Journal of Infrastructure and Civil Engineering
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

7
(FIVE YEARS 7)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

2809-5030, 2809-5227

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 46-56
Author(s):  
Elsa Aprilia Andoni ◽  
Reni Suryanita ◽  
Harnedi Maizir

Bata ringan adalah batu bata yang lebih ringan dari bata biasa. Bata ringan kini mulai banyak dipakai untuk konstruksi dinding, karena bata ringan mempunyai sifat lebih tahan air, tahan api, serta biayanya lebih hemat dan efektif. Material penyusun bata ringan berupa semen, pasir, air, foam agent (busa), dan bahan tambah lainnya seperti campuran kimiawi. Salah satu bahan tambah kimiawi yang dapat digunakan yaitu kalsium klorida (CaCl2). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penambahan kalsium klorida (CaCl2) terhadap kuat tekan pada bata ringan dengan variasi 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% dengan agregat halus dari Taratak Buluh, Kampar. Adapun pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan benda uji berbentuk kubus dengan panjang 10 cm, lebar 10 cm dan tinggi 10 cm. Proses pengujian kuat tekan bata ringan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan kuat tekan optimum campuran kalsium klorida (CaCl2) yaitu pada variasi  2% sebesar 0,645 MPa umur 3 hari, 0,88 MPa umur 7 hari dan 1,28 MPa umur 28 hari. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan kalsium klorida (CaCl2) dengan variasi tertentu dapat meningkatkan nilai kuat tekan pada bata ringan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk ilmu dan pengetahuan baru dalam bidang Teknik Sipil, khususnya mengenai bahan tambah kalsium klorida (CaCl2).


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 68-76
Author(s):  
Sjelly Haniza ◽  
Ulfa Jusi ◽  
Angga Saputra

Beton Self Concrete Composite (SCC), memiliki sifat alir (flowable) sehingga dapat mengisi seluruh rongga beton tanpa melalui proses pemadatan dengan vibrator. Pemakaian beton SCC biasanya dilakukan pada struktur yang memiliki tulangan-tulangan yang rapat, dimana alat vibrator tidak dapat digunakan untuk menggetarkan dan mengeluarkan udara yang terjebak didalam beton. Untuk mengetahui sejauh mana perilaku karakteristik beton SCC menggunakan superplasticizer master glenium ACE 859 dengan variasi dosis 0%, 1,1%, 1,3%, dan 1,5% dari berat semen. Penelitian menggunakan mutu beton Fc’-60 MPa dan perencanaan menggunakan metode SNI 03-6468-2000. Hasil penelitian terhadap beton segar didapat bahwa penambahan superplasticizer pada campuran beton dapat dikategorikan sebagai beton  Self Compacting Concrete (SCC), dimana slump tertinggi pada dosis SP 1,5% sebesar 700 mm. Kuat tekan maksimum diperoleh pada pemakaian dosis SP 1,5% sebesar 72,65 MPa. Nilai absorbsi umur 28 hari terjadi penurunan disetiap penambahan dosis SP, dimana  untuk dosis SP 1,1% sebesar 0,76%, dosis SP 1,3% sebesar 0,66%, dan dosis SP 1,5% sebesar 0,60%. Hasil penelitian kuat tekan umur 28 hari membuktikan bahwa pemakaian superplasticizer master glenium ACE 8595 dapat meningkatkan mutu beton rencana dan  mengurangi penyerapan (absorpsi).


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22-34
Author(s):  
Jennyfer Sudastin ◽  
Yosi Alwinda ◽  
Mardani Sebayang

Penggunaan helm menjadi suatu hal yang sangat penting dalam berkendara, karena dengan menggunakan helm, kefatalan akibat suatu kecelakaan dalam berkendara dapat diminimalisir, serta melindungi kepala dari benturan saat terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana volume lalu lintas serta perilaku pengendara dan karakteristik pengendara sepeda motor di Kabupaten Kuantan Singingi. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dalam menganalisis data. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan (survei) langsung di ruas jalan Nasional di Kabupaten Kuantan Singingi (Jln. Perintis Kemerdekaan, jln. Ahmad Yani, jln. Diponegoro, jln. Tuanku Tambusai dan jln Proklamasi). Dari hasil penelitian ini, diperoleh volume dan karakteristik pengendara sepeda motor di kabupaten Kuantan singing. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perilaku pengendara sepeda motor tertinggi di Kabupaten Kuantan Singingi terjadi pada jam 16:00-17:00 WIB yaitu pada pengemudi yang  menggunakan helm (berkendara sendiri) dengan jumlah 242 kend/jam. Hal ini disebabkan pengendara sepeda motor pada jam tersebut sudah taat dalam menggunakan helm. Selain itu diperoleh juga perilaku pengendara sepeda motor terendah pada jam 10:00-11:00 WIB dengan jumlah 169 kend/jam pada pengemudi yang menggunakan helm (berkendara sendiri). Hal ini disebabkan karena pengendara sepeda motor pada jam tersebut masih banyak yang melakukan aktifitas didalam ruangan. Volume pengendara sepeda motor tertinggi di Kabupaten Kuantan Singingi terjadi pada hari Minggu di jam 16:00-17:00 dengan jumlah 825 kend/jam, volume pengendara sepeda motor terendah di terjadi pada hari Rabu pada jam 11:00-12:00 dengan jumlah sepeda motor  478 kend/jam. Volume rata rata tertinggi terjadi pada jam sibuk yaitu pada jam 07:00-08:00, 09:00-10:00, 14:00-15:00 dan jam 16:00-17:00.   Keywords: Karakteristik, Pengendara sepeda motor, Penggunaan helm


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 57-67
Author(s):  
Maya Rumiati ◽  
Reni Suryanita ◽  
Harnedi Maizir
Keyword(s):  

Kebutuhan bata yang terus meningkat membuat banyak alternatif pengganti bata yaitu bata ringan. Bata ringan merupakan inovasi dari bata konvensional yang memiliki densitas lebih ringan. Bata ringan dibuat dengan memasukkan gelembung-gelembung udara ke campuran semen saat proses pembuatan pasta semen sehingga menjadi lebih ringan dari pada bata konvensional oleh karena itu bata ringan banyak digunakan pada bangunan tinggi. Penambahan Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat membuat busa sehingga dapat meringankan densitas bata ringan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kuat tekan bata ringan serta membandingkan keefektifan dengan atau tanpa penambahan H2O2 pada pembuatan bata ringan. Adapun pasir yang digunakan yaitu pasir Teratak Buluh, Kabupaten Kampar, Riau. Benda uji dibuat dalam spesifikasi ukuran kubus dengan sisi 10 cm. Dilakukan variasi penambahan H2O2 0%; 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0% dan 2,5% terhadap berat semen. Sebelum dimulai pembuatan benda uji terlebih dahulu dilakukan pengujian karakteristik agregat halus lalu dibuat job mix design, setelah itu maka dapat dilakukan pembuatan dan perawatan benda uji dengan jumlah total 36 benda uji. Selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 3 hari,7 hari dan 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan kuat tekan optimum didapatkan pada variasi 1,0% yaitu 1,185 MPa. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan H2O2 dapat meningkatkan kuat tekan pada bata ringan sebesar 13,5%.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 13-21
Author(s):  
Yohanna Lilis Handayani ◽  
Gopal Adya Ariska ◽  
David Imannuel Ketaren

This research aims to compare the results of the calibration of the Soil Moisture Accounting (SMA) model using Percent Error in Volume (PEV) and Peak Weighted Root Mean Square Error (RMSE). The SMA model calibration uses the HEC-HMS (Hydrologic Engineering Center – Hydrologic Modeling System). There are 12 calibrated parameters by automatic calibration. The input data are the area of ​​the watershed, daily rainfall, daily discharge data and climatological data. The data used is data from 2008 to 2017. The results show that PEV performance shows good results. While the RMSE showed poor results. PEV results are best at 7 years of calibration and 3 years of verification. The length of the calibration data has not affected the verification results.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 35-45
Author(s):  
Tiara Monica ◽  
Reni Suryanita ◽  
Harnedi Maizir

Bata ringan merupakan bata yang memiliki berat isi berkisar antara 400 kg/m3 hingga 1.400 kg/m3. Bata ringan digunakan sebagai alternatif untuk dinding bangunan. Keunggulan dari penggunaan bata ringan adalah hemat biaya, mudah dikerjakan, tahan terhadap panas, tahan rembesan, kedap suara serta tidak terlalu membebani struktur di bawahnya. Salah satu tujuan perkembangan bata ringan untuk meningkatkan ketahanan terhadap retak. Bahan tambah yang digunakan untuk mengatasi masalah keretakan bata ringan pada penelitian ini yaitu Styrene Butadiene Rubber (SBR) Latex. SBR Latex merupakan karet sintetis yang dapat menambah kekuatan ikatan antara pasta dengan agregat maupun antar agregat, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuat tekan dari bata ringan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan bahan tambah SBR Latex terhadap nilai kuat tekan bata ringan. Pasir yang digunakan berasal  dari pasir Teratak Buluh, Kabupaten Kampar. Benda uji  dibuat berukuran panjang 10 cm, lebar 10 cm, tinggi 10 cm dengan variasi penambahan SBR Latex yaitu 0%, 0,5%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, 2,5% terhadap berat semen. Benda uji dibuat sebanyak 36 sampel. Tahap awal yang dilakukan adalah pengujian karakteristik agregat halus, mix design, pembuatan dan perawatan benda uji. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7 dan 28 hari. Berdasarkan hasil pengujian, nilai kuat tekan bata ringan 0% SBR Latex bernilai 1,05 Mpa sedangkan untuk variasi optimum bata ringan ada pada campuran SBR Latex 1,5% dengan nilai kuat tekan 1,31 Mpa.  Sehingga disimpulkan bahwa penambahan SBR Latex dapat meningkatkan kuat tekan bata ringan. Dengan demikian penggunaan SBR Latex dalam campuran bata ringan dapat diterapkan oleh produsen bata ringan dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Widya Apriani ◽  
Anggi Barus ◽  
Fadrizal Lubis

One of the obstacles in laboratory testing is the availability of testing capacity. So that the similitude method was developed which aims to replicate the state of the prototype by scaling the variables so that they can be tested in the laboratory. The purpose of this study was to determine the difference between the results of numerical tests and experimental tests on the response of the open frame portal structure and the braced portal structure to the perpindahan parameters and the driftt ratio of the steel portal structure in earthquake buildings. The method used in this research is the experimental test method. From the analysis results, the largest perpindahan difference between the numerical test and the experimental test of the open frame portal structure is on the 4th floor, with a difference of 21,8 mm, while the largest perpindahan difference in the braced structure is on the 6th floor with a difference of 14,54 mm. The highest perpindahan difference is between numerical tests and experimental tests that occur on the open frame structure are on the 3rd, 4th, and 5th floors while those that occur on the braced structure are on the 5th, 6th, and 7th floors but the experimental perpindahan test is still within the permit limits for structural planning and if reviewed from the driftt ratio results, the results exceed the allowable driftt ratio limit of 2% of the height of each building level located on the 1st and 6th floors of the open frame portal structure and on the 5th floor of the braced portal structure.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document