100 Messstationen – eine Stadt: Die raum-zeitliche Variabilität der Lufttemperatur in Hamburg während der Messkampagne FESST@HH 2020

2021 ◽  
Author(s):  
Milica Stankovic ◽  
Bastian Kirsch ◽  
Felix Ament

<p>Mehr als die Hälfte der Weltbevölkerung lebt in urbanen Räumen, Tendenz steigend. Umso bedeutender ist das vermehrte Auftreten von Hitzewellen und den damit verbundenen Hitzestress, die mit dem Klimawandel zusammenhängen. Die Gefährdung der menschlichen Gesundheit, insbesondere in Städten, wird steigen. Deshalb ist es wichtig, die Auswirkungen der Stadteffekte, wie die städtische Wärmeinsel (Urban Heat Island, UHI), auf das Stadtklima zu untersuchen. Hierbei sind die raumzeitliche Entwicklung der UHI als auch die Einflussgrößen auf die UHI von Bedeutung.</p> <p>Zahlreiche Studien haben sich bereits mit der UHI beschäftigt, doch die Besonderheit unserer Untersuchung der UHI liegt im dichten Messnetzwerk rund um und in Hamburg mit über 100 Stationen während der Messkampagne FESS@HH im Sommer (Juni bis August) 2020. Dabei kamen die sogenannten „APOLLOs“ ("Autonomous cold POoL LOgger") zum Einsatz, die das Rückgrat der Kampagne mit 81 Stationen bilden. Diese messen jede Sekunde die Lufttemperatur und den Luftdruck in Bodennähe. Das Messnetz wird mit 21 Wetterstationen ergänzt, die zusätzlich die relative Feuchte, Wind sowie den Niederschlag mit 10 s Auflösung aufzeichnen. Diese Messungen bilden somit einen hochaufgelösten Datensatz zur Temperaturverteilung in Hamburg, sodass die raumzeitliche Struktur der UHI untersuchbar ist. Um die Variabilität in der UHI Intensität zu verstehen, werden die Wetterbedingungen, wie die Windgeschwindigkeit oder der Bedeckungsgrad, in den Nächten mit einem UHI-Signal betrachtet. Des Weiteren wird der Einfluss der Entfernung einer Station vom Stadtzentrum sowie der Standorteigenschaften auf die UHI untersucht.</p> <p>Das UHI-Signal ist im Mittel über alle untersuchten Nächte in bis zu 6 km Entfernung vom Stadtzentrum messbar. Der Zeitpunkt in der Nacht, an dem die UHI Intensität ihr Maximum erreicht, ist unabhängig vom Sonnenuntergang und -aufgang. Zudem sind sowohl die Ausbildung als auch die Auflösung der nächtlichen UHI variabel. Erste Ergebnisse zeigen, dass die bodennahe Windgeschwindigkeit maßgeblich die Stärke der UHI bestimmt. Einflussparameter wie zum Beispiel der Bedeckungsgrad zeigen hingegen nur eine schwache Korrelation. Abgesehen von der UHI, wird der Einfluss der Bebauung, der Vegetation sowie der Wasserflächen auf die lokale Lufttemperatur analysiert.</p>

2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Dewi Miska Indrawati ◽  
Suharyadi Suharyadi ◽  
Prima Widayani

Kota Mataram adalahpusat dan ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Barat yang tentunya menjadi pusat semua aktivitas masyarakat disekitar daerah tersebut sehingga menyebabkan peningkatan urbanisasi. Semakin meningkatnya peningkatan urbanisasi yan terjadi di perkotaan akan menyebabkan perubahan penutup lahan, dari awalnya daerah bervegetasi berubah menjadi lahan terbangun. Oleh karena itu, akan memicu peningkatan suhu dan menyebabkan adanya fenomena UHI dikota Mataram.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kerapatan vegetasi dengan kondisi suhu permukaan yang ada diwilayah penelitian dan memetakan fenomena UHI di Kota Mataram. Citra Landsat 8 OLI tahun 2018 yang digunakan terlebih dahulu dikoreksi radiometrik dan geometrik. Metode untuk memperoleh data kerapatan vegetasi menggunakan transformasi NDVI, LST menggunakan metode Split Window Algorithm (SWA) dan identifikasi fenomena urban heat island. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kerapatan vegetasi mempunyai korelasi dengan nilai LST. Hasil korelasi dari analisis pearson yang didapatkan antara kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai -0,744. Fenomena UHIterjadi di pusat Kota Mataram dapat dilihat dengan adanya nilai UHI yaitu 0-100C. Semakin besar nilai UHI, semakin tinggi perbedaan LSTnya.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 641
Author(s):  
Nafisatul Baroroh ◽  
Pangi Pangi

Secara fisik, perkembangan perkotaan dapat terlihat dari perubahan penduduknya yang semakin bertambah dan semakin padat. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 2000 yaitu sebesar 490.214 jiwa dan meningkat ±23.957 jiwa di tahun 2016. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang pesat akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan demi menunjang aktifitas penduduk yang seringkali mengakibatkan benturan kepentingan sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Hal itu disebabkan oleh semakin terdesaknya alokasi lahan untuk vegetasi. Perubahan lahan vegetasi yang tergantikan oleh jalan, bangunan dan struktur lain akan lebih banyak menyerap panas matahari dan memantulkannya, sehingga menyebabkan suhu permukaan di kota naik. Akibatnya semakin banyak titik-titik panas yang terbentuk sehingga menyebabkan perubahan unsur-unsur cuaca dan iklim sebagai pemicu terjadinya Urban Heat Island (UHI). Sesuai dengan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan penutup lahan dan kerapatan vegetasi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan pengolahan data spasial. Berdasarkan hasil dari analisis menunjukkan bahwa jenis penutup lahan yang mendominasi adalah permukiman dan lahan terbangun, serta kelas kerapatan vegetasi didominasi oleh vegetasi jarang. Kemudian untuk distribusi suhu permukaan di Kota Surakarta secara keseluruhan tahun 1994, 2000 dan 2017 nilainya berubah, dimana rentang suhunya berkisar antara 21 C – 24 C (terendah) sampai dengan 34 C – 37 C (tertinggi). Perubahan suhu yang terjadi inilah mengindikasikan terjadinya fenomena Urban Heat Island di Kota Surakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disumpulkan bahwa terdapat perubahan jenis penutup lahan dan juga kelas kerapatan vegetasi yang terjadi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta.


2017 ◽  
Vol 16 (9) ◽  
pp. 2097-2111 ◽  
Author(s):  
Mohanadoss Ponraj ◽  
Yee Yong Lee ◽  
Mohd Fadhil Md Din ◽  
Zainura Zainon Noor ◽  
Kenzo Iwao ◽  
...  

Author(s):  
Yukun WANG ◽  
Akiko NISHIMURA ◽  
Yuji SUGIHARA ◽  
Guoyun ZHOU ◽  
Yukiko HISADA ◽  
...  

Atmosphere ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (5) ◽  
pp. 546
Author(s):  
Andreas Matzarakis

In the era of climate change, before developing and establishing mitigation and adaptation measures that counteract urban heat island (UHI) effects [...]


2021 ◽  
Vol 247 ◽  
pp. 118201
Author(s):  
Hao Wu ◽  
Tijian Wang ◽  
Qin'geng Wang ◽  
Yang Cao ◽  
Yawei Qu ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document