JURNAL WIDYA BIOLOGI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

22
(FIVE YEARS 22)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Hindu Indonesia

2655-6456, 2086-5783

2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 68-75
Author(s):  
I Made Dwi Hendrayana ◽  
Ni Putu Rahayu Artini ◽  
Desak Putu Risky Vidika

Pestisida adalah suatu zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama.Keracunan akibat terpapar pestisida dapat menyebabkan bentuk abnormalitas padaprofil darah pada petani seperti hemoglobin dan hematokrit. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct) petani sayur penggunapestisida di Desa Gubug, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Rancanganpenelitian ini adalah rancangan deskriptif yaitu menampilkan nilai rata-rata hasilpengujian dan standar deviasi. Pengambilan darah dilakukan pada 30 petani sayurlaki-laki dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa random sampling.Kadar hemoglobin dan hematokrit diukur dengan alat Hematologi Analyzer. Dari hasilpenelitian didapatkan bahwa kadar rata-rata Hb petani sayur pengguna pestisida diDesa Gubug, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan sebesar 13,5 ± 0,1 g/dl, dansebanyak 11 orang (36,7%) menderita anemia. Kadar rata-rata hematokritnya sebesar39,8 ± 0,2%, dengan sebanyak 12 orang (40%) dengan kadar yang rendah. Simpulanbahwa sebanyak 36,7% petani sayur pemakai pestisida di Desa Gubug, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan menderita anemia dan sebanyak 40% menderita kadarhematokrit (Hct) yang rendah.


2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Hendra-Wibawa I P.A. ◽  
Kurniawan A. ◽  
Adjie B.
Keyword(s):  

Dioscorea hispida atau yang lebih dikenal dengan nama Gadung adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku Dioscoreaceae. Umbi Dioscorea memiliki peran yang unik dalam masyarakat baik sebagai bahan pangan, maupun obat tradisional. Kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi dari Dioscorea menjadikannya salah satu bahan pangan alternatif. Umbi D. hispida dapat dikonsumsi, dijadikan keripik atau makanan olahan pengganti nasi setelah diolah terlebih dahulu. Umbi dari D. hispida diketahui beracun karena mengandung alkaloid, karena itu sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan insektisida dan rodentisida alami. Selain itu umbi Dioscorea dapat pula dimanfaatkan sebagai obat salah satunya karena memiliki kandungan steroidal sapogenin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi kandungan gizi D. hispida yang berasal dari beberapa wilayah di Pulau Bali dan Lombok, serta untuk mengetahui apakah terdapat variasi genetika pada D. hispida yang mungkin dipengaruhi oleh adanya perbedaan tempat tumbuh pada kedua pulau tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbedaan tempat tumbuh tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas kandungan gizi D. hispida. Perbedaan tempat tumbuh hanya berpengaruh terhadap kandungan kalsium oksalat, dimana kandungan kalsium oksalat D. hispida yang berasal dari Bali nyata lebih rendah dibandingkan dengan yang berasal dari Lombok. Hasil uji lanjutan pada level Provinsi menunjukkan bahwa kadar kalsium oksalat dari Bali Timur lebih rendah dari Bali Barat dan Utara. DNA kloroplast trnL-trnF dan DNA inti pgiC yang diuji tidak menunjukkan adanya variasi sekuensnya. 


2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 30-40
Author(s):  
Wardani N. P. I. P. P ◽  
Adiputra I. G. K ◽  
Suardana A. A. K.

Beras merupakan kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Produk pertanian seperti beras merah (Oryza nivara) yang disimpan di dalam gudang akan memperoleh gangguan hama (Sitophilus oryzae L). Beras yang terserang hama ini biasanya butirannya menjadi tidak utuh dan bisa remuk seperti tepung sehingga kualitasnya menurun. Pada umumnya pengendalian hama kutu beras (Sitophilus oryzea L) masih menggunakan pestisida kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya adalah pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas beras. Oleh karena itu diperlukan pengganti pestisida kimia tersebut dengan pestisida yang bahan dasarnya dihasilkan dari tanaman atau sering disebut pestisida nabati sebagai alternatif pengurangan penggunaan pestisida kimia. Salah satu tanaman tersebut adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) yang memiliki kandungan senyawa kimia yaitu alkaloid, safonin, flavonoid, tannin, polifenol dan minyak atsiri. Kandungan senyawa tersebut dapat dijadikan alternatif untuk mengusir serangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas serbuk daun pandan wangi dalam mengendalikan kutu beras pada beras merah dan mengetahui dosis serbuk daun pandan wangi yang efektif dalam mengendalikan kutu beras pada beras merah. Penelitian ini dilakukan 2 eksperimen yaitu eksperimen I dan eksperimen II dengan perlakuan dosis serbuk daun pandan wangi yaitu 0, 50 dan 100 gram dalam waktu 6, 12 dan 18 jam. Masing – masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Perbedaan antara eksperimen I dan eksperimen II adalah pada penempatan kutu beras. Hasil penelitian pada eksperimen I di akhir pengamatan menunjukkan jumlah rata - rata kutu beras sebanyak 7,5; 55 dan 45%, sedangkan pada eksperimen II di akhir pengamatan menunjukkan jumlah rata - rata kutu beras sebanyak 5; 15 dan 27,5% untuk dosis serbuk daun pandan wangi 0, 50 dan 100 gram. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa serbuk daun pandan wangi dapat dijadikan alternatif dan efektif dalam mengendalikan kutu beras pada beras merah dan eksperimen I lebih efektif digunakan daripada eksperimen II. Serta dosis serbuk daun pandan wangi 50 gram sudah efektif digunakan untuk menolak kutu beras dengan jumlah beras merah 100 gram. 


2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Sumarya I M. ◽  
Euis Dewi Yuliana
Keyword(s):  

Sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman obat yang banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat Bali yang dikenal dengan loloh. Loloh air rebusan (decoction) daun sirih mengandung senyawa aktif hidroksikavikol memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi, antiflatlet efek, dan inhibitor cox1/cox2. Penyakit jantung infark miokard (MI)) merupakan komplikasi aterosklerosis akibat dari aktivasi dan agregasi trmbosit (platelet) dalam pembentukan trombus vascular. Dalam tinjauan ini akan dibahas potensi loloh air rebusan daun sirih sebagai obat tradisional untuk mencegah penyakit jantung infark miokard. Dari hasil-hasil penelitian dilaporkan bahwa loloh air rebusan daun sirih mengandung senyawa aktif hidroksikavikol (HC). Senyawa aktif hiroksikavikol dari daun sirih dapat menghambat asam arakidonat (AA) dan kolagen yang menginduksi agregasi platelet (trombosit) serta produksi tromboksan B2 (TXB2). Disamping itu juga dapat membersihkan ROS dan menghambat singnal kalsium platelet. Berdasarkan hal-hal tersebut disimpulkan bahwa loloh air rebusan daun sirih sebagai obat tradisional berpotensi dapat mencegah penyakit jantung infark miokard.


2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 20-29
Author(s):  
Sudiartawan I P. ◽  
Arya Bawa I P. ◽  
Juliasih N. K.
Keyword(s):  

Salah satu sumber air untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah sumur gali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran Coliform dan E.coli pada air sumur gali disekitar Tempat Pemotongan Ternak Banjar Keden, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2019. Pengambilan sampel air sumur gali menggunakan metode stratified systematic unligned sampling, yaitu jarak dan tempat pengambilan sampel air sumur gali dari stasiun pegambilan sampel satu ke titik sampel yang lain tidak dalam bentuk garis lurus. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif komparatif, mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum dan Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Hasil penelitian untuk cemaran bakteri Coliform menunjukan bahwa dari 10 (sepuluh) sampel penelitian, terdapat 3 (tiga) sampel yang nilainya telah melampaui nilai baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No.16 Tahun 2016, dari 10 (sepuluh) sampel penelitian menunjukan semua masih berada dibawah baku mutu lingkungan. Hasil penelitian untuk cemaran bakteri E. coli untuk 10 (sepuluh) sampel penelitian menunjukkan hasil 0/100 ml dan masih dibawah nilai baku mutu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 dan Peraturan Gubernur Bali No.16 Tahun 2016. 


2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 41-51
Author(s):  
Suanda I W ◽  
Suarda I W ◽  
Ratnadi N. W.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk Trichoderma sp. dari media yang berbeda terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai dan untuk mengetahuni pada jenis media tumbuh yang dapat memberikan petumbuhan yang paling optimal. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali dari bulan April sampai bulan Juni 2018. Penelitian dengan perlakuan P0 (tanpa pupuk Trichoderma sp.), P1 (pupuk Trichoderma sp. dari media talas), P2 (pupuk Trichoderma sp. dari media singkong), P3 (pupuk Trichoderma sp. dari ketela malem), P4 (pupuk Trichoderma sp. dari media jagung), P5 (pupuk Trichoderma sp. dari media kentang) yang diulang masing-masing sebanyak empat kali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bibit cabai merah besar varietas Megatop F1 dengan jumlah 100 tanaman dan sampel sebanyak 72 tanaman yang telah berumur 3 minggu dimana setiap kelompok berisi 3 tanaman cabai rawit. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang tinggi dan jumlah daun tanaman cabai rawit. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis varian (ANAVA) dengan uji F dan taraf signifikansi 5% yang dilanjutkan dengan uji BNT. Berdasarkan hasil analisis ada pengaruh pupuk Trichoderma sp. dari media tumbuh yang berbeda terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai besar. Hasil analisis yang memberikan pengaruh paling efektif dan pertumbuhan yang paling optimal diperoleh pada perlakuan P4 (Trichoderma sp. dari media jagung).  


2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 60-67
Author(s):  
Melia-Arisanti N. K. ◽  
Sumarya I M. ◽  
Arsana I N.

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif sehingga terjadi kelebihan gula di dalam darah (hiperglikemia). Diabetes Melitus merupakan penyebab utama penyakit ginjal stadium akhir. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kadar gula darah merupakan faktor risiko penyakit ginjal pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di poli dalam RSUD Bangli. Penelitian Survei Case Control dengan pendekatan retrospektif dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2018 di bagian rekam medik RSUD Bangli terhadap 326 pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Kelompok Kasus dengan penyakit ginjal dan Kelompok Kontrol tanpa penyakit ginjal dengan mencek kadar gula darahnya. Analisis data secara statistik dengan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% untuk menentukan faktor resiko Odd Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara kadar gula darah yang tinggi dengan penyakit ginjal pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dan kadar gula darah yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ginjal sebesar 3,480 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar gula darah rendah pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 (OR=3,480; CI 95% = 1,889-6,412; p=0,0001). Simpulan kadar gula darah yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ginjal pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Bangli


2020 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 52-59
Author(s):  
Arisandi Arisandi ◽  
Arsana I N. ◽  
Sudaryati N.L.G.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi ukuran dan jenis kelamin ikan hiu karang sirip hitam (Carcharhinus melanopterus). Penelitian dilaksanakan menggunakan metode observasi lapangan. Sampel didapat dari sepuluh perusahaan eksportir ikan hiu di Provinsi Bali. Variabel yang diukur adalah panjang tubuh dan jenis kelamin ikan hiu. Panjang tubuh diukur dari ujung mulut sampai dengan ujung ekor. Jenis kelamin dibedakan berdasarkan adanya claspers. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 208 ekor ikan hiu karang sirip hitam (Carcharhinus melanopterus) komoditas ekspor Bali. Sebanyak 149 ekor (71,63 %) ikan berjenis kelamin betina, dengan panjang tubuh rata-rata 48 cm. Sedangkan ikan hiu berjenis kelamin jantan sebanyak 59 ekor (38,37 %) dengan rata-rata berukuran 50 cm. Kesimpulan, komposisi ukuran tubuh dan jenis kelamin ikan hiu karang sirip hitam (Carcharhinus melanopterus) komoditas ekspor Bali bervariasi berdasarkan jenis kelamin.


2019 ◽  
Vol 10 (02) ◽  
pp. 135-147
Author(s):  
Ni Putu Sri Asih ◽  
Agung Kurniawan

Araceae atau keladi – keladian merupakan tumbuhan yang cukup familiar bagi masyarakat Bali. Selain sebagai tanaman hias, beberapa jenis juga digunakan sebagai obat, bahan upacara agama, pangan ataupun makanan ternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman dan potensi Araceae Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dan observasi. Berdasarkan data yang diperoleh, Bali diperkirakan memiliki 13 marga yang terdiri dari 21 jenis Araceae dan dua diantaranya merupakan tanaman introduksi. Sekian jenis Araceae tersebut memiliki potensi yang beragam bagi masyarakat Bali dan disajikan dalam bentuk tabel. Potensi tersebut diantaranya sebagai bahan pangan, upacara, tanaman hias, pakan ternak dan obat. Beberapa negara di luar Indonesia juga telah banyak menggunakan beberapa jenis Araceae tersebut dan disajikan dalam bentuk narasi.


2019 ◽  
Vol 10 (02) ◽  
pp. 99-112
Author(s):  
I Wayan Suanda
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi morfologis Trichoderma sp. isolat JB dan daya hambatnya terhadap jamur Fusarium sp. penyebab penyakit layu dan jamur akar putih (JAP) pada tanaman cengkeh dan tanaman asem. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Variabel observasi berupa karakteristik makroskopik, meliputi warna koloni, elevasi, bentuk tepi koloni dan karakteristik mikroskopis termasuk bentuk konidiofor, fialid dan konidia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma sp. isolat JB secara in-vitro pada umur 5 HSI mampu menghambat pertumbuhan koloni jamur Fusarium sp. penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi = 63,33%, tanaman kacang panjang = 50,66%, tanaman cabai 66,67%, tanaman tomat = 89,47% dan mampu menekan pertumbuhan koloni JAP pada tanaman cengkeh sebesar 90,14 % serta JAP pada tanaman asem sebesar 81,48%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document