Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIPMK)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

8
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang

2684-7272, 2656-8640

Author(s):  
Harsono Harsono ◽  
Sigit Sugiharto ◽  
Rinayati Rinayati

Abstrack Pelaksanaan kegiatan PKM ini menitikberatkan dan berfokus pada upaya pendampingan terhadap kader posyandu dalam melakukan analisis dan pengambilan keputusan data pelaporan posyandu balita yang bermuara pada peningkatan pelayanan posyandu balita dilingkungan RW 9 Kelurahan Gondoriyo Ngaliyan SemarangTujuan dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah pendampingan dan pembuatan aplikasi berbasis android yang memudahkan kader dalam melakukan analisis data dan pengambilan keputusan terkait dengan data posyandu balita di RW IX Kelurahan Gondoriyo Ngaliyan SemarangMetode dalam pelaksanaan kegiatan PKM ini kegiatan yang dilakukan meliputi perijinan dari wilayah setempat, pengumpulan data, perancangan dan pembuatan aplikasi, uji coba aplikasi, Focus Group Discussion (FGD) peran kader posyandu balita, pelatihan dan simulasi aplikasi posyandu berbasis androidHasil dari evaluasi pelaksanaan PKM ini terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader dalam melakukan analisis dan pengambilan keputusan data posyandu balita melalui aplikasi android sehingga yang harapanya dapat meningkatkan pelayanan posyandu balita Kata Kunci: Analisis, Pengambilan Keputusan, Kader Posyandu Balita   Abstrack The implementation of this PKM activity focues and focues on providing assistance to posyandu cadres in analyzing and making data decision on posyandu reporting for toddlers which leads to improving posyandu services for toddlers in RW 9 Gondoriyo Ngaliyan Semarang     The purpose of the implementation of Community Service (PKM) is assistance and development of android-based application that make it easier for cadres to analyze data and make decisions related to data on posyandu under five at RW IX Gondoriyo Ngaliyan Semarang     The method of implementing this PKM activity includes licensing from the local area, data collection, designing and making applications, application trials, focus group discussion (FGD) of the role of posyandu cadres for toddlers, training and simulation of Android-based posyandu applicationThe results of the evaluation of the implementation of this PKM show an increase in the knowledge and ability of cadres in analyzing and making decisions on posyandu toddler data through an android application so that the hope can improve posyandu services for toddlers Keyword : Analysis, Decision Making, Posyandu Toddler Cadres 


Author(s):  
Endang Supriyanti ◽  
Dyah Restuning Prihati ◽  
Maulidta Karunianingtyas Wirawati
Keyword(s):  

Adaptasi kebiasaan baru adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan semua institusi yang ada di wilayah tersebut untuk melakukan pola harian atau pola kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Salah satu upaya untuk mewujudkan penerapan  adaptasi kebiasaan baru oleh semua masyarakat adalah dengan sosialisasi yaitu memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Masyarakat kelurahan Bangetayu Wetan belum tahu tentang arti dari adapatasi kebiasaan baru karena belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perilaku adaptasi kebiasaan baru. Kelurahan Bangetayu Wetan terletak sekitar 18 KM dari Universitas Widya Husada Semarang, merupakan kelurahan dengan kasus konfirmasi positif COVID-19 cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat tidak patuh memakai masker pada saat keluar rumah dan beranggapan bahwa new normal adalah kembali hidup normal seperti sebelum terjadi pandemi covid-19. Tujuan dari pelaksanaan PKM ini adalah upaya peningkatan pengetahuan dan mengembangkan perilaku sehat untuk mencegah penularan COVID -19 khususnya di wilayah RT 11 RW 02 Bangetayu Wetan. Setelah dilakukan kegiatan PKM ini terjadi peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku masyarakat RT 11 RW 02 Bangetayu Wetan khususnya memakai masker dan mencuci tangan. Akan tetapi perubahan perilaku belum optimal karena masyarakat beranggapan wilayahnya masih aman dari COVID-19.


Author(s):  
Lailatul Khusnul Rizki ◽  
Yunik Windarti
Keyword(s):  
P Value ◽  

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran kader, pengunjung posyandu dan puskesmas dalam Pelayanan Kesehatan Maternal dan Perinatal di Era Pandemi Covid-19. Kegiatan ini dilakukan di Puskesmas Porong. Waktu pelaksanaan kegiatan dengan jangka waktu 3 bulan.Metode yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi pada kader, pengunjung posyandu dan puskesmas. Sebelum melakukan sosialisasi, sasaran mengerjakan pre test, selanjutnya diberikan penyuluhan tentang Pelayanan Kesehatan pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir di Era Pandemi Covid-19. Langkah terakhir memberikan post test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan kader posyandu, pengunjung posyandu dan puskesmas. Hasil dari pre test dan post test di analisis menggunakan uji statistik paired T test.Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di UPTD Puskesmas Porong menunjukkan bahwa p value 0,001 (α<0,05) yang artinya terdapat perbedaan pengetahuan antara yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi.Berdasarkan hasil uji statistic dapat disimpulkan bahwa sosialisasi yang dilakukan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Pelayanan Kesehatan Maternal dan Perinatal di Era Pandemi Covid-19.Kata kunci: Pelayanan Kesehatan, Maternal, Perinatal, Covid-19.


Author(s):  
Indah Sulistyowati ◽  
Oktaviani Cahyaningsih ◽  
Novita Alfiani

Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Peran kader saat ini hanya menimbang bayi jika balita datang ke posyandu dan memberi PMT (pemberian makanan tambahan). Dan keberhasilan posyandu tak lepas dari kerja keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing. Kurangnya pelatihan dan pembinaan keterampilan memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman tugas kader, lemahnya informasi serta koordinasi antara petugas dalam kegiatan posyandu dapat mengakibatkan kurangnya tingkat kehadiran balita ke posyandu. Kelangsungan posyandu tergantung dari partisipasi masyarakat itu sendiri.Oleh karena itu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan peran kader posyandu yaitu dengan cara diadakanya pelatihan kader posyandu. Penyelenggaraan pelatihan kader dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri yang berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan melibatkan sektor lain di bawah bimbingan puskesmas, sedangkan metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, setelah melakukan pelatihan kader rencana tindak lanjutnya dengan melakukan evaluasi serta aplikasi atau penerapan hasil pelatihan di masyarakat. Sedangkan untuk meningkatkan sikap serta ketrampilan yang dilatihkan harus disesuaikan dengan tugas kader dalam meningkatkan program kesehatan di desa kader. Pelatihan yang dimaksudkan itu adalah kemampuan kader dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan.Kata Kunci : Pendampingan, Posyandu, Bayi dan Balita


Author(s):  
Supri Yanto ◽  
Vivi Vira Viridianti

ABSTRAKUjian atau test merupakan cara untuk melihat hasil proses pembelajaran atau transfer ilmu yang dilakukan setelah proses pembelajaran sudah selesai. Ujian dilakukan beberapa cara diantaranya melalui responsi atau tanya jawab, terulis dan praktik. Cara ujian tersebut mempunyai banyak kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ujian tertulis yang biasa disebut paper base test (PBT) memerlukan media kertas dan koreksi. Koreksi  membutuhkan  waktu, kemungkinan kesalahan sangat tinggi akibat kelelahan manusia. SMP Ma’had Islam dalam menjalankan ujian masih menggunakan paper base test (PBT) sehingga koreksi membutuhkan waktu dan biaya untuk pangadaan kertas. Era Industri 4.0, computer/gadget  merupakan basis untuk pengembangan dengan penerapan teknologi informasi. Teknologi infromasi menggunakan aplikasi xampp, mysql dan aplikasi ujian diterapkan dipendidikan baik pembelajaran maupun diterapkan untuk ujian secara realtime yaitu computer base test (CBT).  Kepraktisan  ujian  berbasis komputer yang melibatkan  guru dan admin  mengisi soal , memasukan siswa, matakuliah dan jadwal ujian.. Soal ujian dapat diatur secara acak  untuk tiap komputer, waktu dapat diatur untuk buka dan tutup saat ujian sehingga kerahasiaanya dapat terjaga dan langsung dikoreksi oleh komputer untuk dapat melihat hasilnya.CBT di mitra dapat beroperasi dengan baik, dengan CBT hasil ujian dapat dikoreksi dengan cepat dan akurat. CBT dapat mengurangi biaya untuk pengadaan kertas dan efisien waktu.Kata kunci: cbt, intranet, lan


Author(s):  
Tri - Peni ◽  
Tri - Ratnaningsih ◽  
Siti Indatul Laili
Keyword(s):  

Penularan virus corona di Indonesia yang terkonfirmasi sejak awal Maret 2020 masih terus bertambah. Penambahan kasus positif mulai melaju cepat sejak 6 April 2020. Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat menyelesaikan kasus luar biasa ini. Dalam melakukan aktifitas keseharian himbauan penerapan protocol kesehatan sudah dilakukan oleh berbagai pihak. Tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik. Mereka tidak mengindahkan himbauan pemerintah. Hasil survey pada masyarakat di sekitar SDN Mojoagung Jombang masih banyak ditemukan masyarakat yang belum mematuhi protocol kesehatan dalam pencegahan penularan covid 19. Pengetahuan tentang Covid 19 dan cara pencegahannya yang kurang membuat tidak patuh terhadap protocol kesehatan yang membahayakan diri sendiri dan orang disekitarnya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dari tim melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah SDN Mojoagung dan sekaligus membagikan hansanitizer kepada civitas di SDN Mojoagung. Tim melakukan kontrak waktu untuk melakukan health education pencegahan covid 19 via google meet pada para guru, wali murid dan warga sekitar sekolah. Acara penyuluhan berjalan lancar. Peserta sangat antusias mengikutinya.  Setelah dilakukan penyuluhan hasilnya terjadi peningkatan pengetahuan dan kesadaran dalam penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid 19


Author(s):  
Jinten Jumiati ◽  
Syamsumin Kurnia Dewi

ABSTRAK Latar Belakang. Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan prevalensi gangguan perkembangan pada anak usia 0-5 tahun masih tinggi. Gangguan ini akan semakin kompleks jika tidak terdeteksi secara dini dan mendapatkan penanganan yang tepat. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini gangguan perkembangan pada siswa Pusteblume Daycare Yogyakarta. Target dan luaran program ini adalah: diketahuinya capaian perkembangan setiap siswa, terdeteksinya gangguan perkembangan siswa dan rujukan ke ahlinya secara dini, guru pengasuh/ pendamping dan orang tua memahami capaian perkembangan anak dan dapat memberikan stimulasi yang sesuai. Metode. Program ini dilaksanakan terhadap 32 siswa Pusteblume Daycare Yogyakarta pada bulan November 2019. Untuk mendeteksi gangguan perkembangan anak digunakan Denver Development Screening Test (DDST) II versi Bahasa Indonesia. Sesudah deteksi, dilakukan sesi konsultasi dan edukasi kepada guru pendamping masing-masing siswa. Hasil. Persentase siswa dengan suspect keterlambatan perkembangan ringan: motorik kasar (6,25%), bahasa (9,37%), motorik halus (12,50%), dan personal-sosial (3,12%). Terdapat 1 siswa yang dirujuk ke terapis wicara terkait keterlambatan perkembangan bahasa. Guru dan orang tua telah diedukasi tentang bagaimana menstimulasi siswa berdasarkan capaian perkembangannya. Simpulan. Mayoritas siswa Pusteblume Daycare Yogyakarta memiliki capaian perkembangan yang normal. Kata kunci: deteksi dini, perkembangan anak, DDST II  ABSTRACT Background. Previous studies showed the prevalence of developmental disorders in children aged 0-5 years is still high. This disorder will be more complex if it is not early detected and got the appropriate intervention. Therefore, this program aimed to detect early developmental disorders of Pusteblume Daycare Yogyakarta students. The target and output of this program were: students' developmental achievements were known, students' developmental disorders were early detected and referred to the expert, teachers and parents understood their child's development and providing appropriate stimulation. Methods. This program was carried out on 32 students of Pusteblume Daycare Yogyakarta in November 2019. The Denver Development Screening Test (DDST) II-Indonesian version was used to detect the developmental disorder. After the detection, consultation and the educational session were carried out for the teachers accompanying each student. Results. Students suspected of mild delay in development were: gross motoric (6.25%), language (9.37%), fine motoric (12.50%), and personal-social (3.12%). One student delayed in language development was referred to the speech therapist. Teachers and parents were educated on how to stimulate the students based on their development achievement. Conclusion. Most Pusteblume Daycare Yogyakarta students have normal developmental achievements.  Keywords: early detection, child development, DDST II


Author(s):  
Basuki Rahmat

Aplikasi radiasi di berbagai bidang di Indonesia telah cukup meluas. Berdasar data Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang ditampilkan pada situsnya, sampai awal April 2015 telah diterbitkan sebanyak 12.189 izin pemanfaatan tenaga nuklir untuk 2.894 instansi di seluruh Indonesia. Dari seluruh izin dan instansi tersebut sebanyak 6.196 izin atau sekitar 50,8 % dan 2.061 instansi atau sekitar 71,2% merupakan izin dan instansi pemanfaatan di bidang medis. Data ini menggambarkan bahwa bidang medis merupakan bidang pemanfaatan nuklir yang terbesar di Indonesia. Selain membawa manfaat yang sangat besar, pemanfaatan tenaga nuklir diketahui pula memiliki efek yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Efek dari radiasi dapat berupa deterministik atau stokastik. Efek determinstik, yang saat ini sebutannya diganti menjadi efek radiasi jaringan, merupakan efek yang dapat terjadi pada suatu organ atau jaringan tubuh tertentu yang menerima radiasi dengan dosis tinggi, sementara efek stokastik merupakan efek akibat penerimaan radiasi dosis rendah di seluruh tubuh yang baru diderita oleh orang yang menerima dosis setelah selang waktu tertentu, atau oleh turunannya. Dengan adanya kedua jenis efek yang berbahaya tersebut maka setiap aplikasi radiasi di Indonesia harus diatur dan diawasi secara ketat secara internal oleh bagian keselamatan dan kesehatan kerja dari instansi atau perusahaan yang memanfaatkan radiasi tersebut, dan secara eksternal oleh BAPETEN yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan tersebut. Kata Kunci : radiasi, kedokteran nuklir, efek stokastik,  dosis radiasi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document