Terdapat rugi-rugi daya dalam proses menghasilkan daya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) konvensional. Sehingga energi yang dihasilkan tidak terserap secara maksimal. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang didesain dalam penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan energi optimal dengan memanfaatkan kemampuan algoritma Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan metode Perturb and Obserb yang diaplikasikan pada topologi SEPIC. Pada penelitian ini, sistem menggunakan panel surya berjenis amorphous 60W, sensor arus ACS712, sensor tegangan berupa pembagi tegangan dan rangkaian converter dengan topologi SEPIC yang dikontrol mikrokontroler Arduino UNO dengan sistem MPPT. Hasil penelitian yang didapat sebagai berikut: penempatan panel surya yang baik adalah menghadap atas (tegak lurus dengan permukaan bumi, sensor arus bekerja dengan eror rata-rata 1,92%, sensor tegangan mempunyai eror rata-rata 2,76%, dan topologi SEPIC dengan MPPT mempunyai hasil daya rata-rata 26,13 W.
There are power losses in the process of generating power in conventional Solar Power Plants (PLTS). So that the energy produced is not absorbed to the fullest. The Solar Power Sistem designed in this study is expected to produce optimal energy by utilizing the ability of the Maximum Power Point Tracking (MPPT) algorithm with the Perturb and Obserb method applied to the SEPIC topology. The sistem built in this study uses a 60W amorphous type solar panel, ACS712 current sensor, a voltage sensor in the form of a voltage divider and a converter circuit with a SEPIC topology controlled by an Arduino UNO microcontroller with an MPPT sistem.The results obtained as follows: a good placement of solar panels is facing upward (perpendicular to the surface of the earth, current sensors work with an average eror of 1.92%, voltage sensors have an average eror of 2.76%, and SEPIC topology with MPPT has an average power yield of 26.13 W.
Maximum Power Point Tracking in Solar Power Plants under Partially Shaded Condition