On iterative roots of order $n$ of some multifunctions with a unique set-value point

2018 ◽  
Vol 93 (1-2) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Grazyna Lydzinska
Keyword(s):  
Agrikultura ◽  
2017 ◽  
Vol 28 (1) ◽  
Author(s):  
Fizrul Indra Lubis ◽  
Sudarjat Sudarjat ◽  
Danar Dono

ABSTRACTPopulation of soil palm weevil pollinator Elaeidobius kamerunicus FAUST and its impact on fruit setvalue at clay, sandy and peat soil types in central Kalimantan, di IndonesiaOil palm weevil pollinator Elaeidobius kamerunicus Faust plays an important role in the increasing oilpalm fruit set value. Along with the development of oil palm, fruit set problems occurred in recentdecades in some parts of Indonesia. An experiment was carried out on a seven years old oil palmplantation located at Selangkun Estate, Kotawaringin Barat, Central Kalimantan, Indonesia to find outthe influence of population E. kamerunicus on pollination efficiency at clay, sandy and peat soil types.Relative to other soil types, a high weevil population on male (50,811 weevils/ha ; 72 weevils/spikelet)and female (219 weevils) inflorescences had been recorded at clay soil. Fruit set value on clay soil 58.9%and significantly different with sandy soil of 49.8% and peat soil of 46.4%. Population E. kamerunicusper ha influenced fruit set value at clay, sandy and peat soil types. Number of E. kamerunicus visitedfemale inflorescences did not influenced fruit set value at clay, sandy and peat soil types.Keywords: Clay soil, Elaeidobius kamerunicus, fruit set, peat soil, population, sandy soil ABSTRAKSerangga penyerbuk kelapa sawit Elaeidobius kamerunicus FAUST berperan penting dalam peningkatannilai fruit set kelapa sawit. Seiring dengan perkembangan kelapa sawit, adanya permasalahan nilai fruitset telah terjadi dalam beberapa kurun waktu di beberapa wilayah Indonesia. Penelitian dilakukan diperkebunan kelapa sawit yang telah berumur tujuh tahun, berlokasi di Selangkung, Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah, Indonesia dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh populasi E. Kamerunicusterhadap efisiensi penyerbukan pada tipe tanah liat, pasir dan gambut. Berdasarkan tipe tanahdilaporkan bahwa tingginya populasi kumbang pada bunga jantan yaitu (50.811 kumbang/ha; 72kumbang/spikelet) dan bunga betina yang sedang mekar (219 kumbang) pada tipe tanah berliat.Adapun, nilai fruit set pada tanah liat sebesar 58,9% dan berbeda nyata dibandingkan dengan tanahberpasir (49,8%) dan gambut (46,4%). Populasi E. kamerunicus per ha berpengaruh terhadap nilai fruitset pada tipe tanah liat, pasir dan gambut. Namun, jumlah E. kamerunicus yang mengunjungi bungabetina yang sedang mekar tidak berpengaruh terhadap nilai fruit set pada tipe tanah liat, pasir dangambut.Kata Kunci : Elaeidobius kamerunicus, Fruit set , Populasi, Tanah Gambut, Tanah liat, Tanah Pasir


Jurnal INFORM ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 80-85
Author(s):  
Akhmad Fahruzi ◽  
Ricky Rhamdany
Keyword(s):  

Nilai kadar air gabah pascapanen cukup tinggi sekitar 20-23% pada musim kering dan pada musim hujan sekitar 24-27%. Proses pengeringan gabah setelah panen dengan cara konvensional atau manual dilakukan dengan cara gabah dijemur dibawah panas matahari. Cara tersebut memiliki beberapa kelemahan seperti ketergantungan dengan cuaca, membutuhkan lahan yang luas dan waktu pengeringan 54 jam agar gabah menjadi kering dengan nilai kadar air 14,12%. Dari permasalahan ini, maka peneliti membuat mesin pengering gabah yang dapat berkerja secara otomatis. Mesin pengering dibuat untuk menyelesaikan kelemahan dari pengeringan gabah secara konvensional, sehingga pada mesin ini dilengkapi dengan sensor temperatur termokopel tipe K dan kadar air gabah. Sedangkan untuk media pemanasnya menggunakan api yang berbahan bakar gas LPG yang kemudian panas dari api tersebut dialirkan ke dalam tungku atau tempat pengeringan gabah. Pengaturan pemanas  dilakukan dengan mengatur  aliran gas LPG ke nozzle melalui variabel buka tutup valve dimana poros valve tersebut dihubungkan dengan shaft motor DC. Penerapan metode PID juga digunakan dalam mesin pengering ini adalah bertujuan untuk mengendalikan temperatur pengeringan agar sesuai dengan nilai Set Value (SV) atau temperatur yang diinginkan yaitu 38OC. Sedangkan nilai kadar air gabah dianggap telah kering jika nilai kadar air gabah tersebut adalah 14%. Metode PID yang ditanamkan ke dalam mikrokontroler ATmega16 akan memberikan sinyal ke rangkaian driver motor untuk mengatur arah putaran motor DC yang terhubung dengan variabel buka tutup valve. Pengujian metode PID dilakukan secara trial error dan telah menghasilkan error steady state sebesar 5,2% pada SV= 38OC dengan nilai konstanta Kp=2, Ki=2 dan Kd=10. Sedangkan untuk pengujian pengeringan pada gabah kering panen (GKP) dilakukan dengan memilih gabah jenis Ciherang dengan kadar air 20% dan berat 3Kg. Proses pengeringan gabah tersebut membutuhkan waktu 30 menit agar nilai kadar airnya menjadi 14% dengan temperatur pengeringan 38OC, sehingga laju pengeringan gabah pada mesin ini adalah 0,17% per menit.


2005 ◽  
Vol 95 (6) ◽  
pp. 545-551 ◽  
Author(s):  
Nicolangelo Iannella ◽  
Lars Kindermann

2015 ◽  
Vol 90 (1) ◽  
pp. 133-145 ◽  
Author(s):  
Wojciech Jabłoński
Keyword(s):  

Author(s):  
Uhland Burkart

AbstractBassed on the intrinsic structure of a selfmapping T: S → S of an arbitrary set S, called the orbit-structure of T, a new entropy is defined. The idea is to use the number of preimages of an element x under the iterates of T to characterize the complexity of the transformation T and their orbit graphs. The fundamental properties of the orbit entropy related to iteration, iterative roots and iteration semigroups are studied. For continuous (differentiable) functions of Rn to Rn, the chaos of Li and Yorke is characterized by means of this entropy, mainly using the method of Straffingraphs.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document