Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

48
(FIVE YEARS 48)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Poltekkes Kemenkes Mataram

2715-0496

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Yuliana Yuliana ◽  
Ryka Juaeriah ◽  
Widya Putriastuti ◽  
Dyeri Susanti

Berdasarkan data UNICEF pemberian cakupan ASI masih rendah, pada tahun 2012 hanya 39% bayi <6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, angka tersebut tidak mengalami kenaikan sampai tahun 2015, hanya 40% cakupan pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia. Hal ini belum sesuai dengan target WHO yaitu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sebesar 50%. Hasil wawancara terhadap 5 ibu balita di wilayah RW 08, 10, 14 Kelurahan Cibeber mengatakan bahwa sudah memberikan makanan pendamping ASI sebelum anak berusia 6 bulan. Beberapa ibu mengeluhkan tidak memberikan ASI ekslusif karena bekerja. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang belum paham terkait pemberian ASI ekslusif. Melihat kondisi ini dibutuhkan suatu upaya pengabdian masyarakat berupa pembentukan kelompok pendukung ibu sebagai suatu strategi pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di wilayah RW 08, 10 dan 14 Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cibeber Cimahi Selatan. Sasaran kegiatan yaitu kader Posyandu dan ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Sebelum dilakukan intervensi ditemukan hanya 30% ibu yang memberikan ASI eksklusif, sebanyak 50% ibu memberikan ASI dicampur susu formula, sisanya hanya memberikan susu formula. Setelah dilakukan intervensi melalui kader pendamping ASI, ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif meningkat menjadi 70%, dan 20% ASI masih dicampur susu formula, sedangkan sisanya sebanyak 10% tidak memberikan ASI. Masih terdapat ibu yang belum 100% memberikan ASI eksklusif, menjadikan kegiatan pengabdian masyarakat ini masih harus dilanjutkan dan dilakukan pemantauan oleh tim pengabdi masyarakat. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kebidanan pada ibu menyusui terutama oleh profesi bidan melalui pendekatan peran serta masyarakat yaitu kader


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Syajaratuddur Faiqah ◽  
Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti

Air Susu Ibu (ASI) sudah menjadi salah satu program dari World Health Organization (WHO) bagi anak sejak dilahirkan sampai bayi mampu mencerna asupan lain setelah usia enam bulan. Zat-zat yang terkandung dalam ASI dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, dan untuk kekebalan tubuh bayi terhadap beberapa penyakit serta mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya  Data Riset Kesehatan Dasar dijelaskan bahwa 67,5% ibu gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya karena kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga puting susu sering lecet dan retak. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar. Indonesia menunjukkan persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada anak umur 6 bulan (30,2%). Adapun proses mulai menyusu pada anak 0-23 bulan pada tahun 2010 dan 2013 bahwa proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini) kurang dari satu jam mengalami peningkatan dari 29,3 % (2010) menjadi 34,5 % (2013). Persentase nasional tahun 2013 proses mulai menyusu kurang dari satu jam (IMD) setelah bayi lahir adalah 34,5%, dengan persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan terendah di Papua Barat (21,7%). Sedangkan tahun 2018 proses IMD setelah bayi lahir adalah 58,2%, dengan persentase di Nusa Tenggara Barat (58%). Berdasarkan masalah tersebut diatas perlu diberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Hamil Tentang Posisi Dan Perlekatan Pada Saat Menyusui dalam upaya Meningkatkan Keberhasilan Asi Eksklusif di Kelurahan Dasan Cermen. Sasaran adalah ibu- ibu hamil di kelurahan Dasan Cermen sebanyak 18  orang. Hasil kegiatan edukasi dan demonstrasi   tentang posisi dan perlekatan pada saat menyusui pada ibu hamil adanya respon positif dari peserta dengan bahwa yang berpengetahuan baik sebanyak 27,78 % saat dilakukan pre test menjadi 66,67 % pada saat post test. Sedangkan keterampilan baik pada saat pre test didapatkan 11,11%  menjadi 44,44% pada saat post test


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Ni Putu Karunia Ekayani

Salah satu bentuk memberikan rangsangan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak lebih optimal dapat diakukan memalui pemberian pijat bayi. Tindakan pijat bayi secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi dapat merangsang pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional bayi. Namun teknik pijat bayi yang tepat belum banyak diketahui oleh masyarakat. Survey pendahuluan di Dusun Berembeng Timur diperoleh hampir semua orang tua beranggapan bahwa pijat bayi lebih cendrung dilakukan oleh dukun pijat. Orang tua belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana cara memijat bayi yang benar sehingga mereka tidak melakukan pemijatan secara mandiri. Tujuan pengabdian pada msyarakat ini adalah diharapkan orang tua dapat mengetahui stimulasi perkembangan  sesuai dengan usia bayi dan cara melakukan pijat bayi yang tepat sehingga memiliki kesadaran untuk melakukan stimulasi perkembangan bayinya dan melaksanakan pijat bayi secara rutin. Sasaran kegiatan ini adalah orang tua yang memiliki balita usia 1-12 bulan di Dusun Brembeng Timur Desa Karang Bayan Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan sejumlah 30 orang. Metode kegiatan yang digunakan adalah teknik ceramah, diskusi dan demonstrasi cara atau teknik pijat bayi. Hasil Kegiatan adalah sasaran seluruhnya mengikuti penyuluhan tentang simulasi perkembangan dan mampu melakukan teknik pijat bayi yang diajarkan dengan baik dan adanya peningkatan tingkat pengetahuan peserta tentang stimulasi perkembangan. Keterampilan pijat Bayi pada peserta bervariasi sesuai dengan tingkat Pendidikan peserta dan pengalaman peserta dalam merawat bayi dan melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Diharapkan orang tua dapat menerapkan teknik pijat bayi secara teratur dan mandiri di rumah masing-masing sesuai teknik yang telah diberikan.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Dian Aby Restanty ◽  
Yuniasih Purwaningrum

Usia dini disebut sebagai usia keemasan merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini salah satunya dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi salah satunya sayur dan buah. Konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia dan anak usia sekolah pada khususnya masih rendah. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang manfaat dan pengolahan sayur dan buah agar menarik bagi anak. Selain itu memberikan penguatan kepada Guru PAUD dalam rangka penerapan kurikulum dengan tujuan pengenalan sayur dan buah. Kegiatan ini dilakukan di Pos PAUD Alamanda 66 Banjarsengon Kabupaten Jember bersama 29 ibu balita dan 12 orang guru PAUD. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan, pelatihan guru, lomba mewarnai sayur dan buah bagi anak, lomba menciptakan menu variatif berbahan dasar sayur dan buah, serta pembagian bibit sayur dan buah


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Fitra Arsy Nur Coryah

Syndrom menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% diJepang dan Indonesia. Berdasarkan data WHO jumlah wanita menopause di Asia melonjak dari 107 juta jiwa akan menjadi 373 juta jiwa, SehinggaAsia merupakan wilayah dengan jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia.Menurut Depkes RI (2009) hingga saat ini wanita Indonesia yang memasuki masa menopause sebanyak 7,4% dari populasi. Selain itu, Depkes RI memperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata 49 tahun yang mengalami menopause. Jumlah tersebut meningkat menjadi 11% pada 2005, Kemudian, naik lagi sebesar 14% pada 2015.Desa Jelantik wilayah kerja Puskesmas ubung Kabupaten Lombok Tengah memiliki 10 posyandu lansia, yang sampai saat ini aktif melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan lansia. Jumlah  Ibu-ibu yang telah mengalami menopause usia 40 – 72 tahun yaitu sebanyak 516 yang mengikuti posyandu lansia dan tersebar di wilayah kerja puskesmas ubung. Hasil Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat diperoleh 50 responden ibu menopause yang menikuti pelaksanaan kelas edukasi dan konseling syndrome menopause. Hasil evaluasi  menggunakan kuesioner tingkat kecemasan dan syndrome menopause. Syndrome menopause yang dialami ibu termasuk dalam kategori sedang sebanyak 20 orang (40%), sedangkan dari hasil konseling bahwa ibu menopause sering mengalami kecemasan sebanyak 22 orang (44%). Pada saat evaluasi materi 85 % peserta, mampu menjawab pertanyaan tentang syndrome menopause yang dialam


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Durrotun Munafiah ◽  
Eni Kusyati ◽  
Sa’adah Mujahidah
Keyword(s):  

Bangsa Indonesia melalui keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 menetapkan bencana nasional non alam pada kasus  Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) . Bencana nonalam ditetapkan karena  meningkatnya jumlah korban, meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, kerugian harta benda, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia. Suatu kebijakan normal baru agar dampak yang terjadi tidak menimbulkan krisis yang terus memanjang, pemerintah menetapkan kebijakan pemberian vaksinasi. Mengingat pentingnya  membentuk kekebalan kelompok di masyarakat, maka diperkirakan setidaknya 70% dari populasi masyarakat indonesia atau setara dengan 182 Juta jiwa harus mendapatkan Vaksin COVID-19 dengan dosis dua kali penyuntikan. Sumber Daya Manusia/Pelaksana Vaksinasi COVID-19 Meliputi jumlah tenaga kesehatan yang akan terlibat dalam proses vaksinasi dan kelompok prioritas yang akan menerima Vaksinasi COVID-19. Pengabdian ini membantu pemerintah kota semarang dalam mencapai target sasaran vaksinasi yang telah ditetapkan. Pelaksaan kegiatan ini dengan melibatkan diri menjadi tim vaksinator dari persiapan, pelaksanaan vaksin sampai pencatatan pelaporan data. Hasil kegiatan   target sasaran vaksinasi dosis 1 adalah 1.305.077 warga sudah menembus 1.319.451, sedangkan untuk dosis 2  telah mencapai 909.208 suntikan .  Jenis vaksin yang diberikan Sebagian besar adalah Sinovac dan sebagian kecil terdiri dari Moderna, Astra Zeneca dan Sinopharm 


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Ika Yudianti ◽  
Dessy Amelia ◽  
Sheilla Tania Marcelina ◽  
Nur Eva Aristina

Kesehatan generasi masa depan sebagian besar ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak berada di dalam rahim. Akses ke perawatan antenatal yang memadai, terutama pada awal kehamilan, akan mampu mencegah terjadinya komplikasi. Perawatan antenatal saat ini umumnya lebih berfokus pada risiko-risiko medis, sehingga perlu berevolusi untuk memasukkan faktor non-medis dan psikologis, serta lebih menjangkau semua bagian masyarakat. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku Kesehatan Ibu Anak (KIA) melalui Kelas Ibu Hamil. Kegiatan ini dilakukan di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan peserta semua ibu hamil berjumlah 10 orang. Metode pemberdayaan ibu hamil dan keluarga dalam persiapan persalinan dan kelahiran bayi ini adalah dengan menyelenggarakan Pengayaan Kelas Ibu Hamil. Penilaian kegiatan dilakukan dengan melakukan analisis hasil angket dan nilai tes dari jawaban ibu hamil yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan kelas ibu hamil pada setiap pertemuan. Metode analisis yang digunakan merupakan analisis deskriptif. Penilaian dari ibu hamil adalah sebagian besar peserta kelas ibu hamil mengalami peningkatan tes. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan ibu hamil di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Ati Sulianty ◽  
Najla Fitriana ◽  
Luk Luk Azriani
Keyword(s):  

Kejadian flour albus di Indonesia menurut data BKKBN 2009, sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Donatila Novrinta Ayuningtyas (2011) pada remaja putri di SMA Negeri 4 Semarang angka kejadian keputihan sangat tinggi 96,9% responden mengalami keputihan dan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi terutama tentang keputihan dan personal hygiene pada diri responden masih sangat kurang. Pelaksanaan pengabdian masyarakat untuk remaja putrid di Dusun Bagek Nunggal Timur Kecamatan Lingsar Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Lingsar dapat disimpulkan berhasil sampai tahapan pengetahuan   yang baik walaupun masih ada yang masuk dalam kategori kurang ,keberhasilan ini ditunjukkan antara lain oleh adanya kesesuaian materi dengan kebutuhan para remaja putri  tentang personal hygiene untuk mencegah terjadinya flour albus selain itu terdapat respon yang positif dari peserta mengingat kegiatan pengabdian pada masyarakat ini merupakan kebutuhan remaja putri karena menjadi masalah disetiap bulannya. Pada hasil akhir pengabdian masyarakat terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan remaja putri saat pre tes  kategori baik sebanyak 25 % naik menjadi 70 %


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
AASP Chandradewi ◽  
I Nyoman Adiyasa

Pemberian Makanan Tambahan pada anak sekolah (PMT-AS) berupa jajanan  dalam pelaksanaannya banyak ditemui hambatan terutama aspek-aspek penting dalam PMT diantaranya keterampilan dalam penggunaan bahan pangan lokal masih terbatas, kurang bervariasi serta standar gizi makanan jajanan yang disajikan masih memerlukan peningkatan.Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan status gizi anak sekolah melalui pendampingan PMT-AS berbasis pangan lokal. Kegiatan dilaksanakan di SDN1 Karang Bayan dengan jumlah sasaran 10 orang ibu rumah tangga dan  20 orang anak SD. Pendapingan dilakukan tiga kali dengan metode praktek dan ceramah. Untuk mengetahui hasil pendampingan dilakukan penilaian terhadap pengetahuan dan ketrampilan ibu tentang PMT dan produk yang dihasilkan. Produk hasil praktek diberikan kepada anak selama 3 bulan, penilaian status gizi anak menggunakan Z-skor. Untuk menganalisis dampak pendampingan terhadap pengetahuan dan ketrampilan ibu dan status gizi anak dengan mempergunakan uji Wilcoxon. Hasil pendampingan menunjukkan ada peningkatan rata-rata pengetahuan dan ketrampilan dari 52 menjadi 75 dan secara signifikan bermakna (p=0.005), begitu pula dengan status gizi anak dari gizi kurang menjadi normal (p=0.000). Pendampingan pada ibu dalam pembuatan biscuit untuk PMT dapat meningkatkan asupan zat gizi anak sekolah sehingga berdampak pada peningkatan status gizi


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti ◽  
Intan Gumilang Pratiwi

Praktik pernikahan remaja perempuan terjadi hampir di semua wilayah Indonesia, prevalensi pernikahan remaja perempuan usia 16 dan 17 tahun masih mengalami peningkatan secara konsisten. Pernikahan remaja memberikan beberapa efek pada ekonomi, kesehatan reproduksi, dan kesejahteraan remaja perempuan. Pernikahan remaja perempuan telah menghilangkan hak-hak dan membuat mereka memikul tanggung jawab sebelum waktunya dan rentan terhadap perceraian ataupun tindak kekerasan. Masalah kehamilan remaja menjadi semakin konkret jika dikaitkan dengan kecenderungan peningkatan angka kematian ibu. Pasalnya, hamil terlalu muda merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya angka kematian ibu. Hamil, melahirkan, dan memiliki bayi pada usia remaja merupkan risiko bagi ibu dan bayi sekaligus. Komplikasi diantaranya eklamsia, anemia, kelahiran prematur, perdarahan bahkan kematian ibu dan bayi. Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Kabaupaten Lombok Barat tahun 2018, jumlah perkawinan dibawah 20 tahun pada perempuan sebanyak 1.038 kasus dan laki-laki 357 kasus, dengan kasus pernikahan usia 15-18 tahun mencapai 60 kasus di Kecamatan Narmada. Tingginya kehamilan dan kelahiran pada usia remaja bisa dicegah dengan menunda pernikahan usia dini sampai dengan usia reproduksi sehat dengan mengoptimalkan peran teman terdekat.Metode yang digunakan focus group discussion (FGD), Ceramah, Penyuluhan, pendampingan pada remaja. Hasil pengabdian pengetahuan remaja pada kelompok intervensi meningkat pada post -tes 95 % remaja berpengetahuan baik setelah diberikan intervensi oleh teman sebaya. Kesimpulan yaitu ada pengaruh pendidikan kesehtan yang dilakukan oleh teman sebaya pada remaja kelompok intervesi. Saran perlunya advokasi kepada pihak terkait pada  kurikulum terintegrasi dengan mata pelajaran topik pendidikan kesehatan reproduksi dan pernikahan usia dini


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document