National Nursing Conference
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

2721-9763

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Nina Karlina ◽  
Aditiya Puspanegara ◽  
Moch Didik Nugraha

Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif  dei tercapainya tujuan dari organisasi. Gaya kepemimpinan suatu seni dan proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lan agar mereka memiliki motivasi untuk mencpai tujuan yang hendak di capai dalam situasi tertentu. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit kuningan medical center. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan pendekatan deskriptif analitik. Populasi penelitian ini adalah perawat pelaksana di Rumah Sakit Medical Center sebanyak 57 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat dengan koefisien korelasi rank spearman. Analisis univariat menunjukan bahwa sebagian besar perawat berpendapat tiga tipe gaya kepemimpinan kepala ruangan model demokratis sebanyak 51 responden (89,5%) dan memiliki motivasi sedang sebanyak 20 responden (39,2%). Analisis bivariat dengan nilai kolerasi rank spearman sebesar ρ = 0,284, yang berarti tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja. Hasil penelitian disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis, motivasi kerja tinggi, manajemen rumah sakit baik. Dengan penelitian ini disarankan kepala ruangan memenuhi faktor-faktor pendukung motivasi kerja perawat untuk mempertahankan ataupun meningkatkan motivasi kerja perawat serta kepala ruangan mampu meningkatkan gaya kepemimpinan demokratis yang sesuai dengan prosedur pelayanan sehingga mampu mendorong perawat melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan baik.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Pipik Taufik ◽  
Yana Hendriana
Keyword(s):  

Kegawatdaruratan pasien SKA membutuhkan penatalaksanaan yang cepat, tepat dan efisien. Jumlah pengidap penyakit jantung di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang, (Kemenkes, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan prehospital pada pasien SKA di RSUD Kabupaten Kuningan. Jenis penelitian merupakan analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien dengan SKA di RSUD Kabupaten Kuningan. Berdasarkan teknik accidental sampling, jumlah responden 32 pasien. Analisis statistik dilakukan secara univariat dan bivariat dengan metode Chi Square. Analisis univariat didapatkan sebagian besar responden sebesar 56,2% memiliki perilaku penanganan gejala dilakukan secara non medis, sebesar 43,8% memiliki pengetahuan cukup, sebesar 84,4% mempersepsikan bukan sakit jantung, sebesar 75% menggunakan kendaraan pribadi, sebesar 62,5% berjarak jauh ke rumah sakit dan sebesar 68,8% terlambat tiba di rumah sakit. Analisis bivariate didapatkan hasil terdapat hubungan antara penanganan gejala awal (p = 0,008), tingkat pengetahuan (p = 0,002), persepsi nyeri kardiak (p=0,001), jarak ke rumah sakit (p=0,002) dengan keterlambatan prehospital. Sementara jenis kendaraan tidak berhubungan (p=0,681). Disarankan perawat memberikan pendidikan kesehatan terkait perilaku pencarian pelayanan kesehatan agar perilaku pasien SKA tidak menunda, tidak membeli obat dan mengobati diri sendiri atau ke pengobatan tradisional.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Endra Gunawan ◽  
Ronny Suhada Firmansyah ◽  
Moch Didik Nugraha
Keyword(s):  

Desa Sindang Jaya Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes merupakan salah satu kelurahan endemis DBD pada tahun 2018 masih cukup tinggi mencapai 2.9 %, disertai dengan masih rendahnya cakupan angka bebas jentik (ABJ) yang dicapai hanya 87.9 % Mengingat wilayah tersebut merupakan daerah endemis dan KLB DBD, maka peran kader dan puskesmas dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan DBD di wilayah tersebut sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran kader kesehatan dengan status bebas jentik nyamuk di Desa Sindang Jaya Kabupaten Brebes.  Penelitian menggunakan deskriptif korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah warga yang ada di lingkungan Desa Sindang Jaya sebanyak 100 responden. Teknik analisis data dari penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat (chi square). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan peran kader kesehatan dengan status bebas jentik nyamuk di Desa Sindang Jaya Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes Tahun 2019 dengan ρ value = 0,004 (ρ<0,05). Peran kader kesehatan di Desa Sindang Jaya Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes Tahun 2019, berada pada kategori sedang berjumlah 49 orang (49%). Status bebas jentik nyamuk di Desa Sindang Jaya Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes 2019, berada pada kategori status bebas jentik nyamuk berjumlah 71 orang (71%). Penelitian ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan bahwa dengan pemberdayaan yang optimal kepada masyarakat terutama peran kader kesehatan menjadi pendukung terwujudnya lingkungan masyarakat yang sehat terutama dalam pencegahan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Luqman Effendi ◽  
Nurul Khotimah

Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Fera Riswidautami Herwandar ◽  
Russiska Russiska ◽  
Intan Maharani Fakhrudin

Permasalahan kesehatan pada remaja yang menduduki persentasi terbesar dibanding yang lainnya adalah gangguan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi (durasi perdarahan yang lebih lama dan ketidakteraturan siklus) disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah stres. Stres diketahui sebagai faktor-faktor penyebab (etiologi) terjadinya gangguan siklus menstruasi. Stres akan memicu pelepasan hormon kortisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stres seseorang. Hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitari, dengan dimulainya aktivitas hipotalamus, hipofisis mengeluarkan FSH dan proses stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen. Penelitian yang dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dibawah naungan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa permasalahan remaja di Indonesia adalah seputar permasalahan yang mengenai gangguan menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019 sebanyak 41 responden. Analisis yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan, dari 41 responden terdapat 18 (44%) responden yang mengalami stres sedang, pada siklus menstruasi yang tidak teratur terdapat 25 (61%) responden. Hasil uji rank spearman,  yakni p value = 0,01 (<0,05) yang ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Bagi institusi Pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Kebidanan diharapkan dapat membuat sebuah program edukasi mengenai manajemen stres pada remaja yang bisa dilakukan secara rutin di luar jadwal perkuliahan.  


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 5
Author(s):  
Cinthya Apri Hapsari ◽  
Cecep Heriana
Keyword(s):  

  Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak-anak kurang dari 5 tahun dan menjadi penyakit endemis yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Angka kesakitan akibat diare di Indonesia pada tahun 2019 pada semua umur sebesar 270 per 1.000 penduduk dan pada balita sebesar 843 per 1000 penduduk, sedangkan di Kota Cirebon kejadian Diare pada tahun 2018 sebanyak 789 kasus termasuk di Kecamatan Sunyaragi. Belum diketahui dilakukan analisis Epidemiologi Deskriptif penyakit Diare di Kota Puskesmas Sunyaragi Kota Cirebon. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif dengan pendekatan epidemiologi deskriptif dengan variabel distribusi berdasarkan waktu, tempat dan orang.  Jenis data sekunder yang diambil dari laporan Puskesmas Sunyaragi periode Januari sampai dengan Oktober 2019. Analisis data deskriptif berdasarkan waktu menggunakan grafik time series, tempat menggunakan peta dan distribusi orang (umur, jenis kelamin) menggunakan grafik Histogram. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan waktu paling tinggi terjadi pada bulan januari (42 kasus) dan paling rendah terjadi pada bulan September, berdasarkan tempat yaitu yang paling tinggi terjadi di RW 02 (65 kasus) dan paling rendah terjadi di RW 11 (2 kasus), berdasarkan karakteristik umur yaitu sebagian besar terjadi pada kelompok umur 15-44 tahun (92 kasus) dan terendah pada kelompok umur 0-12 bulan (10 kasus), berdasarkan jenis kelamin sebagian besar terjadi pada perempuan (51%). Simpulan : kejadian diare cenderung menurun dari Januari ke Oktober, tersebar di semua wilayah kerja Puskesmas Sunyaragi, sebagian besar pada usia dewasa dan perempuan. Saran bagi Puskesmas Sunyaragi perlu kewaspadaan akan terjadi KLB Diare pada akhir tahun dan awal tahun.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 4
Author(s):  
Idah Faridah ◽  
Aria Pranatha ◽  
Aditiya Puspanegara

Profesi kesehatan pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit yang paling rentan mengalami burnout adalah perawat. Faktor individu dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya Burnout. Faktor individu salah satunya adalah self efficacy sedang faktor lingkungan disebabkan stres kerja Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Self Efficacy dan stress kerja dengan Burnout pada perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik korelasional dan rancangan cross sectional yang menggunakan 70 orang sampel perawat dan yang termasuk ke kriteria inklusi sebanyak 58 orang sampel dengan teknik Total Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory, Self Efficacy dan stres kerja. Hasil penelitian menunjukkan 55,2% responden memiliki self efficacy sedang, 70,7% responden mengalami stres kerja ringan, 81% responden mengalami burnout sedang. Berdasarkan hasil uji statistik dengan Spearman Rank diperoleh dengan p = 0,278 dan p=0,120 (p > 0,05), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang kuat antara self-efficacy dan stres kerja dengan burnout. Dari hasil penelitian ini diharapkan para perawat mampu menghindari dan memanajemen stress agar tidak terjadi Burnout serta tetap menunjukkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas. Implikasi utuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan mempertimbangkan faktor individu, faktor lingkungan, faktor organisasi yang dapat mempengaruhi burnout. Rumah sakit dapat melakukan kegiatan untuk meningkatkan self efficacy perawat melalui pelatihan kompetensi, menurunkan stres kerja dan burnout melalui kegiatan refreshing, dan rotasi kerja.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Vica Novalia ◽  
Cecep Heriana ◽  
Moch Didik Nugraha
Keyword(s):  

Gangguan jiwa menjadi masalah serius baik secara global maupun nasional,  regional bahkan pada tingkat lokal. Gangguan jiwa di Kabupaten Kuningan terus meningkat setiap tahunnya, termasuk yang melakukan perawatan di Rumah Sakit, 40% diantaranya pasien dengan perilaku kekerasan. Pasien yang dirawat dirumah sakit dengan diagnosa yang sama mempunyai faktor predisposisi yang berbeda beda, faktor predisposisi yang berbeda ini merupakan informasi yang penting untuk dijadikan dasar pedoman asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Faktor Predisposisi dengan Kejadian Perilaku Kekerasan pada Pasien Gangguan Jiwa di RSUD 45 Kabupaten Kuningan  Tahun 2019. Jenis Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian seluruh pasien jiwa dari bulan januari - maret sebanyak 68 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh Pasien jiwa di RSUD 45 Kabupaten Kuningan yaitu sebanyak 68 responden dan diambil dengan Teknik total sampling Data dari pasien dan di konfirmasi ke keluarganya diperoleh melalui kuesioner, data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Analisis Bivariat faktor biologis ρ value = 0,002, faktor psikologis ρ value = 0,004, faktor sosial budaya ρ value = 0,003. Kesimpulan : terdapat  hubungan faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosial budaya terhadap perilaku kekerasan pasien gangguan jiwa di RSUD 45  Kabupaten Kuningan tahun 2019. Saran Bagi pasien serta keluarga diharapkan menjalankan setiap instruksi yang diberikan oleh perawat atau tim medis selama menjalani perawatan. Keluarga sebaiknya memberikan dukungan secara tepat selama perawatan di rumah sehingga mengurangi adanya kekambuhan pada waktu yang akan datang


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Ratna Panji Astuti ◽  
Aditiya Puspanegara ◽  
Moch Didik Nugraha

Konseling VCT  merupakan komponen penting pada layanan Tes HIV, konseling dilaksanakan bagi klien baik sebelum tes, sesudah tes dan selama perawatan HIV. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui efektifitas konseling VCT dalam meningkatkan pengetahuan Pasien HIV di Puskesmas Kecipir Kabupaten Brebes yang diharapkan dengan pengetahuan yang benar, kedepan berdampak terjadi perubahan perilaku pasien HIV terhadap pencegahan dan penularan HIV ke arah yang lebih baik.             Desain penelitian ini adalah Menggunakan Quasi-Experimental dengan rancangan One Group Pretest-Posttest design yaitu rancangan pada satu kelompok eksperimen tanpa kelompok kontrol, yaitu dengan memberi beri tes awal (pretes) dan melakukan post tes.              Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan analisa Univariat menggambarkan tingkat pengetahuan pasien hiv di puskesmas kecipir skor pengetahuan sebelum diberikan perlakuan intervensi memiliki range 19, standar deviasi 6,918, variance 47,857 dan skor pengetahuan sesudah diberikan perlakuan intervensi memiliki range 10, mean 25,83, standar deviasi 3,374, variance 11,385. Analisis Shapiro-Wilk dapat diketahui data penelitian yang meliputi skor pengetahuan sebelum dan setelah konseling dinyatakan tidak normal (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil uji normalitas maka uji komparasi menggunakan uji Wilcoxon dikarenakan syarat uji paired sample t test tidak terpenuhi (data harus normal) dengan didapatkan P value  0,000 pada uji komparasi Wilcoxon yang berarti H0 ditolak, kesimpulanya ada perbedaan yang signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan konseling (0,000 < 0,005).


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
R. Siti Jundiah ◽  
Devi Widyaningsih ◽  
Sumbara Sumbara

Kanker payudara akan berdampak pada fisik, psikologis, hubungan sosial, maupun lingkungan klien. Dampak tersebut  mempengaruhi kualitas hidup klien kanker payudara  sehingga membutuhkan dukungan sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup  klien kanker payudara di Yayasan Priangan Cancer Care. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan jumlah sampel 65 klien kanker payudara. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dukungan sosial dan WHOQOL-BREF untuk kualitas hidup. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (66,2%) klien kanker payudara mendapatkan dukungan sosial dan sebagian besar (69,2%) klien kanker payudara memiliki kualitas hidup baik. Terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup klien kanker payudara di Yayasan Priangan Cancer Care (0.000< 0.05). Berdasarkan penelitian ini, diharapkan Yayasan Priangan Cancer Care dapat meningkatkan dukungan kepada klien kanker  dengan memperbanyak program yang melibatkan keikutsertaan keluarga untuk memperkuat  support system yang utama bagi klien sehingga  kualitas hidup pada klien kanker payudara di Jawa Barat meningkat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document