Industrialization in developing Asia since 1970: why technology, learning, and innovation matter

2021 ◽  
pp. 1-21
Author(s):  
Deepak Nayyar
Keyword(s):  
2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 67-84
Author(s):  
Wahyudin Noor

Abstract Pesantren are often associated with backwardness and traditionalism in everything: facilities, technology, learning methods, and even the curriculum. For now, it seems like the traditional term for pesantren is no longer relevant enough. The pace of movement in the era of renewal marked by the rapid development of technology has demanded pesantren to make adjustments. However, on the one hand, when viewed from the direction of change, the reform efforts pursued by pesantren are not to erase the old tradition, but merely to add something new so that the old tradition and conditions can be maintained while accepting the presence of a new one. On the other hand, the reform efforts undertaken by pesantren have implications for the fact that the typical values of the pesantren are fading away. Abstrak  Pesantren seringkali diasosiasikan dengan keterbelakangan dan tradisional dalam segala hal: fasilitas, teknologi, metode pembelajaran, dan bahkan kurikulumnya. Untuk saat ini, sepertinya istilah tradisional untuk pesantren, sudah tidak lagi cukup relevan. Laju gerak pembaharuan zaman yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi telah menuntut pesantren untuk melakukan penyesuaian diri. Kendatipun demikian, di satu sisi, jika dilihat dari arah perubahan, upaya pembaharuan yang ditempuh pesantren tidaklah untuk menghapus tradisi yang lama, tetapi sekadar menambah dengan sesuatu yang baru sehingga tradisi maupun kondisi yang lama bisa dipertahankan sambil menerima kehadiran yang baru. Di sisi yang lain, upaya pembaharuan yang dilakukan pesantren ternyata berimplikasi pada kenyataan akan semakin pudarnya nilai-nilai khas yang dimiliki oleh pesantren.


2014 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 22-30
Author(s):  
R. Dicky Agus Purnama ◽  
Benny Agus Pribadi

This article will elaborate the use of performance assessment to measure students competencies in learning science. What type of performance assessment appropriate to assess students learning outcome of science? The answer of this question is necessary for the teachers to determine the best assessment technique in science. Basically science can be considered as the root of knowledge and technology. Learning activities in science should be designed in order to facilitate students learning. It is a constructive process which requires students to study concepts inductively. Learning activities in science should be based on constructivism learning theory which encourages students to build their own knowledge and to apply it in the real world. Learning science should involve several essentials activities such as student involvement (engagement); extracting knowledge (exploration); presenting the findings (explanation); understanding knowledge (elaboration); and achievement learning competencies (assessment). It is necessary to implement performance assessment to measure the students learning outcome in science. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengelaborasi implementasi penilaian performa siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam mempelajari isi atau mata pelajaran sains. Bentuk penilaian seperti apa yang diperlukan untuk mengetahui kompetensi siswa setelah mempelajari mata pelajaran sains? Jawaban terhadap pertanyaan ini sangat diperlukan untuk dapat merancang dan mengembangkan sistem penilaian untuk mengukur kemampuan siswa dalam mata pelajaran sains. Sains atau science pada hakekatnya merupakan akar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Pembelajaran sains pada semua jenjang pendidikan perlu dirancang agar menarik dan bermakna bagi siswa. Aktivitas dalam pembelajaran sains harus memanfaatkan pendekatan dan teori belajar konstruktivistik yang mendorong siswa dapat membangun pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Pembelajaran sains berbasis teori belajar konstruktivistik bercirikan belajar seperti: Keterlibatan siswa (engagement); penggalian pengetahuan (exploration); penjelasan (explanation); penjabaran (elaboration); dan penilaian (assessment). Dalam aktivitas pebelajaran sains berbasis teori belajar konstruktivistik penilaian hasil belajar menekankan pada performa siswa dalam mengintegrasikan pengetahuan-fenomena alam. Artikel ini akan mengupas implementasi konsep penilaian performa atau performance assessmentdalam pembelajaran sains berbasis teori belajar konstruktivistik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document