scholarly journals Penerapan Pembelajaran Matematika melalui Model Tutor Sebaya dengan Pendekatan Saintifik sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Siswa di Kelas Inklusif

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 149
Author(s):  
Zahrotur Rohmah
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran matematika melalui model tutor sebaya dengan pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa di kelas inklusif.  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini  yaitu siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Sewon Bantul semester genap tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 30 siswa dengan satu siswa dengan gangguan penglihatan (tunanetra) dalam kategori anak kurang awas atau low vision. Penelitian ini dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran matematika melalui model tutor sebaya dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa di kelas inklusif yaitu kelas VII E SMP Negeri 2 Sewon. Peningkatan pemahaman konsep dapat dilihat dari persentase rata-rata kelas dalam tes pemahaman konsep siswa siklus I yaitu 45% menjadi 75% pada siklus II dan persentase rata-rata kelas dalam motivasi belajar mencapai 69% pada siklus I menjadi 70% pada siklus II. Tahapan proses  pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Proses pembelajaran dilaksanakan berkelompok dengan bantuan tutor sebaya. Pembelajaran yang dilaksanakan seperti pembelajaran pada umumnya sekaligus mengimplementasikan prinsip-prinsip khusus untuk siswa tunanetra dengan mempertimbangkan adanya siswa low vision.

2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Rizki Anisa Nurjanah ◽  
Septiani Nadra Indawaty ◽  
Mitayani Purwoko
Keyword(s):  

Tajam penglihatan adalah daya lihat yang mampu dilakukan seseorang. Tajam penglihatan normal adalah apabila seseorang dapat melihat huruf, angka, maupun bentuk dalam berbagai macam ukuran pada kartu Snellen dengan jarak 20 kaki (20/20). Katarak merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan penglihatan terbanyak kedua setelah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya low vision setelah operasi bedah katarak di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data rekam medis pasien yang sudah menjalani operasi katarak di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Januari 2017-April 2018. Besar sampel penelitian ini adalah 31 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kontrol keempat pasca operasi, ada 38,7% subjek yang tetap memiliki low vision. Subjek penelitian sebagian besar terdiri dari individu lansia akhir (74,2%), terdapat 2 orang subjek yang mengalami komplikasi intra operasi (6,4%), dan terdapat 9 orang subjek yang mengalami komplikasi pasca operasi (29,1%). Timbulnya lowvision setelah operasi katarak tidak dipengaruhi oleh usia (p = 1,000) dan komplikasi intraoperasi (p = 1,000), namun dipengaruhi oleh adanya komplikasi pasca operasi (p = 0,043). Faktor risiko timbulnya lowvision pasca operasi katarak adalah adanya komplikasi pasca operasi. Oleh karena itu, perlu upaya pencegahan dari berbagai sisi agar tidak terjadi komplikasi pasca operasi katarak.


2009 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 280 ◽  
Author(s):  
Sang Beom Han ◽  
Ji Won Kwon ◽  
Young Keun Han ◽  
Won Ryang Wee ◽  
Jin Hak Lee

1999 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 52 ◽  
Author(s):  
Y H Ji ◽  
H J Park ◽  
S Y Oh

2018 ◽  
pp. 79-82
Author(s):  
Van Minh Pham ◽  
Van Nam Phan ◽  
Thi Thu Nguyen

Objectives: To investigate the clinical characteristics of cataract patients with small pupils and to evaluate the result of cataract surgery on the eye have small pupils by phacotechnique. Subjects and methods: Descriptive study, prospective, uncontrolled interventions. Sample selection. The sample size of 70 patients with 70 eyes of cataracts with small pupils was treated by phaco technique and intraocular lens implant within posterior chamber. Follow up to 3 months. Results: 70 eyes, the percentage of men and women was not different from 54.2% (38 male) compared to 45.8% (32 female). The mean age was 80 ± 8.74, from 58 to 99 years. The disease was mainly found in the age group over 70 years old with over 80% (51.5%). Visual acuity before surgery was very poor under 3m CF (count finger) for 68.6% (48/70). Visual acuity over 1/10 was only a small amount with 2.8% (2 eyes). Pseudoexfoliation was the most common reason complications of mydriasis with 32/70 eyes (45.7%) and 22/70 eyes (31.4%) for age. The preoperative pupilarysizewas mostly small with 63/70 eyes (90.0%), non-dilated pupils (7/70 eyes) (10.0%). Average pupil size was 3.34 mm (2 - 4mm). Iris condition: iris atrophy 20/10 eyes (28.6%), iris synechiae 11/10 (15.7%), irregular iris muscle with 51, 4% and good iris muscle accounted for 48.6%. Grade of cataract: Grade III: 31/70 eyes (44.3%), Grade IV: 32/70 eyes (45.7%), Grade II: 5/70 eyes (7.1%) and V:2/70 eyes (2.9%). Pupil expander technique: OVD injection with 42/70 eyes (60%), using iris hook with 23/70 eyes (32.9%). Pupillary size before and after intervention has changed from 3.7mm to 4.48mm. Conclusions: Iris expander techniques have been shown to have good dilated pupils: 60.0% OVD injection, iris hook was 32.9%, other methods 7.1% One-week visibility of good visual acuity was higher than that of postoperative one day (12.2%) and increased at 1 month and 3 months (20.0%). Very good visual acuity was not available and low vision group was 1.4% after 3 months. Key words: cataract surgery; phacoemusification, small pupil


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document