A Detailed Study: Does the Luangwa Hippo Population Size and Density Distribution Vary between Upper and Lower Study Blocks? What Are the Management Implications of Such Distribution Pattern?

Author(s):  
Chansa Chomba ◽  
Twakundine Simpamba ◽  
George Kampamba ◽  
Vincent Nyirenda
2012 ◽  
Vol 69 (6) ◽  
pp. 1030-1037 ◽  
Author(s):  
Patricia Cabezas ◽  
Fernando Alda ◽  
Enrique Macpherson ◽  
Annie Machordom

Abstract Cabezas, P., Alda, F., Macpherson, E., and Machordom, A. 2012. Genetic characterization of the endangered and endemic anchialine squat lobster Munidopsis polymorpha from Lanzarote (Canary Islands): management implications. – ICES Journal of Marine Science, 69: 1030–1037. Anchialine species show restricted geographic ranges, high habitat specificity, and small population sizes. These factors make them particularly vulnerable to human activities, yet little is known about their ecology and evolutionary history. Munidopsis polymorpha is a decapod endemic to an anchialine cave system of the Corona lava tube in Lanzarote (Canary Islands). The present study, the first genetic survey conducted on this largely unknown species, was designed to characterize its genetic diversity, population structure and recent demographic history, using sequence data for the cytochrome oxidase I gene and eight microsatellites. A single haplotype was identified in the mitochondrial dataset. Nuclear genetic diversity was also low (average = 4.375 ± 1.685). No significant genetic structure was detected between sampling sites and years, either by analysis of molecular variance (FST = 0.006, p = 0.110) or Bayesian clustering analysis (K = 1), indicating this species should be treated as a single management unit. Neither did we find evidence for a recent bottleneck event, and estimates of effective population size were extremely low (∼50). The lack of population structure, low genetic diversity and extremely low effective population size reinforce the high degree of isolation and endemicity of this species, and, consequently, the need to implement appropriate management actions.


1968 ◽  
Vol 24 (3) ◽  
pp. 200-207
Author(s):  
HIDEKAZU KASHIWA ◽  
TAKENOBU NAKANO ◽  
MASAHARU HASIRI ◽  
HIDEYUKI NISHIKAWA

AQUASAINS ◽  
2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 841
Author(s):  
Muhammad Fajar Purnama ◽  
A. Ginong Pratikino ◽  
Abdullah Abdullah ◽  
La Ode Alirman Afu ◽  
Muhammad Trial Fiar Erawan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ekologis Thalassina anomala terutama yang berkaitan dengan arsitektur relung T. anomala dan peranannya terhadap kehidupan (interaksi timbal balik) biota akuatik lainnya yang ada di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan - Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019 bertempat di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail arsitektur gundukan T. anomala di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling atau penetapan stasiun berdasarkan habitat alami lobster lumpur (T. anomala) di alam yakni pada ekosistem mangrove. Pengamatan relung T. anomala dilakukan secara langsung menggunakan metode random sampling. Parameter utama yang diamati pada penelitian adalah arsitektur relung (niche) antara lain tinggi gundukan, diameter atas gundukan, diameter bawah gundukan, kedalaman liang, diameter liang, kemiringan gundukan, kemiringan liang dan arah liang. Hasil pengukuran arsitektur relung lobster lumpur dan parameter lingkungan di analisis nonparametrik menggunakan uji spearmen, demikian juga dengan hubungan antara diameter atas gundukan dan lebar karapas lobster lumpur (T. anomala). Pola distribusi T. anomala pada setiap stasiun memperlihatkan pola yang acak (random). Kepadatan lobster lumpur (mud lobster) tertinggi diperoleh pada stasiun 2 (substrat berlumpur) dengan jumlah 4,5 ind/m2 sedangkan kepadatan terendah (1,5 ind/m2) diperoleh pada stasiun 3 dengan substrat kombinasi (lumpur, pasir dan kerikil). Terdapat korelasi yang sangat signifikan atau signifikan positif antara diameter liang dan lebar karapas (carapace width)  dari T. anomala. 95% dari parameter arsitektur gundukan tersebut memiliki korelasi yang signifikan, artinya hanya terdapat satu parameter yang tidak memiliki korelasi signifikan yakni hubungan antara parameter kemiringan gundukan dengan kemiringan liang (P>0,05). Diantara parameter tersebut tinggi gundukan dengan diameter bawah gundukan memiliki korelasi yang sangat signifikan (0,005<0,01) dan tinggi gundukan dengan kedalaman liang (0,026<0,05).Kata Kunci : Mounds Architecture; Density; Distribution Pattern; Thalassina anomala 


2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Melda F. Aralaha ◽  
Lawrence J. L. Lumingas ◽  
Alex D. Kambey

A study focusing on density, distribution pattern and morphometrics of gastropods Telescopium telescopium was carried out during the month of December 2013 in the Bakun and Gamlamo villages Jailolo, West Halmahera District, the Province of North Moluccas. The aims of this study are to analyze and to reveal the density, distribution pattern and morphometrics (length-weight relationship) of gastropods Telescopium telescopium. A total of 280 organisms were collected from two stations deployed during the study. The density index for the two stations are 3.48 and 4.77 respectively and those length and diameter  range from 23.0 to 74.9. Distribution pattern on station 1 is dominantly random while station 2 tend to be clustered. Study on length – weight relationship was found to have allometrics growth pattern. This is mean on those two stations the gastropods Telescopium telescopium have weight increment faster than length increment. Environmental parameters seem to have positive contribution on the present on those gastropods considering the sea water temperature, salinity, pH and type of substrates. Keywords: Distribution, morphometrics, density ABSTRAK Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013 yang berlokasi di daerah mangrove Desa Bakun dan Desa Gamlamo, Jailolo, Halmahera Barat dengan tujuan menganalisis dan memberikan informasi mengenai kepadatan, distribusi dan morfometrik (hubungan panjang·berat) dari Telescopium telescopium. Hasil pengumpulan sampel yang dilakukan di kedua stasiun diperoleh sebanyak 280 individu (Stasiun I 116 dan Stasiun II 114). Nilai kepadatan untuk kedua stasiun 4,766 · 3,48  dan kisaran panjang dan diameter kedua stasiun 23,0 sampai 74,9. Keduanya memiliki hubungan yang signifikan. Pola sebaran Stasiun I lebih dominan acak dan Stasiun II mengelompok. Uji t digunakan untuk menguji apakah nilai-nilai b sama dengan nilai teoritis 3 atau tidak. Untuk hubungan panjang dan diameter cangkang Stasiun I allometrik karena nilat t hitung lebih besar dari teoritis 1, dan pada Stasiun II isometrik. Untuk hubungan panjang dan barat, keduanya allometrik dengan kata lain pada kedua stasiun memiliki pertumbuhan barat lebih cepat dari pertumbuhan panjang. Faktor lingkungan pada Stasiun I memiliki suhu yang disenangi oleh T. telescopium berkisar antara 28-30 oC, Stasiun II memiliki kondisi suhu yang tinggi berkisar antara 31-36 oC. Salinitas pada Stasiun I lebih tinggi dari Stasiun II tetapi dari kedua stasiun tersebut memiliki tingkat salinitas yang rendah. Nilai pH untuk kedua stasiun masih ada dibatas normaal dengan kisaran 7 sampai 8. Pengamatan substrat yang dilakukan secara visual, pada stasiun I substrat lumpur berpasir dan lumpur bernir sedangkan pada Stasiun II substratnya lumpur berair. Kata kunci: distribusi, morfometrik, kepadatan 1Mahasiswa Program Studi MSP FPIK-UNSRAT 2Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document