Jurnal Teknik Kimia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sriwijaya - Pusat Inovasi Pembelajaran Unsri

0853-0963

2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 70-79
Author(s):  
Untung Waluyo ◽  
Aldi Ramadhani ◽  
Alvina Suryadinata ◽  
Lia Cundari

 Abstrak Minyak goreng yang digunakan secara berulang pada temperatur tinggi akan menyebabkan penurunan mutu dan nilai gizi pada makanan yang digoreng. Penggunakan minyak secara berulang juga akan berdampak buruk bagi kesehatan. Perbaikan kualitas minyak goreng dapat dilakukan dengan berbagai cara sehingga minyak dapat digunakan kembali secara aman. Perbaikan kualitas dapat dilakukan dengan cara pemurnian dengan menggunakan sejumlah adsorben. Pemurnian minyak goreng bekas secara adsorpsi menggunakan berbagai adsorben dengan berbagai variasi suhu dan waktu kontak telah dipelajari. Proses adsorpsi dilakukan pada minyak goreng bekas yang dikontakkan dengan sejumlah adsorben. Mahalnya harga adsorben kimia membuat para peneliti mengembangkan adsorben alami yang berasal dari limbah pertanian. Terdapat beberapa limbah pertanian yang memiliki potensi sebagai adsorben. Limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai adsorben dalam adsorpsi minyak goreng bekas yaitu seperti karbon aktif dari tempurung kelapa, karbon aktif dari tandan kosong kelapa sawit, karbon aktif dari kulit sukun, bentonit, mengkudu, arang aktif dari kulit pisang kepok, arang aktif dari biji kelor, arang aktif biji salak, arang aktif dari ampas tebu, adsorben dari pati aren, dan biji alpukat. Kapasitas adsorpsi dari beberapa jenis adsorben berbeda-beda bergantung pada struktur, konsentrasi adsorbat, jumlah adsorben, tingkat keasaman, kondisi operasi, dan waktu kontak.


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 62-69
Author(s):  
Farida Ali ◽  
Tuti I. Sari ◽  
Andi A. Siahaan ◽  
Al-Kautsar D. Arya ◽  
Tri Susanto

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan Natural Rubber (NR) dan Epoxidation Natural Rubber (ENR-46) dengan kompatibiliser Chlorprene Rubber (CR) pada aplikasi kompon termoplastik Poly Vinyl Chloride (PVC) dan Nitrile Butadiene Rubber (NBR), variabel penelitian meliputi ENR-46/PVC/NBR/CR, NR/PVC/NBR/CR dan CR-NR/PVC/NBR, CR-ENR-46/PVC/NBR. Parameter pengujian sifat fisik-mekanik : Hardness (Shore A), Tensile Strength (Mpa), Elongation at Break (%) dan ketahanan terhadap pelarut minyak (n-Pentane, Toluene, Hexane dan Pertalite). Hasil penelitian didapatkan untuk sifat fisik-mekanik, semakin banyak penambahan NR Kekerasan kompon termoplastik akan menurun, Tensile Strength dan Elongation at Break kompon akan meningkat begitu juga dengan CR-NR. Tetapi berbanding terbalik hasilnya untuk ENR-46 dan CR-ENR-46. Pengujian Ketahanan terhadap pelarut minyak semakin banyak penambahan ENR-46 Ketahanan kompon termoplastik terhadap pelarut akan meningkat, hasil yang sama juga pada CR-ENR-46. Tetapi berbanding terbalik hasilnya dengan penambahan NR dan CR-NR pada kompon termoplastik.


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 42-53
Author(s):  
Lia F. Ramadhani ◽  
Imaya M. Nurjannah ◽  
Ratna Yulistiani ◽  
Erwan A. Saputro

Tempurung kelapa dapat di tingkatkan nilai ekonominya dengan dijadikan sebagai karbon aktif. Sebelum dijadikan karbon aktif, tempurung kelapa dijadikan arang supaya mempunyai sifat lebih baik daripada bahan dasarnya. Karbon aktif merupakan arang yang telah dipadatkan melalui proses aktivasi, sehingga memiliki sifat daya serap yang lebih baik. Proses pembuatan karbon aktif melalui proses pirolisis yang dilanjutkan dengan proses aktivasi mampu memperbesar pori-pori pada arang tersebut sehingga meningkatkan daya serap. Ada beberapa macam teknologi aktivasi diantaranya aktivasi fisika dan aktivasi kimia. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui teknologi aktivasi fisika beserta kelebihan dan kekurangannya, sehingga bisa menjadi acuan dalam pemilihan proses di pabrik aktivasi karbon. Aktivasi fisika merupakan proses aktivasi dengan cara memutuskan ikatan karbon dari senyawa organik pada suhu tinggi dan bantuan CO2 dan uap. Gas-gas tersebut berfungsi untuk memperluas struktur pori-pori arang sehingga meningkatkan luas permukaannya, menghilangkan substansi yang mudah menguap, serta menghilangkan tar atau hidrokarbon pengotor pada arang. Aktivasi fisika memiliki kelebihan antara lain tidak menggunakan bahan kimia, biaya pembuatannya yang relatif lebih murah, waktu proses relatif lebih singkat dan yield arang yang dihasilkan lebih besar. Aktivasi fisika juga memiliki beberapa kekurangan seperti struktur pori arang yang dihasilkan kurang baik dan dalam prosesnya memerlukan suhu tinggi.


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 54-61
Author(s):  
Lia Cundari ◽  
Leonardo R. Ginting ◽  
Teddy Suryadinata ◽  
Luthfiyah A. Sayyidah ◽  
Althaf Taufiqurrahman ◽  
...  
Keyword(s):  

Air limbah dari produksi kain Jumputan yang menggunakan pewarna sintetik berbahaya bagi lingkungan. Limbah cair tersebut dapat diolah dengan menggunakan karbon aktif berbahan baku biji pinang hias (Cyrtostachys lakka). Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan proses karbonisasi pada suhu 500oC, diaktifkan menggunakan larutan HCl 0,5 M, dan diperkecil ukurannya hingga 60 mesh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi awal umpan terhadap waktu jenuh dan persen zat warna terserap, dan untuk menentukan performa kolom adsorpsi yang dioperasikan secara kontinyu berdasarkan analisa kurva breakthrough dari model kinetika adsorpsi. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Thomas, Yoon-Nelson, dan Adam-Bohart. Penelitian dilakukan pada kolom adsorpsi fixed-bed terbuat dari pipa PVC dengan dimensi berupa tinggi 60 cm, diameter 5 cm, tinggi bed 15 cm. Limbah cair yang digunakan berupa larutan pewarna sintetik menggunakan pewarna direct dengan perbandingan antara pewarna, air, dan asam asetat adalah 16,2 gr: 20 l: 10 ml. Larutan pewarna ini diumpankan dari bagian atas kolom dengan laju alir 10 ml/menit. Variasi pada penelitian ini adalah konsentrasi awal larutan pewarna yaitu 500, 1000, 1500, dan 2000 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin pekat konsentrasi awal limbah cair maka kolom akan lebih cepat jenuh tetapi zat warna yang berhasil diserap akan semakin banyak. Model kinetika Thomas dan Yoon-Nelson dapat memprediksi kurva breakthrough untuk semua variabel konsentrasi pewarna dengan nilai regresi 0,910-0,955 dan nilai error (SS) 0,009-0,297, sedangkan untuk model Adam-Bohart hanya dapat memprediksi kurva breakthrough untuk konsentrasi 2000 ppm.


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 80-87
Author(s):  
Budi Santoso ◽  
Aura Nabilla ◽  
Sri Rahayu ◽  
Aprillena T. Bondan ◽  
S. Selpiana

Bahan baku pelunak kompon karet umumnya banyak yang berasal dari minyak bumi (petroleum oil), yaitu jenis minyak mineral dengan kelemahan, antara lain tidak bersifat ramah lingkungan, dapat menyebabkan iritasi, korosif, dan bersifat karsinogenik. Alternatif lain yang dapat digunakan yaitu minyak nabati, salah satunya seperti minyak biji ketapang (Terminalia catappa). Proses ekstraksi biji ketapang dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan soxhlet dan memanfaatkan microwave pretreatment untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil ekstraksi minyak biji ketapang. Pada penelitian ini, waktu radiasi dalam microwave pretreatment yang digunakan bervariasi, yaitu 0, 2, 4, 6, dan 8 menit dengan massa biji ketapang 20, 40, dan 60 gram. Berdasarkan hasil yang didapatkan, diketahui bahwa peningkatan waktu radiasi dalam microwave pretreatment dapat meningkatkan persentase yield minyak yang dihasilkan. Adapun pengaruh massa diketahui mengalami peningkatan pada massa 40 gram dan mengalami penurunan pada massa 60 gram. Persentase yield minyak yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 50,233-60,187%. Pengujian sifat fisik dan kimia ditinjau dari densitas dan angka asam untuk mengetahui pengaruh variasi yang digunakan terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Densitas minyak ketapang paling tinggi sebesar 0,90112 gr/mL dan densitas minyak paling rendah sebesar 0,8568 gr/mL. Angka asam minyak terendah 1,7799 mg KOH/g minyak dan angka asam tertinggi 5,1463 mg KOH/g minyak.


2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 37-41
Author(s):  
Enggal Nurisman ◽  
Zulfa Syafira ◽  
Fatina Shania

Setiap industri petrokimia memerlukan kebutuhan steam dan air sebagai unit penunjang prosesnya. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam sistem utilitas diperlukan cooling tower sehingga air pendingin dapat digunakan kembali  selama proses berlangsung. Penggunaan cooling tower dalam industri dinilai penting, sehingga perlu peninjauan mengenai evaluasi kinerja cooling tower. Evaluasi kinerja cooling tower dilakukan berdasarkan perhitungan  jumlah losses, neraca massa dan neraca panas, efisiensi termal, serta efisiensi kerja untuk mengetahui kondisi dan kinerja dari cooling tower dalam proses pendinginan. Hal ini dapat menjadi pertimbangan teknis  pihak industri untuk operasional maupun perawatan lebih lanjut. Setelah melalui pengamatan di lapangan, diperoleh hasil perhitungan aktual yang menunjukkan efisiensi thermal cooling tower pada unit amoniak dan urea berkisar antara 74%-78,70%. dan masih sesuai dengan  efisiensi termal secara desain  sebesar 74 % dan 75,82 %. Sedangkan efisiensi kerja cooling tower unit amoniak maupun unit urea berdasarkan data aktualnya, yaitu berkisar 71,429%-83,537% dan sesuai dengan data desainnya yaitu 71,4 %. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kinerja cooling tower masih beroperasi dengan baik dan masih layak digunakan dalam proses industri


2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 22-26
Author(s):  
Nur H. T. Molek ◽  
Saputri A. Renelda ◽  
S. Syaiful

Pencemaran udara dapat dikategorikan sebagai pencemaran yang sangat berbahaya dan juga memberikan dampak yang cukup besar bagi lingkungan disekitarnya. Cyclone dan electrostatic precipitator (EP) adalah contoh alat yang dapat mengurangi pencemaran udara di industri semen. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja cyclone dan EP. Perhitungan kinerja cyclone ditinjau dari jumlah putaran dalam gas dan diameter partikel, dan kinerja EP ditinjau dari kecepatan migrasi partikel dan resistivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan evaluasi dengan menggunakan data aktual. Data tersebut berupa laju alir, densitas, diameter partikel, kecepatan gas inlet, data desain EP dan Cyclone, serta emisi partikulat dan kondisi alat pada saat operasi. Hasil evaluasi menunjukkan effisiensi cyclone sebesar 95,5% dan EP sebesar 98,72%. Kedua nilai efisiensi ini masih memenuhi standar efisiensi alat, yang berarti kinerja cyclone dan EP tersebut masih baik.


2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 12-21
Author(s):  
A. Annisah ◽  
Muhammad Subhan

Proses regenerasi telah dilakukan terhadap bentonit dan zeolit bekas yang merupakan limbah padat. Limbah padat berasal dari sisa kegiatan penelitian di laboratorium yang digunakan sebagai adsorben dalam penyisihan logam berat pada pengolahan limbah cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari adsorben dan mengetahui efektifitas dari bentonit dan zeolit hasil regenerasi untuk menyerap logam mangan dan besi yang terdapat dalam limbah cair. Limbah cair laboratorium yang diuji bersifat asam dengan pH 2,84, keruh dan berwarna kuning kecoklatan dengan kadar logam mangan 2,3487 mg/l dan besi 2,7934 mg/l. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan metode adsorpsi sistem batch. Adsorben sisa diregenerasi menggunakan larutan HCl. Morfologi dan komposisi dari adsorbent sebelum dan setelah regenerasi dianalisa menggunakan SEM-EDS. Untuk kandungan mangan dan besi dianalisa menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Variabel penelitian terdiri dari rasio bentonite : zeolite bekas, kecepatan pengadukan, dan waktu kontak. Karakteristik adsorben menggambarkan permukaan yang bersih dan terang dengan luas permukaan (porositas) yang besar dan terjadi penurunan persentase massa dari beberapa elemen yang terkandung dalam bentonit dan zeolite. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan kadar logam mangan sebesar 97,45 % pada rasio adsorben 1:3, waktu kontak 60 menit dan kecepatan pengadukan 150 rpm. Untuk logam besi terjadi penurunan sebesar 95,81% pada komposisi adsorben 3:1 pada waktu kontak 60 menit dan kecepatan pengadukan 150 rpm. Uji selanjutnya menunjukkan bahwa air limbah bersifat netral dan tidak berwarna. Adsorbent hasil regenerasi masih efektif untuk menurunkan kadar logam mangan dan besi dari limbah cair laboratorium.


2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Susila Arita ◽  
Muhammad Rifqi ◽  
Tirtasakti Nugoroho ◽  
Tuty E. Agustina ◽  
Fitri Hadiah

Perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia semakin berkembang pesat mengingat Indonesia merupakan penghasil terbesar kelapa sawit dunia. Hal ini juga perlu mempertimbangkan penanganan limbah yang dihasilkan. Limbah cair kelapa sawit berpotensi dijadikan biodiesel karena masih mengandung asam lemak bebas dan trigliserida. Angka asam bahan baku sebesar 80 perlu diturunkan dahulu dengan esterifikasi karena dapat menurunkan kualitas dan yield biodiesel jika langsung di tranesterifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatkan limbah cair kelapa sawit untuk dijadikan biodiesel serta mengetahui kualitas biodiesel (angka asam, %yield, densitas) yang dihasilkan dilihat dari pengaruh jumlah katalis H2SO4 yang digunakan. Pembuatan biodiesel dilakukan dengan esterifikasi dengan variasi katalis H2SO4 (1,25; 1,35; 1,45; 1,55; dan 1,65 % (v/v)) pada suhu 60oC selama 2 jam. Transesterifikasi dilakukan dengan suhu 60oC selama 1 jam dengan katalis NaOH 1,5% (b/b) dan metanol 35% (b/b). Hasil optimum jumlah H2SO4 untuk penurunan angka asam adalah dengan rasio katalis 1,55% dengan hasil angka asam biodiesel menurun dari 80 menjadi 0,52. Yield optimum yang diperoleh sebesar 75,14% untuk variabel katalis 1,35%. Densitas biodiesel untuk semua variabel telah memenuhi SNI 7182:2015 direntang 0,8608-0,8619 (g/ml).


2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Fitri Hadiah ◽  
Tri Meliasari ◽  
Heryanto

Konsumsi minyak goreng masyarakat Indonesia hingga 2017 mencapai 2,36 juta ton. Angka tersebut menunjukkan ketersediaan minyak jelantah yang sangat besar. Minyak jelantah yang telah melalui proses adsorpsi dapat bernilai ekonomis, salah satunya menjadi bahan baku untuk industri biodiesel. Adsorben yang digunakan adalah serbuk biji kelor tanpa karbonisasi (BK) dan bentonit (B). Bentonit dikombinasikan dengan serbuk biji kelor sebagai pembanding dan untuk mencari kombinasi rasio yang tepat diantara keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan BK dan B dalam mengadsorpsi zat-zat yang tidak diinginkan di dalam minyak jelantah, serta untuk mengetahui isotherm adsorpsi dari proses tersebut. Sebanyak 50 g minyak jelantah dicampurkan dengan 25 g adsorben dengan variasi rasio massa BK dan B sebesar 100:0, 75:25, 50:50, 25:75 dan 0:100. Aktivasi biji kelor menggunakan NaOH 1 N dan bentonit menggunakan HCl 1 N, pada suhu 90C dan kecepatan pengadukan 100 rpm. Proses adsorpsi dilakukan pada temperatur 70C dengan kecepatan pengadukan 200 rpm. Lama variasi kontak adsorpsi yaitu 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Hasil terbaik pada variasi rasio BK:B yaitu 0:100, lama adsorpsi 120 menit dengan angka asam sebesar 2,77 mg KOH/g, viskositas sebesar 50,3162 mm2/s, densitas sebesar 4,5605 kg/m3, konsentrasi akhir sebesar 8,718× 10-7 M serta kapasitas adsorpsi sebesar 2,694× 10-6 mg/g. Hal ini menunjukkan bahwa bentonit saja lebih baik dalam mengadsorpsi minyak jelantah daripada biji kelor saja atau kombinasi keduanya. Pemurnian minyak jelantah ini mengikuti isoterm Freundlich dengan nilai R2 yang lebih besar daripada isoterm Langmuir.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document