Vegetalika
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

119
(FIVE YEARS 78)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Gadjah Mada

2302-4054, 2302-4054

Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 273
Author(s):  
Arifah Hidayati ◽  
Priyono Suryanto ◽  
Ronggo Sadono ◽  
Taufan Alam

Selama beberapa dekade terakhir, agroforestri menjadi solusi atas minimnya ketersediaan lahan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kecamatan Patuk dengan pola kebun campur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi pada agroforestri kebun campuran. Penelitian dilaksanakan di Kapanewon Pathuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia pada bulan Juni – Agustus 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tiga kategori luas lahan yaitu sempit (<500 m2), sedang (500-1000 m2), dan besar (>1000 m2). Pengumpulan data dilakukan dengan metode sensus pada semua tahapan kehidupan pohon kemudian dianalisis dengan menghitung nilai indek penting (INP) dan Margalef Richness Index (R). Struktur pohon divisualisasikan menggunakan SexI-FS software. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroforestri kebun campuran di Kapanewon Patuk terdiri dari tanaman penghasil kayu, jenis pohon serbaguna, dan tanaman semusim. Kebun campuran di tiga kategori lahan masing-masing terdiri dari 23, 25, dan 21 jenis pohon. Durian, mahoni, dan sonokeling mendominasi semua kategori lahan.


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 287
Author(s):  
Asep Rinal Supratman ◽  
Aziz Purwantoro

Penelitian dengan judul Karakterisasi Tanaman Keladi Hias (Caladium spp) Berdasarkan Penanda Molekuler RAPD dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 hingga Maret 2018 di Ruang Mendel, Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sebanyak 30 tanaman dari empat negara dianalisis dalam penelitian ini yang meliputi 15 Keladi Hias Thailand, 4 Keladi Hias Florida, 2 Keladi Hias Malaysia, 9 Keladi Hias Indonesia, dan Alocasia sebagai pembanding. Pengelompokan keladi hias dan Alocasia berdasarkan penanda molekuler, dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok A seluruh anggotanya merupakan keladi hias yang mengelompok sesuai dengan daerah diambilnya sampel, dan grup B yang terdiri dari Alocasia. Persentase variasi antar populasi lebih kecil sebesar 23% dibanding dengan nilai variasi dalam populasi sebesar 77% yang menandakan bahwa di dalam populasi keragamannya jauh lebih besar dibanding antar populasi. Keladi hias antar populasi tidak jauh berbeda dibuktikan dengan kecilnya persentase variasi antar populasinya sebesar 23%.


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 259
Author(s):  
Maya Pradipta Sylvasari Sa'diyah ◽  
Rohlan Rogomulyo ◽  
Masdiyawati Masdiyawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam herbisida sistemik terhadap pertumbuhan gulma serta menentukan perlakuan herbisida sistemik dengan dosis tepat untuk menekan pertumbuhan gulma secara efektif di pertanaman nanas fase vegetatif PT Great Giant Pineapple. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2019 hingga Januari 2020 di perkebunan nanas lokasi 86F Research and Development PT Great Giant Pineapple, Lampung Tengah, Lampung. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan faktor tunggal dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan P1 (Kontrol), P2 (Manual), P3 (Bromacil 0,5 kg.ha-1), P4 (Bromacil 1,0 kg.ha-1), P5 (Bromacil 1,5 kg.ha-1), P6 (Bromacil 2,0 kg.ha-1), P7 (Diuron 0,5 kg.ha-1), P8 (Diuron 1,0 kg.ha-1), P9 (Diuron 1,5 kg.ha-1), dan P10 (Diuron 2,0 kg.ha-1). Variabel yang diukur yakni iklim mikro, pertumbuhan dan fitotoksisitas nanas, serta analisis vegetasi, gejala, nilai keracunan, persentase penutupan, dan bobot kering gulma, SDR, dan nilai C. Data dianalisis varian (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji HSD Tukey’s jika terdapat beda nyata antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua hebrisida sistemik efektif menekan pertumbuhan gulma hingga 6 MSA tanpa menghambat pertumbuhan tanaman nanas pada fase vegetatif. Pada 6 MSA, variabel presentase penutupan gulma dan keracunan gulma terendah didapatkan pada perlakuan P6 dan P10 yakni 13,33% dan 20,00% untuk penutupan gulma dan 80,00% dan 63,33% untuk keracunan gulma.


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Rochmad Nur Nadif ◽  
Dody Kastono ◽  
Suci Handayani ◽  
Taufan Alam

Permasalahan lahan kering di bawah tegakan kayu putih untuk budidaya padi adalah keterbatasan kandungan lengas tanah yang tergantung pada curah hujan. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh model pemanenan air hujan terhadap pertumbuhan dan hasil empat kultivar padi dalam sistem agroforestri dengan kayu putih. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-April 2020 di Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Menggoran, Bagian Daerah Hutan (BDH) Playen, Kesatuan Pengelolaan Hutan dan Pemangku Hutan (KPH) Yogyakarta. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot) tiga ulangan. Petak utama (main plot) adalah model pemanenan air hujan terdiri dari tanpa parit + tanpa serasah organik (P0), parit + serasah organik (P1), dan parit + serasah organik + biopori (P2). Anak petak (sub plot) yaitu kultivar padi yang terdiri atas Situ Patenggang (V1), GM 2 (V2), GM 8 (V3), dan GM 28 (V4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan parit + serasah organik + biopori meningkatkan produktivitas padi sebesar 11,02 % dibandingkan tanpa parit + tanpa serasah organik. Kultivar padi Situ Patenggang menghasilkan produktivitas sebesar 3,03 ton/ha atau lebih tinggi dibandingkan kultivar GM 2, GM 28, dan GM 8 sebesar 2,92 ton/ha, 2,86 ton/ha, dan 2,42 ton/ha.


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 235
Author(s):  
Idayatul Hanifa ◽  
Rani Agustina Wulandari ◽  
Muhammad Habib Widyawan

Keragaman genetik pada tanaman padi lokal di Indonesia menjadi kunci untuk pemulia tanaman dalam merakit suatu kultivar padi unggul. Keragaman genetik tersebut digunakan untuk perbaikan genetik pada tanaman padi. Marka molekuler bisa menjadi alternatif untuk mengelompokkan plasma nutfah padi sesuai dengan fenotipe dan genotipenya. Marka molekuler juga digunakan untuk mendeteksi lokus-lokus yang mengatur karakter agronomi pada tanaman padi. Penanda mikrosatelit (Simple Sequence Repeat) menjadi penanda molekuler yang banyak digunakan karena sifatnya yang reproducible, kodominan, dan dapat mendeteksi variasi alel yang tinggi. Pemanfaatan peta keterpautan mikrosatelit dalam perakitan varietas baru juga dapat menghemat waktu, tenaga, dan dana . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterpautan marka mikrosatelit dengan karakter agronomi melalui Analisis Penanda Tunggal dan untuk mengetahui pengaruh gen mayor maupun gen minor pada setiap karakter agronomi yang diamati. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah setiap lokus pada 8 marka yang digunakan memiliki asosiasi dengan 13 karakter agronomi yang berbeda dan setiap lokus yang berasosiasi dengan setiap karakter agronomi tersebut diatur oleh gen mayor karena nilai determinansi R2 > 10%.


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 247
Author(s):  
Agus Firman Damanik ◽  
Titin Setyorini

Tanaman tomat dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara faktor genetik tanaman dan kondisi lingkunganya. Faktor yang dapat menyebabkan produksi tomat masih rendah adalah menggunakan benih varietas tidak unggul, penggunaan pupuk yang belum optimal dan macam media tanam yang belum tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat dengan perlakuan kombinasi pupuk tunggal dan media tanam. Penelitian telah dilaksanakan di kebun KP-2 INSTIPER pada bulan Februari sampai Juli 2020 dengan menggunakan metode percobaan rancangan faktorial yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL). Faktor pertama adalah kombinasi pupuk tunggal yang terdiri dari empat aras yaitu P0 = Urea : TSP : KCL (2 : 2 : 2) g/tanaman (kontrol), P1= Urea : TSP : KCL (3 : 1.5 : 1.5) g/tanaman, P2= Urea : TSP : KCL (1.5 : 3 : 1.5) g/tanaman, P3= Urea : TSP : KCL (1.5 : 1.5 : 3) g/tanaman. Faktor kedua yaitu macam media tanam yang terdiri dari empat aras yaitu M0 : Tanah (kontrol), M1 : Tanah + Pupuk Kandang, M2 : Tanah + Arang Sekam, M3 : Tanah + Pupuk Kandang + Arang Sekam. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi nyata antara perlakuan kombinasi pupuk tunggal dan media tanam terhadap semua variabel yang diamati. Perlakuan kombinasi pupuk tunggal memberikan pengaruh yang sama pada semua variabel penelitian. Macam media tanam memberikan pengaruh berbeda pada variabel tinggi tanaman, diameter batang, klorofil daun, umur berbunga, jumlah buah per tanaman, total bobot buah per tanaman, berat basah tajuk, berat kering tajuk, dan berat basah akar. Perlakuan media tanam terbaik adalah M3 yaitu tanah, pupuk kandang dan arang sekam. Kata kunci: tomat; varietas fortuna; kombinasi pupuk tunggal; media tanam 


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 214
Author(s):  
Fauzan Erawan Pratama ◽  
Siti Nurul Rofiqo Irwan ◽  
Rohlan Rogomulyo
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tutupan kanopi tanaman di taman kota serta pengaruhnya terhadap pengendalian iklim mikro dan pereduksi suara, dan mempelajari komposisi vegetasi yang terdapat di taman kota. Lokasi penelitian terletak di tiga taman kota, yaitu Taman Ayodya, Taman Menteng dan Taman Cattleya. Ketiga taman dipilih secara purposive sebagai sampel untuk mewakili ruang terbuka hijau (khususnya taman) yang ada di DKI Jakarta. Metode penelitian ini adalah metode survei, data yang diperoleh dianalisis menggunakan T-test student dengan signifikasi 95%. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan dan studi literatur, pada bulan November 2017 - Januari 2018. Variabel yang diamati di lapangan meliputi rasio penutupan kanopi, bentuk vegetasi, iklim mikro ,tingkat kebisingan, dan pendapat masyarakat tentang kondisi iklim mikro dan kebisingan. Hasil penelitian menunjukan mayoritas tanaman yang terdapat di Taman Ayodya, Taman Menteng, dan Taman Cattleya adalah pohon, baik yang bersifat  pengarah, peneduh, pembatas ataupun estetis. Persentase penutupuan kanopi yang terdapat di Taman Ayodya, Taman Menteng dan Taman Cattleya termasuk kategori penuh, rata-rata persentase penutupan kanopi pada masing-masing taman yaitu 85,06%, 87,21% dan 81,97%. Komposisi dan sruktur vegetasi serta kondisi penutupan kanopi di Taman Ayodya, Taman Menteng, dan Taman Cattleya,  dapat menurunkan suhu sebesar 4°C dan mereduksi kebisingan sebesar 14 dB. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komposisi vegetasi di Taman Ayodya, Taman Menteng, dan Taman Cattleya dan sebagai salah satu rekomendasi kepada pemerintah daerah dan pihak terkait mengenai penerapan tata hijau taman di Jakarta khususnya fungsi ekologis


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 150
Author(s):  
Muhammad Roiyan Romadhon ◽  
Sukmawati Mawardi ◽  
Rahma Rahma ◽  
Ismail Maskromo ◽  
Miftahorrachman Miftahorrachman

Kelapa merupakan tanaman menyerbuk terbuka sehingga konstitusi genetik beragam. Kebutuhan kelapa meningkat seiring meningkatnya pertambahan penduduk sedangkan lahan untuk penanaman kelapa semakin berkurang sehingga diperlukan varietas unggul untuk mencukupi kebutuhan tersebut yaitu dengan kelapa hibrida. Perakitan kelapa hibrida perlu mempertimbangkan tetua yang akan disilangkan sehingga dapat memunculkan heterosis yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tetua betina yang berdaya hasil tinggi berdasarkan karakter komponen buah sehingga menghasilkan hibrida yang superior. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Mapanget Balai Penelitian Tanaman Palma pada bulan April 2019. Bahan genetik yang digunakan yaitu Kelapa Genjah Merah Malaysia (GMM), Kelapa Genjah Kuning Malaysia (GKM), Kelapa Genjah Kuning Nias (GKN), Kelapa Hibrida Indonesia 1 (Khina 1), Kelapa Hibrida Indonesia 2 (Khina 2), Kelapa Hibrida Indonesia 3 (Khina 3) dengan dilakukuan pengamatan komponen buah sebanyak 5 sampel dari masing-masing perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Karakter berat buah utuh, lingkar polar dengan sabut, lingkar ekuator dengan sabut, berat buah tanpa sabut, lingkar ekuator tanpa sabut, berat buah tanpa air, berat air, dan berat daging buah kelapa genjah merah malaysia paling tinggi dibanding perlakuan lain sehingga Genjah Merah Malaysia dapat dijadikan sebagai tetua untuk perakitan varietas hibrida unggul baru.


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 204
Author(s):  
Sakiroh Sakiroh ◽  
Dewi Nur Rokhmah ◽  
Handi Supriadi

Budidaya tanaman kopi Robusta sangat tergantung dengan keadaan iklim. Curah hujan merupakan salah satu komponen iklim yang dapat mempengaruhi pembungaan kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi keberhasilan pembentukan buah 5 klon kopi Robusta. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat, dari Bulan Juli 2014 sampai dengan Juli 2015. Karakterisasi yang diamati meliputi karakter morfologi yaitu proses pembentukan bunga dari fase primordia sampai buah matang fisiologis, dan sebagai pendukung adalah data iklim yang diambil dari stasiun meteorologi Citeko dan stasiun meteorologi Balai Klimatologi lokasi Pakuwon. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keberhasilan pembuahan lima klon kopi Robusta, yaitu BP 308, BP 436, BP 42, SA 237 dan BP 543, tergolong rendah pada tahun pembuahan 2014/2015. Persentase keberhasilan primordia bunga dari klon BP 308, BP 436, BP 42, SA 237 dan BP 543 yang menjadi buah hanya 6,15-12,43%.


Vegetalika ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 174
Author(s):  
Atanasius Aditya Hendarto ◽  
Muhammad Habib Widyawan ◽  
Panjisakti Basunanda
Keyword(s):  

Karakterisasi morfologi untuk evaluasi keragaman genetik merupakan landasan penting dalam pemanfaatan plasma nutfah untuk suatu program pemuliaan tanaman. Pelaksanaan karakterisasi morfologi seringkali melibatkan banyak karakter untuk diamati. Oleh sebab itu, diperlukan kajian untuk menentukan karakter morfologi untuk keperluan evaluasi keragaman genetik secara efektif dan efisien, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola keragaman plasma nutfah padi koleksi Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) berdasarkan karakter morfologi, dan menentukan karakter penciri padi yang berkontribusi pada keragaman genetik untuk dimanfaatkan dalam karakterisasi plasma nutfah secara efektif dan efisien. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 ulangan dan 17 aksesi padi yang terdiri dari 12 plasma nutfah dan 5 kultivar sebagai perlakuan. Terdapat 12 karakter kuantitatif dan 6 karakter kualitatif yang diamati. Data dianalisis menggunakan analisis ragam, uji Scott-Knott, analisis lintas, analisis komponen utama, dan analisis kluster. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman pada semua karakter kuantitatif. Plasma nutfah padi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan karakter kualitatif dan kuantitatif. Sementara karakter kualitatif sebagian besar aksesi padi menunjukkan sudut daun bendera tegak, sudut daun sedang, cabang malai sekunder berkelompok, tipe malai antara kompak dan sedang, malai hanya muncul sebatas leher malai, dan tidak ada bulu ujung gabah. Tinggi tanaman, panjang dan lebar daun bendera, panjang daun, diameter ruas batang bawah, panjang malai, jumlah malai (anakan produktif), bobot 10 butir gabah, umur berbunga dan panen berkontribusi terhadap keragaman. Karater-karakter tersebut berpotensi sebagai karakter penciri padi yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi karakterisasi plasma nutfah, terutama dalam penggunaan tenaga, waktu, dan biaya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document