Interfacial, Thermodynamic, and Performance Properties of α‐Sulfonato Myristic Acid Methyl Ester—Hexaoxyethylene Monododecyl Ether Mixed Surfactants

2003 ◽  
Vol 24 (5) ◽  
pp. 659-671 ◽  
Author(s):  
Sandeep R. Patil ◽  
Tsuneharu Mukaiyama ◽  
Animesh Kumar Rakshit
1978 ◽  
Vol 33 (7-8) ◽  
pp. 465-471
Author(s):  
Franz Daliacker ◽  
Volker Mues ◽  
In-O Kim

Abstract We describe the possibilities of formation and preparation of the “natural” 1,3-benzodioxolecarboxylic acids 1, 2, 4, 6 b, and 7, already mentioned in literature. Myristic acid (3e) was prepared in good yield from 3-methoxy-4,5-dihydroxy-benzoic acid ester (3c) , which could be easily made from 3-methoxy-2,3-carbonyldioxy-benzoic acid methylester (3b). Myristicic acid methylester (3d) could be subjected to methylation and hydrolysis leading to 3e without any difficulties. 4.6-dimethoxy-1,3-benzodioxole-5-carboxylic acid (5b) was prepared in good yields by oxidation of 4,6-dimethoxy-1,3-benzodioxole-5-aldehyde (5a). 5.7-dimethoxy-1,3-benzodioxole-carboxylic acid (13f), one of the “unnatural” 1,3-benzodioxolecarboxylic acids, derivatives of o-ipiperonylic acid (8), was prepared from 5-amino-7-methoxy-1,3- benzodioxole-4carboxylic acid methyl ester (13b) by diazotisation, elimination of nitrogen, methylation, and hydrolysis. A comparison of our measured pkA-values showed the strongest acidity belonging to 5,6-dimethoxy-1,3-benzodioxole-4-carbocylic acid (11).


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Tiara Puspa Dwi Seta ◽  
Muhammad Muhammad ◽  
Masrullita Masrullita

ABSTRAKTanaman orok-orok atau Crotalaria juncea L adalah tanaman leguminosa yang termasuk ke dalam keluarga perdu dan semak  Biji orok-orok mengandung  12,6 % minyak dengan 46,8 % asam linoleat, 4,6 % asam linolenat, 28,3 % asam oleat dan 20,3% asam jenuh. Metode yang digunakan adalah metode ekstraksi padat-cair dengan pelarut etanol. Pada penelitian ini dioptimasi menggunakan RSM (Response Surface Methodology). Bahan baku yang digunakan adalah biji orok-orok dan etanol. Biji orok-orok dihaluskan menggunakan blender, kemudian dimasukkan dalam labu leher tiga untuk proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol. Ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan berat sampel, suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi. Dengan variasi berat sampel (70, 80,90 gram),  Suhu (55, 65 dan 75oC), Waktu (3,4 dan 5 jam). Setelah selesai ekstraksi larutan di saring menggunakan kertas saring. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara minyak dan pelarut dengan proses destilasi. Pengujian yang dilakukan adalah uji densitas, yield, kadar FFA dan uji komposisi dengan alat GC-MS. Densitas terendah dihasilkan pada Suhu 75oC, berat sampel 70 dan waktu ekstraksi 4 jam sebesar 0,788 g/ml. Yield tertinggi dihasilkan pada suhu 65oC, berat sampel 90 gr dan waktu ekstraksi 3 jam sebesar 19,943 %. Kadar FFA terendah dihasilkan pada suhu 65oC , berat sampel 90 dan waktu 5 jam. RSM memberikan hasil optimasi terbaik pada suhu 75oC, berat sampel 89,64 gram dan waktu ekstraksu 3 jam dengan yield 19,943, densitas 0,89 gr/ml dan kadar FFA 1,2674 %. Dari hasil uji GC-MS diketahui bahwa minyak biji orok-orok mengandung methyl ester of undecanoic acid, 2-methylpentanoic acid, myristic acid methyl ester, methyl linolelaidate, 2-cyclopentylacetohydrazide dan 2-methylpentanoic acid.Kata Kunci : biji orok-orok, ekstraksi, densitas, yield, kadar FFA


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 73
Author(s):  
Mahyuni Marito Harahap ◽  
Azhari Azhari ◽  
Meriatna Meriatna ◽  
Suryati Suryati ◽  
Syamsul Bahri

AbstrakTanaman orok-orok (crotalaria juncea) adalah tanaman leguminosa yang termasuk kedalam keluarga perdu dan semak. Biji orok-orok dapat digunakan sebagai obat insomnia dan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel karena mengandung 12,6 % minyak dengan 46,8 % asam linoleate. 4,6 % asam linolenat, 28,3 % asam oleat dan 20,3 % asam jenuh. Untuk mendapatkan minyak dari biji orok-orok yang akan digunakan sebagai bahan baku biodiesel dapat dilakukan dengan metode ekstraksi padat-cair menggunakan pelarut N-Heksan. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah biji orok-orok dan N-Heksan. Biji orok-orok dihaluskan menggunakan blender, kemudian dimasukkan dalam labu leher tiga untuk proses ekstraksi menggunakan pelarut N-Heksan. Ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan suhu ekstraksi dan volume pelarut dengan waktu ekstraksi 5 jam dan bahan baku sebanyak 100 gr. Setelah selesai ekstraksi larutan disaring menggunakan kertas saring. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara minyak dan pelarut dengan proses destilasi. Pengujian yang dilakukan adalah uji densitas, yield, kadar FFA, viscositas, densitas dan uji komposisi dengan alat GC-MS. Densitas terendah dihasilkan pada suhu 500C, berat sampel 100 gr, waktu ekstraksi 5 jam dan volume pelarut sebanyak 400 ml sebesar 1 g/ml. Yield tertinggi dihasilkan pada suhu 600C, berat sampel 100 gr, volume pelarut 700 ml dan waktu ekstraksi 5 jam sebesar 35,52 %. Kadar FFA terendah dihasilkan pada suhu 500C, berat sampel 100 gr, volume pelarut 500 ml dan waktu 5 jam sebesar 1,39 %. Viscositas hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 700 ml dengan waktu ekstraksi 5 jam menggunakan pelarut N-Heksan pada suhu 600c sebesar 1 cp. Dari hasil uji GC-MS diketahui bahwa minyak biji orok-orok mengandung methyl ester of undecanoic acid, 2-methylpentanoic acid, myristic acid methyl ester, methyl linolelaidate, 2-cyclopentylacetohydrazide dan 2-methylpentanoic acid. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document