<p>Potensi perikanan yang besar di kawasan perikanan Muncar Banyuwangi menjadikannya sebagai dasar munculnya berbagai industri perikanan. Perkembangan industri ini memiliki dampak yang signifikan tehadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi input dan output yang dihasilkan dari proses produksi, menghitung besaran dampak dan merumuskan strategi perbaikannya. Penilaian daur hidup atau Life Cycle Assessment (LCA) merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan yang disebabkan oleh pengadaan bahan baku, proses produksi dan penggunaan produk. LCA terdiri dari 4 tahap sesuai dengan ISO 14040 yaitu<em> Goal and Scope Definition, Inventory analysis, Life Cycle Impact Assessment dan Life Cycle Interpretation</em>. Studi LCA dalam penelitian ini menggunakan pembatasan masalah <em>Cradle to Gate</em>. Penilaian siklus hidup produk perikanan berfokus pada pemanasan global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan dampak potensial terbesar yang dihasilkan oleh industri pengolahan perikanan. Emisi CO<sub>2</sub>eq dari pabrik pengalengan ikan sebesar 86,86 CO<sub>2</sub>eq/tahun, sedangkan dari industri pengasinan ikan sebesar 28,76 CO2eq/tahun. Total emisi CO<sub>2</sub> dari kegaiatan pengolahan hasil perikanan sebesar 115.62 CO2eq/tahun. Sumber penghasil emisi berasal dari solar <em>I</em><em>ndustrial Diesel Oil</em> (IDO), solar <em>Automotive Diesel Oil</em> (ADO) dan listrik. Upaya penurunan dampak lingkungan dilakukan dengan <em>pertama</em>, menggunakan energi listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi. <em>Kedua, </em>dengan mengolah limbah industri perikanan seperti minyak ikan menjadi biodiesel yang lebih ramah lingkungan untuk diversifikasi penggunaan solar pada unit proses. <em>Ketiga</em>, dengan mengefisienkan sistem produksi melalui perubahan pola perilaku maupun standar dalam pelaksanaan produksi.</p>