Using Analytic Hierarchy Process (AHP) to Evaluate the Coupling Degree Between Scenic Tourism Building Sites

2018 ◽  
Vol 43 (1) ◽  
pp. 93-97
Author(s):  
LIU Dong ◽  
LI Zhimin ◽  
Wang Xin
Keyword(s):  
Analytic Hierarchy Process ◽  
Analytic Hierarchy ◽  
Important Material ◽  
Planning And Design ◽  
Hierarchy Process

Scenic tourist buildings are the important material security conditions for famous scenic cities to carry out tourism activities, and the level of their planning and design will directly affect the tourists' recognition of the scenic spots. Based on this, a research on the evaluation of the coupling degree between scenic tourist buildings and sites based on analytic hierarchy process was put forward. First of all, the theory of the coupling between the landscape tourism architecture and the site was elaborated, and then the landscape tourism architecture and its planning and design were proposed; taking a certain project as an example, planning and design of its teahouse, villas, sightseeing stand and other buildings were analyzed emphatically; in addition, the evaluation of the coupling degree of AHP was used to show that the planed and designed scenic tourist buildings are in the landscape and they can also be the landscape.

Slurry walls for control of contaminants in groundwater: Analytic Hierarchy Process

Geotecnia ◽  
2015 ◽  
Vol 134 ◽  
pp. 21-42
Author(s):  
José Henrique Ferronato Pretto ◽  
◽  
<br>Priscila Batista ◽  
<br>Adilson Lago Leite ◽  
<br>Alessander C. Morales Kormann ◽  
...  
Keyword(s):  
Analytic Hierarchy Process ◽  
Analytic Hierarchy ◽  
Slurry Walls ◽  
Hierarchy Process

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP BAHAYA AMBLESAN TANAH DI KECAMATAN SEMARANG UTARA

2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 1089
Author(s):  
Ghefra Rizkan Gaffara ◽  
Fitri Wulandari
Keyword(s):  
Analytic Hierarchy Process ◽  
Land Subsidence ◽  
Analytic Hierarchy ◽  
Hierarchy Process

Kota Semarang merupakan kota metropolitan yang memiliki tingkat bahaya amblesan tanah mencapai 14-19 cm/tahun pada lokasi tertentu (Abidin et al, 2010). Penyebab kritis terjadinya peningkatan amblesan tanah adalah meningkatnya kawasan terbangun secara masif di kawasan pesisir dan eksploitasi pengambilan air tanah, khususnya di Semarang Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan lahan yang terjadi pada tahun 2004 dan tahun 2013 dan untuk mengetahui indeks bahaya amblesan tanah di penggunaan lahan wilayah studi. Metodelogi yang muncul dalam penentuan land subsidence dengan sebuah konsesus melalui Analytic Hierarchy Process (AHP). Penentuan item yang digunakan mempertimbangkan adanya ancaman/bahaya, tingkat kerentanan, dan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor termasuk penggunaan lahan menjadi penyebab amblesan tanah di wilayah studi. Persentase perubahan lahan sebesar 49,99% untuk perubahan lahan kosong menjadi lahan yang akan dibangun dan industri pergudangan. Faktor-faktor utama yang menjadi penyebab amblesan tanah berdasarkan kuesioner adalah penurunan Muka Air Tanah (MAT) dengan persentase sebesar 61% dan perubahan lahan dengan persentase sebesar 19 %. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi baik bersifat teknis maupun non-teknis.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document