JPKM : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

6
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Gorontalo

2774-3519

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 46-55
Author(s):  
Laksmyn Kadir

Desa Telaga Kec. Popayato Kab. Pohuwato memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan jika program-program yang ada pada pemerintah dapat ditindak lanjuti secara bersama-sama oleh pemerintah, masyarakat dan perguruan tinggi. Desa Telaga Kec. Popayato Kab. Pohuwato memiliki letak demografi dan topografi yang sangat mendukung kegiatan dan aktivitas pengelolaan sampah. Kesadaran masyarakat khususnya pentingnya menjaga kebersihan lingkungan masih sangat kurang karena masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik bekas pembungkus makanan, botol-botol Aqua yang dibiarkan berserakan di sekitarnya. Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan pelatihan dan aksi sosial Pemanfaatan sampah kemaritiman plastik adalah 1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai cara memanfaatkan sampah dilingkungan sekitar tempat pemukiman.2.Untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat tentang pemanfaatan sampah plastik.3. Untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga dan memberikan peluang menambah pendapatan ekonomi masyarakat.4. Memberikan pemahaman akan dampak negatif dari kegiatan-kegiatanyang dapat merugikan masyarakat apabila lingkungannya tercemar;5. Mensosialisasikan upaya-upaya pencegahan kerusakan lingkungan yang selama ini telah di upayakan dengan baik melalui kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan pengusaha.Pentingnya pemahaman konsep Tri Hita Karana bagi masyarakat sejak dini sehingga kebersihan lingkungan dapat dinikmati oleh semua masyarakat serta kemamfaatan umum dapat dicapai melalui sosialisasi dan aksi sosial kebersihan lingkungan dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat membuat sofa dari sampah-sampah plastic tersebut. Hakikat dasar pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup merupakan modal utama pengembangan sumber daya alam dan sumber daya manusia sehingga dibutuhkan peran aktif masyarakat untuk mengupayakan pelestarian lingkungan


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 33-45
Author(s):  
Irwan Irwan ◽  
Nurayini S Lalu

Formula yang diberikan pada anak yang mengalami gizi buruk/kurang sesuai standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) adalah terbuat dari bahan minyak, gula, susu, air serta tepung. Selain itu, PMT dapat dibuat sendiri dengan komposisi yang mengandung asupan anergi dan protein dan terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh oleh masyarakat dengan biaya yang terjangkau. Bahan-bahan tersebut dapat digantikan dengan bahan-bahan makanan lokal yang kaya kandungan vitamin dan proteinKegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di desa Bukit Tingki  Kecamatan Popayato kabupaten Pohuwato. Kegiatan pengabdian ini  dilaksanakan selama 45 hari, dan diikuti oleh dosen sebanyak 2 orang dan Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo sebanyak 30 orang.  Jenis PMT modifikasi berbasis kearifan lokal  yang diberikan kepada Balita adalah berupa olahan sup labu kuning, bubur labu kayu manis dan bubur labu kuning, kentang dan jagung sebanyak 1 porsi/hari dan diberikan selama 14 hari berturut-turut.Metode kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pemberian makanan tambahan kepada 11 balita yang telah mengalami masalah gizi baik gizi kurang maupun stunting di desa Bukit Tingki. Metode Focuk Group Discussion (FGD} dalam bentuk Kegiatan  pelatihan kader gizi sehat dilaksankaan selama 2 hari.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemmberian makanan tambahan (PMT) yang dimodifikasi dalam bentuk buah labu kuning dan jagung dapat meningkatkan status gizi balita, sebanyak 11 balita yang mengalami masalah gizi, 8 diantaranya termasuk kategori gizi kurang dan 3 balita yang mengalami stunting. setelah pemberian makanan tambahan tersebut berat badan meningkat signifikant sehingga menjadi kategori gizi sehat, sementara 4 balita yangs ebelumnya termasuk dalam kategori stunting setelah diberikan PMT Modifikasi mengalami pertumbuhan dan peningkatan berat badan  yang signifikant. Hasil kegiatan pelatihan kader sebanyak 30 remaja dan ibu rumah tangga telah dilatih dan diberi materi tentang PMT balita dan gizi seimbang.Kesimpulan pemberian PMT Modifikasi berbasis kearifan lokal dapat menjadi alternatif program pemberantasan stunting dan gizi kurang di desa. Diharapkan kepada orang tua balita agar terus memperhatikan dan memberikan asupan makanan bergizi tinggi kepada anak balita dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di desa. Kata Kunci :         Gizi Kurang, stunting, PMT Modifikasi, 


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 24-32
Author(s):  
Irwan Irwan ◽  
Nurayini S.Lalu
Keyword(s):  

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh virus HIV (KPA, 2010). Kearifan local masyarakat setidaknya menjadi spirit bagi para pengidap , aktivitas , dan anggota masyarakat lainnya untuk menghentikkan penularan HIVditengah-tengah masyarakat.Pembentukkan Warga  Peduli AIDS (WPA) merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan partisipasi masyarakat. Kelompok masyarakat yang tergabung dalam WPA terdiri dari berbagai komponen dalam suatu lingkungan masyarakat. Tujuan kegiatan ini yaitu menggerakan  masyarakat untuk ikut serta terlibat secara langsung dalam  upaya pencegahan dan penanggulangan HIV Aids. Metode pengambilan data dilakukan dengan teknis sosialisasi dan penyampaian materi yang mudah di terima oleh kalangan pelajar.Kata Kunci: Pemberdayaan, Warga peduli AIDS, kearifan local


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-23
Author(s):  
Irwan Irwan ◽  
Nurayini S Lalu

Penyakit zoonosis didefinisikan sebagai  penyakit menular yang ditularkan secara  alamiah dari hewan domestik atau hewan liar ke manusia. Dunia menyaksikan bahwa dalam  seabad belakangan ini muncul apa yang disebut  sebagai “emerging and re-emerging diseases”. ‘Emerging zoonoses’ merupakan penyakit zoonosis yang baru muncul, dapat terjadi  dimana saja di dunia, dan dampaknya berpotensi menjadi begitu parah. Sedangkan  ‘re-emerging zoonoses’ merupakan penyakit zoonosis yang sudah pernah muncul di masamasa sebelumnya, akan tetapi menunjukkan tanda mulai meningkat kembali saat iniFakto-faktor yang dianggap berkontribusI  terhadap kemunculan ‘emerging zoonoses’termasuk pertumbuhan populasi manusia, globalisasi perdagangan, intensifikasi pemeliharaan satwa liar, dan mikroba yang berkaitan dengan satwa liar memasuki produsen ternak yang intensif (BROWN, 2004).Metode “One Health Systems Mapping and Analysis Resource Toolkit  (OH SMART) adalah sebuah instrumen atau alat bantu sumber daya pemetaan dan analisisa sistem One health yang dkembangkan  untuk menanggulangi maslah penularan penyakit khususnya penyakit bersumber binatang (Zoonosis). Instrumen ini melibatkan  masyarakat bersama tenaga profesional yang  bekerja dalam area dengan  saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai  semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik.  Manfaat praktis  metode  OH-SMART ; Mengidentifikasi siapa saja instansi mana saja yang terlibat dan apa perannya, memetakan proses/interaksi pada masing-masing instansi, sektor dan lintas sektor lainnya, mengidentifikasi kesenjangan/ketidaksesuaian  dan membangun kepemimpinan partisipatif, bekerja multidisiplin, lintas sektor dan lintas  budaya .Setelah melaksanakan program OH SMART  secara bertahap mulai dari langkah 1 sampai langkah 6, maka akan menghasilkan luaran dalam bentuk Peta penanggulangan penyakit Zonosis yang komprehensif di tingkat DesaKata kunci : Kolaborasi, Penyakit Zoonosis 


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Ayu Nurfadillah
Keyword(s):  

PHBS pada dasarnya adalah semua perilaku kesehatan masyarakat yang dilakukan atas kesadaran pribadi. Hal-hal yang diterapkan pada PHBS tergantung dari lingkupnya, misalnya di lingkungan tempat tinggal, sekolah, perkantoran, dan lain-lain.Meski demikian, tujuan PHBS secara umum adalah sama, yakni meningkatkan kesadaran masyarakan untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sarana pendidikan sudah sejak lama digaungkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan. Namun, PHBS di sekolah kini terasa semakin krusial mengingat anak-anak akan segera kembali bersekolah di masa new normal pandemi virus corona.PHBS di sekolah adalah pelaksanaan prosedur kesehatan tertentu dengan memberdayakan guru, siswa, serta masyarakat di lingkungan sekolah. Mereka diharapkan melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah dan lingkungan di sekitar sekolah yang sehat pula. Manfaat PHBS di sekolah adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan begitu, proses belajar-mengajar akan berjalan lancar, sedangkan kesehatan guru, siswa, maupun masyarakat di sekitar juga tidak terganggu.Pengabdian ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Oktober 2020 bertempat di SDN 08 Tilamuta Kabupaten Boalemo.  Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk ceramah dengan bantuan power point, diskusi dengan para pelajar dan juga demonstrasi 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar. Adapun yang menjadi peserta adalah siswa kelas IV yang berjumlah 15 orang. Pengabdian ini dilaksanakan secara mandiri dan terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pelaksana.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-13
Author(s):  
Tri Septian Maksum
Keyword(s):  

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru (SARS-CoV-2), yang saat ini telah menjadi masalah kesehatan global seiring belum dirilisnya vaksin. Kasus COVID-19 di Provinsi Gorontalo khususnya di Kabupaten Gorontalo Utara belum mengalami penurunan, sehingga upaya terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan potensi desanya melalui kegiatan pelatihan pembuatan hand sanitizer alami. Target yang hendak dicapai yakni meningkatnya pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan upaya PHBS di masa pandemi COVID-19. Kegiatan ini diawali dengan tahap persiapan dan pembekalan, dilanjutkan dengan pelaksanaannya di lapangan yang dilakukan secara offline. Hasil pelaksanaan kegiatan yaitu masyarakat telah memiliki keterampilan dalam membuat hand sanitizer alami, sehingga menjadi upaya dalam mengontrol penyebaran virus COVID-19. Disarankan agar kegiatan ini menjadi cikal bakal usaha kreatif masyarakat di Desa Tudi dalam menyikapi pandemi COVID-19, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat akibat terdampak COVID-19.Kata Kunci : COVID-19, PHBS, Hand Sanitizer


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document