IPTEKMA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Udayana

2086-1354

IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 67
Author(s):  
Dillon Marichman Purba ◽  
Bambang Admadi Harsojuwono ◽  
Amna Hartiati

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PLASTICIZER TERHADAP KARAKTERISTIK BIOPLASTIK MAIZENA. Maizena adalah tepung jagung yang mengandung 24 - 26 persen amilosa dan 74 - 76 persen amilopektin memiliki sifat kaku dan mudah rapuh sehingga perlu ditambahkan plasticizer untuk meningkatkan karakteristik maizena bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi plasticizer terhadap karakteristik maizena bioplastik, dan mengetahui jenis dan konsentrasi plasticizer yang dapat menghasilkan karakteristik maizena bioplastik terbaik. Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Faktor I adalah jenis plasticizer yang terdiri dari gliserol, sorbitol dan propilen glikol. Faktor II adalah konsentrasi plasticizer terdiri dari tiga level yaitu 0,5 g; 1 g; dan 1,5 g. Percobaan menghasilkan 9 kombinasi pengobatan dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok untuk mendapatkan 18 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan konsentrasi plasticizer memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kekuatan tarik, perpanjangan putus, elastisitas dan pembengkakan. Sedangkan interaksi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kekuatan tarik dan pembengkakan dan memiliki pengaruh signifikan terhadap elastisitas maizena bioplastik. Karakteristik maizena bioplastik terbaik ditemukan pada perlakuan plasticizer propilen glikol dan konsentrasi 1 g dengan karakteristik kekuatan tarik 2,325 MPa, perpanjangan putus 14,5 persen, modulus muda 16,055 MPa, pembengkakan 29,16 persen, durasi degradasi 8 hari dan mengandung gugus fungsional alkohol hidroksil (?OH), (NH2) amina, (–COOH) karboksilat, (C?C) alkuna, (–COOR) ester, (C = C) aromatik, (R – O – R ') eter, (C = C) alkena dan hidrokarbon - (CH2) n.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 57
Author(s):  
Putu Nandya Sri Devi ◽  
Ni Made Wartini ◽  
Ni Putu Suwarini

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN DENGAN PELARUT DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTAK PEWARNA ALAMI BUNGA KENIKIR (TEGETES ERECTA L.). Bunga kenikir berpotensi sebagai pewarna alami karena mengandung pigmen warna kuning hingga oranye. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan bahan dengan pelarut dan suhu ekstraksi terhadap karakteristik ekstrak pewarna alami bunga kenikir dan menentukan perbandingan bahan dengan pelarut dan suhu ekstraksi terbaik untuk menghasilkan ekstrak pewarna alami bunga kenikir. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial 2 faktor. Faktor I yaitu perbandingan bahan dengan pelarut yang terdiri atas 3 taraf yaitu 1:3, 1:5, dan 1:7. Faktor II yaitu suhu ekstraksi yang terdiri dari 3 taraf yaitu 30±2oC, 45±2oC, dan 60±2oC. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan perbandingan bahan dengan pelarut sangat berpengaruh terhadap rendemen, kadar total karotenoid, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan (a*) dan berpengaruh terhadap tingkat kekuningan (b*). Perlakuan suhu ekstraksi sangat berpengaruh terhadap rendemen, kadar total karotenoid, tingkat kecerahan (L*) dan berpengaruh terhadap tingkat kemerahan (a*) namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kekuningan (b*). Interaksi perlakuan perbandingan bahan dengan pelarut dan suhu ekstraksi berpengaruh terhadap kadar total karotenoid namun tidak berpengaruh terhadap rendemen, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan dan tingkat kekuningan (b*). Perlakuan perbandingan bahan dengan pelarut 1:7 dan suhu ekstraksi 45±2oC, merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan ekstrak pewarna alami bunga kenikir dengan karakteristik rendemen 7,53 persen, kadar total karotenoid 22,91 persen, tingkat kecerahan (L*) 25,43, tingkat kemerahan (a*) 11,89 dan tingkat kekuningan (b*) 14,72.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 101
Author(s):  
I Made Arie Dharma Putra Nugraha ◽  
Intan Safitri ◽  
Luh Gede Eva Krismasanthi ◽  
Komang Sri Lumbung Artha Wardani ◽  
Ni Komang Tri Astiti Dewi ◽  
...  

UJI AKTIVITAS ANALGESIK GEL FRAKSI KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) pada Mencit Jantan (Mus musculus) dengan Metode Hot Plate). Rasa nyeri dapat timbul salah satunya diakibatkan oleh adanya gangguan pada reseptor nyeri dimana reseptor nyeri tersebut merupakan ujung saraf bebas yang tersebar di kulit, otot, tulang dan sendi. Timbulnya rasa nyeri tentu akan menggangu aktivitas sehingga diperlukan obat penghilang rasa nyeri. Obat-obatan yang dikenal mampu meredakan rasa nyeri disebut sebagai analgesik. Faktanya, saat ini telah beredar berbagai macam obat analgesik di pasaran. Di samping itu, terdapat pula tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai analgesik yaitu manggis (Garcinia mangostana L.). Tujuan penelitian ini yaitu menilai dan membandingkan mula kerja dan aktivitas dua jenis analgesik yang diberikan secara topikal serta nilai ED50 dengan menggunakan metode hot plate. Penelitian dilakukan dengan membagi enam ekor mencit menjadi 4 kelompok Uji. Kelompok I sebagai kelompok perlakuan (Gel Manggis); kelompok II sebagai kelompok kontrol positif (Voltaren Gel); kelompok III sebagai kelompok normal (tanpa perlakuan); dan kelompok IV sebagai kelompok kontrol negatif (Basis Gel). Tiga puluh menit setelah pemberian perlakuan, tiap mencit ditempatkan di atas beaker glass pada hot plate dengan suhu 700C. Waktu yang terlewat antara penempatan hewan di hot plate dan adanya perilaku menjilati telapak kaki, gemetar, atau melompat dari permukaan dicatat sebagai respon latensi dalam hitungan detik. Hasil dalam penelitian ini yaitu gel manggis (Garcinia mangostana L.) konsentrasi 0,3%, 0,4%,dan 0,5% memiliki efek analgesik. Semakin tinggi konsentrasi gel Garcinia mangostana L. semakin tinggi daya analgesik yang didapatkan. Nilai ED50 yang diperoleh yaitu sebesar 0,037 mg/kgBB.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 95
Author(s):  
Yan Degus Winten Witadnyana ◽  
Gede Sugiartha Giri ◽  
I Made Ari Anata ◽  
Mohammad Fajar Hadi Salim ◽  
Ni Wayan Karmayani ◽  
...  
Keyword(s):  

UJI AKTIVITAS ANALGESIK GEL BULUNG (Gracilaria sp.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas analgesik gel bulung (Gracilaria sp.) sebagai alternatif obat analgesik. Evaluasi efek analgesik gel bulung pada hewan uji adalah dengan menghitung lama waktu bertahan mencit pada hotplate setelah diberi perlakuan uji, kontrol positif dan kontrol negatif pada hewan uji. Penelitian ini hanya meneliti satu variabel bebas saja yaitu variasi dosis obat gel fraksi bulung sangu terhadap variabel tergantungnya yaitu daya analgetik pada mencit yang berupa persen aktivitas analgetik dari gel fraksi bulung sangu. Kelompok uji (gel fraksi bulung sangu) dengan konsentrasi fraksi 1%; 1,25%; 1,5%. Dapat disimpulkan pada gel Voltaren® akan memberikan efek analgesik pada menit ke-30 setelah pemberian dan gel bulung akan memberikan efek analgesik pada menit ke-30 sampai 90 setelah pemberian.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 81
Author(s):  
A A Dwi Santika ◽  
Hendra Wijaksana ◽  
I Ketut Astawa

ANALISA PERFORMANSI COOLING PAD TANPA SALURAN UDARA DAN DENGAN SALURAN UDARA. Pendinginan evaporatif merupakan proses penguapan air pada suatu permukaan yang mengalami kontak secara langsung antara air dengan udara. Pendingin evaporatif pada penelitian ini digunakan untuk mendinginkan suhu udara di dalam kandang ayam agar tidak mengalami heat stress. Ducting digunakan sebagai media menyalurkan udara, perpindahan panas, dan untuk mengurangi kelembaban pada proses penguapan air yang terjadi kontak dengan udara.Dalam penelitian ini menggunakan variasi tanpa ducting dan dengan ducting. Volume ducting yaitu 0.54 , dengan penambahan lubang pada bagian bawah dengan diameter 5 cm berjumlah 65 lubang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui performa pendingin evaporative cooling yang meliputi penurunan bola kering udara, efektivitas pendinginan, kapasitas pendinginan, EER dan kelembaban relatif. Variabel yang diukur pada saat pengujian adalah putaran rpm fan yaitu rpm 1 (1440 rpm), rpm 2 (1470 rpm) dan rpm 3 (1500 rpm).Dari penelitian dengan ducting pada rpm 2 menghasilkan kelembaban relatif lebih baik dibanding dengan tanpa ducting. Nilai yang di dapat pada pengujian dengan ducting 60-70% merupakan kelembaban nyaman bagi ayam.Semakin besar kontak udara yang mengandung uap air dengan sistem, akan mempengaruhi kelembaban yang terjadi.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 89
Author(s):  
Dwi Indah Arya Palasari ◽  
Komang Sai Gayatri ◽  
Gede Janerama Eka Putra ◽  
Farah Adilla ◽  
Jessica Lianty ◽  
...  

UJI AKTIVITAS DIURESIS INFUSA SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (MUS MUSCULUS). Tanaman seledri (Apium graveolens L.) merupakan tanaman yang mengandung zat aktif yang banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan aktivitas infusa seledri (Apium graveolens L.) sebagai diuretik pada mencit jantan putih. Mencit putih jantan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (akuades), kelompok kontrol positif (suspensi furosemid), kelompok kontrol normal (tanpa perlakuan khusus), kelompok infusa seledri 50%, kelompok infusa seledri 100%, dan kelompok infusa seledri 150%. Pengujian terhadap efek diuretik dilakukan dengan melihat volume urin yang diukur setelah 24 jam perlakuan. Berdasarkan volume urin yang dihasilkan, hasil yang didapat menunjukkan adanya aktivitas diuretik pada infusa seledri.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 75
Author(s):  
Sofwat Sanjaya A.Md ◽  
Hendra Wijaksana

KAJIAN TEKNIS ANTARA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR HSD DAN MFO SEBAGAI BAHAN BAKAR SLTERNATIF PENGGANTI LNG DI PLTDG PT. INDONESIA POWER UPJP BALI. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas PT. Indonesia Power UPJP Bali merupakan salah satu pembangkit yang memiliki kontribusi besar sebagai pemasok daya di sistem kelistrikan Bali. PLTDG dapat beroperasi dengan menggunakan 3 jenis bahan bakar yaitu Marine Fuel Oil (MFO), High Speed Diesel (HSD), dan Gas. PLTDG beroperasi dengan bahan bakar gas sebagai energi primer yang digunakan untuk proses pembangkitan listrik. Untuk meningkatkan ketersediaan energi listrik, diperlukan kajian secara komprehensif mengenai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar gas apabila terjadi gangguan pasokan bahan bakar gas, yaitu dengan menggunakan bahan bakar MFO atau HSD. Kajian teknis dilakukan dengan pengujian operasi pada PLTDG type W18V50DF dengan pembebanan 50%, 75%, 80%, 100% menggunakan bahan bakar baik HSD maupun MFO. Berdasarkan hasil pengujian pada PLTDG Unit 1 menunjukkan bahwa semakin besar pembebanan maka Torsi dan Produksi juga akan semakin besar. Sedangkan Spesific Fuel Consumption dan Heat Rate mengalami penurunan pada beban 100%. Hasil pantauan emisi  gas buang NOx, Opasitas, dan CO dari pengujian pada beban 100% baik menggunakan bahan bakar HSD atau MFO masih dibawah ambang batas berdasarkan Permen LH No 21 tahun 2008 lampiran IV B. Sedangkan SO2 saat penggunaan MFO lebih besar dari ambang batas.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 37
Author(s):  
Putu Cyntia Ratna Dewi ◽  
I Ketut Satriawan ◽  
I Wayan Gede Sedana Yoga

PERENCANAAN AGREGAT PRODUK SELAI BUAH DENGAN METODE TRANSPORTASI (STUDI KASUS: PT. BALI FRUIT, DALUNG, KUTA UTARA, BADUNG). Penelitian ini dilakukan di PT. Buah Bali, Dalung, Kuta Utara, Badung. Produk yang dihasilkan adalah selai buah buatan sendiri. Peramalan permintaan dilakukan karena permintaan yang berfluktuasi di perusahaan ini. Perencanaan produksi pada perusahaan belum efektif sehingga perencanaan agregat diperlukan untuk mengetahui biaya produksi paling minimum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan waktu standar produksi selai, perkiraan permintaan, dan perencanaan agregat yang tepat. Metode yang digunakan dalam perkiraan permintaan adalah Simple Moving Average, Exponential Smoothing, dan Trend Linear. Metode perencanaan agregat yang digunakan adalah metode Transportasi dengan alternatifnya adalah tenaga kerja tetap dan tenaga kerja diubah. Waktu standar selai mangga, selai nanas, dan produksi selai stroberi adalah 1,09 jam / kg. Peramalan permintaan yang harus dilakukan adalah dengan metode Exponential Smoothing dengan ? = 0,9. Hasil peramalan dijadikan referensi sebagai jumlah permintaan untuk perencanaan agregat. Perencanaan agregat yang tepat adalah dengan tenaga kerja alternatif diubah karena menghasilkan biaya produksi paling minimum, yaitu Rp 422.160.690,69 untuk Mei hingga Oktober 2019.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 31
Author(s):  
Gede Putra Mahendra ◽  
Hendra Wijaksana
Keyword(s):  
Dry Ice ◽  

PERFORMASI SISTEM PENDINGIN DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI IN-LINE AND STAGGERED SOLID DRY PAD SEBAGAI PENDINGIN AWAL UDARA PADA EVAPORATOR DAN KONDENSOR. Indonesia yang beriklim tropis memiliki temperatur udara berkisar 28° - 35°C. Sedangkan kondisi nyaman udara pada suatu bangunan temperatur 22°C - 25°C. Dengan kenyataan temperatur udara luar tersebut diatas, tentunya diperlukan kerja sistem AC yang lebih besar untuk mencapai kondisi nyaman dalam ruangan. Dalam penelitian ini akan dilakukan usaha efisiensi energi pada sistem AC berbasis kompresor dengan melakukan pendinginan awal udara masuk evaporator dan kondensor menggunakan Solid Dry Pad (SDP) yang tersusun secara in-line dan staggered. SDP ini merupakan pad penyimpan dingin (cold energy storage pad) yang berisikan dry ice didalamnya, yang dapat mendistribusikan efek pendinginan pada pipa pad, sehingga nantinya mampu memberikan efek pendinginan awal pada udara masuk evaporator dan kondensor. COP pendinginan dengan menggunakan in-line dan staggered SDP pada kecepatan aliran udara 2.1 m/s sebesar 1.22%, pada kecepatan aliran udara 2.54 m/s sebesar 1.12%, dan pada kecepatan aliran udara 2.94 m/s sebesar 1.05%. COP pelepasan kalor dengan menggunakan in-line dan staggered SDP pada kecepatan aliran udara 2.1 m/s sebesar 1.95%, pada kecepatan aliran udara 2.54 m/s sebesar 2.37%, dan pada kecepatan aliran   udara 2.94 m/s sebesar 3.66%.


IPTEKMA ◽  
2019 ◽  
pp. 25
Author(s):  
I Putu Pradnya Susila ◽  
Hendra Wijaksana ◽  
I Nengah Suarnadwipa

STUDI LAJU EVAPORASI PADA DIRECT EVAPORATIVE COOLING BERBAHAN PAD JERAMI PADI DAN TAPIS KELAPA. Penggunaan sistim pendingin yang berbasis kompresor telah terbukti dapat menyebabkan peningkatan penggunaan energi bahan bakar fosil, dan juga dapat meningkatkan kerusakan lingkungan. Sistim pendingin evaporative banyak dikembangkan sebagai sistim pendingin alternative pengganti sistim pendingin berbasis kompresor. Dalam penelitian direct evaporative cooling ini akan dipelajari laju evaporasi yang terjadi pada cooling pad yang berbahan jerami  padi dan tapis kelapa. Penelitian dilakukan dengan tiga variasi kecepatan putar fan 1440, 1470 dan 1500 rpm, dengan dua material pad yang berbeda jerami padi dan tapis kelapa, dan dengan waktu pengujian selama 60 menit dengan pencatatan data setiap selang 15 menit. Dari penelitian ditemukan bahwa laju evaporasi tertinggi terjadi pada kecepatan putar rendah 1440 rpm sebesar 0.00157 liter/menit dan 0.00293 liter/menit masing-masing untuk jerami padi dan tapis kelapa. Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa tapis kelapa menghasilkan laju evaporasi yang  lebih tinggi dibandingkan dengan jerami padi pada kecepatan putar rendah yang sama.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document