Journal of Humanity and Social Justice
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 13)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Indonesia Social Justice Network

2657-148x

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 38-52
Author(s):  
Fitri Ciptosari ◽  
Titi Susilowati Prabawa ◽  
Bele Antonius

Artikel ini mengeksplorasi perkembangan pariwisata internasional di daerah kurang berkembang dan melihat hubungannya dengan pembangunan daerah di Delha, Rote. Kritik terhadap pariwisata internasional menjadi landasan teori dalam mengkaji dampak positif dan negatif dari hadirnya pembangunan pariwisata di tengah kehidupan masyarakat lokal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menganalisa hasil wawancara yang dilakukan kepada 16 informan terdiri dari 6 informan kunci dan 10 informan pendukung. Informan kunci diantaranya adalah petani rumput laut dan wisatawan residensial. Petani rumput laut memiliki keistimewaan dalam penelitian ini karena sebagai pengguna pantai yang livelihood nya banyak bersinggungan langsung dengan pariwisata residensial. Selain itu, suara petani rumput laut mewakili kelompok marjinal yang suaranya jarang didengar oleh pemangku kepentingan pariwisata dan para pembuat kebijakan. Sementara itu, komposisi informan yang terdiri dari informan lokal dan asing ditujukan untuk mendapatkan perspektif yang seimbang tentang hubungan keduanya. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari Juli hingga Oktober 2017. Temuan menunjukkan bahwa hadirnya pariwisata residensial di Delha dengan pembangunan villa - villa  pribadi telah berkontribusi positif mentransformasi wilayah Delha melalui transfer knowledge,  membuka lapangan kerja dan sumber pendapatan baru. Namun demikian, penelitian ini juga mempertimbangkan konsekuensi negatif dari perkembangan pariwisata residensial yang  semakin ekspansif seperti berkurangnya kepemilikan lahan oleh masyarakat lokal dan ancaman terhadap mata pencaharian lokal. Hal ini membuktikan bahwa segala bentuk privatisasi dan penggunaan lahan secara masif justru akan mengancam keberlanjutan masyarakat lokal di masa mendatang. Pembangunan semestinya membuka seluruh akses ekonomi bagi masyarakat luas tanpa ada diskriminasi, ini adalah dasar bagi demokrasi ekonomi yang melandasi pembangunan ekonomi secara inklusif dan adil bagi semua pihak.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23-37
Author(s):  
Asruddin Asruddin ◽  
Nimawati Syariah

Abstrak   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur pengeluaran rumah tangga nelayan pancing yang dikaitkan dengan kemiskinannya. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango mulai bulan Agustus sampai dengan Desember 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah survai dengan sampel 32  rumah tangga nelayan sebagai responden yang dipilih secara simple random sampling  sesuai dengan tujuan penelitian menggunakan daftar pertanyaan sebagai alat pengumpulan data. Data dianalisis dengan menghitung pengeluaran rumah tangga dan mengaitkannya dengan pendekatan garis kemiskinan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk bahan makanan sebesar Rp 1.196.875,-/bln atau sebesar 61,63%, dengan rata-rata pengeluaran pangan perkapita adalah Rp 436,254,-/bln. sedangkan rata-rata pengeluaran rumah tangga non makanan sebesar Rp 745.313,-/bln atau sebesar 38, 37%.. Sementara itu rata-rata total pengeluaran rumah tangga perbulan adalah sebesar Rp 1.942.188,-/bln  dengan rata-rata total pengeluaran rumah tangga perkapita sebesar Rp 720.644,-/bln. Terkait dengan garis kemiskinan yang ditinjau dari  kriteria garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Sajogyo, maka di Kecamatan Kabila Bone tidak terdapat rumah tangga nelayan pancing yang berada di kategori rumah tangga paling miskin, untuk kategori rumah tangga miskin sekali terdapat sebanyak 9,38%, untuk kategori rumah tangga miskin sebanyak 21,88% dan yang termasuk bukan kategori rumah tangga miskin adalah sebesar 68,75%. Kata Kunci : Pengeluaran  Rumah Tangga, Nelayan Pancing, Kemiskinan


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 15-22
Author(s):  
Latifah Latifah

Hery Yanto The, anggota ISJN yang kini menjadi pengajar di China juga mengemban misi sebagai duta bangsa. Tidak hanya memperkenalkan Indonesia di China, dia juga berperan mengenalkan budaya dan masyarakat China ke masyarakat Indonesia, terutama melalui pendidikan bahasa dengan kesadaran budaya. Di penghujung tahun 2019, Hery menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Colors of the Bamboo Land : Poems about Four Seasons in China. Dari judul ini Hery tidak hanya ingin menunjukkan kondisi pergantian cuaca di China, tapi secara lebih dalam dia ingin menunjukkan keragaman dan keindahan ekspresi anak muda China tentang semestanya. Buku ini merupakan apresiasi Hery terhadap kerja keras anak didiknya, mahasiswa tahun pertama di Zhejiang Yuexiu University of Foreign Language (ZYUFL).  Apresiasi terhadap buku puisi kumpulan karya anak muda China ini merupakan salah satu kontribusi terhadap gerakan global untuk menyuarakan isu-isu sosial. Di samping penguasaan keterampilan berbahasa, buku ini menjadi media bagi anak-anak muda untuk mengungkapkan refleksinya atas pandangan dunianya, masalah-masalah sosial yang dirasakan begitu dekat dalam kehidupan sehari-hari.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
HERMAN HERMAN
Keyword(s):  

Public Speaking (komunikasi publik) merupakan teknik berbicara kepada sekelompok orang secara terstruktur yang bertujuan untuk memberi informasi dan mempengaruhi pendengar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi public speaking training terhadap samanera dan atthasilani di Padepokan Dhammadipa Arama Batu. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui dampak public speaking training terhadap samanera dan atthasilani di Padepokan Dhammadipa Arama Batu. Riset ini dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan public speaking samanera dan atthasilani Padepokan Dhammadipa Arama Batu ternyata masih rendah dan tidak ada standardisasi terhadap kualitas public speaking Samanera dan Atthasilani. Hal ini dikarenakan kurang adanya pembimbing dan pelatihan public speaking.  Temuan lain adalah adanya komunikasi dua arah samanera dan atthasilani dengan masyarakat dalam memaparkan tema ceramah yang lebih bersifat kontekstual. Hal ini berbeda dengan negara-negara Buddhis, seperti Thailand, Myanmar, dan Srilanka yang budaya komunikasinya lebih bersifat tekstual.   Kata kunci: Public speaking training, samanera, atthasilani.Buddhis, komunikasi publik


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 185-204
Author(s):  
Elina Lestari Saputri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelayanan pendidikan bagi penyandang disabilitas pada perguruan tinggi di Kota Makassar dilihat dari dimensi indikator pelayanan menurut Shevlin (2004) yaitu tantangan fisik, tantangan Informasi dan tantangan tes masuk perguruan tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah  kualitatif deskriptif dengan jumlah Informan berjumlah 9 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan belum maksimal, semua tantangan belum dapat terakomodir dengan baik. Perguruan tinggi cenderung belum memahami dengan baik peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan panduan layanan yang telah dikeluarkan oleh Permenristekdikti pada tahun 2017. Kata Kunci : Disabilitas, Layanan Pendidikan, Perguruan Tinggi


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 168-184
Author(s):  
Ghinia Anastasia Muhtar ◽  
Talha Dangkua ◽  
Irawan Matalapu

Abstrak Tulisan ini mengkaji mengenai perkembangan peri-urban (wilayah pinggiran kota) dari segi aspek fisik dan sosial secara spasial di Kota Makassar, pada tahun 2006 dan tahun 2017. Wilayah penelitian meliputi 14 kecamatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis overlay, pembobotan dan spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama rentang 11 tahun (2006-2017) telah terjadi perubahan tipologi di beberapa kecamatan yang awalnya tipologi Peri-urban Sekunder (PUS) menjadi Peri-urban Primer (PUP) yaitu pada Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea, sehingga menyebabkan semua kecamatan di Kota Makassar telah berada pada kategori PUP. Perubahan ini memberikan dampak nyata bagi masyarakat Kota Makassar yang telah tinggal di Makassar sebelum tahun 2006 sampai dengan 2018. Dampak nyata tersebut antara lain bangunan-bangunan yang tinggi sehingga menghalangi sinar matahari yang masuk kedalam rumah-rumah penduduk dan bertambahnya jumlah kendaraan di jalan yang menyebabkan kemacetan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Kota Makassar untuk menata Kota Makassar, sehingga masyarakat leluhurkota Makassar yang telah tinggal sangat lama di kota Makassar masih dapat merasakan adanya originalitas dari Kota Makassar sejak dahulu sampai generasi yang akan datang.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 145-167
Author(s):  
Sulsalman Moita ◽  
Damsid Damsid ◽  
La Ode Monto ◽  
Sarmadan Sarmadan

Masyarakat menilai bahwa potret dunia pendidikan kita semakin buram. Pendidikan akhir-akhir ini dinilai sarat dengan muatan intelektualistik dan materialistik, yang mengesampingkan nilai-nilai moral budaya dan budi pekerti dalam membentuk karakter siswa, sehingga menghasilkan siswa yang pintar tetapi tidak bermoral. Fakta ini menjadi tantangan bagi para pendidik dan para praktisi pendidikan, termasuk menjadi tantangan bangsa Indonesia. Penerapan nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran menjadi urgen untuk dilakukan daripada penambahan mata pelajaran pendidikan karakter sebagai mata pelajaran baru. Pengintegrasian pendidikan karakter pada mata pelajaran selain agama dan pendidikan kewarganegaraan harus mengembangkan kegiatan yang memiliki dampak pengiring berkembangnya karakter positif siswa. Penelitian yang dilaksanakan di Kabupaten Konawe Kepulauan bertujuan: mengkaji bentuk nilai-nilai karakter yang perlu diiintegrasikan pada proses pembelajaran; dan menganalisis peran guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter melalui penerapan model-model pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Integritas nilai-nilai karakter terhadap model-model pembelajaran, menempatkan posisi kepala sekolah dan guru sebagai faktor determinan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa sebagian guru terutama pada jenjang pendidikan SMP dan  SMU/SMK mampu menerapkan studi integritasi nilai-nilai karakter melalui model-model pembelajaran, yang kemudian menghasilkan karakter yang diperlukan baik sebagai siswa maupun sebagai anggota masyarakat, seperti karakter kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu pada model pembelajaran berbasis masalah. Kemudian karakter toleransi, karakter demokratis, karakter bersahabat/komunikatif, karakter peduli sosial pada model pembelajaran kooperatif. Karakter jujur, religus, peduli sosial, peduli lingkungan pada model pembelajaran deduktif (satu arah). Pada kondisi yang lain, guru-guru pada jenjang pendidikan SD lebih banyak menerapkan model pembelajaran deduktif (modeling), akan sulit mengelaborasi nilai-nilai karakter siswa. Kata Kunci: Integritas, Nilai Karakter, Pendidikan, Model Pembelajaran


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 96-115
Author(s):  
Suharia Sarif ◽  
Nurul Aini N. Pakaya
Keyword(s):  

Tujuan penilitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Muhadasah pada peserta didik Prodi Sastra Arab Universitas Muhammadiyah Gorontalo 2) Untuk mengetahui kemampuan Muhadasah peserta didik Prodi Sastra Arab Universitas Muhammadiyah Gorontalo 3) Untuk mengungkapkan permasalahan apa saja yang menjadi problematika pembelajaran Muhadasah pada peserta didik Prodi Sastra Arab Universitas Muhammadiyah Gorontalo.             Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan linguistik dan pedagogik. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi kepada para dosen, peserta didik,  ketua jurusan dan para koordinator kegiatan peserta didik Prodi Sastra Arab Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Data dianalis melalui reduksi data, display data dan verifikasi data.             Hasil Penelitian menunjukan bahwa: 1) Bentuk pelaksanaan pembelajaran Muhadasah pada Peserta didik Prodi Sastra Arab Universitas Muhammadiyah Gorontalo dilakukan dengan beberapa teknik pembelajaran yaitu :  pemberian kosakata, latihan tanya jawab, latihan menebak kata, latihan menyusun dan menyambung kalimat, latihan bermain peran, latihan mengidentifikasi kalimat, bercerita berdasarkan topik, latihan percakapan. Adapun metode yang digunakan tidak terfokus pada satu metode saja melainkan disesuaikan dengan materi pembelajaran maupun kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan. Akan tetapi media pembelajaran yang digunakan masih menggunakan media yang seadanya. 2) Kemampuan mereka dalam mengimplementasikan bahasa Arab dalam kesehariannya masih sangat minim sekali. Faktor penghambatnya berasal dari faktor linguistik yakni kemampuan peserta didik itu sendiri dalam berbahasa dan non lingustik berasal dari luar kemampuan peserta didik dalam berbahasa seperti : pengajar, media, lingkungan dan hal lainnya yang menghambat pelaksanaan pembelajaran tersebut.  


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 72-94 ◽  
Author(s):  
Aswin Baharuddin ◽  
Rial Ashari Bahtiar ◽  
Seniwati Ismail

This article aims to explain the strategy of implementation of the Right to the City campaign by the organization of Kota Kita in Indonesia. Also, this study also aims to determine the opportunities and challenges of the Right to the City campaign in Indonesia. The research method used is a descriptive-analytic method. Data obtained through literature review and literature studies in the form of books, journals, documents, and various other sources. Data were analyzed qualitatively, while quantitative data were used as a support to clarify qualitative analysis. The results of this study indicate that there are several strategies implemented by Kota Kita in the implementation of the Right to the City campaign in Indonesia. The strategy involves utilizing transnational coalitions, campaigns through forums, campaigns through capacity building, working with governments and transnational organizations, as well as research and publications. Opportunities in Right to the City campaign by Kota Kita in Indonesia are public enthusiasm, the existence of the Global Platform for the Right to the City as a transnational coalition, and the government's cooperative role. Meanwhile, the challenge faced is that there is no legal basis for Right to the City explicitly.  


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 17-32
Author(s):  
Tuti Bahfiarti ◽  
Arianto Arianto ◽  
Jeanny Maria Fatimah

Abstrak Interpersonal communication involves the exchange of verbal and non-verbal messages that can directly affect the sender and recipient of the message. The context of interpersonal communication can be applied to opinion leaders and minority groups in direct interaction. Relationship between opinion leaders and minority groups have differences in religion, beliefs, culture, and customs can be applied through open interpersonal communication, empathy, and equality. The goal is to maximize the role and opinion leader function of the majority group, namely the Toraja ethnic group in interacting with the Bugis ethnic minority group of Makassar for social harmonization in a multicultural and multiethnic society. The research method approaches the constructivism paradigm. Methods of data collection through Focuss Group Discussion, observation, and in-depth interviews. Furthermore, the data collected in the analysis uses a qualitative approach to generalize the conclusions of the results of data analysis inductively. Informants were determined through purposive sampling based on high opinion leader interaction levels with individuals or groups outside their ethnicity, with the aim that the informants interviewed had a wealth of insight and extensive knowledge about ethnic opponents, and had experience of associating with individuals or groups outside their ethnicity. 3 informants were chosen in Toraja Regency and 3 in Makassar City, and 7 Bugis Ethnic Makassar who interacted directly with opinion leaders and the community in the majority group. The results of the study found that interpersonal communication was carried out by open opinion leaders, empathy, and equal attitudes. Opinion leader applies the concept of interpersonal communication with minority groups through interpersonal communication skills, such as the ability to imitate, identification skills, and the ability of sympathy with minority groups dominated by ethnic Bugis Makassar and the majority group dominated by ethnic Toraja. The obstacle factor of interpersonal communication between opinion leaders and minority groups is first, barriers to the status effect, perceptual distorsion barriers, and barriers to cultural differences on minority groups that have different cultures, religions and social environments.    


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document