dan dalam pembelajaran guru tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan atau menyakiti perasaan siswa, guru menghargai hak anak saat ingin berbicara atau menyampaikan pendapat. (2) Kendala implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat terletak pada kompetensi guru baru yang belum bisa memahami arti dari kurikulum syariah, SDM nya yang masih kurang mumpuni. (3) Solusi implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat adalah guru baru digabungkan dengan guru lama, harapannya guru baru bisa belajar dengan guru lama, dan guru lama bisa memberikan penjelasan lebih baik lagi. Kata kunci: Pendidikan Ramah Anak, Kurikulum Syariah


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document