scholarly journals REGIONAL ECONOMIC INTEGRATION, MOBILITY OF PRODUCTION FACTORS AND THE ROLE OF CENTRAL BANK

2008 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
Author(s):  
Haris Munandar ◽  
Ferry Kurniawan ◽  
Oki Hermansyah

Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian yang terintegrasi penuh yang memungkinkan pergerakan input dan output secara bebas, maka proporsi output dalam perekonomian akan sama dengan proporsi input produktif (yakni physical dan human capital). Ini kami sebut sebagai hubungan proporsional (equal-share relationship).Hubungan ini juga berlaku ketika terdapat perbedaan teknologi atau perbedaan biaya pergerakan input lintas sektor dengan syarat input dan output ini diukur dengan benar dalam merefleksikan perbedaan biaya tersebut. Dalam suatu perekonomian yang terintegrasi, hubungan proporsional ini membatasi distribusi input dan output. Selain itu, hubungan proporsional ini sekaligus memberikan batasan pengambilan kebijakan yang dapat mempengaruhi perkembangan setiap sektor dalam perekonomian yang terintegrasi penuh. Disini investasi memainkan peranan kunci dalam menentukan distribusi produksi.Dengan aplikasi teknik analisis panel pada data negara ASEAN, penelitian ini menelusuri dampak kebijakan moneter terhadap investasi. Hasil penelitian menunjukkan: (i) bank sentral melalui kebijakan moneternya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja investasi, (ii) inflasi yang rendah dan stabilitas perekonomian secara signifikan meningkatkan investasi. Menyongsong terbentuknya ASEAN Economic Community, temuan ini menegaaskan peran penting bank sentral dalam meningkatkan investasi.JEL Classification: E13, F15, F21, F22, O57Keywords:distribusi produksi, pertumbuhan, mobilitas input, kebijakan moneter, integrasi, ASEAN

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 8-14
Author(s):  
Desy Churul Aini ◽  
Siti Azizah

Era Globalisasi saat sekarang ini telah menjadi kenyataan yang menyatukan seluruh negara di dunia ini melalui aktifitas ekonomi, ilmu pengetahauan dan teknologi, politik, dan sosial budaya. Salah satu dampak globalisasi adalah munculnya Regional Economic Integration diberbagai belahan dunia ini salah satunya adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kelanjutan komitmen seluruh negara ASEAN setelah memasuki MEA 2015 adalah MEA 2025. Cetak biru 2025 bertujuan meningkatkan kualitas integrasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan. Peningkatan integrasi ini akan dilakukan melalui lima Pilar MEA 2025 yaitu (1) Ekonomi ASEAN yang terintegrasi dan kohesif; (2) ASEAN yang kompetitif dan dinamis; (3) peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; (4) ASEAN yang tangguh, inklusif, dan berorientasi serta fokus ke masyarakat; serta (5) ASEAN Global. Hal yang sungguh memprihatinkan adalah persoalan sosialisasi dan edukasi yang kurang gencar sehingga para stakeholders atau pemangku kepentingan banyak yang tidak mengetahui secara jelas berbagai skim perdagangan bebas tersebut. Sehingga, dengan demikian tidak ada persiapan matang menghadapi kompetisi bebas dalam MEA itu. Baru menjelang saat dilaksanakan kita kerja keras menyiapkan diri, sementara sebagian pesaing kita sudah jauh didepan dengan berbagai strategi untuk memenangkan atau mendapatkan keuntungan terbesar dari keterbukaan atau integrasi ekonomi yang terjadi. Capacity Building tentang Pemahaman Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean kepada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung adalah judul pelaksanaan penyuluhan tentang Capacity Building Asean Economic Community (AEC) dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung, yang diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 29 Agustus 2020 dapat disimpulkan sebagai berikut; Tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung tentang Asean Economic Community (AEC) dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 sebelum dilakukan sosialisasi masih rendah. Hal ini tercermin dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber dari peserta penyuluhan. Pengetahuan dan pemahaman peserta penyuluhan tentang konsep Asean Economic Community (AEC) sebagai Upaya menyongsong Indonesia Emas 2045, sesudah penyuluhan meningkat. Indikator kesimpulan ini didapat dari terjawabnya dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh narasumber kepada para peserta sekitar masalah konsep Asean Economic Community (AEC).


Author(s):  
Le Hong Yen Nhi ◽  
Nguyen Thi Quynh Nhi ◽  
Nguyen Van Phuong ◽  
Nguyen Thi Hong An

Globalization and regionalization have influenced Vietnam labor market more robustly, especially since the establishment of the ASEAN Economic Community in 2015. Hence, preparing for students for a dynamic workforce becomes critical. This paper examines the attributes of student career preparation and their relationships with the willingness to work in ASEAN. We used the Structural Equation Model to test the research model with the data collection of 317 university students in Ho Chi Minh City, Vietnam. The empirical result indicated that regional economic integration awareness and academic experiences have remarkably influenced on career preparation, which also had a strong impact on the willingness of students to accept working overseas. Moreover, the students’ willingness to accept the international job was affected by the awareness of linguistic skills influence and cultural awareness. Specifically, Vietnamese students have been reluctant to work in ASEAN after graduation despite the influence of globalization and regionalization. Besides, we also conducted 10 in-depth interviews to highlight our quantitative results and achieve a further understanding of the hidden causes. Thus, the paper discussed critical recommendations to improve student career preparation and confidence.


2020 ◽  
pp. 097491012097480
Author(s):  
Muhammad Ibrahim Shah

Regional economic integration is the key to achieving prosperity and stability. However, intra-regional trade in South Asia accounts for not more than 5%–6% of their total trade. This study aims to examine the role played by regional economic integration in determining the economic growth of South Asian countries over the period 1980–2015. Since shocks in one country may affect another country in the region, this is taken into account in the article by employing methodologies that are robust to cross sectional dependence. Specifically, continuously-updated and bias-corrected (CupBC) of Bai et al. (2009) and Dumitrescu–Hurlin panel causality test (2012) have been employed to estimate long-run coefficients and determine the direction of relationship among the variables, respectively. The findings suggest that economic integration increases economic growth significantly in this region. However, contrary to popular belief, both democracy and human capital are negatively related to economic growth. Bidirectional causality is found between economic integration and democracy, regional integration and human capital, democracy and human capital and, democracy and labor. This study also presents several policy implications for South Asian countries.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document