The effects of an extraordinary El Niño / La Niña event on the size and growth of the squid Loligo opalescens off Southern California

2003 ◽  
Vol 142 (5) ◽  
pp. 925-935 ◽  
Author(s):  
G. D. Jackson ◽  
M. L. Domeier
2002 ◽  
Vol 54 (1-4) ◽  
pp. 185-203 ◽  
Author(s):  
G.E Friederich ◽  
P.M Walz ◽  
M.G Burczynski ◽  
F.P Chavez

2000 ◽  
Vol 51 (6) ◽  
pp. 773-787 ◽  
Author(s):  
E. Godı́nez-Domı́nguez ◽  
J. Rojo-Vázquez ◽  
V. Galván-Piña ◽  
B. Aguilar-Palomino

2005 ◽  
Vol 62 (1) ◽  
pp. 133-144 ◽  
Author(s):  
Jeannette E Zamon ◽  
David W Welch

The 1997–1998 El Niño was one of the strongest ocean warming events in the historical record followed by an equally strong cold La Niña event in 1999. We observed a rapid shift in the marine zooplankton assemblage found in the transitional area between the California Current domain and the Alaska Gyre domain. Nonmetric multidimensional scaling revealed that the shift in species composition was caused primarily by changes in the relative abundance of subtropical neritic copepods normally found in the California Current domain. In 1998, the subtropical neritic copepods Paracalanus, Ctenocalanus, and Corycaeus were found as far north as 56°N and occurred in 100%, 96%, and 51% of 1998 samples versus 16%, 5%, and 3% of 1999 samples. The type and magnitude of change were similar to those observed off central Oregon but differed from those observed in southeast Alaska. Results support the hypothesis that anomalous poleward transport can inject significant California Current water into the coastal circulation of the Alaska Gyre and suggest that alongshore connectivity between the two domains may extend farther to the north than previously thought.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 1219
Author(s):  
Oki Adrianto ◽  
Sudirman Sudirman ◽  
Suwandi Suwandi
Keyword(s):  
El Niño ◽  
El Nino ◽  
La Niña ◽  

Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur secara sektoral masih didominasi sektor pertanian.Tanaman jagung menjadi salah satu produksi tanaman pangan terbesar berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2015. Peningkatan produksi pertanian dapat dilakukan melalui berbagai strategi adaptasi dan upaya penanganan bencana, salah satu upaya tersebut adalah dengan penyediaan informasi iklim terkait penentuan daerah-daerah rawan kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran wilayah rawan kekeringan lahan jagung bulanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur saat kondisi El Nino dan La Nina dengan periodeisasi bulanan januari hingga desember. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan rata rata bulanan di 19 pos hujan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan suhu udara rata-rata bulanan dihitung menggunakan pendekatan teori Brack dengan titik referensi Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang. Periode dari masing-masing data yang digunakan adalah dari tahun 1991 dan 1997 digunakan sebagai tahun El Nino dan tahun 1999 dan 2010 digunakan sebagai tahun La Nina. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat rawan kekeringan dengan menggunakan pembobotan berdasarkan penjumlahan bobot tipe iklim Oldeman dan bobot ketersediaan air tanah. Hasil penelitian menunjukkan sebaran daerah kekeringan di Provinsi Nusa Tenggara Timurpada tahun el nino lebih luas dibandingkan tahun la nina.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document