scholarly journals Kayrebt: An activity diagram extraction and visualization toolset designed for the Linux codebase

Author(s):  
Laurent Georget ◽  
Frederic Tronel ◽  
Valerie Viet Triem Tong
Keyword(s):  
2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Arsia Rini ◽  
Heki Aprianto

Tempat pelayanan kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui lembaga institusi pelayanan kesehatan. Masyarakat di Kota Palembang mendapatkan informasi tempat pelayanan kesehatan melalui informasi masyarakat sekitar, lembaga pelayanan kesehatan dan beberapa situs internet yang ditampilkan secara terpisah. Maka sebuah website geografis diperlukan untuk menampilkan tata letak lokasi pelayanan kesehatan dan informasi lengkap tentang pelayanan kesehatan di Kota Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah pemodelan website geografis tempat pelayanan kesehatan di Kota Palembang. Pemodelan yang digunakan berbasis object oriented dengan menerapkan use case diagram dan activity diagram.


ICIT Journal ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 50-60
Author(s):  
Ilamsyah Ilamsyah ◽  
Sri Rahayu ◽  
Dewi Lisnawati

Inventory adalah aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan, instansi, bidang pendidikan dan lain-lain. PT Anugrah Distributor Indonesia merupakan instansi milik perusahaan teknologi informasi yang didalamnya terdapat bagian logistik. Logistik berfungsi untuk mengelola kegiatan transaksi pembelian dan pengeluaran barang. Pengelolaan tersebut masih memanfaatkan Ms Excel. Sistem ini memakan waktu lama dalam proses pengelolaan data dan tingkat keakuratannya belum maksimal. Untuk memperoleh keakuratan data, logistik membutuhkan suatu sistem yang efisien, efektif dan valid dalam mengelola kegiatan transaksi pembelian dan pengeluaran barang. Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti melakukan pengembangan sistem logistik yang saling terintegrasi menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang digambarkan dengan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram dan menggunakan bahasa pemprogramman PHP (Hypertext Preprocessor). Hasil akhir dari penelitian ini adalah sistem informasi inventory stok barang yang sesuai dengan kebutuhan dan memudahkan user dalam menginput dan membuat laporan persediaan barang. Sistem ini dibuat agar proses inventory dapat terkendali dengan baik, menjadi efektif dan efisien. Kata kunci: Sistem inventory, UML, PHP, Sistem Informasi


2019 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 271
Author(s):  
Komang Nova Artawan ◽  
I Ketut Gede Suhartana

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai fungsi pokok sebagai penyedia data statistik dasar, baik untuk pemerintah, maupun masyarakat umum, secara nasional maupun regional. Dalam pekerjaan yang sifatnya besar, seperti sensus ataupun survei yang membutuhkan energi yang banyak, BPS selalu merekrut petugas yang berasal dari berbagai kalangan, petugas ini kemudian dikenal dengan istilah “Mitra Statistik”. Saat ini, kebutuhan adanya Mitra Statistik sangat diperlukan oleh BPS untuk menunjang keberhasilan dalam mengelola data demi kualitas kinerja yang optimal. Namun, dalam proses rekrutmen dan pengelolaan data dari Mitra Statistik, tentu akan sulit apabila dikelola secara manual menggunakan berkas-berkas, apalagi jika jumlah Mitra Statistik yang direkrut sangat banyak. Dengan pertimbangan tersebut, penelitian ini membangun sebuah aplikasi Sistem Informasi Manajemen Mitra Statistik (SIM-MITRA) menggunakan tahapan dalam metode extreme programming (XP), dimana perancangan alur yang diterapkan dalam sistem berdasarkan dari observasi dan wawancara dengan staff BPS Kota Denpasar. Aplikasi SIM-MITRA ini dibangun dengan berbasis Desktop menggunakan bahasa C#, dan menggunakan MySQL sebagai databasenya. Pengembangan Back-End dari aplikasi SIM-MITRA akan meliputi analisis kebutuhan sistem, rancangan sistem dengan Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, Entity-Relationship Diagram (ERD), dan juga implementasi dari fitur-fitur pada Admin. Dengan adanya aplikasi SIM-MITRA ini, diharapkan dapat membantu proses rekrutmen dan pengelolaan data Mitra Statistik.


2011 ◽  
Vol 51 (3) ◽  
pp. 446-465 ◽  
Author(s):  
Alfonso Rodríguez ◽  
Eduardo Fernández-Medina ◽  
Juan Trujillo ◽  
Mario Piattini

2018 ◽  
Vol 619 ◽  
pp. A73 ◽  
Author(s):  
Diego Lorenzo-Oliveira ◽  
Fabrício C. Freitas ◽  
Jorge Meléndez ◽  
Megan Bedell ◽  
Iván Ramírez ◽  
...  

Context. It is well known that the magnetic activity of solar-type stars decreases with age, but it is widely debated in the literature whether there is a smooth decline or if there is an early sharp drop until 1–2 Gyr that is followed by a relatively inactive constant phase. Aims. We revisited the activity-age relation using time-series observations of a large sample of solar twins whose precise isochronal ages and other important physical parameters have been determined. Methods. We measured the Ca II H and K activity indices using ≈9000 HARPS spectra of 82 solar twins. In addition, the average solar activity was calculated through asteroids and Moon reflection spectra using the same instrumentation. Thus, we transformed our activity indices into the S Mount Wilson scale (SMW), recalibrated the Mount Wilson absolute flux and photospheric correction equations as a function of Teff, and then computed an improved bolometric flux normalized activity index log R′HK (Teff) for the entire sample. Results. New relations between activity and the age of solar twins were derived by assessing the chromospheric age-dating limits using log R′HK (Teff). We measured an average solar activity of SMW = 0.1712 ± 0.0017 during solar magnetic cycles 23–24 covered by HARPS observations, and we also inferred an average of SMW = 0.1694 ± 0.0025 for cycles 10–24, anchored on a sunspot number correlation of S index versus. We also found a simple relation between the average and the dispersion of the activity levels of solar twins. This enabled us to predict the stellar variability effects on the age-activity diagram, and consequently, to estimate the chromospheric age uncertainties that are due to the same phenomena. The age-activity relation is still statistically significant up to ages around 6–7 Gyr, in agreement with previous works using open clusters and field stars with precise ages. Conclusions. Our research confirms that Ca II H & K lines remain a useful chromospheric evolution tracer until stars reach ages of at least 6–7 Gyr. We found evidence that for the most homogenous set of old stars, the chromospheric activity indices seem to continue to decrease after the solar age toward the end of the main sequence. Our results indicate that a significant part of the scatter observed in the age-activity relation of solar twins can be attributed to stellar cycle modulations effects. The Sun seems to have a normal activity level and variability for its age.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document