Privasi “Pertemanan” Remaja di Media Sosial
Media sosial telah mengubah cara berpikir, berkomunikasi, dan berinteraksi para remaja dengan orang lain. Namun, kemunculan media sosial juga mendorong pengungkapan privasi secara terbuka di area publik sehingga memberi dampak negatif bagi remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan menggunakan Teori Communication Privacy Management yang diperkenalkan oleh Sandra Petronio. Dengan menggunakan Teori Communication Privacy Management, penelitian ini berupaya menjelaskan manajemen privasi komunikasi remaja dalam mengelola pengungkapan atau penyembunyian informasi pribadi terkait seks atau pornografi di media sosial. Ada tiga elemen (key word) yang menjadi dasar asumsi Teori Communication Privacy Management ini, yaitu ownership, control dan turbulence. Menurut Petronio, ketika berada dalam sebuah hubungan akan diatur batasan-batasan apa yang bersifat pribadi dan publik. Penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagai pemilik informasi (ownership), remaja mengontrol informasi pribadi yang dimilikinya berdasarkan batasan privasi yang telah ditetapkannya. Pengungkapan dan penyembunyian informasi pribadi ini sifatnya dapat berubah dan bergantung pada aturan untuk mengontrol tingkat aksesibilitas. Pembahasan soal seks atau pornografi memiliki batasan untuk dibagikan kepada orang tua, tetapi dapat lebih terbuka dengan teman. Saat informasi pribadi remaja tersebar di media sosial yang bersifat publik, bahkan diketahui orang orang tua, maka akan terjadi turbulensi privasi (turbulence)