Kegawatdaruratan pasien SKA membutuhkan penatalaksanaan yang cepat, tepat dan efisien. Jumlah pengidap penyakit jantung di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang, (Kemenkes, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan prehospital pada pasien SKA di RSUD Kabupaten Kuningan.
Jenis penelitian merupakan analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien dengan SKA di RSUD Kabupaten Kuningan. Berdasarkan teknik accidental sampling, jumlah responden 32 pasien. Analisis statistik dilakukan secara univariat dan bivariat dengan metode Chi Square.
Analisis univariat didapatkan sebagian besar responden sebesar 56,2% memiliki perilaku penanganan gejala dilakukan secara non medis, sebesar 43,8% memiliki pengetahuan cukup, sebesar 84,4% mempersepsikan bukan sakit jantung, sebesar 75% menggunakan kendaraan pribadi, sebesar 62,5% berjarak jauh ke rumah sakit dan sebesar 68,8% terlambat tiba di rumah sakit. Analisis bivariate didapatkan hasil terdapat hubungan antara penanganan gejala awal (p = 0,008), tingkat pengetahuan (p = 0,002), persepsi nyeri kardiak (p=0,001), jarak ke rumah sakit (p=0,002) dengan keterlambatan prehospital. Sementara jenis kendaraan tidak berhubungan (p=0,681).
Disarankan perawat memberikan pendidikan kesehatan terkait perilaku pencarian pelayanan kesehatan agar perilaku pasien SKA tidak menunda, tidak membeli obat dan mengobati diri sendiri atau ke pengobatan tradisional.