life cycle interpretation
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

17
(FIVE YEARS 3)

H-INDEX

5
(FIVE YEARS 1)

2020 ◽  
Vol 22 (3) ◽  
pp. 245
Author(s):  
Addinia Nur Ar Rachmah ◽  
Anas Miftah Fauzi ◽  
Bustami Bustami

<p>Potensi perikanan yang besar di kawasan perikanan Muncar Banyuwangi menjadikannya sebagai dasar munculnya berbagai industri perikanan. Perkembangan industri ini memiliki dampak yang signifikan tehadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi input dan output yang dihasilkan dari proses produksi, menghitung besaran dampak dan merumuskan strategi perbaikannya. Penilaian daur hidup atau Life Cycle Assessment (LCA) merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan yang disebabkan oleh pengadaan bahan baku, proses produksi dan penggunaan produk. LCA terdiri dari 4 tahap sesuai dengan ISO 14040 yaitu<em> Goal and Scope Definition, Inventory analysis, Life Cycle Impact Assessment dan Life Cycle Interpretation</em>. Studi LCA dalam penelitian ini menggunakan pembatasan masalah <em>Cradle to Gate</em>. Penilaian siklus hidup produk perikanan berfokus pada pemanasan global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan dampak potensial terbesar yang dihasilkan oleh industri pengolahan perikanan. Emisi CO<sub>2</sub>eq dari pabrik pengalengan ikan sebesar 86,86 CO<sub>2</sub>eq/tahun, sedangkan dari industri pengasinan ikan sebesar 28,76 CO2eq/tahun. Total emisi CO<sub>2</sub> dari kegaiatan pengolahan hasil perikanan sebesar 115.62 CO2eq/tahun. Sumber penghasil emisi berasal dari solar <em>I</em><em>ndustrial Diesel Oil</em> (IDO), solar <em>Automotive Diesel Oil</em> (ADO) dan listrik. Upaya penurunan dampak lingkungan dilakukan dengan <em>pertama</em>, menggunakan energi listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi. <em>Kedua, </em>dengan mengolah limbah industri perikanan seperti minyak ikan menjadi biodiesel yang lebih ramah lingkungan untuk diversifikasi penggunaan solar pada unit proses. <em>Ketiga</em>, dengan mengefisienkan sistem produksi melalui perubahan pola perilaku maupun standar dalam pelaksanaan produksi.</p>


2020 ◽  
Vol 24 (5) ◽  
pp. 986-1003 ◽  
Author(s):  
Alexis Laurent ◽  
Bo P. Weidema ◽  
Jane Bare ◽  
Xun Liao ◽  
Danielle Maia de Souza ◽  
...  

Author(s):  
Danang Harimurti ◽  
Hariyadi Hariyadi ◽  
E Noor

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan pesat. Dibalik perkembangan pesat komoditas kelapa sawit, bermunculan masalah dan isu negatif mengenai perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi GRK yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah suatu metode untuk melakukan analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari dampak lingkungan dalam siklus hidupnya. Tahapan metode LCA adalah goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi GRK yang ditimbulkan dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit selama 1 siklus berbeda-beda. Emisi GRK yang ditimbulkan pada fase TM (umur tanaman >3 tahun) menjadi yang terbesar dengan rata-rata 1887,64 kg CO2-eq/Ha, sementara emisi GRK pada fase TBM (umur tanaman 0-3 tahun) sebesar 989,63 kg CO2-eq/Ha. Sumber terbesar penyumbang emisi berasal dari kegiatan pemupukan. Pada fase TM, kegiatan pemupukan menyumbang emisi GRK sebesar 920,22 kg CO2-eq/Ha dengan jenis pupuk paling dominan menyumbang emisi GRK adalah pupuk urea dan MOP yaitu sebesar 369,67 kg CO2-eq/Ha dan 179,56 kg CO2-eq/Ha.


2017 ◽  
pp. 323-334 ◽  
Author(s):  
Michael Z. Hauschild ◽  
Alexandra Bonou ◽  
Stig Irving Olsen

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document