Borneo Community Health Service Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

10
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Borneo Tarakan

2807-6621

2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 13-17
Author(s):  
Nurul Hidayatun Jalilah ◽  
Ika Yulianti

Kanker  leher  rahim  atau  disebut  juga  kanker  serviks  adalah  sejenis   kanker  yang  99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kelompok berisiko untuk terjadinya kanker serviks adalah wanita di atas usia 30 tahun yang memiliki banyak anak dan dengan perilaku menjaga kesehatan reproduksi yang masih kurang. Kebiasaan gonta ganti pasangan seksual merupakan salah satu faktor utama penularan virus HPv penyebab kanker serviks ini terjadi. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan penapisan kanker leher rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena kanker leher rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes  Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Pada kegiatan ini akan dilakukan penyuluhan kepada kelompok berisiko tentang kesehatan organ reproduksi wanita. Isi dari penyuluhan memuat pengetahuan mengenai pengertian kanker serviks, gejala, faktor risiko dan juga cara pencegahannya. Setelah dilakukan penyuluhan akan disaring peserta penyuluhan yang bersedia untuk diikutkan dalam pemeriksaan skrining kanker serviks melalui metode IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) pada hari berikutnya. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa tidak ditemukannya kelainan pada serviks dan jika memang ditemukan adanya kelainan pada serviks (dengan berbagai stadium) dapat disarankan tindakan pencegahan lebih  lanjut  agar  tidak  berkembang  menjadi  kanker.  Jika  ditemukan  pasien  yang  positif menderita kanker serviks juga akan diberikan saran agar segera memeriksaan diri ke rumahsakit untuk dilakukan penatalaksanaan segera. 


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Maria Imaculata Ose ◽  
Ahmat Pujianto
Keyword(s):  

Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan otak yang lebih parah, mengingat golden period adalah 6-10 menit. Keterlambatan serta kesalahan tindakan BHD dapat berakibat fatal bagi korban. Beberapa faktor seperti kemampuan penolong, ketersediaan peralatan serta tingkat keparahan korban menjadi kendala untuk mengatasi kondisi kegawatan pada korban. Tindakan BHD tidak hanya menjadi tanggung jawab oleh petugas kesehatan saja, tetapi juga masyarakat awam. Sebagai first responder (orang yang pertama kali menemukan korban), masyarakat awam juga harus memiliki kemampuan melakukan BHD pada fase pre hospital sebelum petugas ambulans datang. Kondisi gawat darurat dapat terjadi kapan saja, pada siapa saja dan dimana saja, tidak terkecuali pada saat perkumpulan dalam kegiatan keagamaan. Hal tersebut mendorong pengurus Komunitas Gereja Kristen di Tarakan untuk membekali anggotanya dengan pengetahuan dan juga keterampilan BHD pada masyarakat awam, karena sebagian besar anggota Komunitas Gereja Kristen di Tarakan belum pernah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang BHD di masyarakat. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Komunitas Gereja Kristen di Tarakan  ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan juga keterampilan tindakan BHD, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesiapan dan kepercayaan diri pada anggota komunitas ini untuk memberikan pertolongan jika terjadi kondisi kegawatan baik di dalam lingkungan gereja maupun lingkungan masyarakat umumnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan pelatihan yang terdiri dari pemberian materi secara klasikal dan juga praktik tindakan BHD pada panthom.  Evaluasi dari kegiatan ini menunjukan bahwa sebagian besar peserta mengalami peningkatan pengetahuan setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini. 


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 18-25
Author(s):  
Rahajeng Win Martani ◽  
Sri Mumpuni Yuniarsih

Puskesmas merupakan instansi pelayan kesehatan yang berfokus pada upaya kuratif yang dituntut memiliki sumber daya yang ideal untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik pada pasien. Salah satu sumber daya di puskesmas yaitu sumber daya manusia yang didalamnya terdapat profesi perawat. Perawat sebagai salah satu ujung tombak pelayanan di puskesmas dituntut untuk selalu menjadi ideal dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal terlebih di era pandemic COVID-19. Perawat yang ideal merupakan perawat yang secara professional mampu mengaplikasikan keilmuan dalam merawat pasien. Dalam mengaplikasikan keilmuan, seorang perawat harus memiliki kesehatan baik secara fisik maupun mental. Pemenuhan kesehatan secara fisik bagi perawat telah ditunjukkan oleh instansi puskesmas berupa pemberian APD secara rutin, pemberian nutrisi seimbang, serta fasilitasi pemeriksaan berkala. Ketika ditemukan perawat dengan status terkonfirmasi positif COVID-19, puskesmaspun berupaya maksimal memberikan pelayanan tarbaiknya. Namun, hal tersebut tidak menjamin seorang perawat untuk terus mampu menjaga kondisi sehatnya di era pandemic seperti saat ini. Pasien yang datang terus-menerus, mebuat beban kerja perawat meningkat. Ketika beban kerja meningkat karena kelelahan hadir, maka kondisi mental perawat dapat dipastikan menurun. Hal ini memicu pula penurunan imunitas yang pada level terburuknya dapat menjadi salah satu penyebab tertularnya perawat oleh virus COVID-19. Dikhawatirkan apabila hal-hal tersebut tidak diatasi akan timbul berbagai dampak baik yang merugikan perawat itu sendiri atau rumah sakit tempatnya bekerja. Hal inilah yang melatarbelakangi kegiatan kemitraan yang melibatkan puskesmas Bendan yang berupa dukungan kesehatan mental bagi perawat. Dukungan kesehatan mental berupa implementasi complementary and alternative medicine dirasa tepat untuk membantu perawat dalam mempertahankan kondisi mental sehingga stress kerja dapat ditekan. Kegiatan pada kemitraan masyarakat ini bertujuan untuk tetap mempertahankan kondisi mental perawat sehingga pelayanan di rumah sakit tetap dapat berjalan dengan optimal.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 26-30
Author(s):  
Nurman Hidaya ◽  
Dewy Haryanti Parman ◽  
Paridah Paridah ◽  
Agus Purnamasari ◽  
Selvia Febrianti

The COVID-19 pandemic requires people to change their lifestyle, implement health protocols to avoid the Covid-19 virus. The reality on the ground is that there are still people who do not comply with the existing health protocols. The purpose of this activity is to reduce the risk of the community being exposed to COVID-19 by implementing health protocols and supporting government programs in an effort to prevent the transmission of COVID-19. The method of implementing this service is through questions and answers and education through the distribution of leaflets, masks and hand sanitisers to traders and buyers. Stages of activities include the stages of preparation, implementation and evaluation carried out with. Implement health protocols. The indicator for achieving this activity is increasing public understanding and awareness in complying with health protocols. Keywords: Community Compliance, Health Protocol and Covid-19


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 8-12
Author(s):  
Nur Indah Noviyanti ◽  
Susanti Susanti ◽  
Gusriani Gusriani
Keyword(s):  

Keluarga berencana (KB) merupakan pelayanan kesehatan bagi perempuan yang tujuannya untuk mencegah masalah kesehatan pada wanita. Tindakan dari pelayanan KB ini adalah agar terhindar dari kelahiran yang tidak diinginkan, menunda kehamilan, mengatur jarak kehamilan, serta menghentingkan kehamilan. Tujuan dari program KB yang dibentuk oleh pemerintah adalah untuk membentuk keluaraga yang sejahtera secara kesehatan, ekonomi dan sosial. Program KB ini dapat terlaksana dengan metode penggunaan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal. Gunung lingkas merupakan salah satu kelurahan di kota Tarakan yang memiliki kepadatan jumlah penduduk yaitu 1369 jiwa dengan 390 kepala keluarga (KK), tingkat kesertaan akseptor KB aktif yang kurang/dibawah rata-rata, rendahnya partisipasi keluarga dalam kegiatan ketahanan keluarga, serta perekonomian yang cukup rendah.  Hal ini membuat perlunya dilakukan inovasi untuk menjembatangi pemerintah melalui Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), dan kader dapat bersinergi dalam meningkatkan layanan penyuluhan kepada masyarakat khususnya Psangan Usia Subur (PUS) untuk mendukung nawacita presiden.Permasalahan mitra yang ada di keluruhan Gunung Lingkas adalah rendahnyanya partisipan akseptor KB dan ditambah dengan masalah pandemi COVID-19 dan adaptasi kebiasaan baru yang mengakibatkan pembatasan pelayanan fasilitas kesehatan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan KB. Hal ini, mengakibatkan masyarakat lebih memilih untuk tidak melanjutkan akseptor KB.. Indikasi inilah yang menjadi pemicau kehamilan yang tidak diinginkan (unwated).  Kehamilan yang tidak diinginkan    menjadikan kehamilan yang tidak berkualitas yang berdampak luas terhadap kasus-kasus terkait peningkatan angka kematian dan kesakitan ibu dan anak, seperti kasus aborsi, perdarahan, anemia selama hamil, malnutrisi , premature, berat bayi lahir rendah, dan kurangnya pemenuhan kebutuhan psikologis karena anak yang terlahir tidak diinginkan. Untuk mencegah adanya “baby boom” dan kehamilan yang tidak diinginkan maka solusi yang ditawarkan adalah melakukan penyuluhan panduan pelayanan KB selama masa pandemic COVID-19 dan adaptasi kebiasaan baru. Selain itu pentingnya melakukan skrining kelayakan dan perencanaan kehamilan pada PUS agar terciptanya keluarga bahagia dan sejahtera. Pelaksanaan ini bertujuan untuk mengoptimalisasi peran PLKB dan Kader dalam melakukan penyuluhan Panduan pelayanan KB selama masa COVID-19 dan adaptasi kebiasaan baru. Hal ini tentunya akan meningkatkan aktifitas pelayanan KB di wilayah Kelurahan Gunung Lingkas.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Irfanita Nurhidayah ◽  
Sri Novitayani ◽  
Riski Amalia ◽  
Najihah Najihah

Pandemi COVID-19 telah menyebar ke berbagai negara pada waktu yang berbeda, tergantung pada sistem politik, kesiapan layanan kesehatan, dan kondisi ekonomi. Pemerintah secara aktif merumuskan rencana untuk menghadapi virus pandemi global ini. Salah satu cara utama yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 adalah dengan mencuci tangan dengan benar dan benar. Mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah penyebaran virus Covid-19. Tujuan dari pengabdian masyarakat  ini  adalah  memberikan  edukasi dan sosialisasi cuci tangan yang baik dan benar dalam rangka pencegahan Covid-19.  Metode  yang digunakan  dalam melakukan kegiatan pengabdian ini adalah dengan memberikan pemahaman dan mempraktikkan langsung bagaimana cuci tangan yang baik dan benar melalui media leaflet dan praktik langsung kepada masyarakat. Hasil dari kegiatan edukasi dan sosialosasi cuci tangan yang baik dan benar ini terbukti dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Pentingnya cuci tangan yang baik dan benar dalam rangka  untuk mencegah Penyebaran Covid-19.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 24-27
Author(s):  
Suhermi Suhermi ◽  
Fatma Jama ◽  
Rahmawati Ramli

Zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi membawa pengaruh terhadap sistem tubuh. Maka tidak salah bila dikatakan bahwa pola asupan makanan menentukan status kesehatan seseorang. Namun, pandemi Covid-19 telah menyebabkan terjadinya perubahan pola makan sebagian orang. Perubahan pola makan tersebut dikaitkan dengan adanya kecemasan dan ketakutan yang dialami sebagian orang yang menyebabkan berkurangnya keinginan atau motivasi untuk makan dan berkurangnya kenikmatan saat makan. Padahal, salah satu upaya yang dapat kita lakukan agar dapat bertahan di saat pandemi Covid-19 adalah dengan menerapkan pola makan yang sehat. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai isi piringku. Metode kegiatan yaitu ceramah, diskusi dan demonstrasi Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Peserta merespon dengan baik tentang penyuluhan pola makan yang sehat dan bergizi selama masa Pandemi Covid 19, peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Peserta mampu menyebutkan makanan yang bergizi dan Peserta mampu mendemonstrasikan cuci tangan dengan 6 langkah yang benar


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-15
Author(s):  
Yusrah Taqiyah ◽  
Rahmawati Ramli ◽  
Najihah Najihah

Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia cukup tinggi dampak dari kejadian hipertensi memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Untuk mencegah hipertensi dan mengendalikan hipertensi beberapa hal dapat dikontrol diantaranya berat badan berlebih, aktifitas fisik, merokok, serta asupan nutrisi. Tujuan pengabdian ini yaitu mensosialisasikan Manajemen Nutrisi dan Terapi Diet pada Pasien Hipertensi, Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi. Hasil kegiatan ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dimana hasil dari pretest yang dilakukan pada 24 pasien yang diberikan kuesioner dengan 10 pertayaan dengan hasil pretest yaitu 17% memiliki pengetahuan baik, 25% pengetahuan cukup, 58% yang memiliki pengetahuan kurang. Setelah diberikan edukasi dan demonstrasi tingkat pengetahuan pasien yaitu, 83% memiliki pengetahuan baik dan 16% memiliki pengetahuan cukup. Kesimpulan dengan adanya kegiatan ini pasien hipertensi yang di rawat di RSU Ibnu Sina memiliki pengetahuan yang cukup dalam manajemen nutrisi dan terapi diet untuk mengurangi terjadinya serangan penyakit yang dialami.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16-23
Author(s):  
Maria Imaculata Ose ◽  
Fitriya Handayani ◽  
Sulidah Sulidah

Fase pandemi covid-19 lansia menjadi populasi yang memiliki resiko penularan yang dengan status penurunan dari fungsi tubuh. Pasien lanjut usia dengan covid-19 menunjukkan proporsi penyakit penyerta relatif lebih tinggi, dan paling umum adalah penyakit kardiovaskular aterosklerosis, hipertensi dan penyakit paru kronis. Adapun tujuan pemberdayaan mahasiswa ini di harapkan sebagai fasilitator dan edukator bagi para lansia mampu menjaga status dan meningkatkan Kesehatan terutama dengan lansia yang memiliki hipertensi dalam fase pandemic ini. Metode pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian dari praktek kerja lapangan, yang melibatkan pihak jurusan keperawatan dan Puskesmas sebagai wahana praktek. Mahasiswa yang memberikan edukasi dirumah para lansia dengan telah dilakukan swab antigen untuk memastikan bebas covid-19. Pelaksanaan ini dengan memperhatikan protocol Kesehatan. kegiatan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Indikator tercapainya kegiatan ini meningkatnya pemahaman yang mana lansia dan keluarga mampu menjelaskan kembali edukasi yang diberikan. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-10
Author(s):  
Nur Wahyuni Munir ◽  
Wa Ode Sri Asnaniar ◽  
Suhermi Suhermi

Dyspepsia is a symptom felt by the patient between the navel and the xyphoid process, including epigastric pain, sensation of pressure and fullness, nausea, and early subjective satiety. The etiology of this disorder is heterogeneous and multifactorial. Contributing causes include impaired motility, visceral hypersensitivity, increased mucosal permeability, and disorders of the autonomic and enteric nervous systems. There is no causally directed treatment for functional dyspepsia. The purpose of this activity is to increase the knowledge of dyspepsia patients and their families regarding how to prevent and treat dyspepsia. Therefore, health education is carried out to increase knowledge of dyspepsia patients and their families about the causes, processes of occurrence, signs and symptoms, dangers, ways of treatment and prevention, how to take medicine, and traditional medicines for dyspepsia. The methods used are lectures, discussions, and demonstrations. The media used were leaflets, posters, pretest and posttest questions. The results of this service activity showed an increase in knowledge in both categories by 50% before and after counseling. It is recommended for the next service in the community so that they can demonstrate directly how to process traditional medicines for dyspepsia. Keyword: Dyspepsia; Family; Prevention; Accompaniment; Care


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document