Predefined Project Scope Changes and its Causes for Project Success

In project management, the project scope is the base of significant project planning processes such as estimating the cost, schedule and building work breakdown structure. Poor project scope definition directly affects project cost and schedule. Accordingly, dealing with unrealistic scope definition of cost and schedule may lead to failing a project. Besides, changes in project scope have a negative and positive impact on project success. This paper aims to predefine the potential scope changes to keep the project scope on track and identify any weakness in scope definition at the early stages of a project. Enhancing project scope quality has a massive impact on the success of a project and it adds more control over project scope. A method is proposed to improve the quality of project scope and increase the efficiency of controlling scope changes. The proposed method will help to avoid scope creeping by defining a clear statement of work, increase the learning opportunities of the development team to optimize its processes, reducing the communication gap between the clients and development team and screen adjustments of new tasks. The proposed method is validated using a survey and the results are found encouraging.

Rancangan Arsitektur Enterprise Resource Planning (ERP) Sekolah Berdasarkan Capability Maturity Model (CMM)

Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang dirancang secara khusus untuk mendidik siswa dalam pengawasan para guru. Setiap sekolah memerlukan suatu sistem yang bisa membuat proses-proses di dalamnya menjadi saling terintegrasi dengan baik. Sistem tersebut adalah sistem yang mengacu pada konsep Enterprise Resource Planning (ERP). ERP ini adalah sebuah sistem informasi yang bisa menghubungkan proses-proses yang ada di sekolah. Namun proses-proses yang ada di sekolah memiliki tingkat kematangan. Dalam pengukuran tingkat kematangan ini lah digunakannya Capability Maturity Model (CMM). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode FAST. Metode FAST yang digunakan ini terdiri dari scope definition, problem analysis, requirements analysis, dan logical design. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah rancangan arsitektur ERP sekolah dengan penjelasan masing-masing fitur pada sistem informasinya berdasarkan CMM. Sehingga diharapkan rancangan tersebut bisa diimplementasikan di sekolah dan meningkatkan kualitas dari sekolah tersebut.

Analisis sumber utama emisi gas rumah kaca pada perkebunan kelapa sawit dengan pendekatan life cycle assessment

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan pesat. Dibalik perkembangan pesat komoditas kelapa sawit, bermunculan masalah dan isu negatif mengenai perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi GRK yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah suatu metode untuk melakukan analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari dampak lingkungan dalam siklus hidupnya. Tahapan metode LCA adalah goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi GRK yang ditimbulkan dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit selama 1 siklus berbeda-beda. Emisi GRK yang ditimbulkan pada fase TM (umur tanaman >3 tahun) menjadi yang terbesar dengan rata-rata 1887,64 kg CO2-eq/Ha, sementara emisi GRK pada fase TBM (umur tanaman 0-3 tahun) sebesar 989,63 kg CO2-eq/Ha. Sumber terbesar penyumbang emisi berasal dari kegiatan pemupukan. Pada fase TM, kegiatan pemupukan menyumbang emisi GRK sebesar 920,22 kg CO2-eq/Ha dengan jenis pupuk paling dominan menyumbang emisi GRK adalah pupuk urea dan MOP yaitu sebesar 369,67 kg CO2-eq/Ha dan 179,56 kg CO2-eq/Ha.

IDENTIFICATION AND QUANTIFICATION OF PROJECT COMPLEXITY FROM PERSPECTIVE OF PRIMARY STAKEHOLDERS IN US CONSTRUCTION PROJECTS

Construction experts believe that complexity could adversely affect construction projects’ performance. Several studies have been focused on identifying leading complexity indicators; however, the complexity indicators from the perspective of primary stakeholders (owners, contractors, and consultants) have been rarely studied. Therefore, the aim of this study is to utilize the systematic Delphi method to identify, rank and weight the complexity indicators based on the primary stakeholders’ perspectives associated with US construction projects. Additionally, the shared entity-based complexity indicators (ECIs), as well as the weighting of entity-based complexity categories were determined and analyzed. Therefore, 101 potential ECIs were identified through a comprehensive literature review. Then, thirteen senior subject matter experts (SMEs), and three academic advisors were selected and invited to participate in a workshop to determine significant ECIs and then rank and weight them. The results reveal that the ECIs associated with complexity categories “scope definition” and “project resources” received the highest aggregated complexity weights in the aspect of the primary stakeholders. Although this study has been conducted based on US construction projects, the results would provide helpful guidance for international construction projects. Moreover, this study would assist the primary stakeholders in allocating resources properly in order to manage project complexity worldwide.