Jurnal Chemurgy
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

47
(FIVE YEARS 28)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Mulawarman

2620-7435

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Mutiara Rante Tandung ◽  
Sayidina Nur ◽  
Mardiah Mardiah

Baterai logam udara merupakan sumber energi baru yang memiliki nilai energi yang tinggi. Komponen yang terdapat pada baterai logam udara yaitu elektroda (anoda, katoda) dan elektrolit. Anoda yang di gunakan pada penelitian ini adalah alumunium dan katoda udara yang digunakan adalah pemanfaatan abu boiler dari cangkang dan fiber dimana pada abu boiler ini  berpotensi untuk menjadi bahan katoda udara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi dari abu boiler sebagai material baterai alumunium udara, dan untuk mengetahui pengaruh jenis elektrolit NaOH; HCl; NaCl, konsentrasi larutan elektrolit 1 M; 2 M; 3 M dan berat abu boiler terhadap perolehan nilai tegangan dan arus baterai. Metodologi penelitian ini meliputi persiapan anoda dari alumunium lalu pembuatan katoda udara dengan bahan baku abu boiler, lalu perakitan batrai dengan susunan berlapis yaitu alumunium, kertas saring, abu boiler dan larutan elektrolit kemudian di lakukan pengukuran kuat arus dan tegangan dengan alat multimeter. Hasil dari penelitian ini adalah pengaruh berat karbon aktif dan konsentrasi larutan elektrolit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perolehan tegangan dan arus, dan untuk pengaruh jenis elektrolit memiliki pengaruh dimana hasil tegangan dan arus berturut-turut paling tinggi di tunjukkan pada larutan elektrolit NaOH. Kata Kunci : Baterai logam udara; baterai alumunium udara; abu boiler; elektrolit.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Elvania Br. Pandia ◽  
Hernawati Hernawati ◽  
Theresia Jari ◽  
Abdul Kahar

Limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan bahan yang dapat digunakan untuk memproduksi biogas menggunakan reaktor anaerobik. Dalam limbah cair kelapa sawit terdapat beberapa komponen penyusun yaitu Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Volatile Fatty Acid (VFA). Perubahan terhadap kandungan dalam limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) dipengaruhi oleh laju alir yang terjadi dalam bioreaktor anaerobik. Pada penelitian ini dilakukan variasi laju alir yaitu Q1 ambient 0 L/hari, Q2 6 L/hari, Q3 24 L/hari untuk mengetahui laju alir optimal dalam pengolahan LCPKS pada bioreaktor anaerobik. Pengamatan dilakukan secara rutin dan resirkulasi sampel POME dilakukan selama ± 6 jam/hari. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh laju alir terhadap perubahan kadar COD, BOD, dan VFA yang terkandung dalam LCPKS dengan menggunakan bioreaktor anaerobik. Hasil dari penelitian ini adalah laju alir optimal dalam penurunan kadar COD, BOD, dan VFA dalam LCPKS yaitu sebesar 24 L/menit, dimana semakin besar laju alir yang diberikan maka kadar penurunan COD dan BOD yang terkandung dalam limbah cair kelapa sawit akan semakin besar, hal tersebut juga berlaku pada pembentukan VFA pada limbah cair, hal ini disebabkan karena penambahan variasi laju alir dapat mempengaruhi proses degradasi bahan-bahan organik dalam limbah cair kelapa sawit. Kata Kunci : POME, laju alir, bioreaktor anaerobik, biogas, LCPKS.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Romi Andrian ◽  
Rizqi Lestari Ningrum ◽  
Mardiah Mardiah

Baterai logam udara merupakan salah satu sumber energi baru yang memiliki nilai energi yang tinggi. Komponen-komponen nya yaitu elektroda (katoda dan anoda) dan elektrolit. Anoda yang di gunakan pada penelitian ini adalah alumunium dan katoda udara yang digunakan adalah silika dari abu boiler pabrik kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui performa dari  silika sebagai material katoda udara dengan variasi anoda serta elektrolit yang digunakan. Metodologi penelitian ini meliputi persiapan anoda dari alumunium lalu pembuatan silika dari abu boiler sebagai katoda, lalu perakitan baterai dengan susunan berlapis yaitu alumunium, kertas saring, silika dan larutan elektrolit kemudian di lakukan pengukuran kuat arus dan tegangan dengan alat multimeter. Hasil dari penelitian ini adalah hasil pengukuran tegangan listrik dan kuat arus dengan multimeter menunjukkan bahwa variasi jenis larutan elektrolit yang paling besar adalah pada larutan elektrolit NaOH dengan nilai tegangan listrik paling tinggi 1,26 volt pada berat silika 3 gram dan konsentrasi elektrolit 1 M, dan nilai kuat arus paling tinggi pada larutan elektrolit HCl yaitu sebesar 5,17 mA pada silika 1 gram dengan konsentrasi elektrolit 3 M. Kata Kunci : Baterai logam udara, katoda udara, silika, abu boiler, elektrolit


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Fami Amalia Putri ◽  
Sarto Sarto ◽  
Ahmad Tawfiequrrahman Yuliansyah

Limbah Rumah Sakit memiliki senyawa polutan yang tinggi, beracun, dan bahkan ada yang bersifat radioaktif. Limbah yang paling banyak terdapat di Rumah Sakit yaitu limbah dalam bentuk cair yang mengandung limbah obat – obatan seperti jenis antibiotik, beberapa mikroorganisme patogen, dan kandungan logam berat yang dapat mencemari lingkungan hidup, mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah Rumah Sakit Kota Yogyakarta mempunyai kadar COD yang tinggi yaitu 421,03 mg/L dengan pH sebesar 7,3. Advanced Oxidation Process (AOPs) telah banyak terbukti dapat menurunkan kadar COD limbah industri maupun domestik. Pada penelitian ini, AOPs yang dipilih adalah Elektro – Fenton. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi operasi yang maksimum pada metode Elektro - Fenton dan mengetahui pengaruh dari parameter yang digunakan untuk menurunkan kadar Chemical Oxygen Demand (COD). Penanganan uji COD dilakukan untuk mengetahui pengurangan kadar oksigen pada air limbah agar sesuai dengan standar baku mutu air limbah Rumah Sakit yang dapat dibuang ke lingkungan yaitu sebesar 80 ppm. Proses Elektro – Fenton dilakukan secara batch, dengan variasi rasio H2O2/COD yang digunakan terdiri dari 2,125; 10; dan 19, 16 (g/g). Sedangkan variasi tegangan sebesar 3 volt, 4 volt, dan 5 volt. Kondisi maksimum diperoleh pada rasio H2O2/COD 10 (g/g) dan tegangan 4 volt dengan waktu kontak 60 menit. Kata Kunci : air limbah rumah sakit, elektro – fenton, proses oksidasi lanjutan, kebutuhan oksigen kimiawi, hidrogen peroksida


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Yulius Sitama Lewar ◽  
Herawati Herawati ◽  
Abdul Kahar

Limbah cair industri kelapa sawit yang paling utama adalah palm oil mill effluent (POME). POME dapatmerusak ekosistem perairan dan mengkontaminasi rantai makanan jika dibuang langsung ke saluranpembuangan tanpa diolah terlebih dahulu. Dalam limbah cair kelapa sawit terdapat beberapa komponenpenyusun diantaranya adalah Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), danVolatile Fatty Acid (VFA) yang dapat digunakan untuk memproduksi biogas dalam suatu reaktor anaerobik.Perubahan terhadap kandungan yang terkandung dalam limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) tersebutakan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah temperatur. Pada penelitian ini Temperatur yangdigunakan adalah temperatur ambient yaitu mengikuti temperatur lingkungan, temperatur 35˚C dantemperatur 45˚C, peningkatan temperatur bertujuan untuk mempercepat laju perombakan, sehinggamenghasilkan gas lebih optimal dan proses perombakan yang lebih efisien. Tujuan penelitian ini untukmengetahui pengaruh Temperatur terhadap perubahan kadar COD, BOD, dan VFA yang terkandung dalamlimbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Adapun persentase removal BOD, COD yaitu sebesar 83,96 %,84,02% dan untuk VFA tertinggi terdapat pada temperatur 35˚C yaitu sebesar 9.912,45.Kata Kunci : POME, temperatur, bioreaktor anaerobik, biogas


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Arista Dwi Rahmawati ◽  
Sarto Sarto ◽  
Muhammad Mufti Azis
Keyword(s):  

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh tegangan dan rasio [H2O2]/[COD] padapenurunan kebutuhan oksigen kimiawi (COD) pada pengolahan vinasse menggunakan Elektro-Fenton. Vinasse, salah satu limbah industri bioethanol memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dengan ditandai tingginya kadar COD hingga lebih dari 100 g/L. Proses Elektro-Fenton (EF) merupakan salah satu metode proses oksidasi lanjutan (AOP) untuk menurunkan konsentrasi senyawa organik beracun yang dapat menghambat pengolahan air limbah proses biologis dengan meningkatkan proses reaksi fenton yang memanfaatkan proses elektrokimia. Metode elektrokimia yang digunakan dalam penelitian ini yaitu elektrolisis dengan menggunakan elektroda besi. Penelitian ini mempelajari pengaruh tegangan dan rasio [H2O2]/[COD] untuk mengevaluasi efektivitas reaksi Elektro-Fenton. Hasil dari percobaan menggunakan reaksi Elektro-Fenton menunjukkan penurunan COD sebesar 59,25% pada tegangan 6 dan rasio [H2O2]/[COD] sebesar 0,7 yang menunjukkan bahwa perlakuan EF efektif untuk mereduksi bahan organik dalam vinasse yang dapat menghambat pengolahan air limbah proses biologis. Studi ini menghasilkan bahwa perlakuan Elektro-Fenton mampu menurunkan COD dalam vinasse dan mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh vinasse.Kata Kunci : proses oksidasi lanjutan, vinasse, elektro-fenton, wastewater treatment, kebutuhan oksigenkimiawi


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Helda Niawanti
Keyword(s):  

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang digunakan pada mesin diesel. Biodiesel dapat diproduksi dari berbagai jenis biomassa yang ada di alam. Pengolahan biodiesel adalah proses konversi dari trigliserida menjadi fatty acid metil ester (FAME). Metode produksi biodiesel berkembang dengan berbagai macam proses yang dipilih berdasarkan kondisi bahan baku dan kualitas biodiesel yang ingin dicapai. Produksi biodiesel dapat menggunakan metode konvensional seperti esterifikasi dengan katalis asam dan transesterifikasi dengan katalis basa. Selain itu juga terdapat metode baru seperti proses subkritis dan superkritis dengan tanpa adanya katalis. Metode umum pemurnian biodiesel adalah dengan proses wet washing dan dry washing, suatu metode konvensional untuk menghilangkan kotoran biodiesel seperti sabun, katalis, gliserol dan residu alkohol menggunakan air sebagai bahan pencuci. Selain itu, asam juga dapat digunakan sebagai bahan pencuci, seperti asam fospat, asam sulfat dan asam klorida. Dry washing merupakan metode pemurnian menggunakan resin penukar ion. Proses pemurnian biodiesel juga bisa dilakukan dengan menggunakan membran. Selain itu, juga ada cairan ionik dan pelarut eutektik yang terbentuk dari campuran garam halida organik dan senyawa organik yang bisa diaplikasikan dalam pemurnian biodiesel. Kata kunci: biodiesel, pemurnian, metode, FAME, bahan bakar


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Anasthasia Putri ◽  
Asalil Mustain

Perkembangan teknologi di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan berjalannya waktu, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Perkembangan ini juga dialami oleh industri oleochemical. Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan produk industri oleochemical terus meningkat. Salah satu produk yang dibutuhkan yaitu surfaktan yang banyak digunakan pada industri detergent, dimana salah satu jenis surfaktan anionik yaitu Metil Ester Sulfonat (MES). Proses pembuatan MES melalui beberapa tahap proses, meliputi proses sulfonasi, proses bleaching, proses netralisasi, dan proses pengeringan. Proses pembuatan MES dibedakan pada jenis reaktan yang digunakan pada proses sulfonasi. Pada proses sulfonasi, reaktan yang digunakan beupa oleum-H2SO4 atau SO3 direaksikan dengan Fatty acid methyl ester (FAME). Reaktan SO3 lebih banyak digunakan karena mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya dapat menghasilkan produk dengan yield tinggi serta bernilai ekonomis. Maka dari itu perlu dilakukannya pemilihan proses dalam pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES). Pendirian pabrik Metil Ester Sulfonat (MES) dari Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dipilih proses sulfonasi menggunakan reaktan SO3. Hal ini dikarenakan mempertimbangkan aspek teknis, operasi, dan ekonomis. Kata kunci: surfaktan anionik, methyl ester sulfonat, SO3


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Aldila Afini Rahima ◽  
Ernia Novika Dewi
Keyword(s):  

Kebutuhan etil asetat di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Etil asetat di industri banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dan bahan aditif untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin. Pemisahan campuran terner etil asetat/etanol/air tidak dapat dilakukan dengan distilasi konvensional karena adanya titik azeotrop. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan distilasi ekstraktif. Distilasi ekstraktif merupakan proses pemisahan campuran yang terkendala titik azeotrop dengan menambahkan zat ketiga yang bersifat non-volatile dan biasanya disebut sebagai solvent atau entrainer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh reflux ratio terhadap proses pemurnian etil asetat untuk mendapatkan etil asetat dengan kemurnian tertinggi. Simulasi dilakukan pada kolom distilasi ekstraktif dengan software CHEMCAD dan menggunakan model termodinamika NRTL. Hasil simulasi terbaik diperoleh pada reflux ratio 2,0 dengan kemurnian etil asetat 98% mol pada suhu 77oC dengan laju alir mol etil asetat sebesar 85,09 kmol/jam. Kata Kunci : CHEMCAD, distilasi ekstraktif, etil asetat, reflux ratio


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Nurhaning Ilmika Nugraheny ◽  
Ade Sonya Suryandari
Keyword(s):  

Gliserol merupakan produk samping dari biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi. Melalui reaksi esterifikasi gliserol dengan asam asetat akan membentuk triasetin. Triasetin merupakan bahan baku terbarukan serta ramah lingkungan yang dapat meningkatkan nilai oktan dan anti-knocking pada mesin mobil. Gliserol merupakan bahan baku utama yang dapat mempengaruhi kemurnian produk triasetin. Pengaruh konsetrasi umpan gliserol dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian triasetin. Kemurnian produk triasetin minimal 99,8% di tetapkan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan triasetin dengan kemurnian dan jumlah yang tinggi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan konsentrasi umpan gliserol pada simulasi ChemCAD. Simulasi dilakukan dengan mengutamakan penentuan konsentrasi gliserol pada aliran feed tank dengan melakukan trial mulai konsentrasi 90%. Hasil yang di dapatkan semakin tinggi konsentrasi gliserol akan dihasilkan jumlah produk triasetin yang semakin banyak, namun semakin tinggi konsentrasi gliserol akan di dapatkan produk triasetin dengan kemurnian rendah. Sehingga dari simulasi yang telah dilakukan konsentrasi gliserol optimum adalah 99% dan jumlah produk triasetin sebesar 2339 kg/jam dengan kemurnian 99,94%. Kata Kunci : ChemCAD, Feed Tank, Gliserol, Triasetin 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document