scholarly journals EFEKTIVITAS SALINITAS AIR DALAM MENINGKATKAN SINTASAN BELUT MONOPTERUS ALBUS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PENJUALAN BELUT HIDUP

2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 163
Author(s):  
Iis Diatin ◽  
Yani Hadiroseyani ◽  
Danfi Astuti

Belut (Monopterus albus) merupakan ikan air tawar konsumsi hasil tangkapan dari perairan umum yang dijual dalam keadaan hidup dengan harga tinggi dan permintaan yang terus meningkat. Aktivitas penangkapan, transportasi, dan penampungan menimbulkan kematian yang cukup banyak sehingga mengurangi stok dan nilai penerimaan penjualan belut. Penanganan belut pasca-penangkapan dalam air salin dapat menekan tingkat kematian belut, namun dampaknya terhadap keuntungan bisnis belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penampungan dalam air salin terhadap sintasan dan keuntungan usaha penjualan belut hidup. Penelitian dilakukan pada pedagang besar belut hidup di Jawa Tengah yang memperoleh pasokan belut dari berbagai lokasi di Jawa. Belut uji yang diperoleh dari tiga lokasi yaitu Ciamis, Jawa Barat; Cilacap, Jawa Tengah; dan Lumajang, Jawa Timur; masing-masing ditampung terpisah dan dipelihara selama enam hari dalam air tawar (salinitas 0 g/L) dan air tawar yang ditambah garam krosok pada konsentrasi 6 g/L. Hasil menunjukkan bahwa penampungan selama seminggu dalam salinitas 6 g/L menghasilkan tingkat sintasan belut 1,6 kali dibandingkan dengan penampungan dalam air tawar pada semua lokasi asal belut. Sintasan yang lebih tinggi tersebut meningkatkan nilai penerimaan dan keuntungan usaha.Asian swamp eel (Monopterus albus) is a highly-priced freshwater fish collected from natural waters and sold alive in the market with an ever-increasing demand. Fishing methods, transportation, and holding of live eels before being sold frequently result in significant mortality, which eventually reduces the sales revenue from the business. However, post-capture handling of the eel using saline water could reduce the mortality rate, but the impact on business profits has never been determined. This study was aimed to determine the effects of water salinity on the survival of the eels during the holding period and calculate the profit gain from live eel sales. The research was carried out in the facility of a wholesaler of live Asian swamp eel in Central Java which received eel supply from various locations in Java. The samples of eels were originated from three locations, namely Ciamis, West Java; Cilacap, Central Java; and Lumajang, East Java. The eels were placed in separate containers filled with: fresh water (salinity 0 g/L) and freshwater added with salt at concentration 6 g/L for six days. The results showed that six days holding period in salinity of 6 g/L resulted in a higher survival rate of the eels up to 1.6 times compared to the freshwater. This higher survival has increased the revenues and profitability of the live eels sales.

2017 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Dinar Tri Soelistyowati ◽  
Ahmad Fahrul Syarif ◽  
Ridwan Affandi ◽  
Dendi Hidayatullah

<p class="Pa3"><strong>ABSTRACT </strong></p><p> </p><p class="Pa5">Asian swamp eel <em>Monopterus albus </em>(Zuiew, 1793) is freshwater fish species which is prospective for domestic and export markets. The production is limited depend on the catches of natural population. The cultivation of eel has been carried out to increase the production for sustainability. This study was conducted to evaluate the genetic variability and performance of Asian swamp eel from West Java and its potential cultivation in water based media with salinity. Three populations from West Java were collected of different altitudes from Sukabumi (673 m asl), Cianjur (429 m asl), Karawang (51 m asl) sized 19–26.5 cm and weighed 4.95–11.4 g. The cultivation was performed during 30 days in water media without substrate at salinity 6 ppt with density of 1 kg/m2 and maintenance at container 50×30×30 cm completed with shelter pipe of ¾ inches diameter and 20 cm length, height of water 10 cm and water exchange 100% every day, fed at satiation using <em>Tubificidae </em>once a day. Genetically, all of the populations showed low heterozygosity at 1.19–1.23% and genetic distance 0.01–0.04. Asian swamp eel adapted better at water salinity 6 ppt which indicated by low mesure of osmotic gradient and blood glucose. Asian swamp eel from Karawang showed superior at survival rate (90%) and daily growth rate (1.42/day).</p><p> </p><p class="Pa5">Keywords: Asian swamp eel, <em>Monopterus albus</em>, cultivation, genetic variability, salinity</p><p> </p><p> </p><p class="Pa3"><strong>ABSTRAK </strong></p><p> </p><p class="Pa5">Belut sawah <em>Monopterus albus </em>(Zuiew, 1793) merupakan komoditas ikan air tawar potensial di pasar domestik maupun ekspor, namun produksinya masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam karena budidaya belum berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman genetik dan keragaan belut sawah asal Jawa Barat dan potensinya untuk dikembangkan dengan teknik budidaya di air bersalinitas tanpa lumpur. Tiga populasi belut sawah dikoleksi dari lokasi di Jawa Barat dengan ketinggian berbeda yaitu Sukabumi (673 m dpl), Cianjur (429 m dpl), Karawang (51 m dpl). Sumber genetik belut berukuran 19–26,5 cm dan bobot berkisar 4,95–11,4 g dipelihara selama 30 hari dalam media air tanpa substrat bersalinitas 6 ppt. Wadah pemeliharaan berukuran 50×30×30 cm dilengkapi shelter pipa paralon diameter ¾ inci dan panjang 20 cm serta ketinggian air 10 cm. Padat penebaran ikan 1 kg/m2 (20 ekor/wadah), serta pergantian air 100% dilakukan setiap hari dan pemberian pakan berupa Tubificidae secara <em>at satiation </em>satu kali sehari. Secara genetik ketiga populasi menunjukkan tingkat heterosigositas yang rendah yaitu berkisar 0,19–0,23 % dan jarak genetik 0,01–0,04. Belut sawah menunjukkan respons adaptasi yang baik dalam media air tanpa substrat pada salinitas 6 ppt berdasarkan indikator beban osmotik dan kadar glukosa yang rendah. Belut sawah asal Karawang unggul pada laju pertumbuhan harian (1,42/hari) dan kelangsungan hidup (90 %).</p><p> </p><p>Kata kunci: belut sawah <em>Monopterus albus</em>, budidaya, keragaman genetik, salinitas</p>


Aquaculture ◽  
2016 ◽  
Vol 457 ◽  
pp. 50-60 ◽  
Author(s):  
Weihua Gao ◽  
Liu Fang ◽  
Daiqin Yang ◽  
Kete Ai ◽  
Kai Luo ◽  
...  

2009 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 25-39 ◽  
Author(s):  
Paul L. Shafland ◽  
Kelly B. Gestring ◽  
Murray S. Stanford

2012 ◽  
Vol 45 (3) ◽  
pp. 427-438 ◽  
Author(s):  
Pil Birkefeldt Møller Pedersen ◽  
Kasper Hansen ◽  
Do Thi Thanh Houng ◽  
Mark Bayley ◽  
Tobias Wang

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document