automatic meter reading
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

171
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

12
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Author(s):  
S.H. Wong ◽  
◽  
S.L. Yang ◽  
C.M. Tsui

Laboratory instruments are commonly equipped with communication interfaces (e.g., GPIB, USB or LAN port) for data acquisition or control through a computer. However, such interface might not be available on handheld equipment, e.g., multi-meters, where readings have to be taken manually by operators during calibration. To improve efficiency and reduce possible human errors, SCL has developed an automatic meter reading system for seven segment displays using deep learning techniques.


Author(s):  
Samsurizal Samsurizal ◽  
Faber Agustinus G Siagian ◽  
Andi Makkulau

PT. PLN (Persero) as an lsitrik energy provider has the task of checking and measuring the use of electricity used by customers. In this case of course requires technology to be able to read how much electrical energy is used, one of the technologies used is Automatic Meter Reading (AMR).   The use of Automatic Meter Reading (AMR) system includes monitoring, recording the stand meter then the data can be displayed in the form of a report with data software used management. Electronic meters using AMR systems can be used as a detection tool against irregularities from troubled customers. The readings obtained from AMR are known to the customer's usage, moments before the maintenance error and after. So that it can accurately detect customers who occur maintenance errors and customers and PLN both know the amount of uncollectible kWh, so far the nursing has been impaired by maintenance errors from the beginning of the tide. Based on existing data AMR should not be worth kWh value, but with the error of maintenance in phase S kWh measurable import that will be calculated to obtain a follow-up bill. The result obtained is true there is an inverted phase, it is shown in the fasor diagram where the angle of phase S which was originally 168.30 to 14.40. So that in the stand meter becomes minus the impact due to the mistake of maintenance obtained follow-up bill is 41538.8 kWh equivalent to Rp. 60.949.050,- after calculation. It shows the impact that occurs due to the mismanagement of the follow-up bill that must be borne


Petir ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Yessy Ecy Asri ◽  
Dwina Kuswardani ◽  
Efy Yosrita ◽  
Ferdinand Hendrik Wullur

Automatic Meter Reading (AMR) adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran energi listrik pada konsumen, baik secara lokal maupun jarak jauh. Salah satu fungsi sistem ini adalah untuk menghitung kerugian atau penyusutan distribusi. Salah satu masalah yang dihadapi oleh PLN adalah penyusutan non-teknis yang tinggi dari pelanggan AMR potensial karena kesalahan pemasangan dan pemeliharaan serta tindakan tidak jujur ​​yang dilakukan oleh beberapa konsumen, ini memiliki pengaruh besar pada kerugian daya listrik. PT. PLN Disjaya saat ini memiliki 34.000 pelanggan dan menghadapi kesulitan dalam memilih pelanggan mana yang harus diperiksa terlebih dahulu, karena jumlah personel di lapangan sekitar 5 orang, sehingga petugas yang melakukan sweep di lapangan hanya dapat menemukan sedikit kerusakan. Ini memotivasi penulis untuk melakukan pengelompokan yang dapat digunakan untuk memfasilitasi analisis dan evaluasi data. Metode K-Means digunakan dalam penelitian ini untuk mengelompokkan data berdasarkan riwayat penggunaan daya listrik dan untuk menentukan jumlah kelompok yang paling optimal digunakan metode Davies-Bouldin Index (DBI). Berdasarkan hasil pengujian dengan 2-6 set cluster, hasil set cluster yang paling optimal adalah set cluster 4 karena memiliki nilai DBI terkecil, yaitu 0,893, yang berarti set cluster 4 memiliki kepadatan masing-masing objek dengan centroid terbaik dan jarak antar cluster juga dipisahkan dengan baik. Cluster 1 memiliki 12 anggota, klaster 2: 54 anggota, klaster 3: 34 anggota dan klaster 4: 3 anggota. Himpunan 4 cluster memiliki kinerja terbaik dalam pengelompokan data tentang penggunaan daya historis pelanggan AMR (Automatic Meter Reading) di kelas bisnis, setiap titik pusat atau titik pusat dari masing-masing cluster digunakan sebagai atribut dan nilai penggunaan daya pelanggan AMR bagan bisnis di PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya. Tahap pengujian yang diuji adalah data 3 pelanggan yang dikategorikan sebagai pelanggan dengan daya listrik penggunaan tidak normal. Pengujiannya adalah, dengan menentukan jarak dari masing-masing objek pengujian data ke setiap centroid dalam kelompok 4 set. Diharapkan bahwa sistem ini dapat digunakan oleh petugas karyawan di sektor Distribusi, Efisiensi, Pengukuran dan Kualitas Sub Sistem Sistem Distribusi untuk menetapkan target operasi P2TL di kantor distribusi PT. PLN (Pesero) Distribusi Jakarta Rayatau kehilangan listrik adalah salah satu hasil dari penerapan sistem pembacaan daya listrik historis, AMR (Automatic Meter Reading). Salah satu jenis kerugian yang memberi dampak besar terhadap kerugian listrik adalah kerugian Non-Teknis. Saat ini untuk mendeteksi kerugian itu sendiri, petugas masih memeriksa data secara langsung dari setiap pelanggan yang masuk untuk menganalisis dan mengevaluasi data. Terkait hal ini, diperlukan suatu sistem untuk memudahkan analisis dan evaluasi data. Metode K-Means digunakan dalam penelitian ini untuk mengelompokkan data berdasarkan riwayat penggunaan daya listrik dan untuk menentukan jumlah kelompok yang paling optimal digunakan metode Davies-Bouldin Index (DBI). Berdasarkan hasil pengujian aplikasi dengan 2-6 set cluster, hasil set cluster yang paling optimal adalah set cluster 4 karena memiliki nilai DBI terkecil, yaitu 0,893, yang berarti set cluster 4 memiliki kepadatan setiap objek dengan centroid terbaik dan jarak antara cluster juga dipisahkan dengan baik. Cluster 1 memiliki 12 anggota, klaster 2: 54 anggota, klaster 3: 34 anggota dan klaster 4: 3 anggota. Himpunan 4 cluster memiliki kinerja terbaik dalam pengelompokan data tentang penggunaan daya historis pelanggan AMR (Automatic Meter Reading) di kelas bisnis, setiap titik pusat atau titik pusat dari masing-masing cluster digunakan sebagai atribut dan nilai penggunaan daya pelanggan AMR grafik bisnis di PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya. Tahap pengujian yang diuji adalah data 3 pelanggan yang dikategorikan sebagai pelanggan dengan daya listrik penggunaan tidak normal. Pengujiannya adalah, dengan menentukan jarak dari masing-masing objek pengujian data ke setiap centroid dalam kelompok 4 set. Diharapkan aplikasi ini dapat digunakan oleh petugas karyawan di sektor Distribusi, Efisiensi, Pengukuran dan Kualitas Sub Sistem Sistem Distribusi untuk menetapkan target operasi P2TL di kantor distribusi PT. PLN (Pesero) Distribusi Jakarta Raya.


Author(s):  
Anh Tuan Vo ◽  
Quang Tien Bui ◽  
Van An Do ◽  
Hong Quang Le ◽  
Quoc Bao Nguyen ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document