goal and scope definition
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

7
(FIVE YEARS 0)

Author(s):  
Haibo Feng ◽  
Kasun KN Hewage ◽  
Rehan Sadiq

The environmental impacts of building stock has received significant attention as buildings release one third of total greenhouse gas emissions. Whole-building life cycle assessment (WBLCA) has become a trend to address this limitation by ensuring best environmental performance of a building However, the current WBLCA development faces many challenges which makes it hard to create reliable and comparable results. The study aims to conduct a critical literature review to summarize the current challenges on WBLCA applications, and the emerging approaches that might address these challenges. Three main challenges are listed: variances on goal and scope definition, building structure complexity, and varieties on LCA database and methods. Emerging approaches are also presented to address these challenges including integration of BIM into WBLCA and EPD applications in impact assessments. Findings of this study could support researchers and decision makers with the most popular approaches to conduct WBLCA and achieve reliable outputs.


2021 ◽  
Vol 226 ◽  
pp. 00028
Author(s):  
Kiman Siregar ◽  
Supriyanto Supriyanto ◽  
Devitra Saka Rani ◽  
Yanuar Nurdiansyah ◽  
Feri Wijayanto

Life cycle assessment is a quantitative method to analyze the environmental impact that consists of four main activities: goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, and interpretation. The application of the life cycle in palm oil industry are very important and already conducted by many researchers. However, the most difficult task in life cycle assessment are the life cycle inventory. In this research, this study proposed the software to support the life cycle inventory in palm oil production. The result of the study was the conceptual design of the life cycle inventory software.


2020 ◽  
Vol 22 (3) ◽  
pp. 245
Author(s):  
Addinia Nur Ar Rachmah ◽  
Anas Miftah Fauzi ◽  
Bustami Bustami

<p>Potensi perikanan yang besar di kawasan perikanan Muncar Banyuwangi menjadikannya sebagai dasar munculnya berbagai industri perikanan. Perkembangan industri ini memiliki dampak yang signifikan tehadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi input dan output yang dihasilkan dari proses produksi, menghitung besaran dampak dan merumuskan strategi perbaikannya. Penilaian daur hidup atau Life Cycle Assessment (LCA) merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan yang disebabkan oleh pengadaan bahan baku, proses produksi dan penggunaan produk. LCA terdiri dari 4 tahap sesuai dengan ISO 14040 yaitu<em> Goal and Scope Definition, Inventory analysis, Life Cycle Impact Assessment dan Life Cycle Interpretation</em>. Studi LCA dalam penelitian ini menggunakan pembatasan masalah <em>Cradle to Gate</em>. Penilaian siklus hidup produk perikanan berfokus pada pemanasan global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan dampak potensial terbesar yang dihasilkan oleh industri pengolahan perikanan. Emisi CO<sub>2</sub>eq dari pabrik pengalengan ikan sebesar 86,86 CO<sub>2</sub>eq/tahun, sedangkan dari industri pengasinan ikan sebesar 28,76 CO2eq/tahun. Total emisi CO<sub>2</sub> dari kegaiatan pengolahan hasil perikanan sebesar 115.62 CO2eq/tahun. Sumber penghasil emisi berasal dari solar <em>I</em><em>ndustrial Diesel Oil</em> (IDO), solar <em>Automotive Diesel Oil</em> (ADO) dan listrik. Upaya penurunan dampak lingkungan dilakukan dengan <em>pertama</em>, menggunakan energi listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi. <em>Kedua, </em>dengan mengolah limbah industri perikanan seperti minyak ikan menjadi biodiesel yang lebih ramah lingkungan untuk diversifikasi penggunaan solar pada unit proses. <em>Ketiga</em>, dengan mengefisienkan sistem produksi melalui perubahan pola perilaku maupun standar dalam pelaksanaan produksi.</p>


Author(s):  
Danang Harimurti ◽  
Hariyadi Hariyadi ◽  
E Noor

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan pesat. Dibalik perkembangan pesat komoditas kelapa sawit, bermunculan masalah dan isu negatif mengenai perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi GRK yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah suatu metode untuk melakukan analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari dampak lingkungan dalam siklus hidupnya. Tahapan metode LCA adalah goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi GRK yang ditimbulkan dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit selama 1 siklus berbeda-beda. Emisi GRK yang ditimbulkan pada fase TM (umur tanaman >3 tahun) menjadi yang terbesar dengan rata-rata 1887,64 kg CO2-eq/Ha, sementara emisi GRK pada fase TBM (umur tanaman 0-3 tahun) sebesar 989,63 kg CO2-eq/Ha. Sumber terbesar penyumbang emisi berasal dari kegiatan pemupukan. Pada fase TM, kegiatan pemupukan menyumbang emisi GRK sebesar 920,22 kg CO2-eq/Ha dengan jenis pupuk paling dominan menyumbang emisi GRK adalah pupuk urea dan MOP yaitu sebesar 369,67 kg CO2-eq/Ha dan 179,56 kg CO2-eq/Ha.


2016 ◽  
Vol 31 (1) ◽  
Author(s):  
Fierly Muhammad Taufiq ◽  
Tri Padmi ◽  
dan Benno Rahardyan

AbstractIn 2013 the population of dairy cattle in Indonesia had reached 636,000 head with a 4.61% growth rate per year. The inputs were energy, water, and feed. These inputs produced outputs, such as emissions, solid waste and liquid waste. This research compared the maintenance systems in modern farms and local farms. The data were collected from 30 local farmers and one modern farm. This research used the life cycle assessment (LCA) method. LCA is based on ISO 14040. LCA consists of several stages: the goal and scope definition, inventory analysis, impact assessment, and interpretation. This research used the cradle to gate concept and fat corrected milk (FCM) as the function unit. The impacts of these activities could generate global warming potential (GWP), acidification potential (AP), and eutrophication potential (EP). The calculations showed that the systems in local farms had the greatest emissions result over all impacts. In the case of local farms, the GWP was 2.34 kg CO


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document