FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

41
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Bangka Belitung

2621-1440, 2338-2791

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Miskar Maini ◽  
Djoko Legono

Perencanaan bangunan hidraulik membutuhkan analisis yang komprehensif sehingga sarana standar pemodelan hidraulik untuk desain jenis struktur hidraulik terdiri dari model fisik hidraulik berskala sangat diperlukan. Batasan utama dari teknik eksperimental pada model fisik adalah efek skala yang terkait disebabkan oleh ketidakmungkinan untuk menyamakan semua rasio gaya dalam prototip dan model, terutama dalam pemodelan kekasaran n-Manning di saluran terbuka. Untuk mensimulasikan model fisik dari pemodelan kekasaran n-Manning di skala model hidraulik tentu harus dilakukan validasi terkait berbagai aspek aliran yang dilakukan dalam uji model fisik, skala prototip disimulasikan, dan efek skala diperiksa. Tujuan penelitian ini untuk merepresentasikan kekasaran n-Manning dengan tepat dari prototip ke skala model, Studi ini menginvestigasi sensitivitas yang didapat dari penggunaan kekasaran hidraulik untuk Persamaan Manning (n), dengan fokus pada akurasi dan batasan dari persamaan Manning. Nilai rata-rata penggunaan skala model kekasaran n-Manning yang didapatkan dari tes model sebesar 27,27% atau skala 1:27 (rasio Lr = 3,67), hasil ini sangat berbeda dari nilai ekpektasi penggunaan skala model yang direncanakan dengan skala 25% (1/4 dari prototip) atau skala 1:25 (rasio Lr = 4), sehingga terjadi deviasi sensitivitas rata-rata dengan persentase mencapai 2,27%. Sedangkan hasil nilai n-Manning ekspektasi didapatkan nilai rata-rata persentase sensitivitas sebesar 20,75% (1/5 dari prototip) atau skala 1:20 (rasio Lr = 5). Sedangkan analisis koefisien korelasi nilai n-Manning yang didapatkan nilai R2 = 0,648, MER =-31,5, dan RMSE= 0,0006. Semua penggunaan elemen kekasaran n-Manning yang dibuat dengan skala 1:25 (rasio Lr = 4) memberikan tingkat kesalahan rata-rata mencapai +31%.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 10-17
Author(s):  
Ngudiyono Ngudiyono ◽  
Hariyadi Hariyadi ◽  
Yuana Pratiwi Ningsih
Keyword(s):  

Pada elemen struktur beton bertulang, kuat lekat antara tulangan baja dan beton sama pentingnya dengan kuat tekan beton. Lekatan antara tulangan baja dan beton adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku elemen beton bertulang terutama pada saat mengalami keretakan. Kajian-kajian secara ekperimen dan numerik dengan program komputer berbasis metode elemen hingga (FEM) telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, namun kajian-kajian yang telah dilakukan masih menggunakan satu jenis variasi diameter, sedangkan pemodelan secara numerik dengan variasi diameter tulangan belum pernah dilakukan. Pada simulasi numerik dengan ABAQUS SE ini benda uji pengujian pull out dari hasil penelitian sebelumnya yaitu benda uji beton berbentuk silinder dengan dimensi 150 mm x 300 mm dan diameter tulangan (d) 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm dengan panjang penyaluran (l =10d) berturut turut 100 mm, 130 mm, 160 mm, 190 mm. Benda uji dimodelkan dengan 2 dimensi (2D) satu perempat lingkaran (Asymetric), interaksi tulangan baja dan beton dimodekan sebagai cohesive behavior. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa semakin besar diameter tulangan baja yang digunakan, nilai kuat lekat antara tulangan baja dan beton semakin menurun, model asymetric dan cohesive behavior dapat digunakan untuk memodelkan interaksi tulangan baja dan beton, dengan tingkat keakuratan cukup baik, dimana selisih nilai kuat lekat hasil pemodelan dan eksperimen yaitu antara 0.35% - 2.231%.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 18-28
Author(s):  
Ia Nadira Puhessti

Life cycle cost merupakan alat untuk mengontrol biaya dengan estimasi dasar dari awal perencanaan gedung, tidak sampai di perencanaan saja tetapi pemeliharaan setelah paskah pembangunan juga dihitung sesuai umur gedung, maka sangat penting untuk melakukan Life Cycle Cost Analysis pada awal perencanaan desain infrastruktur, terutama bangunan gedung. Berdasarkan konsep dari Life Cycle Cost ada enam tahapan dalam melakukan proyek konstruksi yaitu, tahap perencanaan, tahap perancangan, tahap pengadaan, tahap pelaksanaan, tahap pemeliharaan dan analisis nilai akhir. Untuk dapat menghitung Life Cycle Cost terdapat komponen yang terdiri dari biaya awal, biaya perawatan, biaya operasional,biaya penggantian dan perubahan fungsi, dan salvage value. Dengan adanya komponen tersebut dapat diketahui biaya yang akan dikeluarkan untuk tiap komponen atau elemen bangunan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apa itu Life Cycle Cost dan untuk menghitung biaya bangunan dengan jangka waktu 25 tahun dengan menggunakan metode Life Cycle Cost Analysiss. Studi dilakukan pada bangunan kost yang berada di Glagahsari, Yogyakarta. Estimasi biaya keseluruhan gedung dengan metode Life Cycle Cost yang dilakukan pada bangunan kos yang berlokasi di Glagahsari terbagi menjadi tiga kelompok estimasi biaya yaitu initial cost sebesar Rp. 1.261.887.141 dengan persentase 54,97%, maintanance cost sebesar Rp. 427.879.959 dengan persentase 18,64%, dan operational cost sebesar Rp. 605.914.200 dengan persentase 26,39%.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 29-37
Author(s):  
Siti Rahma ◽  
Goldie Melinda Wijayanti ◽  
Zenia F Saraswati
Keyword(s):  

Selain fasilitas fisik berupa gedung perkuliahan dan laboratorium, fasilitas berupa moda transportasi juga dibutuhkan untuk memudahkan pergerakan sivitas akademika dalam memenuhi kebutuhan akademik maupun non akademik. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan institusi teknologi negeri pertama di pulau Sumatera, yang berada di perbatasan kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung. Dari hasil survei diketahui bahwa sebesar 27% dari sivitas akademika yaitu yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan/staf, dan mahasiswa tidak memiliki kendaraan pribadi. Hal ini menimbulkan suatu permasalahan aksesibilitas yaitu tidak adanya angkutan umum yang melayani pergerakan internal bagi golongan captive tersebut. Dalam merencanakan angkutan layanan internal kampus, akan dilakukan beberapa analisis untuk mengetahui seberapa pentingnya sarana pergerakan internal di wilayah kampus ITERA, dan jenis kendaraan yang dapat melayani permintaan pergerakan yang terjadi. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa pergerakan internal kampus dilakukan oleh seluruh sivitas akademika ITERA, dengan waktu perpindahan puncak yaitu pada pukul 15.00-16.00 WIB. Dari analisis kondisi geometri eksisting, dapat diketahui bahwa lebar lajur pada ruas jalan lingkar internal ITERA yaitu melebihi 2,5 m yang artinya memadai untuk melayani pergerakan dengan jenis kendaraan mobil penumpang ringan atau Light Vehicle (LV) dan bus sedang atau besar sesuai dengan klasifikasi jenis kendaraan angkutan umum darat. Selain itu, dari golongan kelompok choice didapatkan lebih dari 50% responden yang menyatakan untuk bersedia menggunakan angkutan umum yang melayani pergerakan internal kampus ITERA apabila fasilitas tersebut telah tersedia.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 49-59
Author(s):  
Johan Syafri Mahathir Ahmad ◽  
Hafasatya Maharani Putri ◽  
Nurul Ainun Santoni ◽  
Sri Puji Saraswati

Berbagai macam teknologi telah diterapkan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik, namun tidak diketahui secara pasti realibitas dan kinerjanya. Penelitian ini membahas tentang realibilitas IPAL di Bulaksumur Residence untuk pemenuhan standar kualitas efluen jika efluen akan dibuang langsung ke lingkungan dan standar kualitas air kelas 4 jika efluen IPAL akan digunakan sebagai air penyiraman taman. IPAL beroperasi secara kontinyu dan kinerja IPAL diamati selama 82 hari. IPAL menggunakan sistem aerasi intermittent dengan memanfaatkan resirkulasi air limbah dengan pemasangan microbubble generator menunjukkan performa yang baik dan stabil. Efisiensi removal TSS, COD, PO4-P dan TN berturut-turut sebesar 68,9±12,9%, 78,4±9,8%, 45,3±8,6% dan 63,4±13,7%. Performa yang sangat baik juga terlihat pada efisiensi nitritasi, nitratasi dan denitrifikasi berturut-turut sebesar 83,1±7,9%, 97,6±2,0% dan 67,2±19,3%. Kualitas efluen untuk parameter TSS (4,6±3,4 mg/l), COD (13,9±6,6 mg/l) dan NH3-N (2,4±2,4 mg/l) menunjukkan realitibitas 100% baik untuk memenuhi standar kualitas air efluen maupun air kelas 4. Begitu pula untuk NO3-N (2,8±0,5 mg/l) juga menunjukkan realibilitas 100% untuk memenuhi standar kualitas air kelas 4. Sedangkan untuk NH3-N (2,4±2,4 mg/l) dan NO2-N (0,22±0,99) hanya menunjukkan realibilitas sebesar masing-masing 8,3%.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 38-48
Author(s):  
Ori Patinsyah ◽  
Muhammad Yusa ◽  
Gunawan Wibisono

Batubara merupakan salah satu bahan bakar yang sangat penting untuk keberlangsungan mesin bertenaga uap, baik itu pembangkit listrik maupun mesin industri. Selain itu, aktivitas penambangan yang aman sangat penting dalam proses penambangan, sehubung dengan pentingnya hal tersebut maka perlu dilakukan analisis stabilitas lereng dengan tujuan untuk mendapatkan lereng yang aman pada penambang agar kegiatan penambangan dapat berjalan dengan lancar. Metode analisis yang digunakan adalah dengan dibantu program Geoslope 2018 dimana pada analisis stabilitas akan dilakukan pada 3 lereng yaitu, lereng tunggal, lereng inter-ramp dan lereng keseluruhan. Hasil analisis stabilitas yang dilakukan pada lereng tunggal diperoleh, angka keamanan pada lapisan overburden D 1.606, untuk lapisan  seam D angka keamanan yang diperoleh adalah 2.045, pada lapisan interburden D-E perolehan angka keamanan sebesar 1.397,  pada lapisan seam E dari hasil analisis diperoleh angka keamanan 1.333, dan untuk lapisan underburden E hasil analisis lereng tunggal yang telah dilakukan diperoleh angka keamanan 1,396. Untuk analisi stabilitas lereng inter-ramp, angka keamanan pada lereng ramp 1 sebesar 2,194, pada lereng ramp 2 sebesar 1,260 dan pada lereng ramp 3 sebesar 1,191. Sehingga, dari analisis stabilitas lereng tunggal dan lereng inter-ramp dapat didesain dan dianalisis stabilitas lereng keseluruhan dan diperoleh angka keamanan sebesar 1.124 dengan kemiringan lereng tersebut adalah 15o  pada kedalaman 200 m.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 65-75
Author(s):  
Miskar Maini ◽  
Junita Eka Susanti

Sumber daya air kulong bekas penambangan timah mempunyai potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan. Pemanfaatan sumber air tersebut belum didasari pada prinsip nilai keandalan kulong itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar potensi keandalan kulong dalam pemanfaatnya. Penelitian ini dilakukan pada 7 (tujuh) lokasi kulong bekas penambangan timah dengan karakterikstik luas dan kedalaman kulong yang bervariasi. Karakterikstik luasan dan kedalaman Kulong diukur menggunakan Ecosounder remote sensing. Estimasi aliran yang masuk ke dalam badan kulong diperoleh dengan melakukan analisis ketersedian air menggunakan model NRECA. Simulasi keandalan kulong untuk masa 21 tahun ke depan (2017-2037) dilakukan dengan metode Standard Operating Rule (SOR) dengan memasukan debit sintesis hasil bangkitan data model Markov untuk musim ganda. Hasil penelitian menunjukan potensi ketersediaan debit rerata (Q) untuk Kulong Krasak, Q =7,24 ltr/s dengan keandalan 50% , Kulong Air PL, Q  =11,77 ltr/s dengan keandalan 85%, Kulong Kebintik, Q = 66,45 ltr/s dengan Keandalan 97%, Kulong Baja, Q = 63,02 ltr/s dengan keandalan 0%, Kulong Jongkong Ali, Q = 65,05 ltr/s dengan Keandalan 100%, Kulong Rumbiah, Q = 30,93 ltr/s dengan Keandalan 70%, Kulong Ijo, Q = 37,71 ltr/s dengan Keandalan 96%. Status imbangan air yaitu kebutuhan air total sebesar 297,98 ltr/s, sedangkan ketersediaan air di 7 Kulong dengan total debit sebesar 219,16 ltr/s antara ketersediaan air dari 7 Kulong dengan kebutuhan air dari 6 Kecamatan mengalami defisit air sebesar 78,82 ltr/s, sehingga pemanfaatan 7 Kulong bekas tambang Timah ini cukup sigfinikan untuk menunjang imbangan air di Kabupaten Bangka Tengah.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 93-101
Author(s):  
Ni Made Widya Pratiwi

Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang disediakan oleh RSU Puri Raharja. Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja berlokasi di Jalan W.R. Supratman, dimana jalan tersebut merupakan jalan kolektor yang memiliki kinerja ruas jalan yang cukup padat. Dengan adanya operasional dari Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja ini tentukan memberikan pengaruh terhadap kinerja lalu lintas di sekitarnya, yaitu Jalan W.R. Supratman dan Jalan Gadung. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Jalan W.R. Supratman pergerakan terpadat pada hari kerja terjadi pada pukul 17.00 – 18.00 WITA dengan volume lalu lintas sebesar 2598,2 smp/jam. Volume lalu lintas Jalan Gadung pada hari kerja, jam puncak terjadi pada pukul 12.15 – 13.15 WITA dengan volume lalu lintas sebesar 445,0 smp/jam. Kinerja Jalan W.R. Supratman yang berada di depan lokasi Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja yang terkena dampak langsung dari operasional tersebut. Jalan W.R. Supratman pada jam puncak saat hari kerja memiliki V/C ratio sebesar 0,83. Jumlah bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan sebesar 54,4 smp/jam. Kondisi eksisting merupakan kondisi saat ini dimana Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja telah beroperasi. Dengan adanya operasional Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja tersebut berdampak sebesar 2,09% terhadap kinerja lalu lintas di Jalan W.R. Supratman pada kondisi eksisting.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 76-84
Author(s):  
Yuyu Oktarinata ◽  
Indra Gunawan ◽  
Donny Fransiskus Manalu

Penggunaan baja ringan dalam dunia konstruksi sering digunakan sebagai rangka atap pada bangunan. Untuk mengembangkan penggunaan baja ringan dalam dunia konstruksi, maka dilakukan penelitian tentang penggunaan baja ringan sebagai tulangan pada balok beton bertulang. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian kuat lentur pada balok beton bertulang dengan mutu beton 17 MPa yang dibebani 2 titik pembebanan. Benda uji terdiri dari 4 variasi; dimana variasi A adalah balok dengan tulangan baja konvensional (rangkap), variasi B adalah balok dengan tulangan baja ringan (rangkap), variasi C adalah balok dengan tulangan baja ringan (tunggal), dan variasi D adalah kombinasi tulangan baja konvensional di daerah tekan dan baja ringan di daerah tarik. Berdasarkan analisis teoritis, nilai momen lentur untuk variasi A = 3,726 kNm, B = 5,460 kNm, C = 5,460 kNm, dan D = 6,780 kNm; nilai lendutan untuk variasi A = 0,791 mm, B = 0,575 mm, C = 0,532 mm, dan D = 0,655mm. Berdasarkan hasil pengujian, nilai kuat lentur untuk variasi A = 16,313 MPa, C = 10,679 MPa, dan D = 13,309 MPa; nilai momen lentur untuk variasi A = 13,199 kNm, B = 9,561 kNm, C = 8,913 kNm, dan D = 11,248 kNm; nilai lendutan untuk variasi A = 2,173 mm, B = 2,420 mm, C = 2,187 mm, dan D = 2,420 mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa balok variasi A memiliki nilai kuat lentur dan momen lentur yang lebih besar dengan nilai lendutan yang lebih kecil dibandingkan dengan balok variasi B, C, dan D.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 56-64
Author(s):  
Fadhila Firdausa ◽  
Raja Marpaung ◽  
Sri Rezki Artini

Biji karet merupakan salah satu limbah alam yang jumlahnya sangat banyak di Sumatera Selatan.Oleh karena itu diperlukan proses pengolahan limbah biji karet agar dapat mempunyai nilai guna dan nilai ekonomi. Back propagation merupakan salah satu metode dalam penggunaan jaringan syaraf tiruan.  Data yang dihasilkan berdasarkan data yang telah diinputkan dengan target capaian sebagai data output. Data input yang digunakan didapat dari hasil pengujian laboratorium kuat tekan beton dengan substitusi biji karet pada agregat kasar sebesar 5%, 10%, 15% dan 20% selama umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan hasil bahwa semakin besar komposisi penggunaan biji karet maka kuat tekan beton semakin menurun. Campuran biji karet 5% memiliki hasil kuat tekan terbesar sebesar 19,33 Mpa. Hasil kuat tekan beton yang didapat dari hasil pengujian kemudian digunakan sebagai data input pada proses training dengan metode back propagation. Simulasi metode back propagation mampu memprediksi hasil pengujian dengan eror terkecil sebesar 3,5 % dan eror terbesar 47%. Metode back propagation dinilai mampu memprediksi hasil kuat tekan beton karena eror untuk prediksi kurang dari 50%. Hal ini dikarenakan data input yang dimasukkan sangat sedikit. Oleh karena itu diperlukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document